SBMPTN 2020
Kimia
Sifat Koligatif Larutan
Untuk mempermudah kamu dalam menguasai materi Sifat Koligatif Larutan, ada
baiknya kamu memantapkan diri dengan menonton video berikut.
1. Sifat Koligatif Larutan 2 – Penurunan Tekanan Uap
2. Kimia - Sifat Koligatif Larutan
3. Materi TKA Saintek - Kimia - Sifat Koligatif Larutan
larutan merupakan fase yang sejenis. Larutan terdiri atas 2 komponen, yaitu zat terlarut
dan pelarut. Komponen dengan jumlah yang lebih banyak akan bertindak sebagai pelarut.
Sementara komponen dengan jumlah yang lebih sedikit akan bertindak sebagai zat
terlarut. Proses terlarutnya suatu zat disebut dengan solvasi. Kelarutan suatu zat
dipengaruhi oleh polaritas zat terlarut dan pelarutnya. Zat terlarut polar larut dalam
pelarut polar, namun tidak pada pelarut nonpolar. Sebaliknya, zat terlarut nonpolar sulit
2. Konsentrasi Larutan
Banyaknya zat yang terlarut dalam suatu larutan dinyatakan sebagai konsentrasi larutan.
Satuan konsentrasi larutan antara lain adalah molalitas, molaritas, dan fraksi mol.
Sifat Koligatif Larutan 1
a. Molalitas
Molalitas (m) adalah banyaknya jumlah zat yang terlarut dalam satu kilogram pelarut.
gr 1000 Keterangan:
m = x
Mr / Ar P(g) m = molalitas;
gr = massa zat terlarut (g);
Mr/Ar = massa molekul/atom relatif; dan
P = massa pelarut (g).
b. Molaritas
Molaritas (M) adalah banyaknya jumlah zat yang terlarut dalam satu liter larutan.
Keterangan:
gr 1000
M = M = molaritas;
Mr V (mL) gr = massa zat terlarut (g);
Mr/Ar = massa molekul/atom relatif; dan
V = massa pelarut (mL).
c. Fraksi Mol
Fraksi mol (X) adalah perbandingan antara jumlah mol zat terlarut atau pelarut
tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Semakin banyak jumlah partikel
zat terlarut, semakin signifikan perubahan sifat koligatif larutan tersebut. Sifat koligatif
larutan terdiri atas penurunan tekanan uap jenuh (∆P), kenaikan titik didih (∆Tb), penurunan
Adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap dari pelarut yang digunakan.
Penurunan tersebut sebanding dengan fraksi mol zat yang dilarutkan. Tekanan uap
larutan yang dihasilkan akan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni.
Keterangan:
P = Po X p ∆P = penurunan tekanan uap jenuh larutan (mmHg);
P = P o X t Po = tekanan uap jenuh pelarut murni (mmHg);
P = tekanan uap jenuh larutan (mmHg);
P = P o − P
Xt = fraksi mol zat terlarut; dan
Xp = fraksi mol pelarut.
garis kesetimbangan antarfase. Hal ini mengakibatkan terjadinya kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku. Kenaikan titik didih adalah selisih antara titik didih suatu larutan
dengan titik didih pelarut. Secara matematis, kenaikan titik didih larutan dapat
Keterangan:
∆Tb = kenaikan titik didih;
Tb = K b . m Kb = tetapan kenaikan titik didih;
Tb = T b o
+ Tb m = molalitas larutan;
Tb = titik didih larutan; dan
Tbo = titik didih pelarut.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan.
Secara matematis, penurunan titik beku larutan dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Tf = K f . m ∆Tf = penurunan titik beku;
Kf = tetapan penurunan titik beku;
Tf = Tf o − Tf
m = molalitas larutan;
Tf = titik beku larutan; dan
Tfo = titik beku pelarut.
pelarut yang mengalir melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan. Besarnya tekanan
osmotik akan sebanding dengan banyaknya zat terlarut. Pada keadaan tertentu, larutan
yang berbeda dapat memiliki tekanan osmotik yang sama. Larutan dengan tekanan
osmotik yang sama disebut sebagai larutan isotonik. Secara matematis, tekanan osmotik
Keterangan:
π = tekanan osmotik (atm);
M = molaritas larutan (M);
= M. R. T
R = 0,083 L atm/mol K; dan
T = suhu (K).
sifat koligatif larutan yang lebih tinggi daripada larutan nonelektrolit. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan zat elektrolit untuk terionisasi. Dengan demikian, pada konsentrasi yang sama,
Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh sifat koligatif larutan elektrolit,
dapat digunakan suatu faktor yang dinamakan dengan faktor van’t Hoff (i). Faktor van’t Hoff
Ingat!
Pada larutan elektrolit kuat atau larutan yang terionisasi sempurna (α = 1),
harga i = n.