Dosage : Decision of drug administration regarding formulation, route of administration, drug dose, dosing interval and treatment duration
The dosage regimen is the modality of drug administration that is chosen to reach the therapeutic objective. This depends on the drug used, the condition to be treated, and the patient's characteristics
farmakokinetik
farmakodinamik
1)
2)
3)
4) 5)
6)
Aturan dosis individual Aturan dosis berdasar harga rata-rata populasi Aturan dosis berdasar parameter farmakokinetik parsial Aturan dosis disesuaikan umpan balik Pengaturan dosis empirik
1)
Aturan dosis individual pengaturan dosis dengan memperhitungkan parameter farmakokinetika pada masingmasing orang
Perhitungan dosis berdasar parameter farmakokinetika rata-rata, yang diperoleh dari sebuah studi klinik. Parameter yang dilibatkan : - Ka - F (bioavailibilitas) - Volume distribusi - Ke
Menghitung dosis berdasar suatu anggapan umum karena tidak diketahuinya profil-profil farmakokinetikanya
Metode yang lebih teliti untuk menghitung suatu aturan dosis, menggunakan parameter farmakokinetika yang ada, serta disesuaikan dengan karakteristik penderita untuk menetapkan dosis awal, kemudian pasien dipantau terhadap respon farmakologisnya dan atau dilakukan TdM
Pengaturan dosis tanpa menggunakan berbagai variabel farmakokinetik yang dilakukan oleh dokter berdasar data empirik klinik, pengalaman pribadi, dan pengamatan
Hal yang harus diperhatikan dalam aturan dosis : 1. Kisaran terapi 2. Farmakokinetika 3. Faktor klinis
dosis rata-rata, yaitu dosis yang diperkirakan memberikan efek terapeutik dengan efek samping minimal.
Tinggi rendahnya kadar obat dalam cairan darah merupakan hasil dari besarnya dosis yang diberikan, dan pengaruh-pengaruh proses-proses alami dalam tubuh mulai dari absorpsi, distribusi, metabolisme sampai ekskresi obat. Perlu ada penelitian klinis yang terkontrol guna memperlihatkan adanya hubungan antara kadar plasma dengan respon klinis.
Besar respon dan toksisitas adalah berdasar konsentrasi obat pada tempat aksinya Konsentrasi >> (toksik) Konsentrasi << (tidak efektif)
x Dd
a.
Perhitungan berdasar farmakokinetika t1/2 dewasa = 0,5 jam bayi (0-7)hari = 3,2 jam dosis dewasa = 4 mg/kg BB, tiap 4 jam berapa dosis bayi, BB 11 pon ? Dosis = anak =
11 pound x 4 mg 20 mg / ...... jam 2,2
anak
tubuh
KOMPARTEMEN
Dosis tunggal yang diberikan dengan tujuan agar kadar obat cepat meningkat di dalam tubuh dan mencapai kisar terapetik yang diinginkan
OBAT SECARA IV = BOLUS DOSIS TUNGGAL= loading dose Terdistribusi sangat cepat mengikuti model 1 kompartemen, eliminasi dg orde pertama
Ln (c1/ c2 ) k t 2 t1
Obat, Db
Log Co
Log C
Kurva semilpg kadar obat dalam darah pada tiap waktu t Slope = -k/2.303, I = log Co
-k
Waktu t
Dbt Vd .Ct
Ct C0 .e
k .t
LnC t LnC 0 k .t
c1 Ln( ) c2 k t2 t1
Suatu obat diberikan secara IV bolus ( Div = 100 mg) kepada subyek. 2 jam dan 6 jam kemudian sampel darah diambil dari subyek, dan setelah dianalisa kadarnya berturut-turut 50 dan 25 mg/L. Untuk menghitung harga tetapan kecepatan eliminasi (k) digunakan rumus diatas.
ln (50 / 25) k 62
0,1733 jam
1
Waktu yang diperlukan agar kadar obat dalam darah berkurang 50% dari kadar semula
Co dapat digunakan untuk menghitung nilai volume distribusi (Vd) obat setelah pemberian intravena bolus dengan dosis Div
Div Vd C0
Cp0
Cp1
t1
Cp
Cp 2
t2
Cp 0
Cp max
Cp
Cp ss ave
Cpss min
t0
Cp0
Cpt in
Cp2 Cp1
T in
t2
Soal : Aminopilin infus dengan dosis 100 mg/jam dihentikan penggunaannya setelah 16 jam diberikan. Hitunglah konsentrasi teofilin dalam darah setelah 8 jam infus tersebut dihentikan. Diketahui : Cl teofilin 2,8 L/jam, t1/2 = 8 jam. Kd = 0,087 /jam
Seorang pasien berumur 50 tahun, BB 80 kg mengalami serangan asma dan akan diberi aminopilin injeksi. Perkirakan Loading dose yang dibutuhkan pasien tersebut untuk mendapatkan konsentrasi dalam darah sebesar 15 mg/L S= 0,8, Vd aminopilin = 0,5 L/kg