Anda di halaman 1dari 8

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Konsentrasi Larutan

Definisi Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Aplikasi Sifat Koligatif Larutan

A. Konsentrasi Larutan

1) Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 ml) larutan.
𝐧 𝐠𝐫 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝟏𝟎 𝐱 𝛒 𝐱 % 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚
M= M= x M=
𝐕 (𝐋) 𝐌𝐫 𝐕(𝐦𝐥) 𝐌𝐫

Ket : M = molaritas larutan (M atau mol/L)


n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (L/ml)
gr = jumlah gram zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
𝛒 = massa jenis larutan (g/ml atau kg/L)
% massa = persen massa (%)

2) Molalitas (m)

Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000 gram) pelarut.
𝐧𝐭 𝐠𝐫𝐭 𝟏𝟎𝟎𝟎 %𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝟏𝟎𝟎𝟎
m= M= x M= x
𝐤𝐠 𝐩 𝐌𝐫 𝐠𝐫𝐩 𝐌𝐫 𝟏𝟎𝟎−%𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂

Ket : m = molalitas larutan (m)


nt = jumlah mol zat terlarut (mol)
kgp = jumlah kilogram zat pelarut (kg)
grt = jumlah gram zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
grp = jumlah gram zat pelarut (gram)
𝛒 = massa jenis larutan (g/ml atau kg/L)
% massa = persen massa (%)

3) Fraksi Mol (X)

Fraksi mol menyatakan perbandingan jumlah mol salah satu zat terhadap jumlah
mol seluruh zat penyusun larutan.
𝐧𝐭 𝐧𝐭 𝐧𝐩 𝐧𝐩
Xt = = Xp = =
𝐧𝐥 𝐧𝐭 + 𝐧𝐩 𝐧𝐥 𝐧𝐭 + 𝐧𝐩

Xt + Xp = 1

Ket : Xt = fraksi mol zat terlarut


Xp = fraksi mol zat pelarut
nl = jumlah mol larutan (mol)
nt = jumlah mol zat terlarut (mol)
np = jumlah mol zat pelarut (mol)

4) Persen Massa dan Persen Volume

Persen massa menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan.

𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐳𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭


% massa = x 100%
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭𝐚𝐧

Note: satuan massa zat terlarut harus sama dengan satuan massa larutan

Persen volume menyatakan jumlah volume zat terlarut dalam 100 ml larutan.

% volume = x 100%

Note: satuan volume zat terlarut harus sama dengan satuan volume larutan

5) Part Per Million (ppm)/ Bagian Per Juta (bpj)

Menyatakan jumlah miligram zat terlarut dalam 1 kg larutan.

𝐦𝐠 𝐳𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐳𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭


ppm/ bpj = = x 106
𝐤𝐠 𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭𝐚𝐧

Note: satuan massa zat terlarut harus sama dengan satuan massa larutan
B. Definisi Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan : sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah zat terlarut,
tidak bergantung pada jenis zat terlarut.
Penurunan Tekanan Uap Larutan (∆P)

Kenaikan Titik Didih Larutan (∆Tb)


Sifat Koligatif Larutan
Penurunan Titik Beku Larutan (∆Tf)

Tekanan Osmotik Larutan (π)

C. Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit


Diagram Fasa
Diagram yang menggambarkan keadaan fasa / wujud suatu zat pada P dan T tertentu.
P (atm)

Tb
Pelarut ∆Tb
Tbo

Larutan Tfo
∆Tf
Tf

T (0C)
∆Tf ∆Tb
Diagram Fasa Air

Ket : A = titik tripel yaitu titik kesetimbangan antara fasa padat, cair dan gas
B = titik didih pelarut
B’ = titik didih larutan
C = titik beku pelarut
C’ = titik beku larutan
A-B = garis didih pelarut
A’-B’ = garis didih larutan
C-A = garis beku pelarut
C’-A’ = garis beku larutan
1. Penurunan Tekanan Uap Larutan (∆P)

 Tekanan uap zat adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh suatu zat karena
terjadi kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan uap jenuhnya.
 Jika zat terlarut bersifat volatil, maka uap di permukaan larutan terdiri atas uap
pelarut dan uap zat terlarut. Akan tetapi, jika zat terlarut sukar menguap, maka uap
di permukaan larutan hanya terdiri dari uap pelarut saja. Adanya zat terlarut yang
sukar menguap akan menurunkan tekanan uap larutan
Ilustrasi :

partikel
partikel
pelarut
pelarut
+ zat terlarut
partikel
zat terlarut

Pemanasan

Pelarut Larutan
Misal : Po = 30 atm P = 27 atm
∆P = P0 – P
∆P = 30 – 27 = 3 atm

Dalam Hukum Raoult : ∆P = Xt . P0 P0 = tekanan uap pelarut murni

∆P = penurunan tekanan uap


P = Xp . P0
P = tekanan uap larutan

Ket :
∆P = Penurunan tekanan uap (atm/mmHg)
P = Tekanan uap larutan (atm/mmHg)
P0 = Tekanan uap pelarut murni (atm/mmHg)
Xt = Fraksi mol zat terlarut
Xp = Fraksi mol pelarut
2. Kenaikan Titik Didih Larutan (∆Tb)

 Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan di
permukaan. Oleh karena itu, titik didih bergantung pada tekanan di permukaan.
 Larutan akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut
murninya, karena pada larutan terdapat zat terlarut nonvolatil, sehingga selain
interaksi antarmolekul pelarut, juga terjadi interaksi dengan molekul zat terlarut.
 Ilustrasi :

+ zat terlarut

Pemanasan
Pelarut Larutan
W
Misal : Tb 0 = 1000 C Tb = 1020 C
∆𝐓𝐛 = 𝐓𝐛 - 𝐓𝐛 0

∆Tb = 102 – 100


∆Tb = 2oC

∆𝐓𝐛 = m. Kb

Ket :
∆Tb= Kenaikan titik didih larutan (oC)
Tbo = Titik didih pelarut murni (oC)
Tb = Titik didih larutan (oC)
m = molalilas larutan (m)
Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal (oC/m)

3. Penurunan Titik Beku Larutan (∆Tf)


 Titik beku adalah suhu yang dicapai suatu zait cair untuk berubah menjadi padat.
 Larutan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan titik beku
pelarut murninya. Membeku merupakan suatu proses menuju keteraturan. Sehingga,
larutan memerlukan suhu yang lebih rendah untuk membeku.
Misal : Tfo = 0oC
Tf = - 0,3oC
Maka:
∆Tf = Tfo - Tf

∆Tf = 0 – (-3) = 3oC

∆Tf = m. Kf
Ket :
∆Tf = penurunan titik beku larutan (oC)
T o = Titik beku pelarut murni (oC)
Tf = Titik beku larutan (oC)
m = molalilas larutan (m)
Kf = Tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)

4. Tekanan Osmotik Larutan (π)


 Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut dari konsentrasi rendah (encer) ke
konsentrasi yang lebih tinggi (pekat) melalui membran semipermeable.
 Tekanan osmotik adalah tekanan yang menghentikan laju osmos

Larutan pekat Larutan encer

Membran
semipermeable

 Tekanan osmotik larutan dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan
persamaan gas ideal, yaitu:
P. V = n.R.T
P = .R.T
P = M.R.T
Π = M.R.T

Ket : π = tekanan osmotik larutan (atm)


M = molaritas larutan (M atau mol/L)
R = tetapan gas ideal = 0,082 (L.atm/mol.K)
T = suhu (K)
P = tekanan (atm)
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol larutan (mol)
D. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
 Jenis zat berdasarkan daya hantar listriknya:
1. Zat Elektrolit : zat yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan ion-ion yang
bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
 Elektrolit kuat : terionisasi sempurna (α = 1 atau 100%).
Terdiri dari :
Asam Kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, HClO4
Basa Kuat : LiOH, NaOH, KOH, RbOH, CsOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2
Garam-garam yang mudah larut dalam air : NaCl, KCl, NaNO3,, K2SO4, dll.
 Elektrolit lemah : terionisasi sebagian ( 0 < α < 1).
Terdiri dari :
Asam Lemah : CH3COOH, HF, HCN, HNO2, H2SO3, HClO, HClO2, HClO3, dll.
Basa Lemah : Be(OH)2, Mg(OH)2, NH4OH, Fe(OH)2, Fe(OH)3, Al(OH)3, Pb(OH)2, dll.
Garam-garam yang sukar larut dalam air : AgI, PbI2, dll.

2. Zat Non Elektrolit : zat yang ketika dilarutkan dalam air tidak terionisasi,
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik (α=0).
Contoh: Gula, urea, benzena, naftalena, senyawa hidrokarbon, senyawa organik,
dll.

 Faktor Van’t Hoff


Merupakan parameter untuk mengukur seberapa besar zat terlarut berpengaruh
terhadap sifat koligatif larutan.

i = 1 + (n+1) α

Elektrolit kuat : i = n Nonelektrolit : i = 1

Ket :
i = faktor van’t Hoff
n = jumlah ion
α = derajat ionisasi

Contoh:
NaCl → Na+ + Cl- n=2
H2SO4 → 2H+ + S −
n =3
Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit Elektrolit
Penurunan Tekanan Uap 0 0 . 0 . 0
∆P = Xt . P ∆P = Xt . P = .P = .P
.+
0 0 0 0
P = Xp. P P = Xp. P = .P = .P
.+
Kenaikan Titik Didih ∆Tb = m. Kb ∆Tb = m. Kb . i
Tb = Tb⁰ + ∆Tb Tb = Tb⁰ + ∆Tb
Penurunan Titik Beku ∆Tf = m. Kf ∆Tf = m. Kf . i
Tf = Tf ⁰ - ∆Tf Tf = Tf ⁰ - ∆Tf
Tekanan Osmotik 𝜋 = M. R. T. i 𝜋 = M. R. T. i

E. Aplikasi Sifat Koligatif Larutan


1. Penurunan Tekanan Uap Larutan
 Laut mati sebagai tempat rekreasi
 Kolam apung
2. Kenaikan Titik Didih Larutan
 Destilasi
 Menambahkan bumbu setelah air mendidih pada saat memasak
3. Penurunan Titik Beku Larutan
 Pembuatan es krim
 Antibeku untuk mencairkan salju
 Antubeku pada radiator mobil
 Antibeku dalam tubuh hewan
4. Tekanan Osmotik Larutan
 Cairan infus
 Obat tetes mata
 Mesin cuci darah
 Pengawetan makanan
 Penyerapan air oleh akar tanaman
 Membasmi lintah
 Desalinasi air laut melalui osmosis balik

Anda mungkin juga menyukai