Anda di halaman 1dari 33

SEDIAAN BODY MIST

PT KARYA PAK OLES TOKCER

DISUSUN OLEH:

Takzim, S. Farm (1608611007)

Ni Putu Erikarnita Sari, S.Farm (1608611078)

Dedi Mahardika, S.Farm (1608612001)

Rara Rosita, S.Farm (1608612009)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
I. Latar Belakang
Kgung

II. Tinjauan Pustaka


II.1 Jenis-jenis Parfum
Menurut SNI-4949-1998, pewangi dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu eau
de cologne, eau de toilette, dan eau de parfume. Eau de cologne adalah sediaan
kosmetika berbentuk cair yang merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan
lainnya dengan kadar pewangi 3-5% yang digunakan untuk memberikan bau
harum. Eau de toilette adalah sediaan kosmetika berbentuk cair yang merupakan
campuran bahan kimia dan atau bahan lainnya dengan kadar pewangi 6-10% yang
digunakan untuk memberikan bau harum. Sedangkan, eau de parfume adalah
sediaan kosmetika berbentuk cair yang merupakan campuran bahan kimia dan atau
bahan lainnya dengan kadar pewangi 11-15% yang digunakan untuk memberikan
bau harum. Parfum dibedakan berdasarkan kandungan essential oil dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1 Jenis-jenis parfum berdasarkan kandungan essential oil

No. Tipe Essential oil %


1. Perfume 15-25
2. Eau de Perfume 8-15
3. Eau de toilitte 4-10
4. Eau de cologne 2-5

(Bayati, 2015)

II.2 Kandungan Parfum


Bahan yang terkandung dalam parfum biasanya meliputi pelarut air,
alkohol, parfum, emollient, dan emulsifying agent.

Nama bahan Contoh Bahan Kegunaan


Etanol Alcohol, alcohol denat Solvent (pelarut)
Parfum Essential oil, fragrance Pengaroma
Propilenglikol, Glycerin Mencegah atau mengurangi
Emollient kekeringan, sebagai
perlindungan bagi kulit
Emulsifying Polysorbate 60/80 (HLB Pengemulsi (bahan yang
agent ~14), hydrogenated memungkinkan
castor oil tercampurnya semua bahan-
bahan secara merata
(homogen))
(COLIPA, 2013)

III. Preformulasi
III.1 Identitas Produk
Nama Produk : -----bla bla -----Body Mist
Volume : 60 ml
Pabrik : PT. Karya Pak Oles Tokcer
Keunggulan : Aroma buah yang ringan dan menyegarkan, serta tidak
menyebabkan kulit kering

III.2 Spesifikasi Produk Body Mist


a. Organoleptis
Bentuk (Type) : Cair
Warna : Tidak berwarna (bening)
Bau : Strawbery
b. Uji Spesifik Fisika Kimia
Indeks Bias : 1,456 – 1,485
pH : 4,00 – 6,00
c. Uji Mikrobiologi
Angka Lempeng Total (ALT) : Maks. 1X105
Angka KapangKhamir (AKK) : Maks. 1X102
Staphylococcus Aureus : Negatif
Pseudomonas Aeruginosa : Negatif
d. Penyimpanan
Dalam suhu ruangan, terlindung dari cahaya

III.3 Monografi Bahan


a. Wild Straw Essential Oil
- INCI Name : Strawberry fragrance oil
- Organoleptis: Cairan jernih tidak berwarna, bau khas stoberi
- Berat jenis : 1,05 g/mL
- Rumus molekul : C6H803
- Indeks rekfraktif: 1,435
- Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat.

b. Dimethicone

Pemerian : Berbentuk cair tidak berwarna yang tersedia dalam berbagai


viskositas

Rumus Kimia :

Bobot Jenis : 0,94-0,98 g/cm3 pada suhu 25oC


HLB : 5
Fungsi : Antifoaming agent, emolien dan water-repelling agent. Pada
sediaan topikal emulsi tipe M/A, dimethicone ditambahkan
pada fase minyak sebagai antifoaming agent. Konsentrasi
dimethicone yang digunakan pada sediaan krim, lotion dan
salep yaitu 10-30%, pada emulsi miyakair digunakan sebanyak
0,5-5%.

Kelarutan : Dapat larut dalam etil asetat, metil etil keton, mineral oil, eter,
klorofom dan toluene, dapat larut dalam isopropyl miristat,
sangat sedikit larut dalam etanol (95%), tidak larut dalam
gliserin, propilenglikol dan air.

Stabilitas : Dimethicone disimpan pada wadah yang kedap udara pada


suhu dingin dan kering.

c. Lemon
- INCI Name : Lemons fragrance oils
- Organoleptis: Cairan putih keruh, rasa asam, bau khas buah lemon
- Bobot jenis : 0,845-0,853 (25/25℃)
- Bobot jenis relative : 0,846-0,854 (20/4℃)
- Indeks rekfraktif: 1,472-1,477 (20℃)
- Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat

d. Gliserin
- INCI Name : Glycerin
- Organoleptis: Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (Depkes RI, 1995).
- Rumus dan Berat Molekul
Rumus Molekul : C3H8O3
Berat Molekul : 92,09 gram/mol (Depkes RI, 1995)
- Kelarutan
Dapat bercampur dengan air dan dengan ethanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap
(Depkes RI, 1995).
- Titik Didih : 290oC
- Titik Leleh : 17,8oC
- Bobot jenis : tidak kurang dari 1,249
- Wadah penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995)
- Inkompatibilitas
Gliserin inkompatibilitas jika dicampur dengan agen pengoksidasi seperti
chromium trioxide, potassium chlorate, or potassium permanganat.
Dalam larutan encer, reaksi berlangsung lebih lambat dengan beberapa
produk oksidasi yang terbentuk. Perubahan warna hitam gliserin terjadi
pada paparan cahaya, atau pada kontak dengan zinc oxide atau basis
bismuth nitrat.Sebuah kontaminan besi dalam gliserin bertanggung jawab
terhadap penggelapan dalam warna campuran yang mengandung fenol,
salisilat, dan tanin.Gliserin membentuk asam borat kompleks, asam
glyceroboric, yang merupakan asam kuat daripada asam borat (Rowe et
al, 2009).
- Stabilitas
Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap
oksidasi pada suasana di bawah kondisi penyimpanan biasa. Campuran
dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol secara kimiawi
stabil (Rowe et al., 2009).

e. TEA
- INCI name : Triethanolamine
- Organoleptis: Cairan tak berwarna, berwarna kuning pucat, kental,
memiliki sedikit bau amoniak.
- Bobot molekul : 149,19 (Rowe et al, 2003)
- Penggunaan: Trietanolamin banyak digunakan dalam formulasi farmasi
topikal, terutama dalam pembentukan emulsi. Ketika dicampur dalam
proporsi equimolar dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam
oleat, trietanolamina membentuk sabun anionic dengan pH sekitar 8,
yang dapat digunakan sebagai agen pengemulsi untuk menghasilkan
emulsi minyak dalam air yang halus, stabil. Konsentrasi yang biasanya
digunakan untuk emulsifikasi adalah 2- 4% v / v trietanolamina dan 2-5
kali dari asam lemak. Dalam kasus minyak mineral, 5% v/v
trietanolamina akan diperlukan, dengan peningkatan yang tepat dalam
jumlah asam lemak yang digunakan.
- pH : 10,5 (larutan 0,1N).
- Titik lebur : 20-21oC.
- Kelarutan : Dapat bercampur dengan aseton, metanol, air, dan karbon
tetraklorida, kelarutan 1:24 dalam benzen, kelarutan 1:63 dalam etil eter.
- Penyimpanan: Trietanolamin dapat berubah menjadi coklat apabila
terpapar udara atau cahaya. 85% trietanolamin cenderung akan terbagi-
bagi pada suhu di bawah 15oC, Homogenitas trietanolamin dapat
dipulihkan dengan penghangatan dan pencampuran sebelum digunakan.
Trietanolamin disimpan pada wadah kedap udara, terlindung dari cahaya
dan ditempat kering.
- Inkompatibilitas
Trietanolamin akan bereaksi dengan asam mineral dan membentuk garam
kristalin dan ester. Dengan asam lemak yang lebih tinggi, trietanolamin
akan membentuk garam yang larut dalam air dan mempunyai
karakteristik sabun. Trietanolamin juga akan bereaksi dengan tembaga
dan membentuk garam kompleks. Penghilangan warna dan presipitasi
dapat terjadi karena adanya garam logam berat. Trietanolamin dapat
bereaksi dengan reagen seperti tionilklorda untuk menggantikan gugus
hidroksi dengan halogen, produk reaksi ini sangat toksik.

f. Polisorbate
- INCI name : Polysorbate-80
- Organoleptis : Cairan berminyak berwarna kuning, bau khas dan rasa
agak pahit.
- Fungsi : Dispersing agent, emulsifying agent, nonionic surfaktan
- Kelarutan

- HLB

(Rowe et al, 2009).

g. Etanol
- INCI name : Ethyl Alcohol
- Organoleptis : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada
suhu rendah dan mendidih pada suhu 78o C serta mudah terbakar (Depkes
RI, 1995).
- Kelarutan
Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik (Depkes RI, 1995).
- Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api(Depkes RI, 1995).
- Kegunaan
Sebagai zat tambahan (Depkes RI, 1979)

h. Aquadest
- Organoleptis cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau (Depkes RI,
1995).
- Rumus dan Berat Molekul
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02 gram/mol (Depkes RI, 1995)
- Wadah penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995)
- pH
Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan secara potensiometrik pada larutan
yang ditambahkan 0,30 mL larutan kalium klorida P jenuh pada 100 mL
zat uji (Depkes RI, 1995).
i. Propilenglikol
- Organoleptis jernih, tidak berbau, kental
- Rumus dan Berat Molekul
Rumus Molekul : C3H8O2
Berat Molekul : 76,09 gram/mol
- Penggunaan
Antimikrobial preservatif, desinfektan, humektan, water miscible
cosolvent, stabilizing agent

Penggunaan Bentuk sediaan Konsentrasi (%)


Humektan Topikal ~ 15%
Preservatif Larutan, semisolid 15 – 30
Solven atau kosolven Topikal 5 – 80
- Wadah penyimpanan
Pada suhu sejuk, propilenglikolstabil pada wadah tertutup rapat.
Propilenglikol bersifat stabil ketika dicampur dengan etanol 95%,
gliserin, atau air.
(Rowe et al, 2009)
IV. Formulasi
IV.1 Formula Standar
a. Formula I
Komposisi Max level % (w/w)
Ethanol (alcohol, alcohol denat.) 98
Parfum 40
Emollients, humectants (e.g. glycerin, propylene glycol) 10
Emulsifying agents (e.g. PEG-60, hydrogenated castor oil) 2
UV filters 2
Thickeners (e.g. carbomer) 2
Colorants 1
Additional ingredients (e.g. chelating agents) 1
Antioxidants 0.5
Aqua to 100
(COLIPA, 2013)
b. Formula II
Parfum 5
LRI 6,65
Dimethicone 0,95
Water 87,4
(O’rourke et all, 1993)
c. Formula III
Essential oil 30
Etanol 75
Fixative Materials (Glycerin) 0,1
(Bayati, 2016)
d. Formula IV
Mirage Glamour Red (Ca Sodium Borosilicate & TiO2) 0,10
Aqua 94,34
Gliserin 1,50
Aloe Vera Gel 1X-FG 1,50
DMDM Hyadantoin 0,40
Acritamer 934 (Carbomer) 0,30
Cremophor RH 410 (PEG-40 Hydrogenated Castor Oil) 1,00
Imwitor 380 (Glyceryl Cocoate/ Citrate/ Lactate) 0,50
Fragrance 0,20
Triethanolamine 0,16
(ECKART, 2008)
IV.2 Formula yang diajukan dan Perhitungan Bahan
a. Formula dengan Penambahan Emulsifier
- Formula A
Bahan yang digunakan

Rentang Penimbangan
% yang
Nama bahan Kegunaan Konsentrasi Bahan (untuk
digunakan
(Pustaka) 60 ml)
Essential Oil Pemberi
2-5% 2% 1,2 ml
- Wild Straw aroma

Dimethicone Emollient 1% 0,95% 0,57 gr


Emulsifying
Polysorbate 80 2-4% v/v 0,2% 0,12 gr
agent
45 ml
Etanol Solvent <98% 75%
(Etanol 96%)
Aquadest Solvent Ad 100

Prosedur Kerja formula A


- Formula B
Bahan yang digunakan

Rentang Penimbangan
% yang
Nama bahan Kegunaan Konsentrasi Bahan (untuk
digunakan
(Pustaka) 60 ml)
Essential Oil Pemberi
2-5% 2% 1,2 ml
- Wild Straw aroma

Propilenglikol Emollient 0-80% 10% 6 ml


Emulsifying
TEA 2-4 % 2% 1,2 gr
agent
45 ml
Etanol Solvent <98% 75%
(Etanol 96%)
Aquadest Solvent Ad 100

Prosedur Kerja formula B


b. Formula Tanpa Penambahan Emulsifier
- Formula C
Pada formula ini dibedakan menjadi dua berdasarkan urutan
pencampuran yang berbeda.
Bahan yang digunakan

Rentang Penimbangan
% yang
Nama bahan Kegunaan Konsentrasi Bahan (untuk
digunakan
(Pustaka) 60 ml)
Essential Oil : Pemberi
2-5% 2% 1,2 ml
Wild Straw aroma

Gliserine Kosolven 10% 10% 6 ml

45 ml
Etanol Solvent <98% 75%
(Etanol 96%)
Aquadest Solvent Add 100% Ad 100%

Prosedur Kerja: CARA I

Essensial oil
+
Gliserin Aqua DM
+
Etanol

Dicampur dengan
sentrifugasi

Campuran esensial oil dan Gliserin


dicampurkan ke campuran air dan
etanol, diaduk hingga homogen,
dimasukkan ke wadah dan diberi
label

CARA II

Essensial oil
Aqua DM
+
Etanol
+
Gliserin

Essensial oil dicampurkan ke


campuran aqua DM, etanol, dan
gliserin, diaduk hingga homogen,
dimasukkan ke wadah dan diberi
label

V. Evaluasi Sediaan
Sesuai dengan persyaratan mutu SNI 16-4949-1998 untuk sediaan eau de cologne,
eau de toilette, eau de parfum, syarat mutu meliputi; cairan jernih, bebas partikel asing;
metanol; zat warna; zat pengawet, dan cemaran mikroba makan dilakukan pengujian
sebagai berikut :
V.1 Uji Organoleptis
Body Mist dianalisis melalui pengamatan visual meliputi warna dan bau

V.2 Penetapan Bobot Jenis


Penetapan bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer ukuran 5 ml
dalam keadaan bersih, kering, dan kosong dan ditimbang. Kemudian
piknometer diisi dengan aquades 5 ml dan ditimbang. Setelah itu piknometer
dibersihkan, dikeringkan, dan ditimbang. Piknometer diisi dengan sampel
parfum dan ditimbang (Iswara., dkk., 2014). Persyaratan : kisaran nilai bobot
jenis yang ditetapkan oleh SNI yaitu antara 0,7-1,2

V.3 Penetapan Indeks Bias


Penetapan indeks bias dilakukan dengan menggunakan refraktometer.
Permukaan prisma refraktometer dibersihkan dengan aquades dan tissue.
Kemudian diteteskan senyawa cair (sampel) pada permukaan prisma. Setelah itu
ditutup dan dibiarkan berkas cahaya memasuki dan melewati senyawa cair.
Diatur prisma agar warna cahaya pada layar dalam alat refraktometer tersebut
menjadi dua warna dengan batas yang jelas. Setelah itu digeser tanda batasnya
dengan menggunakan knop pengatur pada refraktometer sampai memotong titik
perpotongan dua garis diagonal yang saling berpotongan. Kemudian diamati
dan dibaca skala indeks bias yang terlihat pada refraktometer dan dicatat
hasilnya. Setelah selesai pengukuran dibuka penutupnya dan dibersihkan
permukaan prisma dari sampel sampai bersih (Iswara., dkk., 2014).

V.4 Uji pH
Alat pH meter dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Elektroda
pH meter dicelupkan ke dalam larutan yang diperiksa, jarum pH meter
dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi tetap. pH yang ditunjukkan
jarum pH meter dicatat (Depkes RI, 1995).

V.5 Evaluasi Mikrobiologi


a. Penetapan Angka Kapang/Khamir
Uji Angka Kapang/khamir bertujuan untuk menetapkan angka kapang dan
khamir dalam kosmetika dengan cara menghitung koloni dalam media agar
selektif setelah inkubasi secara aerobik. Bahan dan peralatan steril serta
teknik aseptik digunakan untuk menyiapkan contoh. Untuk penyiapan
susupensi awal, waktu antara selesainya penyiapan suspensi awal dan
waktu inokulasi tidak boleh lebih dari 45 menit, kecuali dinyatakan lain.
1. Penyiapan suspensi awal
Suspensi awal disiapkan dari contoh, minimal 1 g atau 1 mL dari
campuran homogen produk yang diuji. Suspensi awal biasanya dibuat
dengan pengenceran 1:10. Volume pengencer atau media pengkaya
mungkin diperlukan lebih banyak jika pengenceran 1:10 tingkat
kontaminasi masih tinggi dan/atau efek mikroba masih ada. Untuk
produk yang tidak dapat bercampur dengan air, maka produk
dipindahkan ke dalam wadah yang berisi sejumlah tertentu bahan
peningkat kelarutan (misalnya larutan polisorbat 80), didispersikan dan
ditambah sejumlah volume tertentu pengencer penetral atau pengencer,
media pengkaya, tergantung metode yang digunakan.
2. Metode perhitungan
 Pengenceran untuk metode perhitungan
Suspensi awal umumnya adalah pengenceran pertama yang
dihitung. Jika diperlukan dapat dibuat seri pengenceran selanjutnya
dengan menggunakan pengencer yang sama sesuai dengan tingkat
kontaminasi produk yang diperkirakan. Perhitungan umumnya
dilakukan menggunakan minimal 2 cawan petri. Namun untuk
pengujian rutin boleh menggunakan satu.
 Metode perhitungan lempeng
- Cara Tuang
Dalam cawan petri berdiameter 85-100 mm, diinokulasikan
dengan 1 mL suspensi awal dan kemudian dituangkan 15-20 mL
media agar (suhu tidak lebih dari 48 0C). Suspensi awal dan/atau
pengenceran contoh dicampur dengan media, digoyang dengan
hati-hati atau dimiringkan secukupnya supaya terdispersi dengan
baik. Campuran dalam cawan petri dibiarkan memadat pada
suhu ruang.
- Cara Sebar Permukaan
Dalam cawan petri berdiameter 85-100 mm, dimasukkan 15-20
mL media agar (suhu tidak lebih dari 48oC). Media agar
dibiarkan dingin dan memadat di dalam inkubator, selanjutnya
tidak kurang dari 0,1 mL suspensi awal dan/atau pengenceran
contoh disebarkan pada permukaan media.
- Cara Penyaringan Membran
Sejumlah suspensi awal yang sesuai atau contoh yang telah
diencerkan dituang dalam perangkat penyaring, yang dilengkapi
dengan ukuran pori 0,45µm, membrane dibilas segera setelah
penyaringan dan dipindahkan ke permukaan media agar.
- Inkubasi
Kecuali dinyatakan lain, cawan petri yang telah diinokulasikan
pada 250C ±2,50C selama 3-5 hari pada posisi terbalik. Segera
diamati, jika tidak maka dapat disimpan dalam lemari pendingin
maksimum 24 jam.
3. Pengamatan
Perhitungan koloni (Cara angka lempeng total dan penyaringan
membran). Setelah inkubasi, jumlah koloni dihitung sebagai berikut:
 Pada cawan petri yang mengandung 15-50 koloni, jika kurang dari
15 koloni dengan S minimal 1 g atau 1 mL dan V 1 mL maka jumlah
perkiraan khamir dan kapang per mL atau per g contoh adalah N/S.
Namun jika S < 1 g atau 1 mL, dan/atau V < dari 1 mL maka jumlah
perkiraan khamir dan kapang dalam contoh adalah N
 Pada membrane yang mengandung 15-50 koloni, jika kurang dari 15
koloni maka jumlah perkiraan khamir dan kapang sebagaimana pada
cawan petri.

4. Pernyataan hasil
Bermacam-macam sifat dari angka lempeng harus dimasukkan dalam
penghitungan. Dua hasil hanya dianggap berbeda jika selisihnya
melebihi 50% atau ketika dinyatakan dalam logaritma, selisihnya
melebihi 0,3. Untuk penghitungan yang tepat, hanya dari cawan Petri
dan penyaringan membran dengan koloni lebih dari 15 dan kurang dari
150 koloni. Penghitungan yang diperoleh dari pengenceran yang
tervalidasi harus diperiksa sesuai dengan metode yang dipilih Jika
jumlah cfu lebih dari 15 dan kurang dari 150, maka hasil dinyatakan
sebagai berikut:
 Jumlah S minimal 1 g atau 1 mL dan V minimal 1 mL, maka
jumlah khamir dan kapang per mL atau per g adalah = N/S
 Jika S < 1 g atau 1 mL, dan/atau V < 1 mL, maka jumlah khamir
dan kapang dalam contoh adalah = B

Jika jumlah cfu < 15, hasil dinyatakan sebagai berikut:

 Jika S < 1 g atau 1 mL, dan/atau V < 1 mL, maka jumlah perkiraan
khamir dan kapan dalam contoh adalah N. Jumlah contoh uji
dicatata dan dimasukkan ke dalam perhitungan S dan V.
Jika tidak ada koloni yang diamati, hasilnya dilaporkan sebagai
berikut:
 Kurang dari atau ≤ (1/d) x V x S cfu khamir dan kapang per g atau
mL produk (S minimal 1 g atau 1 mL)
 Jumlah kurang dari atau ≤ 1/(dxV) cfu khamir dan kapang pada
contoh S

b. Uji Angka Lempeng Total


Pedoman ini digunakan untuk menetapkan angka bakteri aerob mesofil
yang masih memiliki daya hidup dalam produk kosmetika.
1. Penyiapan suspensi awal
Suspensi awal disiapkan dari contoh, minimal 1 g atau 1 mL dari
campuran homogen produk yang diuji. Untuk produk yang tidak dapat
bercampur dengan air, produk dipindahkan ke dalam wadah yang berisi
sejumlah tertentu bahan pengikat kelarutan (misal larutan polisorbat
80), ditambah sejumlah volume tertentu pengencer penetral atau
pengencer atau media pengkaya, tergantung pada metode yang
digunakan.

2. Metode perhitungan
 Pengenceran untuk metode perhitungan Suspensi awal umumnya adalah
pengenceran pertama yang dihitung. Jika diperlukan, maka dapat dibuat
seri pengenceran selanjutnya dengan menggunakan pengencer yang sama
sesuai dengan tingkat kontaminasi produk yang diperkirakan.
Perhitungan umumnya menggunakan minimal 2 cawan petri, namun
untuk pengujian rutin boleh menggunakan satu cawan petri.
 Metode lempeng
- Cara Tuang
Dalam cawan petri berdiameter 85-100 mm, diinokulasi dengan 1 mL
suspensi awal dan kemudian dituangkan 15-20 mL media agar (suhu
tidak lebih dari 480C). Suspensi awal dan/atau pengenceran contoh
dicampur dengan media, digoyang dengan hati-hati atau dimiringkan
secukupnya supaya terdispersi dengan baik.
- Cara Sebar Permukaan
Dalam cawan petri berdiameter 85-100 mm, dimasukkan 15-20 mL
media agar (suhu tidak dari 480C). Media agar dibiarkan dingin dan
memadat di dalam inkubator, selanjutnya tidak kurang dari 0,1 mL
suspensi awal dan/atau pengenceran contoh disebarkan pada
permukaan media.
- Cara Penyaringan Membran
Sejumlah suspensi awal yang sesuai atau contoh yang telah diencerkan
dituang ke dalam perangkat penyaring yang dilengkapi membrane
dengan ukuran pori 0,45µm, membrane dibilas segera setelah
penyaringan dan dipindahkan ke permukaan media agar.
- Inkubasi
1) Inkubasi suspensi awal yang telah disiapkan pada 32,5 ± 2,5 0C
selama selama 20 jam.
2) Inkubasi subkultur, sejumlah 0,1-0,5 mL suspensi yang telah
diinkubasi, diinokulasikan dengan menggunakan pipet steril, ke
atas permukaan cawan petri berdiameter 85-100 mm yang berisi
kurang lebih 15-20 mL media agar yang telah memadat
3) Inkubasi subkultur, setelah suspensi meresap dalam media agar,
diinkubasi pada pada 32,5 ± 2,50C selama 72±6 jam pada posisi
dibalik.
Segera diamati, jika tidak maka dapat disimpan dalam lemari
pendingin selama tidak lebih dari 24 jam.
3. Pengamatan
 Penghitungan koloni (Cara Lempeng dan Penyaringan Membran)
Pada cawan petri yang mengandung 30-300 koloni, jika kurang dari 30
koloni atau 15 pada membran, dengan S paling sedikit 1 g atau 1 mL, dan
V paling sedikit 1 mL maka jumlah perkiraan bakteri per mL atau per g
contoh adalah N/S. Namun jika S < 1 g atau 1 mL, dan atau V < 1 mL,
maka bakteri per mL atau per g contoh adalah N.
- Pada membran yang mengandung 15-150 koloni, jika kurang dari 15
koloni, dengan S paling sedikit 1 g atau 1 mL, dan V paling sedikit 1
mL. Jumlah perkiraan bakteri per mL atau per g contoh adalah N/S.
Namun jika S < 1 atau 1 mL, dan atau V < 1 mL. Bakteri per mL atau
per g contoh adalah N.

 Deteksi Pertumbuhan
Setelah hasil subkultur diinkubasi, permukaan agar diamati dan dicatat ada
atau tidaknya pertumbuhan bakteri.

Tabel dibawah merupakan persyaratan cemaran mikroba untuk kosmetik


berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Cemaran
Mikroba Dan Logam Berat Dalam Kosmetika :
VI. Desain Kemasan
VI.1 Kemasan Primer
Kemasan yang akan digunakan berupa botol plastik bening. Pemakaian botol
plastik memudahkan dalam manufaktur, tersedia dalam berbagai jenis kualitas,
tahan lama, kuat, dan ringan.

VI.2 Penandaan
Kak gung

VII. Strategi Pemasaran dan Marketing

7.1 Pemasaran dan Nilai Pelanggan


Nilai pelanggan merupakan kombinasi faktor kualitas, layanan dan harga. Nilai
pelanggan dapat bersumber dari 3 hal yaitu benefit ekonomi, benefit pelanggan, dan
benefit emosional. Dalam pemasaran Konsumen memilih produk yang dipersepsikan
dapat memberikan nilai tertinggi diantara berbagai tawaran produk. (Kotler et al,2006).
PT. Karya Pak Oles Tokcer menciptakan suatu produk kosmetika terbaru yaitu Body
Mist dengan kandungan mempunyai manfaat berlipat ganda yaitu. Dilihat dari aspek
benefit Body Mist mempunyai keunggulan.

a. Benefit Ekonomi
Body Mist mempunyai manfaat dengan keharuman ringan dapat memberikan kesegaran
yang juga dapat menimbulkan perasaan senang dan tenang dalam satu kemasan dengan
harga yang terjangkau oleh masyarakat khusunya remaja putri dan wanita dewasa. Hal
iniah yang menjadi keunggulan Body Mist dibandingkan dengan kompetitor Body Mist
lainnya dipasaran.

b. Benefit Pelanggan
Berupa penampilan Body Mist yang modern dengan kemasan yang menarik dan
ketersediaan produk Body Mist dengan berbagai manfaat produk dalam satu kemasan.

c. Benefit Emosional
Produk Body Mist dengan berbagai manfaat produk dalam satu kemasan sangat cocok
dengan remaja dan dewasa Indonesia sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak
diinginkan dari Produk Body Mist ini.
7.2 Analisis Pesaing
Mengidentifikasi pesaing adalah hal penting dalam pemasaran, terutama jika
perusahaan mengidentifikasi dalam cakupan pesaing aktual dan potensial untuk
menentukan strategi yang dijalankan dalam memenangkan persaingan. Di industri Body
Mist, produk Body Mist memang bukan produk pertama Body Mist. Namun dengan
keunggulan yang dimiliki dipasaran, Body Mist tidak kalah dengan pesaing produk
body mist lain dipasaran. Adapun pesaing lokal yang dihadapi oleh Body Mist
diantaranya :
a. Bali Ratih Body Scrub
b. Puspa Lestari
c. Denara
d. Bali Blossom

7.2.1. Sediaan Body Mist


Dalam dunia bisnis dimana persaingan usaha semakin ketat dan mengarah pada
persaingan global, ekspektasi pelanggan meningkat, mereka memiliki lebih banyak
pilihan dan loyalitas terhadap merek semakin kecil. Pemasaran merupakan suatu proses
manajemen yang berusaha memberikan keuntungan yang maksimal dengan membangun
hubungan yang berkualitas dengan pelanggan dan dapat menciptakan suatu competitive
advantage. Berbagai macam strategi yang dijalankan oleh pihak Body Mist untuk
mempertahankan dan menjaring konsumen baru produk Body Mist, seperti menawarkan
pemasaran kreatif melalui situs pertemanan, ciptakan sesuatu yang berbeda, libatkan
peran aktif para konsumen, jadilah solusi bagi permasalan konsumen. Melalui terobosan
baru yang diciptakan, tidak menutup kemungkinan bila kedepannya para konsumen akan
tertarik dengan produk yang akan tawarkan dan semakin loyal dengan perusahaan yang
akan dijalankan.

7.3 Membangun Ekuitas Merek


Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini
dapat dicerminkan dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak terhadap
merek, harga, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ini menggambarkan peran
merek yang tidak hanya sebagai representasi dari produk yang dimiliki, tapi juga harus
dapat berfungsi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
a. Brand Awareness
Brand awareness adalah untuk mengetahui seberapa banyak calon pembeli dalam
mengenali atau mengingat kembali terhadap suatu merek atau produk. Dalam
meningkatkan brand awareness Body Mist .
b. Brand Association
Brand association adalah untuk mengetahui posisi atau merek di dalam pasarnya seperti
dalam pasar body mist. Merek body mist mempunyai asosiasi dengan kemasan dan iklan
yang menarik.
c. Perceived Quality
Perceived quality bertujuan untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk terkait dengan yang diharapkan pelanggan.
memberikan produk yang aman dengan kandungan alami yang berfungsi mencerahkan
dan menghaluskan kulit .
d. Brand Loyalty
Brand loyalty bertujuan untuk mengetahui loyalitas konsumen terhadap suatu merek.
7.4 Pemasaran Melalui Media Cetak dan Elektronik
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan
bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran (dari sudut
pandang penjual):
a. Tempat yang strategis (place),
b. Produk yang bermutu (product)
c. Harga yang kompetitif (price)
d. Promosi yang gencar (promotion). Dari
sudut pandang konsumen:
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2. Biaya konsumen (cost to the customer)
3. Kenyamanan (convenience)
4. Komunikasi (comunication).
Saat ini ada satu strategi pemasaran yang sedang gencar dilakukan oleh banyak
orang, yaitu berpromosi online melalui website. Website adalah markas besar untuk
bisnis Penjualan body mist kami. Dimana kami akan memasukkan produk kami di
website PT Karya Pak Oles Tokcer. Berikut beberapa usaha yang akan kami lakukan
untuk mempromosikan produk kami.
1. Memasang iklan baris di koran.
2. Menyebarkan katalog promosi dan iklan di pusat perbelanjaan.
3. Merancang brosur yang menjelaskan keuntungan produk.
4. Mengembangkan cara pemesanan lewat jarak jauh (delivery) seperti lewat surat, email,
SMS, Telpon, BBM atau media lainnya
5. Menerbitkan bulletin yang berkaitan dengan usaha yang dimiliki, paling tidak 3
bulan sekali
6. Membuat kampanye sosial yang berkaitan dengan bisnis Penjualan
Body mist.
7. Membuat stiker dengan logo dan slogan perusahaan dan membagikannya
8. Menjajaki promosi dengan perusahaan lain yang bukan pesaing.
9. Memasang iklan di media cetak mingguan atau bulanan seperti majalah, bulletin,
atau tabloid.
10. Memasang papan penunjuk yang mengarahkan ke kantor Anda.
11. Menyebarkan brosur yang diselipkan di wiper kaca mobil.
12. Membuat daftar produk, lengkap dengan gambar.
13. Menyiapkan video tentang profil perusahaan.
14. Menyebarkan kartu nama ke kenalan, saudara, teman, atau siapa saja
15. Beriklan di media elektronik seperti radio dan televise
16. Pasang papan iklan di reklame, halte bus, dan tempat-tempat strategis
17. Price-Off Deals
Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.
18. Premium and Advertising Specialties
Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif
untuk membeli produk tertentu.
19. Contest and Sweeptakes
Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau
barang-barang karena membeli sesuatu.
20. Sampling and Trial Offers
Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa (pemberian contoh produk).
21. Brand Placement
Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar dengan memasukkan
produk pada sebuah acara televisi atau film.
22. Rebates
memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada took
pengecer.
23. Frequency
Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada program-program
yang berkelanjutan seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah langsunggratis
untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau langganan dari merkatau
perusahaan yang sama.
24. Event Sponsorship
Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek sangat ditonjolkan pada
acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merek meningkat bersamaan dengan para
penonton di acara.

VII. Analisis Biaya


7.1 Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produksi jadi yang siap dijual. Biaya ini meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan baku tersebut yang diolah dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja
langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap
produk tertentu, sedangkan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung biaya produksi yang masuk dalam kelompok biaya
overhead pabrik adalah:
a. Biaya bahan penolong b. Biaya reparasi
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang tidak secara langsung
diperhitungkan dalam memproduksi produksi produk tertentu. Biaya penyusutan, yaitu beban
biaya yang timbul akibat penilaian terharap aktiva tetap.
d. Biaya asuransi,yaitu biaya yang timbul sebagai akibat dari berlalunya waktu.
e. Biaya listrik
(Sajidin M.I., 2012). Mulyadi (2005)
mengatakan: full costing atau sering disebut absorption atau convention costing adalah
metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi,
baik yang berperilaku tetap maupun variable kepada produk. Harga pokok produksi
menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini.

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja xxx

Biaya overhead tetap xxx

Biaya overhead pabrik variable xxx +

Harga pokok produksi xxx

Dalam hal ini, biaya yang dapat dihitung hanyalah biaya bahan baku dari
pembuatan Body Mist, biaya bahan baku sediaan
Body mist adalah:
Bahan Jumlah Bobot Harga Satuan Harga untuk
Bahan Bahan 1 Sediaan
(%)
gram Rp gram Rp
gram Rp /kg Rp
mL Rp mL Rp
mL Rp mL Rp
gram Rp g Rp
gram Rp kg Rp
gram Rp kg Rp
gram Rp gram Rp
gram Rp kg Rp
gram Rp /kg Rp
mL Rp L Rp
Total Rp

Harga yang ditetapkan untuk 1 sediaan body mist adalah 5 kali dari harga
bahan baku yang diperoleh, sehingga harga sebuah sediaan Body Mist adalah Rp .

7.2. Biaya Pemasaran


Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produksi, contoknya adalah biaya iklan, promosi, biaya pendalaman
dinas, biaya gaji manajer pemasaran dan lain-lain. Menurut Mulyadi (2007) Biaya
pemasaran adalah meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi
dan di simpan dalam gudang dan sampai pada saat produk tersebut diubah kembali
dalam bentuk tunai. Biaya pemasaran yang dapat digunakan yaitu 20% dari biaya total
produksi. Adapun proporsi biaya pemasaran 20% yang dapat direalisasikan untuk :
a. Biaya promosi
Promosi yang dapat dilakukan dengan pembuatan leaflet, pamflet, dan brosur
tentang sediaan yang diproduksi yaitu Body Mist.
b. Biaya Komisi
c. Biaya Akomodasi penyerahan produk pada outlet-outlet yang bekerjasama dengan
industri untuk penjualan produk.
d. Biaya Pegawai yang melakukan pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press

Bayati, A.D..J. 2016. Comparative Study for the Effect of Fixative Material Type and Perfume
Formulation Parameters on the Fixation time of Local Formulated Perfume with Brand
Perfumes. Eng. &Tech.Journal. Vol.34: No.3

COLIPA. 2013. Cosmetic Frame Formulation. Debroux: The European Cosmetic, Toiletry and
Perfumery Association

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
RepublikIndonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
ECKART. 2008. Body Spray “Glamour Red” available at: www.eckart.net cited 17/5/2017

Hadioetomo R. S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. Jakarta : Gramedia..
Istianto, M dan Muryati. 2014. Minyak Atsiri Jeruk Manfaat Dan Potensi Peningkatan Nilai
Ekonomi Limbah Kulit Jeruk. Jakarta : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Balitbang
Pertanian-Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Iswara, F. P., Rubiyanto, D. T. S. Julianto. 2014. Analisis Senyawa Berbahaya Dalam Parfum
Dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa Berdasarkan Material Safety Data Sheet
(MSDS). Yogyakarta : Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res

Iswari, T.R. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

Kotler, Philip. 2000, Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT. Prenhallindo,

Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta :
EGC

Rowe, R.C., P. J. Sheskey, M. E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth


Edition. Pharmaceutical Press: USA.

Tipler, P. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga

TSK. 2003. Orange Oil Sweet, Material Safety Data Sheet (available at thesoapkitchen.co.uk)

TSK. 2014. Honeydew Melon 3513/34, Material Safety Data Sheet (available at
thesoapkitchen.co.uk)
Winarto., D., Hanafi. R.W., , Hikmatiyar. H., C. Budimarwanti. 2012. Sintesis Benzil Asetat
Sebagai Bahan Pembuatan Parfum Sintetis Beraroma Floral. Yogyakarta : Jurdik Kimia
FMIPA UNY
VIII.

Anda mungkin juga menyukai