Hasil Pengamatan
1 5 0 5 1 7,1
2 5 2 3 1 12,7
3 5 3 2 1 24,1
4 5 5 0 1 32,2
B. Perhitungan
a. Molaritas NaOH
Diketahui = NaOH 0,1 N
Maka, M NaOH = 0,1 M
gram 1000
M NaOH =
Mr v(mL)
gram 1000
0,1 =
40 500 mL
NaOH = 2 gram
b. Kadar Asam Salisilat
1) Tabung 1
n NaOH = n Asam salisilat
massa
N1 . V1 =
Mr
massa
0,1 7,1 =
138,12
Massa = 98 mg
Massa = 0,098 g
0,098 g
% kadar = 100%
10 mL
= 0,98%
2) Tabung 2
n NaOH = n Asam salisilat
massa
N1 . V1 =
Mr
massa
0,1 12,7 =
138,12
Massa = 175 mg
Massa = 0,175 g
0,175 g
% kadar = 100%
10 mL
= 1,75 %
3) Tabung 3
n NaOH = n Asam salisilat
massa
N1 . V1 =
Mr
massa
0,1 24,1 =
138,12
Massa = 332 mg
Massa = 0,332 g
0,332 g
% kadar = 100%
10 mL
= 3,32 %
4) Tabung 4
n NaOH = n Asam salisilat
massa
N1 . V1 =
Mr
massa
0,1 32,2 =
138,12
Massa = 444 mg
Massa = 0,444 g
0,444 g
% kadar = 100%
10 mL
= 4,44 %
c. Tabung 3
1) Konstanta Dielektrik Air dalam Pelarut Campur 3:
5 ml dalam 10 ml
v 5 mL
% air 100% 50%
v 10 mL
air = 78,5
KD air dalam pelarut campur 3:
v
air % air
v
78,5 x 50%
39,25
2) Konstanta Dielektrik Etanol dalam Pelarut Campur 3:
3 ml dalam 10 ml
v 3 mL
% etanol 100% 30%
v 10 mL
etanol = 25,7
KD etanol dalam pelarut campur 3:
v
etanol % etanol
v
25,7 x 30%
7,71
3) Konstanta Dielektrik Propilenglikol dalm Pelarut Campur 3:
2 ml dalam 10 ml
v 2 mL
% propilengl ikol 100% 20%
v 10 mL
propilenglikol = 33,0
KD propilenglikol dalam pelarut campur 3
v
propilengl ikol % propilengl ikol
v
33,0 x 20%
6,6
Konstanta Dielektrik Pelarut Campur 3:
KD pelarut campur 3
= KD air+ KD etanol+ KD propilenglikol
= 39,25 + 7,71 + 6,6
= 53,6
d. Tabung 4
1) Konstanta Dielektrik Air Dalam Pelarut Campur 4:
5 ml dalam 10 ml
v 5 mL
% air 100% 50%
v 10 mL
air =78,5
KD air dalam pelarut campur 4
v
air % air
v
78,5 x 50%
39,25
2) Konstanta Dielektrik Etanol dalam Pelarut Campur 4:
5 ml dalam 10 ml
v 5 mL
% etanol 100% 50%
v 10 mL
etanol =25,7
KD etanol dalam pelarut campur 4
v
etanol % etanol
v
25,7 x 50%
12,85
3) Konstanta Dielektrik Propilenglikol dalm Pelarut Campur 4
0 ml dalam 10 ml
v 0 mL
% propilengl ikol 100% 0%
v 10 mL
propilenglikol = 33,0
KD propilenglikol dalam pelarut campur 4
v
propilengl ikol % propilengl ikol
v
33,0 x 0%
0
3.33%
3%
2%
1.75%
1% 0.98%
0%
55.75 54.29 53.56 52.1
Konstanta Dielektrik
E. Pembahasan
jenuh pada suhu tertentu. Selain itu kelarutan didefinisikan secara kuantitatif
zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu dan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk
dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. Bila suatu pelarut pada suhu tertentu
pelarut, bentuk dan ukuran partikel, konstanta dielektrik pelarut serta adanya
keasaman, karena yang sering digunakan dalam dunia pengobatan adalah zat
organik yang bersifat asam lemah. Kelarutan asam organik lemah (contoh :
garam yang mudah larut dalam air. Begitu pula jika kelarutan basa organik
semakin tinggi suhunya maka semakin tinggi kelarutan zat padat dalam air.
polaritas pelarut. Pelarut polar akan melarutkan zat polar, begitu pula pada
pelarut nonpolar akan melarutkan zat yang nonpolar sesuai dengan prinsip
semakin kecil bentuk dan ukuran partikelnya maka luas permukaan kontak
dielektrik yang tinggi sehingga dapat melarutkan zat - zat lain, seperti
nonpolar. Adakalanya, suatu zat lebih mudah larut dalam pelarut campur
dibanding pelarut tunggalnya. Oleh karena itu peran kosolven sangat penting
untuk dapat menaikan kelarutan antara zat dengan pelarutnya (Agoes, 2014).
pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum
tinggi yang mewaikili sifat pelarut polar pada pelarut campuran . Selanjutnya
ditambahkan etanol sebanyak 0 mL, 2 mL, 3 mL, dan 5 mL pada tabung 1-4.
berbagai konsentrasi adalah agar dapat diketahui kelarutan dari sampel asam
bersifat non polar. Kemudian dimasukkan serbuk asam salisilat kedalam tiap
polar yaitu gugus -OH dan nonpolar yaitu gugus cincin benzen yang
diharapkan dapat larut maksimal dalam pelarut campur yang dimana pelarut
selama 30 menit, agar larut maksimal pada 4 pelarut campur tersebut. Setelah
titrasi. Titik ekuivalen adalah titik dimana jumlah mol asam sama dengan mol
basa dimana ketika keadaan tersebut sama akan cenderung menuju pH yang
adalah tabung dengan konesntrasi pelarut etanol terbanyak, hal ini dapat
terjadi disebabkan asam salisilat memiliki gugus nonpolar dan gugus polar
sehingga mudah larut dalam pelarut etanol yang mana bersifat semipolar
yaitu dapat menarik senyawa polar maupun nonpolar. Jadi dapat disimpulkan
bahwa asam saisilat mudah larut dalam pelarut etanol. Hal ini sesuai dengan
literatur pada Farmakope Indonesia IV, kelarutan asam salisilat yaitu sukar
larut dalam air dan dalam benzena, mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
campuranya 55,75. Pada tabung (II) berisi 5 mL air, etanol 2 mL, 3mL
konstanta dielektrik campuran yaitu 53,56. Pada tabung (IV )berisi 5 mL air,
yaitu 52,1. Pada tabung (IV) memiliki konstanta dielektrik yang paling kecil
lebih banyak jumlah asam salisilat yang terlarut. Hal ini sesuai dengan teori
semakin tidak polar dan senyawa nonpolar tersebut akan larut dengan pelarut
nonpolar. Dalam percobaan ini asam salisilat cenderung larut dalam pelarut
Dilihat dari hasil pengamatan kadar asam salisilat yang di peroleh dari tabung
membuat formulasi sediaan obat yang sesuai dengan tujuan dan sel target
yang dicapai. Pelepasan zat aktif obat yang terjadi dari bentuk sediaannya
dipengaruhi oleh sifat fisik, kimia dan formulasinya. Ketika zat aktif obat
lepas, maka obat akan mudah diabsorpsi . Kelarutan obat yang meningkat