Materi :
- Pendahuluan
- Larutan-air zat-zat anorganik
- Teori Klasik asam-basa
- Reaksi pengendapan, Reaksi pembentukan kompleks dan
Reaksi Redoks
- Teknik Eksperimen Analisis Anorganik Kualitatif
- Pemisahan kation-kation dalam golongan
- Pemisahan Anion
- Gravimetri
- Titrimetri
- Asidi-Alkalimetri
- Titrasi Kompleksometri
- Titrasi Presipitasi
- Titrasi Oksidasi-Reduksi
1.PENDAHULUAN
2. KONSENTRASI LARUTAN
Contoh :
20
% berat larutan gula = x 100
20+ 80
= 20 %
Jawab :
20
% berat NaCl = 20+ 55 x 100
= 26,6 %
2.2. Persen Volume ( % V/V )
ml zat terlarut
% V/V = ml larutan x 100
Contoh :
50
% volume alkohol = 96,54 x 100 = 51,79 %
50
% volume air = x 100 = 51,79 %
96,54
2.4. Parts Per Million ( ppm ) dan Parts Per Billion ( ppb ).
Jika larutan sangat encer digunakan satuan konsentrasi parts
per million (ppm), dan parts per billion (ppb).
Contoh :
Jawab :
berat aseton
(a) ppm aseton = x 106
berat air
8,6 x 10−3
ppm aseton = x 106
21,4 x 103
= 0,402 ppm
−3
8,6 x 10
ppb aseton = x 109
21,4 x 103
= 402 ppb
2.5. Kemolaran ( M )
Kemolaran atau konsentrasi Molar (M) suatu larutan
menyatakan jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan atau
jumlah milimol dalam 1ml larutan
Contoh :
80 gram
Jumlah mol NaOH =
40 gr /mol
mol 2 mol
Kemolaran = L = 1L = 2M
19,6
Kemolaran = = 1M
98 x 0,2
Contoh :
37 gram
Mol zat terlarut =
32 gram/mol
1,156 mol
Kemolalan = 1 x 1,750 kg
= 0,680 m
1,200 g
Berat larutan 200 mL = 200 mL x
mL
= 240 gram
48,0 g
Jumlah mol H2SO4 =
98 g /mol
= 0,490 mol H2SO4
0,490 mol
Kemolalan =
0,192 kg
= 2,55 m
2.7. Kenormalan, (N)
Contoh :
W
Kenormalan = EW x L
36,75
= 98 1.5 = 0,50 N
x
2 1
Jawab :
2 gram
N = 58,7 gram
x 0,5 liter
2 ek
= 0,136 ek/liter
jumla h mol A
Fraksi mol A = xA =
jumla h mol semua komponen
Jumlah kedua fraksi (fraksi mol zat terlarut+jumlah mol zat pelarut)= 1
Contoh :
Hitung fraksi mol NaCl dan fraksi mol H2O dalam larutan 117 gram
NaCl dalam 3 kg H2O.
Jawab :
117
117 gr NaCl = = 2 mol
58,5
3000
3 kg H2O = = 166,6 mol
18
2
Fraksi mol NaCl = = 0,012
168,6
166,6
Fraksi mol H2O = = 0,988
168,6
A. Pembagian
Harus diingat bahwa hanya skala operasi yang dikurangi sedangkan konsentrasi ion-ion
tetap tak berubah.
B. Sistimatika Analisa
Sistimatis dari analisis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Pemeriksaan pendahuluan , didasarkan baik pada pemeriksaan sifat-sifat fisik
maupun sifat-sifat kimia.
2. Pemeriksaan ion logam (kation) dalam larutan.
3. Pemeriksaan anion dalam larutan.
Zat yang akan dianalisa boleh berupa : a) padat dan non logam b) cairan (larutan)
c) logam atau aliase dan d) zat tak larut.
I. PEMERIKSAAN PENDAHULUAN.
Dibedakan menjadi pemeriksaan pendahuluan kering dan pemeriksaan
pendahuluan basah.
A. Cara Kering.
c. Warna
Warna kadang-kadang dapat memberi petunjuk kepada kita untuk menuju kepada
sasaran tertentu, misalnya :
- Kupri sulfat, sebagai anhidrat warnanya putih sedangkan serbagai penta hidrat
warnanya biru
- Kalium kromat, berwarna kuning.
- Kalium bikromat, berwarna orange
- Nikel sulfat, berwarna hijau.
d. Bau
Bau juga dapat memberikan petunjuk, misal : NH3, Cl2, H2S.
Contoh :
Kuning persenyawaan Na
Violet Persenyawaan K
Kuning merah Persenyawaan Ca
Hijau kuning Persenyawaan Ba
Hijau menyala Asam borat
Hijau kebiru-biruan Persenyawaan Cu
Dari warna-warna nyala ini yang paling kuat adalah Na, untuk membedakan zat yang
bercampur dengan natrium digunakan kaca cobalt biru , warna kuning dari natrium akan
tertutupi atau terserap oleh kaca kobalt sedang warna-warna lainnya akan diubah seperti
contoh dibawah ini :
a. Tidak terurai
Reaksi 1. boraks kehilangan air kristal karena pemanasan, reaksi 2. Boraks terurai .
B2O3 dengan garam dalam analat membentuk metaborat, misalnya dgn NiSO4 :
Warna diamati pada saat mutiara boraks panas dan setelah dingin.
a. Panaskan sedikit zat (3 – 4 mg) dalam sebuah lubang kecil yang dicukilkan dalam
sepotong blok arang dalam nyala pipa tiup.
Pengamatan Kesimpulan
Misal :
Dengan Na2CO3 :
Pengamatan Kesimpulan
Penyelidikan NH3 :
a. Berbau amoniak
b. Lakmus merah biru
NH3 + H2O NH4OH (alkalis)
c. Dengan HCl pekat kabut putih
NH3 + HCl NH4Cl (kabut)
d. Dengan PEREAKSI NESSLER endapan coklat
Reaksi :
2K2HgI4 + 3 KOH + NH3 + H2O
Hg
3H2O + 7 KI + O NH2I
Hg
Coklat
(mercuri amido iodida)
Zat padat digerus dengan serbuk KHSO4 , selidiki baunya bau cuka
Sedikit zat yang mengandung CO3= masukkan dalam tabung reaksi I , tambah
beberapa cc H2SO4 2N. Gas yang timbul alirkan kedalam tabung breaksi II yang berisi
larutan Ba(OH)2 dengan pipa bengkok. Jika perlu campuran dipanasi. Jika terjadi
kekeruhan pada larutan Ba(OH)2 , berarti ada CO3= dalam campuran zat .
Ion sulfit (SO3=) juga memberikan reaksi yang sama dengan CO3= .
suasana H2SO4 bereaksi dengan K2Cr2O7, dimana SO3= dioksidasi menjadi SO4=
sehingga tidak menimbulkan gas SO2. Sedangkan CO3= tidak bereaksi dengan
K2Cr2O7 dan tetap dapat menimbulkan gas CO2 jika diberi asam sulfat.
I II
Ba(OH)2
Ba(OH)2
Zat + K2Cr2O7 +
Zat + K2Cr2O7 + H2SO4
H2SO4
Reaksinya :
BO3≡ + 3 H+ H3BO3
e. Senyawa Hg dan Bi
Reaksinya :
Hg 2+ + Cu Hg ↓ + Cu++
Kawat Cu 2 Bi 3+ + 3 Cu 2Bi ↓ + 3 Cu++
Prinsip : Zat direduksi menjadi AsH3 / SbH3 dan hasil reduksi ini direaksikan dengan
larutan AgNO3 atau HgCl2
a. Reaksi Gutzeit : Reduktor Zn + H2SO4 2N
b. Reaksi Fleitmann : Reduktor Al + KOH
a. Reaksi Gutzeit
b. Reaksi Fleitmann
Hasil Reaksi
− GUTZEIT : As ( + ) , Sb ( +)
− FLEITMANN : As ( + ) , Sb ( - )
B. Cara Basah
Uji-uji ini dibuat dengan zat-zat dalam larutan . Suatu reaksi diketahui berlangsung
a) dengan terbentuknya endapan, b) dengan pembebasan gas, c) dengan perubahan
warna. Kebanyakan reaksi analisa kualitatif dilakukan dengan cara basah seperti pada
bab-bab selanjutnya , yaitu Pemeriksaan ion logam (kation) dalam larutan dan
Pemeriksaan Anion dalam larutan.
1. PELARUT H2O.
Sedikit zat dihaluskan, dilarutkan dalam H2O dingin / panas. Jika larut, periksa
dengan kertas lakmus .
Garam-garam yang larut dalam air :
+ NH4Cl 20 %
+ NH4OH berlebih sampai timbul endapan, saring
menguap
+ dinginkan, +3 cc HCl dan 10 cc air
+ pindah ke tabung pemusing
(9) + 2 – 3 ml NH4Cl 10% basa kan dengan amonium
Pekat
+ jadikan basa dgn larutan NH3 , kemudian tambah dgn
larutan (NH4)2CO3 dgn sedikit berlebih.
+ panaskan 50 – 60 OC 2 – 3 menit (10)
+ saring dan cuci dengan air panas
CATATAN
1. Bagan ini untuk larutan yang tidak mengandung asam organik : Borat, Phospat,
Flourida, Si. Bila zat zat organik tersebut ada, baca cara pemisahannya pada bagan
dalam VOGEL bagian II halaman 444 – 445
2+ 4+
2. Penambahan H2O2 3 % untuk mengoksidasi Sn Sn sehingga Sn bisa
mengendap sebagai SnS2. Kelebihan H2O2 dihilangkan dengan pemanasan.
3. Konsentrasi larutan / filtrat dari pemisahan golongan I harus 0,3M karena bila :
> 0,3M endapan Pb , Cd dan Sn tidak sempurna.
< 0,3M Ni, CO, Zn dari Gol. III B mengendap
4. Pendidihan untuk menghilangkan sisa H2S (test kertas Pb-asetat)
5. HNO3 pekat untuk mengoksidasi Fe 2+ Fe 3+ , jika Fe3+ dalam zat aslinya sudah
ada , ia mungkin telah direduksi oleh H2S.
Karena Fe 2+ mengendap tak sempurna dalam NH4OH dengan adanya NH4Cl
6. Penambahan NH4OH untuk menguji bahwa golongan IIIA betul betul sudah tidak ada
Pada larutan yang akan diselidiki diberi HCl encer, jika terjadi endapan, maka pemberian
HCl diteruskan hingga tidak terbentuk endapan lagi. Bila masih terjadi endapan, endapan
diselidiki untuk golongan I dan filtratnya untuk golongan II sampai dengan golongan V.
Endapan ( PbCl2, Hg2Cl2, AgCl ) tambah dengan H2O + HCl sedikit, didihkan dan
saring. . . . . . . . (1).
CATATAN :
(1). Pendidihan disini untuk melarutkan PbCl2
+
(2). Dengan menambah larutan NH4 encer, AgCl larut membentuk komplek [Ag(NH3)2]
+ -
AgCl + 2 NH3 [Ag(NH3)2] + Cl
+ -
(3) [Ag(NH3)2] + Cl + 2H+ AgCl + 2 NH3
PEMISAHAN GOLONGAN II
Ada dua cara yang dianjurkan untuk hal ini yaitu :
a. Menggunakan (NH4) 2S2 lihat VOGEL
b. Menggunakan KOH
Endapan + KOH 2M, panasi sampai mendidih, diaduk dan ditambah larutan H2O yang
dijenuhi H2S kemudian saring. (1)
- Endapan : HgS, CuS, CdS, PbS dan Bi2S3 (untuk golongan IIA)
- Filtrat : As, Sb, Sn (untuk golongan IIB)
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN II A
Endapan mengandung HgS, PbS, CuS, CdS dan Bi2S3 + HNO3 encer, dididihkan perlahan lahan
selama beberapa menit, dinginkan dan saring . (2)
FILTRAT
ENDAPAN
a.Asamkan dengan
asam acetat encer +
K24[Fe(CN) 6] →
endapan coklat
kemerahan
→ Cu ada (5)
b. Ditambahkan KCN,
alirkan H2S →
endapan kuning CdS
→ Cd ada (7)
2. HgS tak larut dalam HNO3 encer, sedang PbS, Bi2S3, CuS dan CdS semua larut
6. Jika larutan tak berwarna, ini menandakan bahwa tak ada Cu 2+ , tak perlu
ditambah KCN, tapi hanya dialiri gas H2S, endapan kuning menunjukkan
adanya Cd 2+
[Cd(NH3)4] 2+ + H2S CdS ↓ + 2NH4 + + 2NH3
7. Jika Cu 2+ ada, KCN ditambahkan, membentuk ion kompleks yang tak berwarna
ENDAPAN FILTRAT
HgS, As2S3, As2S5 dan mungkin sedikit S, tambahkan Mengandung Sb dan Sn, dibagi
larutan NH3 (2) dalam 2 bagian
ENDAPAN FILTRAT a. Netralkan dengan larutan
- Jika Hg ada → Endapan Tambahkan HNO3 encer → NH4OH + asam oksalat,
Hitam endapan kuning, didihkan dan aliri H2S →
- Uji dengan SnCl2 → As2S3 ada.
endapan putih endapan jingga → Sb ada. (3)
menjadi abu abu atau b. Tambahkan serbuk besi,
hitam
panasi, saring. Filtrat + HgCl2
→ endapan putih → Sn ada.
(4)
CATATAN
(1) Dengan penambahan HCl pekat, As2S3 dan As2S5 tidak larut. Sedangkan Sb22S3 dan
Sb2S5 larut.\
(2) Endapan As2S3 dan As2S5 diubah oleh NH3 dan H2O2 menjadi arsenat yang larut
(4) Penambahan serbuk besi dapat mereduksi Sn 4+ menjadi Sn 2+ dan Sb 3+ jadi logam Sb
Sn 4+ + Fe Sn 2+ + Fe 2+
Sn 2+ + 2 HgCl2 ↓ 2 Hg ↓ + Sn 4+ + 2Cl−
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION KATION
GOLONGAN III A
ENDAPAN ( Fe 3+ , Al 3+ , Cr 3+ , Mn 2+ ) FILTRAT
Fe 2+ teroksidasi → Fe 3+
(2) Bila endapan dididihkan dengan NaOH dan H2O2 atau NaBO3, maka
(5) Endapan Fe(OH)3 dan MnO2 .x H2O yang tertinggal setelah pengolahan → diuji
RESIDU FILTRAT
- Jika hitam mungkin (mungkin Mn , Zn dan ikutan dari Co2+
2+ 2+
(1) MnS dan ZnS melarut dalam HCl encer dan dingin
NiS dan CoS tidak larut (melarut sedikit) dalam waktu singkat selama berkontak
dengan asam tersebut
MnS ↓ + 2 H+ Mn2+ + H2S ↑
Mn 2+ → Mn 4+
(5) Setiap Ni(OH)2 dan Co(OH)3 yang ada akan melarut dalam HNO3 dan H2O2
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV
Filtrat golongan III ditaruh dalam cawan porselin, asamkan dengan asam asetat encer,
uapkan hingga menjadi pasta.
Diamkan sampai dingin, tambah HNO3 pekat
Panasi lagi (hati hati) sampai kering
Dinginkan, siram pinggirnya dengan HCl dan 10 cc air. Panaskan untuk melarutkan
garam, saring jika perlu.
Tambahkan NH4CL, tambahkan NH4OH sampai alkalis
ENDAPAN FILTRAT
Jika Ba ada
- Sisa filtrat panasi dan tambahkan K2CrO4 berlebih
- Endapan (C) cuci dengan air panas
- Filtrat di basa kan dengan NH4OH,ditambah (NH4)2CO3 berlebih
→ endapan putih, mungkin SrCO3 atau CaCO3
- Endapan putih dicuci dan dilarutkan dalam asam asetat 2M, panasi
(larutan A)
-
Jika Ba tidak ada
- Sisa larutan (B) setelah dididihkan diselidiki untuk Sr dan Ca
FILTRAT (A) atau (B)
ENDAPAN (C)
- Tambah 2 ml (NH4)2SO4 pada filtrat yang
Kuning, BaCrO4
dingin
- Cuci dengan air panas
- Tambah 0,2 gr Na2S2O3
- Larutkan dengan
sedikit HCl pekat - Panaskan dalam penangas air
(2) Dengan menambah larutan (NH4)2 SO4 jenuh, dipanaskan, setelah didiamkan SrSO4
akan mengendap . Untuk menambah kelarutan CaSO4 dengan menambahkan sedikit
Na2S2O3 dalam larutan.
(3) SrSO4 tidak mudah memberi pewarnaan nyala, sehingga SrSO4 direduksi menjadi SrS
oleh karbon dalam kertas saring, SrS dengan HCl memberi SrCl2 yang relatip mudah
menguap
Filtrat dari golongan IV diuapkan hingga menjadi pasta, kemudian tambah HNO3
pekat, uapkan sampai kering. Endapan kering ini diuji untuk golongan V
( Mg 2+, Na +, K +, NH4 +) (1)
ENDAPAN FILTRAT
- Larutan dalam HCl encer Bagi menjadi 2 bagian
- Tambah air 2 – 3 ml
- Larutan bagi 2
1. Tambah sedikit Mg Uranil asetat, kocok,
1. Tambah NH4OH sampai alkalis, diamkan beberapa menit
tambah NaHPO4 → endapan kristalin kuning
→ endapan putih MgNH4PO4.6H2O
→ Na ada
→ Mg ada (3)
Keterangan
(1) Penguapan filtrat dari golongan IV untuk menghilangkan semua garam garam
amonium
Mata kawat platina dipjarkan sampai merah lalu dimasukkan dalam boraks
yang telah ditumbuk halus, kemudian dipanaskan lagi sampai terbentuk suatu butiran
tak berwarna dan transparan (tembus cahaya). Butiran inilah yang dsebut “Mutiara
Boraks”
Mutiara yang masih panas ini disentuhkan pada analat sehingga hanya sedikit
bahan terambil , lalu dipanaskan dalam api pengoksidasi, yaitu yang dipinggir luar
api tak berwarna, dan dalam api pereduksi, yaitu dari kerucut – dalam api tak
berwarna. Pada pengerjaan ini terbentuk metaborat dari logam dalam analat;
metaborat berwarna khas.
Warna diamati pada saat mutiara boraks panas dan setelah dingin.
Reaksinya :
Hg 2+ + Cu Hg ↓ + Cu++
Kawat Cu 2 Bi 3+ + 3 Cu 2Bi ↓ + 3 Cu++
Sedikit zat yang mengandung CO3= masukkan dalam tabung reaksi I , tambah
beberapa cc H2SO4 2N. Gas yang timbul alirkan kedalam tabung breaksi II yang berisi
larutan Ba(OH)2 dengan pipa bengkok. Jika perlu campuran dipanasi. Jika terjadi
kekeruhan pada larutan Ba(OH)2 , berarti ada CO3= dalam campuran zat .
Ion sulfit (SO3=) juga memberikan reaksi yang sama dengan CO3= .
Untuk membedakan CO3= dan SO3= digunakan K2Cr2O7, dengan menambahkan K2Cr2O7
kedalam larutan zat kemudian ditambah H2SO4 beberapa cc. SO3= dalam
suasana H2SO4 bereaksi dengan K2Cr2O7, dimana SO3= dioksidasi menjadi SO4= sehingga
tidak menimbulkan gas SO2. Sedangkan CO3= tidak bereaksi dengan K2Cr2O7 dan tetap
dapat menimbulkan gas CO2 jika diberi asam sulfat.
I II
Ba(OH)2
Ba(OH)2
Zat + K2Cr2O7 +
Zat + K2Cr2O7 + H2SO4
H2SO4
Reaksinya :
5a. Golongan I disebut Golongan endapan khlorida karena kation golongan ini mengendap
dengan asam khlorida encer.
Endapan ( PbCl2, Hg2Cl2, AgCl ) tambah dengan H2O + HCl sedikit, didihkan dan
saring. . . . . . . . (1).
CATATAN :
(1). Pendidihan disini untuk melarutkan PbCl2
+
(2). Dengan menambah larutan NH4 encer, AgCl larut membentuk komplek [Ag(NH3)2]
+ -
AgCl + 2 NH3 [Ag(NH3)2] + Cl
+ -
(3) [Ag(NH3)2] + Cl + 2H+ AgCl + 2 NH3