PRAKTIKUM 1 DAN 2
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
II. TUJUAN :
Mahasiswa mampu melakukan formulasi lotion dan melakukan uji kontrol kualitas.
Kosmetik pelembab kulit salah satunya adalah lotion. Menurut Mitsui (1997), lotion
merupakan campuran dari air, alkohol, emolien, humektan, bahan pengental, bahan
pengawet dan bahan pewangi. Sediaan lotion yang dikombinasikan dengan antioksidan
dapat digunakan untuk mengatasi masalah penuaan dini. Lotio adalah sediaan cair berupa
suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat
dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe
minyak dalam air dengan susrfak yang cocok. Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar
sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang
cepat, dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera
kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit
(Lachman, 1994).
Lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang distabilkan
oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya. Lotion
dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk
cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga
mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan
tipis pada permukaan kulit (Lachman dkk., 1994).
Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi. Dapat berbentuk suspensi
zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi
tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok. Pemilihan sediaan lotion karena
merupakan sediaan yang berbentuk emulsi ang mudah dicuci dengan air dan tidak lengket
di bandingkan sediaan topikal lainnya. (Depkes, 1979).
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar sebagai pelindung. Konsistensi yang
berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat, dan merata pada permukaan kulit,
sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta
meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Lachman, 1994).
Berikut merupakan monografi formula yang akan dibuat dalam sediaan lotion :
1. Minyak Atsiri bunga cengkeh
Kegunaan : zat aktif
2. Setil Alkohol :
Pemerian : serpihan putih atau granul seperti lilin,berminyak memiliki bau dan rasa
yang
Khas
Kelarutan : mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutanyya meningkat
dengan peningkatan temperature, serta tidak larut dalam air
Kegunaan : sebagai emolien dan pengemulsi
Konsentrasi :
3. Asam Stearat : FI edisi III hal 57 - 58
Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau
kuning pucat ; mirip lemak lilin
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%) P,
dan dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
Kegunaan : pengemulsi
4. TEA : FI edisi III hal 612 - 613
Pemerian : cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah mirip
amoniak; higroskopik
Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform
P
Kegunaan : pengemulsi
5. Gliserin : FI edisi III hal 271- 272
Pemerian : cairan seperti sirop; jerni, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti
rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga
suhu mencapai lebih kurang 20˚
Kelarutan : dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak
Kegunaan : emollient
6. Metil Paraben : FI edisi III hal 378
Pemerian : serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa,
kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan
dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserolnP panas dan dalam
40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
Kegunaan : zat tambahan; zat pengawet
7. Propil Paraben : FI edisi III hal 535
Pemerian : serbuk hablur putih; tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) P,
dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak
lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
Kegunaan : zat pengawet
8. Aquadestilata : FI edisi III hal 96
Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Kegunaan : pelarut
IV. FORMULA
Minyak atsiri bunga cengkeh 5g
Setil alkohol 4g
Asam stearate 4g
TEA 2g
Gliserin 2g
Metil Paraben 0,2 g
Propil Paraben 0,03 g
Aquadestila 87,77 g
Formula dibuat sebanyak 100 ml
V. CARA KERJA SISTEMATIS
Campur Setil alkohol dan asam stearat kemudian panaskan diatas water bath sampai
larut (C1)
Larutkan Metil paraben dan propil paraben dalam propilen glikol (C2)
Aduk dengan cepat dan konstan selama 10 menit kemudian aduk dengan kecepatan
sedang hingga dingin
Selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah lotion yang telah di kalibrasi dan tutup
rapat
1. Uji Organoleptis :
Warna :
Bau :
Replikasi 1 : khas
Replikasi 2 : khas
Replikasi 3 : khas
Tekstur :
Replikasi 1 : halus
Replikasi 2 : halus
Replikasi 3 : halus
Konsistensi :
2. Uji Homogenitas
Replikasi 1 : homogen
Replikasi 2 : homogen
Replikasi 3 : homogen
3. Uji pH :
Replikasi 1 : 6
Replikasi 2 : 6,5
Replikasi 3 : 7
5. Daya sebar :
Replikasi 1 : 6,5 cm
Replikasi 2 : 7,5 cm
Replikasi 3 : 6,2 cm
6. Daya lekat :
Replikasi 1 : 4,9 cm
Replikasi 2 : 5,4 cm
Replikasi 3 : 4,6 cm
Pembahasan
Lotio adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar.
Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi
yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan susrfak yang cocok. Lotion
dimaksudkan untuk pemakaian luar sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair
memungkinkan pemakaian yang cepat, dan merata pada permukaan kulit, sehingga
mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan
tipis pada permukaan kulit (Lachman, 1994).
Dalam praktikum pertama formulasi tekonologi sediaan cair yang dilakukan adalah
pembuatan formulasi sediaan lotion. Langkah pertama yang dilakukan adalah
menimbang semua bahan sesuai dengan formula. Kemudian membuat campuran pertama
(fase minyak) yaitu setil alkohol yang sudah ditimbang sebanyak 4 gram dicampur
dengan asam stearat sebanyak 4 gram lalu dipanaskan diatas water bath sampai campuran
tersebut larut. Langkah berikutnya membuat campuran kedua (fase air), metil paraben
sebanyak 0,2 gram dan propil paraben sebanyak 0,03 gram dilarutkan dalam propilen
glikol secukupnya hingga campuran ke-2 tersebut larut. Setelah itu membuat campuran
ketiga dengan memasukkan TEA sebanyak 2 gram, gliserin sebanyak 2 gram serta
campuran ke-2 (fase air) ke dalam aquadest sebanyak 87,77 ml dan dipanaskan dalam
oven pada suhu 80ºC. Kemudian merebus aquadest secukupnya untuk memanaskan
mortir dan stamfer. Setelah aquadest mendidih dituangkan dalam mortir dan stamfer
sampai panas kemudian aquadest dibuang. Langkah terakhir adalah memasukkan
canpuran pertama dan campuran ketiga dalam mortir panas, aduk ad homogen.
Pada cara evaluasi terdapat 6 macam evaluasi sediaan lotion dengan 3 replikasi.
Pertama, Uji Organoleptis dengan mengamati perubahan-perubahan bentuk, warna dan bau
yang terjadi pada sediaan lotion. Dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pada objek
glass dan menghasilkan warna yang merata, homogen, serta tidak terdapat partikel asing
dalam sediaan. Uji organoleptis pada replikasi 1 menghasilkan warna putih tulang, bau
khas dan tidak tengik, tekstur halus dan konsistensi semipadat yang baik. Pada replikasi 2
menghasilkan warna putih susu, bau khas dan tidak tengik, tekstur halus dan konsistensi
semipadat yang baik. Kemudian pada replikasi 3 juga menghasilkan warna putih susu, bau
khas tidak tengik, tekstur halus dan konsistensi semipadat yang baik.
Evaluasi yang kedua yaitu uji homogenitas sediaan lotion. Pada ketiga replikasi
menghasilkan sediaan lotion yang baik dan homogen. Ketiga Uji pH yaitu dengan cara
menimbang 0,5 sediaan lotion lalu diencerkan dengan 5 mL aquadest, pada uji ini sediaan
lotion pada replikasi 1 menghasilkan pH 6, replikasi 2 menghasilkan pH 6,5 dan replikasi
ketiga pH 7. Dimana pH sediaan lotion yang baik dan dapat diterima kuliat adalah pH 4 –
7,5. Jadi uji pH yang dihasilkan pada replikasi pertama hingga replikasi ketiga sediaan
lotion ini baik dan dapat diterima kulit. Evaluasi keempat yaitu uji berat jenis dengan cara
mengukur volume piknometer, kemudian menghitung kerapatan sediaan dan yang terakhir
menghitung berat jenis sediaan sesuai remus yang telah dijelaskan dalam evaluasi sediaan
diatas. Pada replikasi pertama hingga replikasi ketiga menghasilkan berat jenis sebesar
23,8 ± 0,50.
Evaluasi yang kelima adalah adalah uji daya sebar, pada Uji Daya Sebar terdapat
perhitungan diameter sediaan yaitu dengan cara menghitung panjang rata-rata diameter
dari beberapa sisi antara lain sisi horizontal + sisi vertikal + sisi diagonal 1 + sisi diagonal
2 kemudian dibagi 4. Pada uji daya sebar ini replikasi 1 menghasilkan daya sebar sebesar
6,5 cm, replikasi 2 menghasilkan daya sebar sebesar 7,5 cm dan replikasi 3 menghasilkan
daya sebar sebesar 6,2 cm. Selanjutnya pada evaluasi yang terakhir yaitu uji daya lengket
yang dilakukan dengan cara menimbang sediaan sebanyak 0,5 gram lalu dioleskan pada
objek glass kemudian ditutup dengan tutup objek. Pada alat uji daya lekat lalu ditambah
beban 50 gr dan didiamkan selama 5 menit. Uji daya lekat yang diperoleh pada replikasi
1 adalah 4,9 detik, replikasi 2 sebesar 5,4 detik dan replikasi 3 sebesar 4,6 detik. Uji data
lekat yang paling baik adalah nomer 2 karena pada dasarnya semakin lama waktu daya
lekat pada kulit maka semakin baik pula efek terapi yang diinginkan.
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa mampu melakukan formulasi lotion
dengan baik serta mahasiswa mampu melakukan uji kontrol kualitas pada sediaan lotion.
DAFTAR PUSTAKA
Dominica, D. (2019). Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lotion dari Ekstrak Daun Lengkeng
(Dimocarpus Longan) sebagai Antioksidan. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian
Indonesia Vol. 6 No. 1 Juli 2019 1, 1-7.
Najmah Salsabila1, S. I. (2020). Pengembangan Hand & Body Lotion Nanopartikel Kitosan
Dan Spirulina Sp Sebagai Antioksidan. Vol.2, No.01, Agustus 2020, pp. 11~20, 2, 11-
20.
Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis Linn). Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi
Maret 2019, 33, 53-57.
Sulistiorini Indriaty, Aisya Madina, Rima Yulia Senja. (2016). FORMULASI LOTION EKSTRAK
ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN VARIASI CETIL
ALKOHOL KONSENTRASI 0,5% DAN 1%. FARMASI, 1-10.
Yuniharce Kadang; Muh. Farid Hasyim; Rezza Yulfiano. (2016). FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK
LOTION ANTINYAMUK MINYAK SEREH WANGI (Cymbopogon nardus L Rendle.). Jurnal
Farmasi Sandi Karsa, 38 - 42.