DISUSUN OLEH:
(Bayati, 2015)
III. Preformulasi
III.1 Identitas Produk
Nama Produk : -----bla bla -----Body Mist
Volume : 60 ml
Pabrik : PT. Karya Pak Oles Tokcer
Keunggulan : Aroma buah yang ringan dan menyegarkan, serta tidak
menyebabkan kulit kering
b. Dimethicone
Rumus Kimia :
Kelarutan : Dapat larut dalam etil asetat, metil etil keton, mineral oil, eter,
klorofom dan toluene, dapat larut dalam isopropyl miristat,
sangat sedikit larut dalam etanol (95%), tidak larut dalam
gliserin, propilenglikol dan air.
c. Lemon
- INCI Name : Lemons fragrance oils
- Organoleptis: Cairan putih keruh, rasa asam, bau khas buah lemon
- Bobot jenis : 0,845-0,853 (25/25℃)
- Bobot jenis relative : 0,846-0,854 (20/4℃)
- Indeks rekfraktif: 1,472-1,477 (20℃)
- Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat
d. Gliserin
- INCI Name : Glycerin
- Organoleptis: Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (Depkes RI, 1995).
- Rumus dan Berat Molekul
Rumus Molekul : C3H8O3
Berat Molekul : 92,09 gram/mol (Depkes RI, 1995)
- Kelarutan
Dapat bercampur dengan air dan dengan ethanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap
(Depkes RI, 1995).
- Titik Didih : 290oC
- Titik Leleh : 17,8oC
- Bobot jenis : tidak kurang dari 1,249
- Wadah penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995)
- Inkompatibilitas
Gliserin inkompatibilitas jika dicampur dengan agen pengoksidasi seperti
chromium trioxide, potassium chlorate, or potassium permanganat.
Dalam larutan encer, reaksi berlangsung lebih lambat dengan beberapa
produk oksidasi yang terbentuk. Perubahan warna hitam gliserin terjadi
pada paparan cahaya, atau pada kontak dengan zinc oxide atau basis
bismuth nitrat.Sebuah kontaminan besi dalam gliserin bertanggung jawab
terhadap penggelapan dalam warna campuran yang mengandung fenol,
salisilat, dan tanin.Gliserin membentuk asam borat kompleks, asam
glyceroboric, yang merupakan asam kuat daripada asam borat (Rowe et
al, 2009).
- Stabilitas
Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap
oksidasi pada suasana di bawah kondisi penyimpanan biasa. Campuran
dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol secara kimiawi
stabil (Rowe et al., 2009).
e. TEA
- INCI name : Triethanolamine
- Organoleptis: Cairan tak berwarna, berwarna kuning pucat, kental,
memiliki sedikit bau amoniak.
- Bobot molekul : 149,19 (Rowe et al, 2003)
- Penggunaan: Trietanolamin banyak digunakan dalam formulasi farmasi
topikal, terutama dalam pembentukan emulsi. Ketika dicampur dalam
proporsi equimolar dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam
oleat, trietanolamina membentuk sabun anionic dengan pH sekitar 8,
yang dapat digunakan sebagai agen pengemulsi untuk menghasilkan
emulsi minyak dalam air yang halus, stabil. Konsentrasi yang biasanya
digunakan untuk emulsifikasi adalah 2- 4% v / v trietanolamina dan 2-5
kali dari asam lemak. Dalam kasus minyak mineral, 5% v/v
trietanolamina akan diperlukan, dengan peningkatan yang tepat dalam
jumlah asam lemak yang digunakan.
- pH : 10,5 (larutan 0,1N).
- Titik lebur : 20-21oC.
- Kelarutan : Dapat bercampur dengan aseton, metanol, air, dan karbon
tetraklorida, kelarutan 1:24 dalam benzen, kelarutan 1:63 dalam etil eter.
- Penyimpanan: Trietanolamin dapat berubah menjadi coklat apabila
terpapar udara atau cahaya. 85% trietanolamin cenderung akan terbagi-
bagi pada suhu di bawah 15oC, Homogenitas trietanolamin dapat
dipulihkan dengan penghangatan dan pencampuran sebelum digunakan.
Trietanolamin disimpan pada wadah kedap udara, terlindung dari cahaya
dan ditempat kering.
- Inkompatibilitas
Trietanolamin akan bereaksi dengan asam mineral dan membentuk garam
kristalin dan ester. Dengan asam lemak yang lebih tinggi, trietanolamin
akan membentuk garam yang larut dalam air dan mempunyai
karakteristik sabun. Trietanolamin juga akan bereaksi dengan tembaga
dan membentuk garam kompleks. Penghilangan warna dan presipitasi
dapat terjadi karena adanya garam logam berat. Trietanolamin dapat
bereaksi dengan reagen seperti tionilklorda untuk menggantikan gugus
hidroksi dengan halogen, produk reaksi ini sangat toksik.
f. Polisorbate
- INCI name : Polysorbate-80
- Organoleptis : Cairan berminyak berwarna kuning, bau khas dan rasa
agak pahit.
- Fungsi : Dispersing agent, emulsifying agent, nonionic surfaktan
- Kelarutan
- HLB
g. Etanol
- INCI name : Ethyl Alcohol
- Organoleptis : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada
suhu rendah dan mendidih pada suhu 78o C serta mudah terbakar (Depkes
RI, 1995).
- Kelarutan
Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik (Depkes RI, 1995).
- Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api(Depkes RI, 1995).
- Kegunaan
Sebagai zat tambahan (Depkes RI, 1979)
h. Aquadest
- Organoleptis cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau (Depkes RI,
1995).
- Rumus dan Berat Molekul
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02 gram/mol (Depkes RI, 1995)
- Wadah penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995)
- pH
Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan secara potensiometrik pada larutan
yang ditambahkan 0,30 mL larutan kalium klorida P jenuh pada 100 mL
zat uji (Depkes RI, 1995).
i. Propilenglikol
- Organoleptis jernih, tidak berbau, kental
- Rumus dan Berat Molekul
Rumus Molekul : C3H8O2
Berat Molekul : 76,09 gram/mol
- Penggunaan
Antimikrobial preservatif, desinfektan, humektan, water miscible
cosolvent, stabilizing agent
Rentang Penimbangan
% yang
Nama bahan Kegunaan Konsentrasi Bahan (untuk
digunakan
(Pustaka) 60 ml)
Essential Oil Pemberi
2-5% 2% 1,2 ml
- Wild Straw aroma
Rentang Penimbangan
% yang
Nama bahan Kegunaan Konsentrasi Bahan (untuk
digunakan
(Pustaka) 60 ml)
Essential Oil Pemberi
2-5% 2% 1,2 ml
- Wild Straw aroma
Rentang Penimbangan
% yang
Nama bahan Kegunaan Konsentrasi Bahan (untuk
digunakan
(Pustaka) 60 ml)
Essential Oil : Pemberi
2-5% 2% 1,2 ml
Wild Straw aroma
45 ml
Etanol Solvent <98% 75%
(Etanol 96%)
Aquadest Solvent Add 100% Ad 100%
Essensial oil
+
Gliserin Aqua DM
+
Etanol
Dicampur dengan
sentrifugasi
CARA II
Essensial oil
Aqua DM
+
Etanol
+
Gliserin
V. Evaluasi Sediaan
Sesuai dengan persyaratan mutu SNI 16-4949-1998 untuk sediaan eau de cologne,
eau de toilette, eau de parfum, syarat mutu meliputi; cairan jernih, bebas partikel asing;
metanol; zat warna; zat pengawet, dan cemaran mikroba makan dilakukan pengujian
sebagai berikut :
V.1 Uji Organoleptis
Body Mist dianalisis melalui pengamatan visual meliputi warna dan bau
V.4 Uji pH
Alat pH meter dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Elektroda
pH meter dicelupkan ke dalam larutan yang diperiksa, jarum pH meter
dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi tetap. pH yang ditunjukkan
jarum pH meter dicatat (Depkes RI, 1995).
4. Pernyataan hasil
Bermacam-macam sifat dari angka lempeng harus dimasukkan dalam
penghitungan. Dua hasil hanya dianggap berbeda jika selisihnya
melebihi 50% atau ketika dinyatakan dalam logaritma, selisihnya
melebihi 0,3. Untuk penghitungan yang tepat, hanya dari cawan Petri
dan penyaringan membran dengan koloni lebih dari 15 dan kurang dari
150 koloni. Penghitungan yang diperoleh dari pengenceran yang
tervalidasi harus diperiksa sesuai dengan metode yang dipilih Jika
jumlah cfu lebih dari 15 dan kurang dari 150, maka hasil dinyatakan
sebagai berikut:
Jumlah S minimal 1 g atau 1 mL dan V minimal 1 mL, maka
jumlah khamir dan kapang per mL atau per g adalah = N/S
Jika S < 1 g atau 1 mL, dan/atau V < 1 mL, maka jumlah khamir
dan kapang dalam contoh adalah = B
Jika S < 1 g atau 1 mL, dan/atau V < 1 mL, maka jumlah perkiraan
khamir dan kapan dalam contoh adalah N. Jumlah contoh uji
dicatata dan dimasukkan ke dalam perhitungan S dan V.
Jika tidak ada koloni yang diamati, hasilnya dilaporkan sebagai
berikut:
Kurang dari atau ≤ (1/d) x V x S cfu khamir dan kapang per g atau
mL produk (S minimal 1 g atau 1 mL)
Jumlah kurang dari atau ≤ 1/(dxV) cfu khamir dan kapang pada
contoh S
2. Metode perhitungan
Pengenceran untuk metode perhitungan Suspensi awal umumnya adalah
pengenceran pertama yang dihitung. Jika diperlukan, maka dapat dibuat
seri pengenceran selanjutnya dengan menggunakan pengencer yang sama
sesuai dengan tingkat kontaminasi produk yang diperkirakan.
Perhitungan umumnya menggunakan minimal 2 cawan petri, namun
untuk pengujian rutin boleh menggunakan satu cawan petri.
Metode lempeng
- Cara Tuang
Dalam cawan petri berdiameter 85-100 mm, diinokulasi dengan 1 mL
suspensi awal dan kemudian dituangkan 15-20 mL media agar (suhu
tidak lebih dari 480C). Suspensi awal dan/atau pengenceran contoh
dicampur dengan media, digoyang dengan hati-hati atau dimiringkan
secukupnya supaya terdispersi dengan baik.
- Cara Sebar Permukaan
Dalam cawan petri berdiameter 85-100 mm, dimasukkan 15-20 mL
media agar (suhu tidak dari 480C). Media agar dibiarkan dingin dan
memadat di dalam inkubator, selanjutnya tidak kurang dari 0,1 mL
suspensi awal dan/atau pengenceran contoh disebarkan pada
permukaan media.
- Cara Penyaringan Membran
Sejumlah suspensi awal yang sesuai atau contoh yang telah diencerkan
dituang ke dalam perangkat penyaring yang dilengkapi membrane
dengan ukuran pori 0,45µm, membrane dibilas segera setelah
penyaringan dan dipindahkan ke permukaan media agar.
- Inkubasi
1) Inkubasi suspensi awal yang telah disiapkan pada 32,5 ± 2,5 0C
selama selama 20 jam.
2) Inkubasi subkultur, sejumlah 0,1-0,5 mL suspensi yang telah
diinkubasi, diinokulasikan dengan menggunakan pipet steril, ke
atas permukaan cawan petri berdiameter 85-100 mm yang berisi
kurang lebih 15-20 mL media agar yang telah memadat
3) Inkubasi subkultur, setelah suspensi meresap dalam media agar,
diinkubasi pada pada 32,5 ± 2,50C selama 72±6 jam pada posisi
dibalik.
Segera diamati, jika tidak maka dapat disimpan dalam lemari
pendingin selama tidak lebih dari 24 jam.
3. Pengamatan
Penghitungan koloni (Cara Lempeng dan Penyaringan Membran)
Pada cawan petri yang mengandung 30-300 koloni, jika kurang dari 30
koloni atau 15 pada membran, dengan S paling sedikit 1 g atau 1 mL, dan
V paling sedikit 1 mL maka jumlah perkiraan bakteri per mL atau per g
contoh adalah N/S. Namun jika S < 1 g atau 1 mL, dan atau V < 1 mL,
maka bakteri per mL atau per g contoh adalah N.
- Pada membran yang mengandung 15-150 koloni, jika kurang dari 15
koloni, dengan S paling sedikit 1 g atau 1 mL, dan V paling sedikit 1
mL. Jumlah perkiraan bakteri per mL atau per g contoh adalah N/S.
Namun jika S < 1 atau 1 mL, dan atau V < 1 mL. Bakteri per mL atau
per g contoh adalah N.
Deteksi Pertumbuhan
Setelah hasil subkultur diinkubasi, permukaan agar diamati dan dicatat ada
atau tidaknya pertumbuhan bakteri.
VI.2 Penandaan
Kak gung
a. Benefit Ekonomi
Body Mist mempunyai manfaat dengan keharuman ringan dapat memberikan kesegaran
yang juga dapat menimbulkan perasaan senang dan tenang dalam satu kemasan dengan
harga yang terjangkau oleh masyarakat khusunya remaja putri dan wanita dewasa. Hal
iniah yang menjadi keunggulan Body Mist dibandingkan dengan kompetitor Body Mist
lainnya dipasaran.
b. Benefit Pelanggan
Berupa penampilan Body Mist yang modern dengan kemasan yang menarik dan
ketersediaan produk Body Mist dengan berbagai manfaat produk dalam satu kemasan.
c. Benefit Emosional
Produk Body Mist dengan berbagai manfaat produk dalam satu kemasan sangat cocok
dengan remaja dan dewasa Indonesia sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak
diinginkan dari Produk Body Mist ini.
7.2 Analisis Pesaing
Mengidentifikasi pesaing adalah hal penting dalam pemasaran, terutama jika
perusahaan mengidentifikasi dalam cakupan pesaing aktual dan potensial untuk
menentukan strategi yang dijalankan dalam memenangkan persaingan. Di industri Body
Mist, produk Body Mist memang bukan produk pertama Body Mist. Namun dengan
keunggulan yang dimiliki dipasaran, Body Mist tidak kalah dengan pesaing produk
body mist lain dipasaran. Adapun pesaing lokal yang dihadapi oleh Body Mist
diantaranya :
a. Bali Ratih Body Scrub
b. Puspa Lestari
c. Denara
d. Bali Blossom
Dalam hal ini, biaya yang dapat dihitung hanyalah biaya bahan baku dari
pembuatan Body Mist, biaya bahan baku sediaan
Body mist adalah:
Bahan Jumlah Bobot Harga Satuan Harga untuk
Bahan Bahan 1 Sediaan
(%)
gram Rp gram Rp
gram Rp /kg Rp
mL Rp mL Rp
mL Rp mL Rp
gram Rp g Rp
gram Rp kg Rp
gram Rp kg Rp
gram Rp gram Rp
gram Rp kg Rp
gram Rp /kg Rp
mL Rp L Rp
Total Rp
Harga yang ditetapkan untuk 1 sediaan body mist adalah 5 kali dari harga
bahan baku yang diperoleh, sehingga harga sebuah sediaan Body Mist adalah Rp .
Bayati, A.D..J. 2016. Comparative Study for the Effect of Fixative Material Type and Perfume
Formulation Parameters on the Fixation time of Local Formulated Perfume with Brand
Perfumes. Eng. &Tech.Journal. Vol.34: No.3
COLIPA. 2013. Cosmetic Frame Formulation. Debroux: The European Cosmetic, Toiletry and
Perfumery Association
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
RepublikIndonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
ECKART. 2008. Body Spray “Glamour Red” available at: www.eckart.net cited 17/5/2017
Hadioetomo R. S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. Jakarta : Gramedia..
Istianto, M dan Muryati. 2014. Minyak Atsiri Jeruk Manfaat Dan Potensi Peningkatan Nilai
Ekonomi Limbah Kulit Jeruk. Jakarta : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Balitbang
Pertanian-Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Iswara, F. P., Rubiyanto, D. T. S. Julianto. 2014. Analisis Senyawa Berbahaya Dalam Parfum
Dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa Berdasarkan Material Safety Data Sheet
(MSDS). Yogyakarta : Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res
Iswari, T.R. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Kotler, Philip. 2000, Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT. Prenhallindo,
Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta :
EGC
TSK. 2003. Orange Oil Sweet, Material Safety Data Sheet (available at thesoapkitchen.co.uk)
TSK. 2014. Honeydew Melon 3513/34, Material Safety Data Sheet (available at
thesoapkitchen.co.uk)
Winarto., D., Hanafi. R.W., , Hikmatiyar. H., C. Budimarwanti. 2012. Sintesis Benzil Asetat
Sebagai Bahan Pembuatan Parfum Sintetis Beraroma Floral. Yogyakarta : Jurdik Kimia
FMIPA UNY
VIII.