Anda di halaman 1dari 70

ANISA SHOLIKHATI, S. Pd., M.

MATKUL KIMIA DASAR FARMASI - 2017


KONSENTRASI LARUTAN

 Larutan → Campuran homogen yang


terdiri dari dua atau lebih zat

 Komponen larutan yang jumlahnya lebih


sedikit → zat terlarut (solute)

 Komponen larutan yang jumlahnya lebih


banyak → pelarut (solvent)
 Mol (n) → satuan jumlah zat dalam SI
 1 mol → banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang jumlahnya
sama dengan 12 gram C-12 yaitu 6,02 x 1023
 6,02 x 1023 = Bil. Avogadro
 Contoh:
1 mol Fe = 6,02 x 1023 atom Fe
1 mol H2O = 6,02 x 1023 molekul H2O
3 mol CO2 = ....
 Massa molar → massa yang dimiliki oleh 1 mol zat
 Massa 1 mol zat sama dengan massa molekul relatif zat tersebut (satuannya
gram/mol)
 Massa molekul relatif (Mr) dan Massa atom relatif (Ar)
 Contoh:
Massa molar Ca = 40 gram/mol
Ar Fe = ....
Massa molar H2O = (2 x Ar H) + (1 x Ar O) = (2x1) + (1x16) = 18 gram/mol
Mr H2SO4 = ....
menghitung jumlah mol suatu zat

n = mol
𝑚
𝑛= m = massa (gram)
𝑀𝑟
Mr = Massa molar (gram/mol)

Latihan Soal:
Tentukan jumlah mol dari:
a. 27,6 gram etanol C2H5OH
b. 648 gram sukrosa C12H22O11
(Ar C = 12, H = 1, O = 16)
KONSENTRASI LARUTAN

Persen ppm/bpj Molalitas

Molaritas Normalitas Fraksi Mol


Persen
 Persen konsentrasi → persen massa (w/w%), persen volume (%v/v), dan persen
massa/volume (w/v%).

𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑜𝑓 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 (𝑔)


w/w % = x 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑜𝑓 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 (𝑔)

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)


v/v % = x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝐿)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)


w/v % = x 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝐿)
ppm/bpj

 Ppm (part per million) atau bpj (bagian per juta)


 Ppm/bpj digunakan untuk larutan yang sangat encer
 Ppm/bpj→ massa zat terlarut (dalam mg) dalam 1000 mL larutan
 Misal, Kandungan Pb dalam air sungai adalah 20 ppm artinya dalam
setiap L atau Kg air sungai terdapat 20 mg Pb

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔) 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔)


ppm = ppm = x 106
1000 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝑔)
Molalitas (m)

 Jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut

𝑚𝑜𝑙𝑒𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒
Molality (m) =
𝑘𝑖𝑙𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑣𝑒𝑛𝑡

m= molalitas
1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 massa = massa zat terlarut (g)
m = 𝑚𝑜𝑙 × m= ×
𝑃 𝑀𝑟 𝑃 P = massa pelarut (g)
Mr = massa molekul relatif
Molaritas (M)
 Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan

𝑚𝑜𝑙𝑒𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒
Molarity (M) =
𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛

1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000


M = mol × M= × M= Molaritas
𝑉 𝑀𝑟 𝑉
massa = massa zat terlarut (g)
V = Volume larutan (mL)
Mr = massa molekul relatif
ρ = massa jenis (g/mL)
10 × 𝜌 × %
M= % = kadar/ persen larutan
𝑀𝑟
Normalitas (N)

 Jumlah ekuivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan

𝑒𝑘
N=
𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)

ek = mol ekuivalen zat terlarut


𝑛𝑥𝑎 n = mol zat terlarut
N= a = valensi
𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)
M = molaritas

N=𝑀 ×𝑎
Fraksi mol (X)

 Perbandingan mol suatu zat dengan mol seluruh zat dalam larutan

𝑛𝑡
Xt =
𝑛𝑡+𝑛𝑝
Xt = fraksi mol zat terlarut

𝑛𝑝 Xp = fraksi mol pelarut


Xp = nt = mol zat terlarut
𝑛𝑡+𝑛𝑝
np = mol pelarut

Xt + Xp = 1
LATIHAN SOAL
1. Limbah penyamakan kulit mengandung 0,25 gram krom dalam 10 L
larutannya. Berapa ppm kah krom dalam larutan tersebut ?
2. Berapa persen massa/volume 10 g BaCl2 yang dilarutkan dalam 90 g air (ρ =
1,09 g/mL)
3. Berapakah molalitas dan molaritas larutan urea CO(NH2)2 yang mengandung
10% massa urea? (Ar C = 12, O = 16, N = 14, H = 1)
4. Hitunglah fraksi mol urea CO(NH2)2 dalam larutan urea 20%! (Ar
C = 12, O = 16, N = 14, H = 1)
5. Sebanyak 9 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram
air (Mr = 18), hitunglah fraksi mol glukosa dalam larutan!
6. Hitunglah normalitas yang dibuat dengan melarutkan 4
gram NaOH dalam 200 gram air! (Ar Na = 23, O = 16, H = 1)
Hari ini kita belajar

 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


 KESETIMBANGAN LARUTAN
 KESEIMBANGAN IONIK ANTARA ZAT PADAT DAN LARUTAN
 PENGENDAPAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
 PENGARUH PH TERHADAP KELARUTAN
 PENGARUH ION SEJENIS TERHADAP KELARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

 Hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung
pada jenis dan sifatnya

SKL:
1. Penurunan tekanan uap (ΔP)
2. Kenaikan titik didih (ΔTb)
3. Penurunan titik beku (ΔTf )
4. Tekanan osmosis (π)
Penurunan tekanan uap (ΔP)

 zat terlarut menyebabkan partikel pelarut yang menguap


menjadi berkurang akibatnya terjadi penurunan tekanan
uap. Jadi, dengan adanya zat terlarut menyebabkan
penurunan tekanan uap.
 Tekanan uap larutan lebih rendah dibanding tekanan uap
pelarut murninya
 Tekanan uap larutan ideal dapat dihitung berdasar Hukum
Raoult “ Tiap komponen dalam suatu larutan melakukan
tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari
pelarut murni”
Penurunan tekanan uap (ΔP)
Kenaikan titik didih (ΔTb) &
Penurunan titik beku (ΔTf)
 Dengan adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap
larutan, sehingga pada suhu 100°C larutan air belum mendidih karena
tekanan uapnya belum mencapai 760 mmHg. Untuk mencapai tekanan
uap 760 mmHg maka perlu dipanaskan lebih tinggi lagi akibatnya
larutan mendidih pada suhu lebih dari 100°C. Ini berarti bahwa titik
didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murninya.

 Sebaliknya pada titik beku normal karena tekanan uap larutan juga lebih
rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Sehingga agar larutan
membeku, harus didinginkan akibatnya titik beku larutan lebih rendah
dari titik beku pelarut murni.
Kenaikan titik didih (ΔTb) &
Penurunan titik beku (ΔTf)
Diagram fase air
Tekanan osmosis (π)

 Aliran suatu pelarut dari suatu larutan


dengan konsentrasi lebih rendah ke larutan
dengan konsentrasi tinggi melalui
membran semipermiabel disebut osmosis.

 Peristiwa osmosis dapat dicegah dengan


memberi tekanan pada permukaan larutan.
Tekanan yang diperlukan untuk mencegah π = tekanan osmosis (atm)
terjadinya osmosis ini disebut tekanan
M = Molaritas (M)
osmosis.
R = tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
π =MRT T = suhu (K)
Sifat koligatif larutan nonelektrolit & elektrolit

 Larutan elektrolit mempunyai sifat


koligatif yang lebih besar dibanding Nonelektrolit Elektrolit
sifat koligatif larutan nonelektrolit
dengan konsentrasi yang sama. ΔP = Xt Po ΔP = Xt Po i
ΔTb = m Kb ΔTb = m Kb i
 Perbandingan sifat koligatif larutan ΔTf = m Kf ΔTf = m Kf i
elektrolit yang terukur dengan sifat π =MRT π =MRTi
koligatif larutan nonelektrolit yang
diharapkan pada konsentrasi yang
sama disebut faktor Van’t Hoff (i)
 NaCl → Na+ + Cl- n=2 i = 1 + (n-1) α
 H2SO4 → 2H+ + SO42- n=3
SOAL 1
1. Pada suhu tertentu tekanan uap jenuh air adalah 30 mmHg. Berapakah tekanan
uap jenuh larutan urea 10% pada suhu tersebut? (Mr urea = 60)
2. Hitunglah titik beku suatu larutan yang mengandung 20 gram kloroform CHCl3
(Mr= 119) dalam 500 gram benzena (Kf= 4,9 °C/m), bila titik beku benzena
5,5°C!
3. Berapakah titik didih 250 mL larutan yang mengandung 5,55 gram CaCl2? (Ar
Ca= 40, Cl= 35,5, Kb air= 0,52)
4. Bila tekanan osmotik darah manusia pada suhu 37 °C adalah 7,7 atm, berapa
gram glukosa C6H12O6 yang diperlukan untuk membuat 500 mL larutan yang
isotonik dengan darah? (Ar C = 12, H = 1, O = 16)
5. Suatu elektrolit biner dengan konsentrasi 0,5 M ternyata isotonis dengan
larutan yang dibuat dengan melarutkan 30 gram CO(NH2)2 dalam air hingga
volume 1 liter. Berapa derajat ionisasi elektrolit tersebut?
KESETIMBANGAN KIMIA

aA + bB ⇋ 𝑐𝐶 + 𝑑𝐷
a,b,c,d = koefisien
Pereaksi/reaktan Hasil reaksi/produk

 Kesetimbangan terjadi pada reaksi reversible


 Reaksi reversible = Reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik
membentuk reaktan
 Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi
balik dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah
lagi.
𝐶 𝑐 [𝐷]𝑑
K=
[𝐴]𝑎 𝐵 𝑏
Kesetimbangan homogen & heterogen

 Kesetimbangan homogen → reaktan dan produk berada pada fase


tunggal/ sama
 Contoh: N2(g) + 3H2(g) ⇋ 2 NH3(g)

 Kesetimbangan heterogen → reaktan dan produk berada pada lebih


dari satu fase
 Contoh: CaO(s) + SO2(g) ⇋ CaSO3(s)
Keadaan setimbangan suatu reaksi

 Contoh:
Dalam suatu wadah direaksikan larutan yang mengandung 0,01 mol Fe3+
dengan larutan yang mengandung 0,01 mol ion SCN- hingga terjadi
reaksi kesetimbangan:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇋ FeSCN2+(aq)
Dalam keadaan setimbang terdapat Fe3+ sebanyak 0,004 mol. Hitunglah
berapa mol SCN- dan FeSCN2+ yang terdapat dalam sistem!

Reaksi: Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇋ FeSCN2+(aq)


Mula2: 0,01 mol 0,01 mol -
Reaksi: -0,006 mol -0,006 mol +0,006 mol
Setimbang: 0,004 mol 0,004 mol 0,006 mol
Kc dan Kp

 Konstanta kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) adalah hasil perkalian


konsentrasi hasil reaksi dibagi perkalian konsentrasi pereaksi yang masing-
masing dipangkatkan koefisiennya (fase gas & larutan).
 Kp → yang diperoleh dari nilai tekanan (fase gas)

aA + bB ⇋ 𝑐𝐶 + 𝑑𝐷 𝐶 𝑐 [𝐷]𝑑
Kc =
[𝐴]𝑎 𝐵 𝑏
Δn = (c+d)-(a+b)
R = 0,082 atm mol-1 K-1
Kp = Kc (RT)Δn T= suhu (K)
P = tekanan (atm)

aA(g) + bB (g) ⇋ 𝑐𝐶(g) + 𝑑𝐷(g) (𝑃𝐶)𝑐 (𝑃𝐷)𝑑


Kp =
(𝑃𝐴)𝑎 (𝑃𝐵)𝑏
 Contoh:
(NH4)2S(s) ⇋ 2NH3(g) + H2S(g)
Kc = [NH3]2 [H2S]

C(s) + H2O(g) ⇋ CO(g) + H2(g)


𝑃𝐶𝑂 (𝑃𝐻2)
Kp =
(𝑃𝐻2𝑂)
Hubungan konstanta kesetimbangan(K) antara
reaksi-reaksi yang berkaitan
 Reaksi kesetimbangan
1
Dibalik → K dibalik, jadi
𝐾
𝑛
Dibagi (n) → K diakar pangkat n, jadi 𝐾
Dikali (n) → K dipangkat n, jadi Kn
 Contoh
2 SO2(g) + O2(g) ⇋ 2 SO3(g) K1
1
2 SO3(g) ⇋ 2 SO2(g) + O2(g) K2 =
𝐾1
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan

 Prinsip Le Chatelier → Kesetimbangan dapat berubah, jika mendapat


pengaruh dari luar. Tujuannya untuk mencapai kesetimbangan baru dengan
pergeseran kesetimbangan

 4 faktor:
1. Konsentrasi
2. Volume dan Tekanan
3. Suhu
4. Katalis
Pengaruh Konsentrasi

 Menambah
Reaktan = reaksi ke arah produk (kanan)
Produk = reaksi ke arah reaktan (kiri)

 Mengurangi
Reaktan = reaksi ke arah reaktan (kiri)
Produk = reaksi ke arah produk (kanan)
Pengaruh Tekanan dan Volume

 Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil) kesetimbangan bergeser


ke arah jumlah koefisien yang kecil
 Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar) kesetimbangan bergeser
ke arah jumlah koefisien yang besar
 jika jumlah koefisien pereaksi = koefisien hasil reaksi, perubahan
tekanan atau volume tidak akan menggeser kesetimbangan

X +2Y ⇋ 2𝑍
Reaksi bergeser ke kanan jika ......
Reaksi bergeser ke kiri jika ......
3 2
Pengaruh suhu

 Suhu turun = reaksi bergeser ke eksoterm


 Suhu naik = reaksi bergeser ke endoterm

Reaksi bergeser ke kanan jika ......


Reaksi bergeser ke kiri jika ......
Pengaruh katalis

 Dalam reaksi kesetimbangan, katalis dapat memperbesar laju


reaksi, tetapi tidak mempengaruhi susunan kesetimbangan
 Katalis dapat mempercepat tercapainya kesetimbangan
SOAL 2
1. Tuliskan rumus hukum kesetimbangan untuk reaksi berikut
a. Fe2O3(s) + 3CO(g) ⇋ 2Fe(s) + 3CO2(g)
b. Cu2+(aq) + Zn(s) ⇋ Cu(s) + Zn2+(aq)
2. Ke dalam ruangan tertutup yang volumenya 10 L direaksikan masing-masing 0,5 mol gas
nitrogen dan 0,5 mol gas oksigen hingga membentuk reaksi setimbang:
2N2(g) + O2(g) ⇋ 2N2O(g)
3. Diketahui reaksi kesetimbangan dan nilai K untuk reaksi:
1
CO(g) + O ⇋ CO2(g) K = 1,1 x 10-11
2 2(g)
1
H2O(g) ⇋ H2(g) + O K = 7,1 x 10-12
2 2(g)
Tentukan nilai tetapan kesetimbangan untuk reaksi:
CO(g) + H2O(g) ⇋ CO2(g) + H2(g)
4. PCl5 dapat terdekomposisi menjadi PCl3 dan Cl2 membentuk reaksi kesetimbangan
PCl5 (g) ⇋ PCl3(g) + Cl2(g)
Jika diketahui harga Kp untuk reaksi tersebut adalah 4 dan PCl5 terdisosiasi
sebanyak 10%, tentukan tekanan total sistem!
5. Dalam pemisahan besi dari bijih besi melibatkan reaksi kesetimbangan:
Fe2O3(s) + 3CO(g) ⇋ 2Fe(s) + 2CO2(g) ΔH=+a kJ
a. Bagaimana besi yang dihasilkan jika tekanan diperbesar?
b. Bagaimana besi yang dihasilkan jika ke dalamnya ditambahkan Fe2O3?
c. Bagaimana besi yang dihasilkan jika jika suhu dinaikkan?
KESEIMBANGAN IONIK ANTARA ZAT PADAT
DAN LARUTAN
 Larutan elektrolit
 Derajad ionisasi
 Asam-Basa
 pH
 Konstanta Disosiasi Asam & Basa (Ka & Kb)
 Larutan Penyangga
 Hidrolisis Garam
Larutan elektrolit

 Larutan yang bisa menghantarkan arus listrik


 Larutan elektrolit → molekul-molekulnya
terurai (terdisosiasi) menjadi partikel-partikel
bermuatan listrik positif (kation) dan negatif
(anion) yang disebut dengan ion.
Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Non Elektrolit
Penghantar arus listrik yang Penghantar listrik yang kurang Tidak dapat
baik baik menghantarkan arus listrik
Terionisasi sempurna Terionisasi sebagian Tidak dapat terionisasi
Derajat ionisasi (α = 1) Derajat ionisasi ( 0 < α < 1 ) Derajat ionisasi (α = 0)

Jika diuji, nyala lampu terang Jika diuji, nyala lampu lemah dan Jika diuji, tidak menyala dan
dan muncul banyak gelembung sedikit gelembung gas tidak ada gelembung gas
gas
Contoh: Asam kuat, Basa kuat, Contoh: Asam lemah, Basa Contoh: Gula, urea
Garam dari AK + BK lemah
Derajad ionisasi/ disosiasi (α)

 perbandingan antara jumlah zat yang terurai dengan jumlah zat mula-mula

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑟𝑎𝑖


α =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
Asam-Basa

 Teori Asam-Basa:
1. Arrhenius
2. Bronsted Lowry
3. Lewis
Arrhenius
 Asam : zat elektrolit yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+ atau
H3O+
 Contoh:
HCl(aq) ⇋ H+(aq) + Cl-(aq) atau HCl(aq) + H2O ⇋ H3O+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) ⇋ 2 H+(aq) + SO42-(aq)

 Basa : zat elektrolit yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-
 Contoh:
NaOH(aq) ⇋ Na+(aq) + OH-(aq)
Ba(OH)2(aq) ⇋ Ba2+(aq) + 2 OH-(aq)
Bronsted Lowry

 Asam : donor atau penyumbang proton


 Basa : akseptor atau penerima proton
 Proton dituliskan sebagai H+

Asam ⇋ basa + H+
Basa + H+ ⇋ asam
Lewis

 Asam : spesies penerima pasangan elektron


 Basa : spesies pendonor pasangan elektron
pH

 pH : derajad keasaman yang menyatakan tingkat keasaman larutan


 H2O ⇋ H+ + OH-
 Air terionisasi menjadi H+ dan OH- dengan konsentrasi masing-masing 10-7 M
(T = 25oC)
 Tetapan kesetimbangan air (Kw) = [H+] [OH-] = (10-7) (10-7) = 10-14

 Skala pH
pH = - log [H+]

pH = derajad keasaman
pOH = - log [OH-] pOH = derajad kebasaan
[H+] = konsentrasi ion H+
[OH-] = konsentrasi ion OH-

pH + pOH = 14
Perhitungan pH

 Asam Kuat
 HCl, H2SO4, HNO3, HBr, HI, HClO3, HClO4

[H+] = a Ma a = valensi = jumlah ion H+


Ma = kemolaran asam

 Basa Kuat
 LiOH, NaOH, KOH, Ca(OH)2, dll (Gol IA/IIA kecuali Be)

[OH-] = b Mb
b = valensi = jumlah ion OH-
Mb = kemolaran basa
Konstanta ionisasi Asam & Basa (Ka & Kb)

 Asam Lemah

[H+] = 𝐾𝑎 𝑀𝑎 [H+] = α Ma

 Basa Lemah

[OH-] = 𝐾𝑏 𝑀𝑏 [OH-] = α Mb

Ka = konstanta ionisasi asam


Kb = konstanta ionisasi basa
α = derajat ionisasi
SOAL 3
1. Sesuai dengan teori asam basa Arrhenius, lengkapilah tabel berikut:

Rumus Senyawa Reaksi ionisasi Nama Senyawa


.... .... Asam sulfat
H2S .... ....
Ba(OH)2 .... ....
.... .... Aluminium hidroksida

2. a. Tentukan pasangan asam-basa konjugasi menurut teori Bronsted Lowry


reaksi berikut:
HClO4 + NH3 ⇋ ClO4- + NH4+
b. Sebutkan 3 contoh asam basa menurut teori Lewis
3. Hitunglah pH larutan:
a. HCl 0,02 M c. NH3 0,1 M
b. CH3COOH 0,1 M (Ka = 10-5) d. Ba(OH)2 0,0005 M
4. Larutan asam klorida 0,1 M dan larutan asam sulfat 0,1 M dengan volume sama
dicampur menjadi satu. Hitunglah pH campuran larutan tersebut!
5. Larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 100 mL direaksikan dengan 100 Ml larutan KOH 0,1 M.
Hitunglah pH masing-masing larutan sebelum dicampur dan sesudah dicampur!
Larutan Penyangga

 Larutan yang dapat mempertahankan pH larutan


 Penyangga asam : asam lemah + basa konjugasi/ garamnya
 Contoh: CH3COOH + CH3COONa

 Penyangga basa : basa lemah + asam konjugasi/ garamnya


 Contoh: NH4OH + NH4Cl
Penyangga Asam
𝑛𝑎 na = jumlah mol asam
[H+] = Ka nbk = jumlah mol basa konjugasi
𝑛𝑏𝑘

Jika reaksi, AL + BK ⇋ Garam + H2O (AL harus sisa)

CH3COOH + NaOH ⇋ CH3COONa + H2O

m: 0,2 mol 0,1 mol


r : 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol

s : 0,1 mol - 0,1 mol 0,1 mol


Penyangga Basa
𝑛𝑏
[OH-] = Kb na = jumlah mol basa
𝑛𝑎𝑘 nbk = jumlah mol asam konjugasi

Jika reaksi, BL + AK ⇋ Garam + H2O (BL harus sisa)

NH4OH + HCl ⇋ NH4Cl + H2O

m: 0,4 mol 0,2 mol


r : 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol

s : 0,2 mol - 0,2 mol 0,2 mol


Hidrolisis Garam

 Reaksi penguraian garam oleh air


 Yang dapat terhidrolisis → asam lemah dan basa lemah

 Jenis-jenis garam terhidrolisis:


1. Garam terhidrolisis sebagian
2. Garam hidrolisis total
3. Garam tidak terhidrolisis
Garam terhidrolisis sebagian

 Garam dari asam lemah dan basa kuat, bersifat basa (pH>7)
 Contoh: CH3COONa, KCN, dll

CH3COONa ⇋ CH3COO- + Na+

CH3COO- + H2O ⇋ CH3COOH + OH-


Na+ + H2O ⇋

𝐾𝑤
[H+] = [𝐺] [G] = konsentrasi garam
𝐾𝑎

 Jika reaksi AL + BK ⇋ Garam + H2O (AL & BK habis bereaksi)


Garam terhidrolisis sebagian

 Garam dari basa lemah dan asam kuat, bersifat asam (pH<7)
 Contoh: NH4Cl, CuSO4, dll

NH4Cl ⇋ NH4+ + Cl-

NH4+ + H2O ⇋ NH4OH + H+


Cl- + H2O ⇋

𝐾𝑤 [G] = konsentrasi garam


[OH-] = [𝐺]
𝐾𝑏

 Jika reaksi BL + AK ⇋ Garam + H2O (BL & AK habis bereaksi)


Garam hidrolisis total

 Garam dari asam lemah dan basa lemah


 Contoh: NH4CN, CH3COONH4

NH4CN ⇋ NH4+ + CN-

NH4+ + H2O ⇋ NH4OH + H+


CN- + H2O ⇋ HCN + OH-

 Sifat larutan tergantung Ka dan Kb


Ka > Kb : Asam (pH < 7) 𝐾𝑤
Ka < Kb : Basa (pH > 7) [H+] = 𝐾𝑎
𝐾𝑏
Ka = Kb : Netral (pH = 7)
Garam tidak terhidrolisis

 Garam dari asam kuat dan basa kuat (pH=7)


 Contoh: NaCl, Na2SO4

NaCl ⇋ Na+ + Cl-

Na+ + H2O ⇋
Cl- + H2O ⇋
SOAL 4
1. Hitunglah pH larutan:
a. CH3COONa 1 M (Ka CH3COOH = 10-5)
b. NH4Cl 0,1 M (Kb NH4OH = 10-5)
c. 100 mL HCN 0,1 M + 50 mL NaCN 0,2 M (Ka HCN= 4 x 10-5)
2. Sebanyak 10 mL CH3COOH 0,1 M ditambahkan 10 mL KOH yang mempunyai pH = 13 – log
2. (Ka = 10-5). Tentukan pH sebelum dan sesudah reaksi!
3. Larutan NH4OH 0,1 M sebanyak 400 mL ditambahkan ke dalam 200 mL larutan H2SO4,
ternyata diperoleh pH = 9 – 2 log 2 (Kb= 10-5). Hitunglah kemolaran H2SO4 tersebut!
4. Berapa gram massa amonium sulfat yang terlarut dalam 500 mL larutan amonium sulfat
yang pH nya = 5? Diketahui Kb NH4OH = 10-5
5. Larutan asam asetat 0,2 M sebanyak 25 mL (Ka = 10-5) dicampur dengan 25 mL larutan
natrium hidroksida 0,2 M. Hitunglah pH campuran yang terjadi!
PENGENDAPAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

 Kelarutan (s) → Jumlah maksimum zat terlarut dalam pelarut tertentu


 Kelarutan = Molaritas

𝑛 n = jumlah mol
s= V = Volume larutan (L)
𝑉

 Larutan tidak jenuh: larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarutnya
pada suhu tertentu
 Larutan jenuh: larutan dengan jumlah zat terlarut (molekul atau ion) yang
telah maksimum pada suhu tertentu
 Larutan lewat jenuh: larutan dengan zat terlarut yang melebihi jumlah
maksimum kelarutannya pada suhu tertentu.
Hasil kali kelarutan (Ksp)

 Hasil kali konsentrasi ion-ion zat terlarut dipangkatkan koefisien

AxBy ⇋ XAy+ + YBx- Ksp = [Ay+]x [Bx-]y

 Contoh:

AgCl(s) ⇋ Ag+(aq) + Cl-(aq) Jumlah ion = 2


s s s

Ksp = [Ag+] [Cl-] = s . s = s2


Hubungan s dan Ksp

Jumlah Rumus Contoh


ion Ksp
2 s2 AgCl
3 4s3 MgCl2, Ag2CrO4
4 27s4 Al(OH)3, Na3PO4
5 ....... ......
Pengendapan

 Ksp : nilai maksimum dari ion-ion yang berada dalam larutan.


 Jika hasil kali konsentrasi ion Ag+ dengan konsentrasi ion Cl– melampaui
harga Ksp AgCl, maka sebagian ion Ag+ dan Cl– akan bergabung
membentuk endapan AgCl. Jadi, kita dapat meramalkan terjadi atau
tidak terjadinya endapan dengan membandingkan nilai perkalian ion
Ag+ dan ion Cl- dengan nilai Ksp sesuai ketentuan.
 Hasil kali ion-ion dalam larutan → Qc
 Pengendapan = membandingkan Qc dan Ksp

Qc > Ksp : terbentuk endapan


Qc = Ksp : tepat jenuh
Qc < Ksp : Tidak terbentuk endapan
PENGARUH pH TERHADAP KELARUTAN
 Tingkat keasaman dan kebasaan larutan akan memengaruhi kelarutan
suatu senyawa
 Basa akan lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa daripada
netral
 Contoh soal:
Ksp Mg(OH)2 = 2 x 10-12. Tentukan kelarutan Mg(OH)2 dalam air murni dan
larutan dengan pH = 12!
Mg(OH)2(s) ⇋ Mg2+(aq) + 2 OH-(aq)
s s 2s
Ksp Mg(OH)2 = 4s3
2x10-12 = 4s3
3
s = 2 × 10−12 = 7,94 × 10−5 𝑀
Dalam pH= 12 → pOH= 2
[OH-] = 10-2

Mg(OH)2(s) ⇋ Mg2+(aq) + 2 OH-(aq)


s s 2s
10-2

Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH-]2


2 x 10-2 = s . (10-2)2
s = 2 x 10-8
PENGARUH ION SEJENIS TERHADAP
KELARUTAN
 Apa yang terjadi jika Ag2CrO4 ditambahkan AgNO3 atau K2CrO4?
Ag2CrO4(s) ⇋ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)

 Penambahan AgNO3 dan K2CrO4 → memperbesar [Ag+] atau [CrO42-]


dalam larutan

K2CrO4(s) ⇋ 2 K+(aq) + CrO42-(aq) AgNO3(s) ⇋ Ag+(aq) + NO3-(aq)

 Penambahan [Ag+] atau [CrO42-] akan menggeser kesetimbangan ke KIRI.


Akibatnya Ag2CrO4 yang larut semakin berkurang
 Ion sejenis memperkecil kelarutan
Tentukan kelarutan Ag2CrO4 (Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12) dalam AgNO3 0,1 M!

AgNO3(s) ⇋ Ag+(aq) + NO3-(aq)


0,1 M 0,1 M 0,1 M

Ag2CrO4(s) ⇋ 2 Ag+(aq) + CrO42-(aq)


s 2s S

[Ag+] = 0,1 + 2s → 2s = sangat kecil (abaikan) Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42-]


= 0,1 2,4 x 10-2 = (0,1)2 x s
s = 2,4 x 10-10
SOAL 5

1. Berapa gram PbI2 yang terdapat dalam 200 mL larutan jenuh PbI2 jika diketahui Ksp PbI2 =
1,6 x 10-8
2. Larutan CaCl2 0,001 M sebanyak 200 mL dicampur dengan 300 mL larutan Na2CO3 0,001 M.
Apakah timbul endapan pada campuran tersebut? Jelaskan! (Ksp CaCO3 = 5 x 10-9)
3. Hitunglah kelarutan Ni(OH)2 dengan Ksp = 6 x 10-18, pada:
a. Larutan NaOH 0,001 M
b. Larutan NiCl2 0,001 M
4. Kelarutan L(OH)2 pada suhu tertentu adalah 2 x 10-5 mol/L. Hitunglah kelarutan zat tersebut
dalam 500 mL larutan yang mempunyai pH = 4- log 2!
5. Berapa pH larutan jenuh L(OH)3 dengan diketahui Ksp = 2,7 x 10-23?
TUGAS
 BUATLAH 5 KELOMPOK
 BUATLAH MAKALAH + POWER POINT + PEMBAHASAN SOAL
 MAKALAH MAKSIMAL 15 HALAMAN
 PEMBAHASAN SOAL (TULIS TANGAN)
 MAKALAH + SOAL JILID JADI SATU
 POWER POINT EMAIL KE anisasholikhati@gmail.com
 PEMBAGIAN MATERI:
KELOMPOK 1: Sifat koligati larutan
KELOMPOK 2: Kesetimbangan larutan
KELOMPOK 3: Larutan elektrolit s/d Ka dan Kb
KELOMPOK 4: Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam
KELOMPOK 5: Pengendapan & Hasil kali kelarutan

Anda mungkin juga menyukai