Anda di halaman 1dari 8

PENUGASAN KELOMPOK PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

PRAKTIKUM I

Disusun oleh :

Kelompok 3

Nama Praktikan :

1. Dedi Kurniawan (1904046)


2. Indah Ayu Febriyanti (1904047)
3. Indri Setyawati (1904048)
4. Khoirunisa Nur BAA (1904049)

Kelas : 2B

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

TH 2020/2021
1. Sediaan injeksi Na Phenobarbital

Nama paten : Sibital

Kandungan : Sodium Phenobarbital

Kekuatan sediaan : 200 mg / 2 ml

2. Resume farmakokinetik (ADME) Na Phenobarbital dalam tubuh manusia

a. Absorbsi

Setelah pemberian obat secara oral, obat akan masuk ke dalam tubuh dan

melalui proses absorbsi. Obat diserap dengan baik dari lambung dan usus

halus, dengan kadar puncak terjadi 2 – 20 jam

kemudian. Kadar terapeutik untuk orang dewasa adalah sekitar 20 – 40 mikro

gram per ml. Sedangkan pada anak, kadar yang sedikit lebih rendah masih

efektif. Phenobarbital diserap dalam berbagai derajat setelah pemberian

oral, rektal atau parenteral. Garam-garam lebih cepat diserap

daripada asam. Tingkat penyerapan meningkat jika garam natriumditelan

sebagai larutan encer atau diminum pada saat perut kosong.


b. Distribusi

Fenobarbital adalah asam lemah yang diserap dan dengan cepat

didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan dengan konsentrasi tinggi

di otak, hati, dan ginjal. Semakin ia larut lemak, semakin cepat pula ia

menembus semua jaringan tubuh. Durasi kerja yang berkaitan dengan tingkat

dimana fenobarbital didistribusikan ke seluruh tubuh bervariasi antara orang

yang satu dengan orang yang lain dan pada orang yang sama dari waktu ke

waktu. Long-acting fenobarbital memiliki onset kerja 1 jam atau lebih dan

durasi tindakan dari 10 sampai 12 jam. Fenobarbital memiliki kelarutan lipid

terendah, pengikatan dengan plasma terendah, pengikatan dengan protein di

otak terendah, penundaan terpanjang pada onset aktivitas, dan durasi aksi

terpanjang di kelas barbiturat.

c. Metabolisme

Metabolisme fenobarbital terjadi di hati berupa hidroksilasi dan konjugasi ke

sulfat atau asam glukuronat, diikuti oleh ekskresi melalui ginjal. Waktu paruh

fenobarbital adalah dari 50 sampai 100 jam. Fenobarbital dimetabolisme

terutama oleh sistem enzim mikrosomal hati, dan produk-produk metabolisme

diekskresikan dalam urin, dan dalam tinja.

d. Ekskresi

Sekitar 25 sampai 50 persen dari dosis fenobarbital dihilangkan tidak

berubah dalam urin. Ekskresi barbiturat yang tidak dimetabolisme adalah

salah satu fitur yang membedakan kategori long-acting dari mereka yang

termasuk kategori lain golongan barbiturat yang hampir seluruhnya

dimetabolisme. Metabolit aktif dari barbiturat diekskresikan sebagai

konjugat dari asam glukuronat.


3. Resume perbedaan farmakokinetik obat berdasarkan cara pemberian :

a. Per oral

Pemberian obat secara peroral dilakukan melalui rongga

mulut.Mekanisme pemberian obat secara per oral yaitu sebelum obat masuk

ke peredaran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, obat terlebih dahulu

harus mengalami absorbsi pada saluran cerna. Absorpsi obat melalui saluran

cerna pada umumnya berlangsung secara difusi pasif sehingga absorbsi obat

mudah terjadi bila obat dalam bentuk non-ion dan mudah larut dalam lemak

(lipid soluble). Absorpsi obat pada usus halus selalu lebih cepat daripada

lambung karena luas penampang permukaan epitel usus halus lebih besar

daripada lambung. Selain itu, lambung dilapisi oleh lapisanmukus yang tebal

dan tahanan listrik yang tinggi. Oleh karena itu, peningkatan kecepatan

pengosongan lambung biasanya akanmeningkatkan kecepatan absorpsi obat

dan sebaliknya. Absorpsi obat dalam usus halus secara transpor aktif berlaku

bagi obat-obatan yangmemiliki struktur kimia mirip dengan zat-zat makanan.

Selanjutnya terjadi metabolisme dan ekskresi. Obat mengalami metabolisme

di hati dan diekskresi dalam bentuk urine atau tinja.

Untuk menginjeksikan zat digunakan jarum secara peroral (Oral

Gavage) memiliki karakter ujung tumpul (bulat). Hal ini untuk meminimalisir

terjadinya luka atau cedera ketika hewan uji akan diberikan sedian uji.

b. Intra muscular (im)

Injeksi intramuskular adalah injeksi yang dilakukan untuk

mengantarkan suatu zat ke dalam otot, dengan tujuan dapat diserap dengan

cepat oleh pembuluh darah.


Absorbsi obat dalam larutan cepat. Dalam intramuscular, obat

diabsorbsi oleh jaringan. Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot, obat

tersebut mengendap pada tempat suntikan. Kemudian obat melarut perlahan

dan memberikan dosis sedikit demi sedikit. Sehingga obat mulai bekerja.

c. Intra peritoneal (ip)

Adalah suatu injeksi yang diberikan melalui suntikan suatu zat ke

dalam peritoneum (rongga tubuh). Rongga peritoneum mempunyai permukaan

absorpsi yang sangat luas sehingga obat dapat masuk ke sirkulasi sistemik

secara cepat.

Mekanisme absorbsi obat dengan cara ini adalah obat diinjeksikanpada

rongga perut tanpa terkena usus atau terkena hati. Di dalam rongga perut ini

obat akan langsung diabsorpsi pada sirkulasi portal dan akandimetabolisme di

dalam hati sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Namun karena pada

mesentrium banyak mengandung pembuluh darah, maka absorpsi berlangsung

lebih cepat dibandingkan per-oral sehingga mula kerja obat pun menjadi lebih

cepat.

d. Subcutan

Dalam proses injeksi subkutan, obat atau cairan akan dikirimkan ke

jaringan antara kulit dan otot. Dengan menggunakan injeksi jenis ini, absorbsi

(penyerapan) obat akan berjalan lebih lambat dan konstan sehingga efeknya

bertahan lama jika dibandingkan injeksi intramuskular. Jarum yang digunakan

pun cenderung lebih pendek, karena tidak perlu mencapai otot. Tempat

pemberian injeksi jenis ini adalah jaringan lemak di belakang lengan.

Pemberian obat secara subcutan dapat mengurangi resiko yang

berhubungan dengan suntikan intravaskular. Pada subcutan, obat diabsorbsi


melalui jaringan. Kemudian terjadi proses pendistribusian obat. Setalah itu

obat akan mengalami metabolisme dan ekskresi.

4. Volume maksimal yang dapat diberikan pada mencit dengan berat 20 – 30 g untuk

cara oral, IM, IP, dan SC

Jawab :

a. Per oral, volume maksimal = 1,0 ml

b. Intramuscular (im), volume maksimal = 0,05 ml

c. Intraperitoneal (ip), volume maksimal = 1,0 ml

d. Subcutan, volume maksimal = 0,5 – 1,0 ml

5. Cara menghitung dosis obat Na Phenobarbital sesuai berat mencit dengan dosis

75mg/BB

Jawab :

Bobot mencit 20 gram

Dosis pemberian untuk mencit (20 g) adalah :

Pada mencit 20 gram = x 75 mg/kg BB

= 1,5 mg/ 20 gram mencit

Jika diberikan secara oral = 1,5 mg/ 0,5 ml volume pemberian per oral

Maka dalam 0,5 ml larutan yang diberikan mengandung 1,5 mg Na Phenobarbital.

Jika bobot mencit 25 gram, maka dosis pemberiannya adalah = x 1,5 mg

= 1,875 mg
Maka volume pemberiannya apabila diberikan secara oral pada bobot mencit 25 gram

adalah = x 0,5 ml = 0,625 ml.

Pembuatan stok Na Phenobarbital

Misal membuat stok 100 ml

Stok untuk pemberian oral = 1,5 mg / 0,5 ml = 300mg / 100 ml

Pembuatan stok dengan cara menimbang 300 mg Na Phenobarbital dilarutkan dengan

aquadest ad 100 ml.

Stok untuk pemberian intravena (iv) = 1,5 mg / 0,25 ml = 600 mg / 100 ml

Stok untuk pemberian intramuscular (im) = 1,5 mg / 0,025 ml = 6 gram / 100 ml


LAMPIRAN

Dedy Kurniawan (1904046)

Indah Ayu Febriyanti (1904047)

Indri Setyawati ( 1904048)

Khoirunisa Nur BAA (1904049)

Anda mungkin juga menyukai