Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA – 1

Dosen Pengampu:
Disusun oleh
Nama : Dewi lestari
Nim : F320175078
Materi : elixir

Dasar Teori
1.1 Pengertian Eliksir
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam
pelarut air suling kecuali dinyatakan lain, dimaksud untuk digunakan sebagai obat dalam, obat
luar atau untuk dimaksukkan ke dalam rongga tubuh. Beberapa contoh sediaan larutan adalah
sirup dan eliksir (Anief, 1993: 126).
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai
kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol berkisar antara 3%
dan 4% dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% (Syamsuni, 2006: 118).
Menurut Sulistyowati (2010: 7), eliksir adalah suatu larutan alkoholis dan diberi pemanis,
mengandung obat dan diberi bahan pembau. Sedangkan, menurut Dirjen POM (1978: 313),
eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain
obat, juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna, dan zat
wewangi, digunakan untuk obat dalam.
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital
dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan
sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya
(Ansel, 2008: 341).
Eliksir merupakan sediaan yang hidroalkohol maka dapat menjaga obat baik yang larut
dalam air etanol dalam larutan eliksir. Kadar etanol berkisar antara 3% sampai 44% dan
biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% (Anief, 1993: 128).
1.2 Pembagian Eliksir
Menurut Ansel (1989: 344), pembagian eliksir yaitu:
a. Eliksir bukan obat
Eliksir bukan obat dapat digunakan untuk ahli farmasi dalam pembuatan resep yang dibuat
segar, yang meliputi: penambahan zat-zat obat untuk pembawa yang memberi rasa enak dan
pengencer eliksir obat yang ada.
Pada tahun-tahun yang lalu, waktu ahli farmasi diminta lebih sering meracik resep daripada
sekarang, ada tiga eliksir bukan obat yang biasa digunakan yaitu: eliksir aromatik, eliksir
benzaldehid campuran, dan eliksir iso-alkohol.
b. Eliksir obat
Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang ada. Umunya, eliksir-
eliksir resmi yang ada diperdagangan mengandung zat obat tunggal. Keutungan utama dari
hanya satu obat tunggal yang terkandung, bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan atau
diturunkan dengan meminum eliksir lebih banyak atau kurang, padahal bila dua atau lebih zat
obat ada dalam sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan kadar suatu
zat obat yang diminum tanpa secara otomatis dan kebersamaan mengatur dosis obat lain yang
ada perubahan yang mungkin tidak diinginkan.
1.3 Pembuatan Eliksir
Menurut Anief (2010: 99), cara pembuatan larutan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.
2. Zat-zat yang agak sukar larut, dilarutkan dengan pemanasan.
3. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat, maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeyer agar
tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya.
4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetesan besar dalam dasar
erlenmeyer atau botol maka perlu melarutkan digoyang-goyangkan atau dikocok untuk
mempercepat larutnya zat tersebut.
5. Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan atau
dilarutkan secara dingin.
6. Zat-zat yang mudah menguap dipanas, dilarutkan dalam botol tertutup dipanaskan
serendah-rendahnya sambil digoyang-goyangkan.
7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri untuk meyakini apakah sudah larut semua.
Dapat dilakukan dalam tabung reaksi, kemudian dibilas.
8. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya untuk mempercepat larutnya suatu zat, tidak
untuk menambah kelarutan. Sebab, bila keadaan dingin akan terjadi endapan.
Eliksir biasanya dibuat dengan larutan sederhana dengan pengocokan dan atau pencampuran
dua atau lebih bahan-bahan cair. Komponen yang larut dalam etanol dan air umumnya
dilarutkan terpisah dalam alkohol dan air yang dimurnikan berturut-turut kemudian larutan air
ditambahkan kelarutan alkohol dan sebaliknya, untuk mempertahankan alkohol yang setinggi
mungkin selamanya. Bila dua larutan selesai dicampur, campuran dibuat volume dengan
pelarut atau pembawa tertentu (Ansel, 1989: 343).
1.4 Keuntungan dan Kerugian Eliksir
Keuntungan dan kerugian eliksir menurut Santosa (2014: 3), yaitu:
a. Keuntungan
1. Mudah ditelan dibanding tablet dan kapsul.
2. Rasanya enak.
3. Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai keinginan dokter atau kebutuhan
pasien apabila eliksir hanya mengandung satu zat tunggal.
b. Kekurangan
1. Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak karena mengandung bahan yang mudah
menguap, maka harus disimpan dalam botol tertutup dan jauh dari sumber api.
2. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kental karena mengandung
gula lebih sedikit, maka kurang efektif untuk menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.
1.5 Wadah dan Penyimpanan Eliksir
Wadah diperdagangkan sering mengandung alat pengukur yang telah dikalibrasi seperti tetesan
atau sendok, untuk mempermudah orang tua untuk menggunakan dengan tepat sesuai berat,
umur, dan kondisi pasien. Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung
beberapa minyak mudah menguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik
disimpan dalam wadah-wadah tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur
berlebihan (Ansel, 1989: 342-343).
1.6 Ketidakstabilan Eliksir
Menurut Lachman et al (1986: 944), ketidakstabilan eliksir yaitu:
1. Biasanya bersifat voluminous (sangat besar) pada saat disimpan, sehingga perlu dikemas
pada wadah yang sesuai.
2. Untuk mencegah kristalisasi gula pada leher botol karena sirup simpleks, maka
ditambahkan sorbitol, gliserin, atau propilenglikol.
3. Untuk zat aktif yang mudah teroksidasi dapa ditambahkan anti oksidan.

I. RESEP

R/ paracetamol 0,5

Etanol 70 % qs

Gliserol 5 ml
Syr simplex 50 ml

Corring color qs

Corring odor qs

Aqua dest ad 10 ml

mf elix

s 3 dd 1 cth

pro : Anita 12th

II. SKRINNING RESEP


1. Kelengkapan pembuat resep
a.Nama dokter : -
b.Alamat praktek dan no.telpon : -
c.Izin praktek dokter : -

2.Tanggal penulis resep : -

3.Tanda R : ada

4.Nama obat,jumlah/ukuran : ada

5.Perintah pembuatan resep : ada

6.Paraf dokter tiap R/ : -

7.Signa resep : ada

8.Nama,umur dan alamat pasien : ada

Resep Standar : -

III. KETERANGAN
1. Corigen coloris = memberikan warna pada larutan
2. Corigen odoris = memberikan bau pada larutan

IV. MONOGRAFI

Kelarutan
Parasetamol : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol ( 95 % ), dalam 13 bagian aseton,
dalam 40 bagian gliserol, dan dalam 9 bagian propilenglikol , larut dalam larutan alkali hidroksida.
( FI III hal. 37 )

V. PENGGOLONGAN OBAT

Paracetamol = obat bebas

VI. PERHITUNGAN DOSIS

PARACETAMOL 1x

Umur = 12 : 20 x 500 mg = 300 mg

= 12 : 20 x 2000 mg = 1200 mg

1x = 500 mg : 20 mg = 25 mg

1h = 3 x 25 mg = 72 mg

% 1x = 25 mg : 300 mg x 100 % = 8,3 %

% 1h = 75 mg : 1200 mg x 100 % = 6, 25 %

VII. TABEL PENIMBANGAN BAHAN OBAT

Parasetamol = 0,5

Glyserol = 5 ml

Syr simplex = 50 ml

Aqua dest ad 100 ml = 100 ml – ( 0,5 + 5 ml + 50 ml )

= 44,5 ml

NAMA OBAT CEK FISIK / ED


Paracetamol Baik
Etanol 70 % Baik
Glyserol Baik
Sirup simplex Baik
Aqua dest Baik

VIII. PROSEDUR KERJA


1. Siapkan alat dan bahan
2. Setarakan timbangan
3. Kalibrasi botol 100 ml
4. Timbang paracetamol larutkan dengan aqua dest secukupnya, masukan dalam botol
5. Masukan etanol 95 % sebanyak 5 tetes dalam botol
6. Masukan glycerol dalam botol
7. Masukan sirupus simplex dalam botol
8. Tambahkan pewarna dan pewangi
9. Ad kan dengan aquadest sampai tanda batas kalibrasi
10. Tutup botol, beri etiket dan label

IX. PENYERAHAN RESEP

Wadah : botol

Etiket : putih

Apotek Pendidikan “STIMUKU”

Jl. Ganesa no.1 Purwosari, KUDUS

No.Tlp.0291 442993

APA : Ika Romadhani H, S.Farm.,Apt

SIPA:2016/VIII/08
No R/ tgl 8/6/2018
ANITA ( 12 th )
Sehari 3x 1 sendok teh

Semoga lekas sembuh


Konsultasi obat dengan apoteker anda
KOCOK DAHULU

3. Label : “ kocok dahulu “

X. KESIMPULAN
1. Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, selain
obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat warna, zat
pewangi, dan zat pengawet yang digunakan sebagai obat oral.
2. Sediaan eliksir digunakan secara oral. Kandungan etanol dari sediaan ini berkisar antara
3% dan 4% dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% agar penggunaannya aman.
Untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan untuk pelarut, dapat ditambahkan
kosolven lain seperti gliserin, sorbitol, dan propilen glikol.
3. Sediaan eliksir disimpan dalam kemasan yang tertutup rapat agar menghindari
masuknya partikel atau zat padat serta zat cair dari luar wadah agar tidak masuk.
4. Pembuatan eliksir dilakukan menggunakan lumpang dan alu dimana bahan atau zat
aktif dimasukkan, kemudian untuk membantu kelarutan ditambahkan pelarut dan
pelarut campur (kosolven) serta untuk rasa ditambahkan pemanis seperti sirup simplex.

Anda mungkin juga menyukai