(Infusi Intravena)
Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman
Infus Intravena
Infus intravena adalah sediaan steril berupa
larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat
mungkin dibuat isotonis terhadap darah,
disuntikkan langsung ke dalam vena dalam
volume relatif banyak
dosis obat tidak masuk sekaligus pemberian
diatur
Keuntungan Infus
Mudah diberikan untuk pasien yang kritis
Laju infus dapat diatur sesuai kebutuhan
pasien
Mencegah fluktuasi puncak(maksimum)
dan palung (minimum) kadar obat dalam
darah
Kerugian Infus
Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke
sirkulasi
Iritasi Vaskular
Inkompatibilitas obat dan interaksi dari berbagai
obat tambahan
Prinsip
Untuk mempertahankan kadar obat dalam
plasma tetap
Pada infus tidak terjadi fluktuasi kadar karena
interval pemberiannya yang frekuen Yaitu
pemberian dalam dosis kecil dengan interval
waktu yang sering
Karakteristik infus : 1 ml sebanding dengan 20
tetes infus
Kurva Kadar Plasma Vs Waktu
Kadar Tunak
Lanjutan
Kadar plateau atau kadar tunak suatu
keadaan di mana laju obat yang meninggalkan
tubuh, sama dengan laju obat yang memasuki
tubuh
Waktu untuk mencapai kadar tunak
tergantung pada t eliminasi
Jika obat diberikan pada laju infus yang lebih
tinggi, diperoleh kadar tunak yang lebih tinggi,
tetapi waktu yang diperlukan untuk mencapai
kadar tunak tetap sama
PK Obat Dengan IV Inf.
Zero-order Input (infusion rate, R)
First-order Output (elimination)
Model Kompartemen 1
Infus merupakan pemberian IV Sehingga tidak ada
absorbsi Tetapi seolah-olah ada absorbsi yaitu
kurva naik, karena masuknya obat diatur dengan
laju yang konstan
Utk memprediksi Cp setelah diberi infus sekian jam
sebelum steady state
= 1
.
Perubahan jumlah obat di dalam tubuh setiap saat
(dDb/dt) selama proses infus berlansung merupakan
kecepatan input/infusi (R) atau dosis dikurangi
kecepatan output (k.Db) atau jumlah obat yang keluar
= . . . . (1)
Db adalah obat dalam tubuh, dan karena
Db = Cpt . Vd maka jikalau persamaan
diatas diintegrasikan, menjadi:
.
= 1 . . . (2)
.
Transformasi Laplace
= .Db . . . (1)
sDb1 = . 1 . . . (2)
1 = . . . (3)
(+)
.
= (1 ) . . . (4)
.
= ( ) . . . (5)
.
= = .
= .
= 1
.
k.Vd = Cl semakin besar klirens, semakin
rendah kadar obat dalam darah
Agar kadar obat di dalam darah tetap seperti
semula, kenaikan klirens obat harus diimbangi
dengan kenaikan dosis infus
Klirens obat dapat berubah akibat interaksi
obat, atau pada kelainan patologik, misalnya
penyakit jantung, ginjal, dan hati
Contoh Soal 1
Suatu obat diberikan melalui infus intravena dengan
kecepatan tetap (50 mg/jam) kepada subyek selama
4 jam. Dari data pustaka diketahui bahwa waktu paro
eliminasi (t1/2) dan volume distribusi obat berturut-
turut 8 jam dan 5 L.
Berapa kadar obat dalam darah, 4 jam sejak
pemberian infus (Cp4 jam) . . . ???
Penyelesaian Soal 1
Diketahui; t1/2el = 8 jam, Vd = 5 L
Ditanyakan : Cp4 jam . . . ?
0.693 0.693 _1
Kel = = = 0.0866
t1/2 8
50 0.0866 4
Cp4 jam = 1
(0.0866)(5)
= 115.473 0.293 = 33.833 /
Contoh Soal 2
Dengan data pada contoh soal sebelumnya,
coba perkirakan berapa waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai kadar efektif
minimum sebesar 10 mg/L
Penyelesaian Soal 2
Diketahui; kadar efektif minimum
(Cef.min.) = 10 mg/L
Ditanyakan : t . . . ?
50 0.0866
10 = 1
(0.0866)(5)
0.091
t = = 1.05
0.0866
Pada keadaan tunak, di mana t sangat besar,
persamaan tadi menjadi :
()
= 1 . . . (3)
.
()
Karena mendekati nol, maka
persamaan tersebut menjadi :
= . . . (4)
.
Karena = . , maka
= . . . (5)
= . . . (5)
= . . . (6)
25 /
CL = = = 0.409 L/Jam
61 /
Penyelesaian Soal 3 (Lanj.)
1.
(1 )
=
1
29/1. 0.409/)
(1
25 /
=
6
_1
= 0.107 jam
25 /
Vd = = _
1 = 3.8 L
. 0.107 .61 /
Terima Kasih