Anda di halaman 1dari 18

NAMA :

KELAS :
NPM :

Ringkasan Kimia Dasar

KONSENTRASI ZAT DAN PERHITUNGANNYA

Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan jumlah zat terlarut dalam setiap satuan
larutan atau pelarut.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan
volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004). Konsentrasi larutan
merupakan suatu label larutan, agar larutan tersebut bisa memberikan gambaran atau informasi
tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya. Ada beberapa cara untuk
menyatakan secara kuantitatif komposisi suatu larutan, antara lain:
a. Persen
b. Part per million (ppm) atau bagian per juta (bpj) dan part per billion (ppb)
c. Molaritas
d. Molalitas
e. Normalitas
f. Fraksi mol
g. Keformalan

A. KONSENTRASI DALAM PERSEN


• Presentase massa, menyatakan jumlah massa (gram) zat terlarut dalam larutan.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝐴
%massa = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 (𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡) x 100%

- Contoh soal:
Hitung % massa (m/m) CH3COOH dalam 5 mL cuka dengan kerapatan 1, 008 g/mL yang
mengandung 0,2589 g CH3COOH.
- Penyelesaian:
0,2589 𝑔 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
%CH3COOH = x 100
5𝑚𝐿 1,008 𝑔⁄𝑚𝑙
= 5,14 %
• Presentase volume menyatakan jumlah volume (liter) zat terlarut dalam larutan.

𝑚𝐿 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%v/v = x 100%
𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
- Contoh soal:
50 ml alcohol dicampur dengan 50 ml air menghasilkan 96,54 ml larutuan. Hitung persen
volume masing masing komponen.
- Penyelesaian:
50
Persen volume alcohol = 96,54 𝑥 100
= 51, 79%
50
Persen volume air = 96,54 𝑥 100
= 51,79%

• Persen bobot/volume Persen b/v (w/v) menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100mL
larutan. Misalnya: larutan NaOH 10% w/v, artinya: dalam 100mL larutan terdapat 10 gram
NaOH.
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%w/v = 𝑥 100%
𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

• Persen milligram (%mg)


𝑚𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%mg = 𝑥 100%
100𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

B. KONSENTRASI DALAM PPM DAN PPB


• Ppm (part per million) banyaknya bagian zat terlarut dalam 106 bagian pelarut.
1 𝑚𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1 ppm = 1𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
• Ppb (part per billion) banyaknya bagian zat terlarut dalam 109 bagian pelarut.
1 µ 𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1 ppb = 1𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
- Contoh soal:
Suatu larutan aseton dalam air mengandung 8,60 mg aseton dalam 21,4 L larutan. Jika
kerapatan larutan 0,997 g/cm3, hitung konsenstrasi aseton dalam a) ppm dan b) ppb.
- Penyelesaian:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
a. Ppm aseton = x 106 ppm
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Berat aseton 8, 60 mg = 8,60 x 10-3 g
Berat air = 21,4 L x 1000mL/L x 0,997 g/mL
= 21,4 x 104 g
8,60 𝑔 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
Ppm aseton = 21,4 𝑥 10−4 𝑔 𝑎𝑖𝑟 x 106

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
b. Ppb aseton = x 109
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
= 8,60 𝑔 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
x 109 = 402 ppb
21,4 𝑥 10−4 𝑔 𝑎𝑖𝑟
C. KONSENTRASI DALAM MOLARITAS
• Molaritas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
1000 𝑚 1000
M = n x 𝑣 atau M = 𝑀𝑟 x 𝑣
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑛
M= =𝑣
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

• Molaritas larutan pekat: konsentrasi larutan pekat yang tersedia di laboratorium umumnya
diberikan dalam bentuk persen (%). Bila kita menginginkan konsentrasi larutan dalam
bentuk molaritas atau yang lainnya, maka perlu diperhatikan keterangan lain yang terdapat
pada label dari larutan tersebut, seperti berat jenis, Molekul relative (Mr), dan yang lainnya.
𝑚(𝑋) 1
Molaritas = 𝑀𝑟(𝑋) x 𝑣 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)

𝑘𝑔 1000𝑔
ƥ( ) .% .
𝐿 1𝑘𝑔
Molaritas (zat X) = 𝑀𝑟(𝑋)

D. Konsentrasi dalam molalitas:


• Molalitas adalah Suatu besaran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1000
gram pelarut.

• Molalitas Larutan Pekat Menentukan molalitas larutan dari larutan pekat, terlebih dahulu
dihitung massa dari zat terlarut dan massa pelarutnya.

• Untuk zat padat yang dilarutkan dalam air molalitas (m) larutan dihitung dengan
persamaan:

Contoh penyelesaian :
Ubahlah konsentrasi larutan H2SO4 pekat 96 % dan berat jenisnya = 1,84 menjadi
molalitas?
E. KONSENTRASI DALAM NORMALITAS
• Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Contoh penyelesaian :
Hitung kenormalan larutan yang mengandung 36,75 g H2SO4 dalam 1,5 liter larutan. Mr
H2SO4 = 98?

• Untuk padatan yang dilarutkan dalam air, normalitas larutan dapat ditentukan dengan
rumusan berikut:

Yang mana n adalah banyaknya ekivalen setiap mol zat X


• Cara menentukan normalitas larutan pekat dapat ditentukan dengan persamaan.

F. FRAKSI MOL
• Fraksi mol merupakan perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah
mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol zat terlarut + fraksi mol zat pelarut = 1


• Contoh penyelesaian :
Hitung berapa fraksi mol NaCl dan fraksi mol H2O dalam larutan 117 g NaCl dalam 3 kg
H2O?

G. KONSENTRASI DALAM KEFORMALAN

• Konsentrasi Pengenceran
Proses pengenceran adalah mancampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar atau konsentrasi yang
lebih kecil. Pengenceran yang dimaksudkan dalam larutan kimia, yaitu memperbesar jumlah
pelarut pada suatu larutan yang mempunyai jumlah mol zat tertentu. Pengenceran yang biasa
dilakukan adalah dengan mengambil larutan yang mempunyai konsentrasi volume tertentu
kemudian ditambah dengan pelarut (aquades untuk pelarut air) sampai volumenya sesuai
dengan yang diharapkan. Hasil pengenceran jumlah mol zat terlarut yang ada dalam larutan
tidak berubah, akan konsentrasi larutan berubah, hal ini disebabkan oleh perubahan volume
pelarut.
• mol zat sebelum diencerkan = mol zat setelah diencerkan
• contoh penyelesaian :
Berapa mL H2SO4 pekat (18,0 M) yang dibutuhkan untuk membuat 750 mL larutan
H2SO4 3,00 M?
Penyelesaian:

M1V1 = M2V2
M1 = 18,0 M
M2 = 3,00 M
V1 = ?
V2 = 750 mL

Untuk membuat larutan ini, diencerkan 125 mL H2SO4 pekat menjadi volume akhir 750
mL.

• Pencampuran Konsentrasi yang Berbeda

• Kelarutan (s) merupakan batas larut suatu zat dalam sejumlah pelarut tertentu, dalam hal
ini pelarutnya adalah air, pada suhu dan tekanan tertentu (sebagai larutan jenuh). Kelarutan
suatu zat dalam air dinyatakan sebagai jumlah mol zat terlarut per liter, g/L. kelarutan
dipengaruhi oleh suhu, pada suhu tinggi pada umumnya kelarutannya makin tinggi, kecuali
CaSO4, sedangkan tekanan hampir tidak berpengaruh. Selain itu, kelarutan akan menurun
dengan adanya ion senama, tetapi adanya ion asing kelarutannya akan sedikit meningkat.
• Tabel Ksp Senyawa
• Hasil kali kelarutan adalah suatu tetapan yang menggambarkan kelarutan suatu ion zat
padat dan memberikan harga hasil kali konsentrasi ionnya (aktivitas ion) dalam larutan
jenuh. Jika hasil kali kelarutan dicapai, maka senyawa yang terbentuk dari ion–ion ini akan
mengendap.

• Hasil kali kelarutan KC diturunkan dari hukum aksi massa. Jika misalnya kelarutan suatu
garam AB dalam air pada 20°C adalah 15% ( berat, b/b ), ini berarti 15g senyawa tersebut
larut dalam 85g air. Jika jumlah ini dilampaui, maka senyawa akan tidak larut lagi dan akan
tetap tinggal sebagai zat padat. Suatu garam AB yang terlarut dalam air akan terdiosiasi
mengikuti persamaan sebagai berikut.
• Jika dalam suatu larutan yang tidak jenuh harga CAB dapat berbeda– beda tergantung dari
konsentrasi zat, maka dalam larutan jenuh dengan adanya senyawa padat harga ini konstan
dan persamaan di atas menjadi :

• Menurut prinsip Le Chatelier, kelarutan akan bertambah dengan bertambahnya suhu


(contoh: KCl, KNO). Ketentuan ini hanya berlaku jika tidak terjadi reaksi kimia antara
bagian yang larut dan pelarut. jika energi solvatasi lebih kecil dari energy kisi, maka
kelarutan akan berkurang dengan bertambahnya suhu (contoh: kalsium asetat). Jika energy
kisi dan energy solvatasi seimbang, kelarutan tidak akan dipengaruhi suhu (NaCl).

• Pengaruh Ion Sejenis Pada kelarutan.


Dari hasil kelarutan terlihat bahwa kelarutan suatu senyawa akan berkurang dengan adanya
ion sejenis, karena akan diendapkan oleh ion sejenis ini. Hal ini akan dijelaskan dengan
pengendapan perak klorida sebagai contoh :

• Pengaruh Ion Asing Pada Kelarutan.


Kelarutan suatu garam juga akan dipengaruhi oleh penambahan ion asing. Bertambahnya
kelarutan dapat disebabkan oleh dua hal yang berbeda : a. Pembentukan ion kompleks b.
Berkurangnya koefisien aktivitas. jika pada larutan elektrolit kuat atau larutan pekat
elektrolit lemah, berlaku hukum aksi massa, maka haruslah konsentrasi ion dikoreksi
dengan suatu factor f yaitu koefisien aktivitas. Untuk suatu konsentrasi c aktivitas a adalah:

• Hubungan Kelarutan dan Hasil Kelarutan.


Hubungan kelarutan molar dan ksp untuk beberapa zat yang sukar larut dalam air dapat
dilihat pada Tabel berikut:

• Contoh penyelesaian :

• Sifat Koligatif Larutan, Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada
jumlah partikel dalam volume pelarut tertentu dan tidak dipengaruhi oleh massa atau
identitas partikel terlarutnya. Untuk setiap perbandingan massa zat terlarut dan pelarut,
sifat koligatif larutan berbanding terbalik dengan massa molar zat terlarut.
• Ketika zat terlarut ditambahkan ke pelarut dengan volume tertentu untuk membuat suatu
larutan, partikel terlarut akan memindahkan sebagian pelarut dalam fase cair. Hal ini akan
mengurangi konsentrasi pelarut per volume, ini juga akan berhubungan pada jenis partikel
dan banyak partikelnya.
• Sebagai contoh ketika kita melarutkan CaCl2 maka akan menghasilkan tiga partikel yaitu
satu pengertian ion kalsium dan dua ion klorida, sedangkan saat kita melarutkan NaCl
hanya akan menghasilkan dua partikel yaitu satu ion natrium dan satu ion klorida. Oleh
karena itu, kalsium klorida akan memiliki efek yang lebih besar pada sifat koligatif
daripada natrium klorida. Contoh dari sifat koligatif larutan yaitu penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku, peningkatan titik didih, dan tekanan osmotik dari suatu larutan. Sifat
koligatif larutan ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut.
• ADA 4 SIFAT LARUTAN YANG SANGAT DIPENGARUHI OLEH KUANTITAS
SOLUT DALAM LARUTAN. KEEMPAT MACAM SIFAT KOLIGATIF:
a. PENURUNAN TEKANAN UAP (∆P)
b. KENAIKAN TITIK DIDIH (∆TB)
c. PENURUNAN TITIK BEKU (∆TF)
d. TEKANAN OSMOTIK (Π)
• Sifat Kolegatif Larutan Nonelektrolit
a. Penurunan Tekanan Uap. Penguapan adalah peristiwa yang terjadi ketika partikel-
partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-menarik
antarmolekul zat cair, semakin mudah zat cair tersebut mudah menguap. Semakin
mudah zat cair menguap, semakin besar pula tekanan uap jenuhnya. Dalam suatu
laerutan, partikel-partikel zat terlarut menghalangi gerak molekul pelarut untuk
berubah sari bentuk cair menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan
menjadi lebih rendah dari tekanan uap jenuh larutan murni.
• Contoh soal tekanan uap :
Hitunglah tekanan uap larutan 2 mol sukrosa dalam 50 mol air pada 300oC jika tekanan
uap air murni pada 300oC adalah 31,80 mmHg. Yang ditanya dalam soal ini adalah tekanan
uap air murni. Jadi, yang dicari adalah tekanan uap pelarut murni atau Pp?

b. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)


• Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih dimana tekanan uap zat
cair sama dengan tekanan uap udara disekitarnya yaitu 1 atm. Dan harus diingat titik didih
larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya
partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan yang menghalangi peristiwa penguapan
partikel-partikel pelarut. Perbedaan titik didih alrutan dengan titik didih pelarut murni
disebut kenaikan titik didih yang dinyatakan sebagai ∆Tb ( b berasal dari kata boil yang
artinya mendidih, bukan beku).
• Titik didih suatu larutan lebih tinggi atau rendah daripada titik didih pelarut, bergantung
pada kemudahan zat terlarut itu menguap dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat terlarut
tersebut tidak mudah menguap, misalnya larutan gula, larutan tersebut mendidih pada suhu
yang lebih tinggi daripada titik didih pelarut air. Sebaliknya, jika zat terlarut itu mudah
menguap misalnya etanol, larutan akan mendidih pada suhu di bawah titik didih air.
• Hukum sifat koligatif dapt diterapkan dalam meramalkan titik didih larutan yang zat
terlarutnya bukan elektrolit dan tidak mudah menguap.


Dengan :
Kb : tetapan kenaikan titik molal dari pelarut (oC/m)
∆Tb : kenaikan titik didih
Tb : titik didih larutan
T0b: titik didih pelarut murni
• Contoh penyelesaian :
Hitunglah titik didih larutan yang mengandung 18 gram glukosa C6H12O6. (Ar C = 12
gr/mol; H = 1 gr/mol; O = 16 gr/mol) dalam 250 gram air. (Kb air adalah 0,52 oC/m)?

• Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil
daripada titik beku pelarutnya. Penurunan titik beku, ∆Tf (f berasal dari kata freeze) yang
berbanding lurus dengan molalitas.

Contoh penyelesaian :
Berapakah titik beku larutan yang terbuat dari 10 gram urea CO(NH2)2 dalam 100 gram
air? ( Mr urea = 60 gram/mol; Kf air = 1,86 oC/m)?
• Tekanan Osmotik Larutan Non Elektrolit. Osmosis adalah merembesnya partikel-partikel
pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui suatu membran
semipermeabel. Membran semipermeabel hanya melewatkan molekul zat tertentu
sementara zat yang lainnya tertahan.

• Contoh penyelesaian :
Berapakah tekanan osmotik pada 25oC dari larutan sukrosa 0,001 M?

• Sifat Kolegatif Larutan Elektrolit.


Menurut Arhenius, suatu zat elektrolit yang dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion
penyusunnya sehingga jumlah partikel zat pada larutan elektrolit akan lebih banyak
dibandingkan dengan larutan nonelektrolit yang konsentrasinya sama. Hal ini menyebabkan
sifat koligatif pada larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit.
Keterangan :
i : factor yang menunjukkan bagaimana larutan elektrolit dibandingkan dengan larutan
nonelektrolit dengan molalitas yang sama. Faktor i inilah yang lebih lanjut disebut faktor
Van’t Hoff.
n : jumlah ion dari elektrolit
α : derajat ionisasi elektrolit

a. Penurunan Tekanan Uap Jenuh.


b. Penaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku.

• Contoh penyelesaian :

c. Tekanan Osmotik.

Anda mungkin juga menyukai