Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 2

Dewi Lestari (f320175078)

Andi heru gunawan

Soal kimia

1. Golongan IA
2. Golaongan IIA
3. Golongan VIA
4. Golongan VIIA
5. Golongan VIIA
6. Logam bukan logam metaloid

1. Logam Alkali (Golongan IA)

Atom-atom logam alkali mempunyai satu elekrton pada kulit terluarnya. Dalam sistem
periodik unsur terletak pada golongan IA. Alkali berasal dari bahasa arab kali yang berarti
abu. Dinamakan alkali karena dapat membentuk basa kuat. Logam alkali terdiri atas enam
unsuryaitu litium ( Li ), natrium ( Na ), kalium ( K ), rubidium ( Rb ), cesium ( Cs ), dan
frasium ( Fr ).
Konfigurasi elektron valensi logam alkali adalah ns1 yang berarti terletak pada golongan IA
dalam sistem periodik dan menempati blok s. Logam alkali mempunyai satu elektron valensi
sehingga mudah melepaskan satu elektron dan membentuk ion positif bervalensi satu :

L →  L+   +  e-

Kecenderungan sifat logam alkali sangat teratur. Dari atas ke bawah secara berurutan
semakin besar :

 jari-jari atom dan jari-jari ion


 massa atom dan massa jenisnya
 keelektropositifan
 sifat reduktor

Sementara itu, Dari atas ke bawah secara berurutan semakin kecil :

 energi ionisasi
 afinitas elektron
 keelektronegatifan
 titik leleh
 titik didih
Titik leleh yang cukup rendah menunjukkan bahwa logam alkali merupakan logam yang
lunak. Lunaknya logam bertambah dengan bertambahnya nomor atom.

Hubungan jari-jari dengan kereaktifan logam alkali :

Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom bertambah besar sehingga jarak antara
inti dengan elektron kulut terluar bertambah besar. Dengan demikian besarnya energi untuk
melepas elektron valensinya (energi ionisasi) semakin kecil. dengan semakin kecil harga
energi ionisasi maka dari atas ke bawah ( Li ke Cs ) semakin besar kereaktifannya.

H atau Hidrogen tidak termasuk pada golongan logam alkali karena dia tidak memiliki
karakteristik logam alkali. Logam alkali bisa kita lihat di dalam tabel periodik pada golongan
1A yang terdiri dari Litium (Li), Narium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan
Fransium (Fr). Meskipun hidrogen juga terdapat pada golongan 1A, tetapi hidrogen tidak
termasuk dalam golongan logam alkali. Hidrogen adalah unsur pembentuk air yang dimana
jika hidrogen dipadatkan dalam konsentrasi tertentu mereka akan membentuk titik air. Logam
alkali mempunyai karakteristik jika direaksikan dengan air maka akan membentuk ion
hidroksida yang bersifat basa dengan pH lebih dari 7. Sedangkan hidrogen adalah air itu
sendiri dan jika direaksikan dengan air tidak akan menimbulkan perubahan apapun.

2. 1. Unsur-Unsur Golongan IIA

Unsur-unsur golongan IIA atau alkali tanah ditemukan dalam kelompok kedua tabel periodik.
Semua unsur alkali tanah memiliki jumlah oksidasi +2, membuat unsur-unsur ini sangat
reaktif. Karena reaktivitas, logam yang bersifat basa tidak ditemukan bebas di alam.

Berikut merupakan unsur-unsur yang termasuk dalam golongan alkali tanah :

 Berilium
 Magnesium
 Kalsium
 Strontium
 Barium
 Radium

2. Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan IIA

Di alam unsur-unsur alkali tanah terdapat dalam bentuk senyawa. Magnesium dan kalsium
terdapat dalam batuan silikat dan aluminosilikat sebagai kationiknya. Oleh karena kation-
kation dalam silikat itu larut dalam air dan terbawa oleh air hujan ke laut maka ion-ion
Ca2+ dan Mg2+ banyak ditemukan di laut, terutama pada kulit kerang sebagai CaCO3. Kulit
kerang dan hewan laut lainnya yang mati berakumulasi membentuk deposit batu kapur.
Magnesium dalam air laut bereaksi dengan sedimen kalsium karbonat menjadi dolomit,
CaCO3.MgCO3.
Mineral utama berilium adalah beril, Be3Al2(SiO3)6, mutiara dari jenis aquamarin (biru
terang), dan emerald (hijau tua). Stronsium terdapat dalam celestit, SrSO4, dan stronsianat,
SrCO3. Barium ditemukan dalam barit, BaSO4, dan iterit, BaCO3. Radium terdapat dalam
jumlah kecil pada bijih uranium, sebagai unsur radioaktif.

3. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Golongan IIA

Sifat fisik unsur golongan II A dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Sifat Be Mg Ca Sr Ba
Jari-jari logam (pm) 111 160 197 215 217
Jari-jari ion (pm) 31 65 99 113 135
Rapatan muatan ion +6,45 +3,08 +2,02 +1,77 +1,48
Energy ionisasi pertama dan kedua +2,675 +2,188 +1,735 +1,614 +1,468
Energy hidrasi -2385 -1940 -1600 -1460 -1320
Potensial elektroda (V) -1,70 -2,375 -2,76 -2,89 -2,90

Kekerasan logam alkali tanah berkurang dari atas ke bawah akibat kekuatan ikatan antaratom
menurun. Hal ini disebabkan jarak antaratom pada logam alkali tanah bertambah panjang.
Berilium merupakan logam berwarna abu dan kekerasannya mirip dengan besi, serta cukup
kuat untuk menggores kaca. Logam alkali tanah yang lain umumnya berwarna perak dan
lebih lunak dari berilium, tetapi lebih keras jika dibandingkan dengan logam alkali.

Titik leleh dan titik didih logam alkali menurun dari atas ke bawah dalam sistem periodik.
Hal ini disebabkan oleh jari-jari atom yang bertambah panjang. Energi ionisasi kedua dari
unsur-unsur golongan IIA relatif rendah sehingga mudah membentuk kation +2. Akibatnya,
unsur-unsur menjadi cukup reaktif. Kereaktifan logam alkali meningkat dari atas ke bawah
dalam sistem periodik. Pada suhu kamar, berilium tidak bereaksi dengan air, magnesium
bereaksi agak lambat dengan air, tetapi lebih cepat dengan uap air. Adapun kalsium dan
logam alkali tanah yang di bawahnya bereaksi dengan air pada suhu kamar.

3. Unsur-Unsur Golongan VI A

Berdasarkan sifatnya, Oksigen, Sulfur dan Selenium bersifat non logam. Telurium
bersifat semi logam, sedangkan Polonium menunjukkan sifat logam dan juga bersifat
radioaktif. Perubahan sifat ini yang menyebabkan titik leleh cenderung meningkat dari atas
ke bawah meskipun tidak teratur. Kecuali Oksigen, unsur-unsur segolongannya mempunyai
bilangan oksidasi genap +6, +4, +2, -2 dan membentuk ikatan kovalen.
Jika membentuk ikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif, kesemua unsur bertindak
sebagai ion positif, dalam hal ini, Oksigen hanya dapat berikatan dengan Fluorin, membentuk
OF2 karena tidak adalagi unsur lain yang lebih elektronegatif dibanding Oksigen.
Unsur Golongan VI A
Sifat-sifat unsur yang masuk pada golongan VI A (O, S, Se, Te, Po) adalah sebagai berikut :

 Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
 Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen.
 Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin
ke bawah semakin sulit.
 Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan
kecenderungan semakin ke bawah semakin kuat.
 Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan berbau tak sedap.
 Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.

4.Golongan VIIA

Halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang
diadaptasi dari bahasa Yunani. Halos yang berarti garam; dan genes yang
berarti pembentuk, dengan demikian, halogen adalah pembentuk garam. Unsur-
unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatomik. Mereka
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya,
sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini
disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Unsur-
unsur halogen akan menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Pada tabel
periodik halogen berada pada golongan VIIA, mempunyai elektron valensi 7
pada [ns]2[np]5. Semua unsur halogen memiliki warna dan pada suhu kamar
mempunyai wujud yang berbeda-beda. Kelompok halogen terdiri dari: 
        Fluor (F)
Fluor merupakan unsur paling elektro negative dan reaktif. Pertama kali
diisolasi pada tahun 1886 oleh Maisson. Ditemukan dalam mineral fluorspar
atau fluorit CaF2, Kristal transparan : yang tidak berwarna, akan berwarna
kebiruan jika terkena sinar, sifat ini juga disebut “fluoresen”. Fluospar
digambarkan sebagai fluor ( yang berat mengalir ), karena zat ini melebur dan
bergerak pada suhu 1330°c. Mineral lain yang mengandung fluorn dalam klorit
Na3AlF6 dan apatit 3Ca3(PO4)2.CaF2.

Klor (Cl)
Klor ditemukan oleh Schecle pada tahun 1774 sebagai senyawa asam klorida
dan dinamai oleh Davi pada tahun 1810 sesuai dengan warnanya ( cloros:
kuning hijau ) yang menyatakan bahwa klorin benar-benar unsur baru, bukan
senyawa asam yang mengandung oksigen. Klor ditemukan dalam kerak bumi
sebagai mineral ion-ion klorida seperti batu garamNaCl, karnalit
KCl.MgCl2.6H2O, dan kloroargirit AgCl, juga terdapat dalam air laut.

        Brom (Br)


Brom ditemukan oleh Ballard pada tahun 1826 ( bromos : berbau busuk ). Brom
terdapat sebagai bromide, sebagai garam magnesium dan garam logam alkali
dalam air laut. Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral bromoargirit AgBr.

        Iodium (I)


Iodium diemukan oleh Courtois pada tahun 1812. Di alam ditemukan sebagai
iodide dalam air laut ( air asin ), ganggang laut, dan 23 isotop dan hanya satu
yang stabil yaitu 127I yang ditemukan dialam. Padatan mengkilap berwarna
hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperatur biasa membentuk gas
berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Unsur halogen ini larut baik
dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Kristal iodin
dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.

        Astatin (At)


Astatin Merupakan unsure radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil
pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh
DR. Corson,K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenalada 20 isotop dari astatin,
dan isotop At (210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih
logam dibanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk
senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bias diketahui apakah At
dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang
berhasil dideteksi adalah Hat dan CH 3At.6 .Jumlah astatine di kerak bumi
sangat sedikit kurang dari 30 gram.

a. Sifat Fisis

- Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin. Demikian juga jari-jari
ion negatifnya. Ion negatif terbentuk apabila atom netral mengikat elektron, sehingga jari-jari
ion negatif lebih besar daripada jari-jari atom netralnya.

- Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar, karena ikatan
antarmolekulnya makin besar pula. Antara molekul-molekul halogen padat dan cair
terdapat ikatan Van Dar Waals yang lemah.
- Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas, Bromin berwujud cair
dan mudah menguap, sedangkan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.
- Warna gas fluorin adalah kuning muda, gas klorin berwarna kuning hijau. Cairan
Bromin berwarna merah cokelat, dan zat padat iodin berwarna hitam, sedangkan uap
iodin berwarna ungu.
- Kelarutan Fluorin, Klorin, dan Bromin dalam air besar atau mudah larut, sedangkan
kelarutan iodin larut dalam air kecil (sukar larut). Iodin mudah larut dalam KI dalam
pelarut organik, seperti alkohol, eter, kloroform (CHCl3) dan karbon tertraklorida
(CCl4). Warna larutan Bromin dalam pelarut kloroform (CHCl3) atau karbon
tetraklorida (CCI4) adalah kuning cokelat, sedangkan warna larutan iodin dalam
pelarut kloroform (CHCl3) atau CCl4 adalah ungu.
B. Sifat Kimia
· Kereaktifan
Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan, diantaranya : harga kereaktifan
halogen F > Cl >Br> I, kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya, ikatan
halogen dan jari-jari atom. Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena
semakin mudah menarik elektron. ( F > Cl >Br> I ). Semakin kecil energi ikatan
halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. (
F < Cl <Br< I ). Dalam satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin
bertambah dari flour sampai astatin makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif.
( F < Cl <Br< I )
· Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain
larut juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam florida
2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I-
karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq)→ KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar,
misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
· Titik didih dan titik lebur
Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana molekul-
molekul halogen ditarik bersama oleh daya Van derWals yang lemah dan hanya
sedikit tenaga diperlukan untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik lebur dan titik
didih halogen meningkat.
· Daya Oksidasi
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya mudah
mengikat elektron atau mudah tereduksi.
Data potensial reduksi:
F + 2e- → 2F- Eo= +2,87 Volt
Cl2 + 2e- →2Cl- Eo= +1,36 Volt
Br2 + 2e- →2Br- Eo= +1,06 Volt
I2 + 2e- →2I- Eo= +0,54 Volt
Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi dan
disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial
reduksi terkecil.

Sifat oksidator: F2> Cl2 > Br2> I2


Sifat reduktor : I- >Br- > Cl- > F-
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida
paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.
· Reaksi Pendesakkan
Berlangsungnya suatu reaksi tidak hanya ditentukan oleh potensial sel. Tetapi,
berlangsung tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen.
Halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik
mampu mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Contoh: F2 + 2KCl → 2KF + Cl2
2 Br- + Cl2 → Br2 + 2 Cl
Br2 + 2I- → Br- + I2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
I2 + Br- → (tidak bereaksi)

5. .Golongan VIIIA

Golongan gas mulia atau golongan 0 (nol) terdiri atas unsur Helium (He), Neon (Ne), Argon
(Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn)

A. Sifat fisika

 Golongan gas mulia tidak ditemukan senyawa alami di alam


 Golongan ini sudah memenuhi aturan oktet dan duplet. Duplet untuk helium (2
elektron terluar), sedangkan oktet (8 elektron terluar) untuk unsur selain helium dalam
gas mulia
 Kestabilannya sangat tinggi, dicermikan dari energi ionisasinya yang sangat besar dan
afinitas elektronnya sangat kecil
 Titik didih dan beku gas mulia meningkat dari atas ke bawah, dicerminkan oleh gaya
London yang lemah. Nah, titik bekunya mencapai absolut (0 K) terutama helium
 Konfigurasi elektron gas mulia selalu berakhir ns2 ns6, kecuali helium berakhiran ns2
 Gas mulia tidak bersifat kovalen dan ionik
 Senyawa gas mulia paling sering digunakan untuk lampu

B. Sifat kimia

 Gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin panjang hingga Radon, sehingga
semakin mudah membentuk dipol sesaat dan gaya van der Waals
 Kereaktifan gas mulia bertambah besar seiring bertambahnya jari-jari atom
 Gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur yang memiliki keelektronegatifan yang
sangat tinggi, seperti fluor. Contoh senyawa yang berhasil dibuat adalah XePtF6
 Gas mulia sering dikatakn gas inert (lembam) karena tidak ikut bereaksi

C. Keunikan gas mulia

 Unsur-unsur gas mulia paling lama diteliti oleh ilmuwan karena untuk
membuatnyasaja, memerlukan suhu yang tinggi seperti XePtF6
 Unsur-unsur gas mulia memiliki arti:
*Helium = dari matahari
*Kripton = tersembunyi
*Neon = baru
*Xenon = tak dikenal atau asing
*Radon = radioaktif
 Radon dapat bereaksi spontan (E sel bertanda positif) dengan fluorin
 Xenon memerlukan pemanasan atau penyinaran untuk memulai reaksi
 Kripton sangat susah untuk bereaksi makanya dikatakan sebagai unsur yang pelit.
Namun, kripton akan bereaksi jika digunakan sistem koloid loncatan bunga api listrik
 Helium, neon, dan argon lebih sukar bereaksi dan belum berhasil dibuat suatu
senyawa
 Helium adalah unsur yang paling ringan, makanya digunakan untuk pengisi balon dan
tabung penyelam
 Lampu warna-warni digunakan dari unsur kripton dan xenon
 Ternyata, sinar laser digunakan dari campuran antara 10% Xe, 89% Ar, dan 19% F2
 Argon adalah unsur gas mulia paling banyak digunakan. Contohnya utuk pengelasan
logam (1 tahun, digunakan sebanyak 30.000 ton di Inggris)
 Senyawa oksida gas mulia (seperti XeO3) langsung meledak jika diberi sedikit
tekanan (bahkan tekanan yang kecil) atau digosok

7. Logam bukan logam metaloid

Unsur-unsur yang sudah dikenal ada yang berupa logam, bukan logam (nonlogam), dan
semilogam. 

1. Unsur Logam

Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan penghantar
listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud padat pada
suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya unsur logam
dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi bendabenda lainnya.

Unsur-unsur logam
Lambang
Nama Indonesia Nama Latin Bentuk Fisik
Unsur
aluminium aluminium Al padat, putih keperakan
Barium barium Ba padat, putih keperakan
Besi ferrum Fe padat, putih keperakan
Emas aurum Au padat, berwarna kuning
Kalium kalium K padat, putih keperakan
Kalsium calsium Ca padat, putih keperakan
kromium chromium Cr padat, putih keperakan
magnesium magnesium Mg padat, putih keperakan
Mangan manganium Mn padat, putih abu-abu
Natrium natrium Na padat, putih keperakan
Nikel nickelium Ni padat, putih keperakan

2. Unsur Non Logam

Unsur nonlogam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada umumnya,
unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan normal. Contoh unsur
nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh unsur nonlogam
yang berwujud padat adalah belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya
keras dan getas. Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin. Perhatikan contoh unsur
nonlogam berikut:

Unsur-unsur non logam


Lambang
Nama Indonesia Nama Latin Bentuk Fisik
Unsur
belerang sulfur S padat, kuning
Bromin bromium Br cair, cokelat kemerahan
Fluorin fluorine F gas, kuning muda
fosforus phosphorus P padat, putih dan merah
Helium helium He gas, tidak berwarna
hidrogen hydrogenium H gas, tidak berwarna
Karbon carbonium C padat, hitam
Klorin chlorine Cl gas, kuning kehijauan
Neon neon Ne gas, tidak berwarna
nitrogen nitrogenium N gas, tidak berwarna
Oksigen oxygenium O gas, tidak berwarna
Silikon silicium Si padat, abu-abu mengkilap
padat, hitam (uapnya berwarna
Iodin iodium I
ungu)

3. Unsur Semi Logam

Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang dikenal dengan nama
metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam dan nonlogam. Unsur semilogam
ini biasanya bersifat semikonduktor. Apakah yang dimaksud semikonduktor? Bahan yang
bersifat semikonduktor tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang
rendah, tetapi sifat hantaran listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.
Unsur-unsur semi logam
Lambang
Nama Indonesia Nama Latin Bentuk Fisik
Unsur
Boron boronium B padat, kecokelatan
Silikon silicium Si padat, abu-abu mengkilap
germanium germanium Ge padat, abu-abu mengkilap
Arsen arsenium As padat, abu-abu mengkilap
antimon stibium Sb padat, abu-abu mengkilap
tellurium tellurium Te padat, keperakan
polonium polonium Po padat, keperakan

Anda mungkin juga menyukai