Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN VIII

I. Judul
Analisa Golongan Barbital.
II. Tujuan
Untuk mengetahui adanya golongan barbital yang terkandung didalam

sampel dan untuk mengetahui perubahan-perubahan warna yang terjadi

pada msing-masing reaksi.


III. Landasan Teori
Golongan barbital ialah zat-zat yang digunakan untuk suatu proses

yang relatif, yang ditandai oleh proses melalui percobaan anylistrik obat

pada maserasi dua fase melalui pencatatan arus listrik pada elektron arus

lalogrone (EBG) atau melalui pencatatan bola mata (Alfred, 2000).


Barbital merupakan derivat dari asam yang merupakan hasil reaksi

kondensasi antara urea dan asam maloat melalui eliminasi dua molekul air.

Barbital mempunyai asam basa yang sagat lemah. Asam barbiturat ada

dalam bentuk keto dan enol. Bentuk enol yang memyebabkan bereaksi

dalam alkali asam dan dapat dioksidasi. Oleh karena itu, kelarutan barbital

tidak stabil dalam alkali, tetapi dengan garam garam lainnya seperti

natriumnya tidak stabil dalam air, terutama dalam pemanasan di dalam air

akan terhidrolisa (Hasaan, 1985 ).


Golongan barbital pertama kali ditemukan oleh Fischer pada tahun

1903, yang dibuat dengan cara kondensasi ureum untuk etanolum dan

etilester dari asam malonat (Francisca, 2012).


Sifat umum dari senyawa barbital adalah sebagai berikut :
1. Sukar larut dalam air, bereaksi asam lemah
2. Bentuk keton tidak larut dalam air
3. Bentuk enol larut dalam air
4. Barbital dengan basa menjadi garam

1
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil

reaksi kondensasi antara ureum dengan asam malonat. Barbital (barbiturat)

digunakan sebagai obat hipnotik-sedatif, antikonvulsan dan anastetik

dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil sukar larut dalam air

tetapi mudah larut dalam pelerut-pelarut non polar seperti minyak dan

kloroform karena sifat lipofiliknya.


Adapun sifat dari senyawa barbital adalah (Herman, 1995) :
1. Barbital mempunyai asam basa satu yang sangat lemah, asam barbiturat

dapat dalam bentuk keton dan enol. Ini menyebabkan bereaksi asam dan

dapat diionisasi
2. Mudah mengadakan sublimasi
3. Asam barbiturat sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter,

kloroform dan etil asetat.


Barbiturat banyak digunakan untuk (Price, 2006) :
1. Sebagai obat tidur dalam dosis yang banyak.
2. Sebagai antikofoisit.
3. Sebagai obat anastetika.

IV. Alat dan Bahan


A. Alat yang digunakan
1. Batang pengaduk
2. Botol semprot
3. Gegep kayu
4. Gelas kimia
5. Hot plate
6. Karet penghisap
7. Pipet tetes
8. Pipet ukur
9. Plat tetes
10. Lemari asam
11. Rak tabung
12. Sendok tanduk
13. Tabung reaksi
14. Timbangan digital

2
15. Water bath
B. Bahan yang digunakan
1. Aquadest
2. Air brom
3. Alfa naftol
4. CO (NO3)2 1% ( Cobalt Nitrat )
5. CHCL3 ( Kloroform )
6. CuSO4 10% ( Tembaga Sulfat )
7. CaCl2 10% ( Kalium Klorida )
8. Formaldehid 3-12%
9. Eter
10. H2SO4 pekat ( asam Sulfat )
11. HCl 0,5 N ( Asama Klorida )
12. KMnO4 0,1 N ( Kalium Permanganat )
13. Luminal (fenobarbital)
14. Methanol absolute
15. NaNO3 ( Natrium Nitroprusida )
16. NaCO3 2 N ( Natrium Karbonat )
17. NaOH 2 N ( Natrium Hidroksida )
18. NH4OH ( Amonium Hidroksida )
19. Na2SO4 exiccatus ( Natrium Sulfat )
20. Pereaksi DAB
21. Pereaksi Zwikker
22. Pereaksi parry

V. Perhitunga Reagen
1. NaCO3 2 N, 250 mL
g 1000
x xn
N Mr v
g 1000
x x2
2 100 250

3
2 x 100 x 250
g=
2000

= 26,5 gram
2. CO(NO3)2 1 %, 100 mL
g
x 100
% b/v v

g
x 100
1% 100
1 100

g 100

= 1 gram
3. Alfa-naftol 3 % dalam alkohol 96 % 200 mL
g
x 100
% b/v v

g
x 100
3% 200
3 200

g 100

= 6 gram

4. NaOH 4 N, 250 mL
g 1000
x xn
N Mr v
g 1000
x x1
4 40 250
4 x 40 x 250
g=
1000

= 40 gram
5. HCl 0,5 N, 100 mL
b /v 1000

N BE

4
1,19 37/100 1000
g=
36,5

= 12,06 ek/L
Pengenceran :
N1V1 = N2V2
12,06V1 = 0,5100
50

V1 12,06

= 4,15 mL
6. Na2CO3 2 N, 100 mL
g 1000
x xn
N Mr v
g 1000
x x2
2 106 100
2 x 106 x 100
g=
2000

= 10,6 gram

VI. Prosedur Kerja


1. Pembuatan Na2CO3 2 N, 250 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang Na2CO3 sebanyak 26,5 gram digelas kimia.
c. Dilarutkan dengan aquadest, aduk hinggah larut.
d. Dimasukkan dalam labu ukur 250 mL.
e. Dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
f. Dikocok sampai homogen dan diberi etiket.
2. Pembuatan CO(NO3)2 1 %, 100 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang CO(NO3)2 sebanyak 1 gram digelas kimia.
c. Dilarutkan dengan sedikit metanol absolute, aduk sampai larut.
d. Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL.
e. Dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
f. Dikocok sampai homogen dan diberi etiket.
3. Pembuatan alfa-naftol 3 % dalam alkohol 96 %, 200 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang alfa-naftol sebanyak 6 gram digelas kimia.
c. Dilarutkan dengan sedikit alcohol 96 %, aduk sampai larut.
d. Dimasukkan dalam labu ukur 200 mL.

5
e. Dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
f. Dikocok sampai homogen dan diberi etiket.
4. Pembuatan NaOH 4 N, 250 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang NaOH sebanyak 40 gram digelas kimia.
c. Dilarutkan dengan sedikit aquadest aduk sampai larut.
d. Dimasukkan dalam labu ukur 250 mL.
e. Dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
f. Dikocok sampai homogen dan diberi etiket.
5. Pembuatan HCl 0,5 N, 100 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet HCl pekat sebanyak 4,15 mL masukkan kedalam labu ukur

100 mL yang telah berisi 2/3 aquadest.


c. Dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
d. Dikocok sampai homogen dan diberi etiket.
6. Pembuatan Na2CO3 2 N, 100 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang Na2CO3 sebanyak 10,6 gram digelas kimia.
c. Dilarutkan dengan sedikit aquadest aduk sampai larut.
d. Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL.
e. Dicukupkan volumenya sampai tanda batas.
f. Dikocok sampai homogen dan diberi etiket.

VI. Hasil Pengamatan

No. Pereaksi Hasil Reaksi Kesimpulan


Reaksi warna parry + Golongan
1. Ungu
Luminal .. barbital
2. Reaksi terhadap subtitusi
barbital adanya gugus tidak
jenuh Warna air brom hilang + Golongan
a. Menghilangkan warna air
(kuning menjadi barbital
brom

6
Luminal .. endapan putih + Golongan
b. Menghilangkan warna Ungu menjadi kuning
barbital
larutan KMnO4 lemah
Luminal ..
Adanya gugus phenyl
aromatis
+ Golongan
a. Oksidasi menjadi
Warna ungu
barbital
benzoate
3. Luminal .. Merah anggur menjadi
+ Golongan
b. Reaksi warna ekkert
hitam
Luminal . barbital
c. Nitrasi menurut ranwez
Kuning menjdi warna
Luminal . + Golongan
intensif kuning
barbital
Dengan asam sulfat
10 mg zat + beberapa tetes + Golongan
H2SO4 pekat diamkan 2 barbital
4. Coklat Tua
menit, panaskan pada
waterbath
Luminal .

Formaldehid-H2SO4 p
10 mg zat + 4 mL H2SO4
pekat + 1 mL formaldehid
5. + Golongan
3-12 % panaskan di Merah
barbital
waterbath
Luminal .
Dengan p.DAB- H2SO4 p
10 mg zat + H2SO4 pekat
4 mL + beberapa butir
6. Merah + H2O + Golongan
p.DAB, panaskan
menjadi ungu barbital
beberapa menit
Luminal .
Alfa Naftol- H2SO4 + Golongan
7. Luminal . Ungu barbital
8. Reaksi Kristal

7
Reaksi NaOH dengan
asam asetat larutan 2 %
Kuning (endapan) + Golongan
dalam NaOH asamkan
barbital
dengan asam asetat p
Luminal .
Reaksi zwiker
9. Zat + alcohol + pereaksi Biru ungu menjadi + Golongan
Luminal .
endapan putih barbital

VII. Pembahasan
Barbital adalah golongan obat tidur yang mempunyai inti dari hasil

reaksi kondensasi antara ureum denagn asam malonat. Dalam proses

identifikasi menggunbakan metode-metode dengan reaksi warna tertentu.


Pada reaksi warna parri, sampel luminal menunjukan hasil positif

golongan barbital dengan memberikan hasil reaksi berwarna ungu. Hasil

ini dikarenakan penambahan CO(NO3)2 dalam HCl berikatan dengan

senyawa barbital dalam sampel.


Pada reaksi terhadap subtitusi barbital adanya gugus tidak jenuh akan

menghilangkan warna air brom yang membentuk warna bening. Dan pada

sampel luminal dapat menghilangkan warna air brom. Hasil reaksi ini

menandakan positif gugus barbital. Sama halnya dengan penambahan

KMnO4 memberikan hasil rekasi positif dari warna ungu menjadi kuning

lemah.
Pada reaksi adanya gugus fenil aromatis dilakukan oksidasi menjadi

asam benzoate yaitu menghasilkan warna ungu. Hal ini menandakan

adanya phenyl aromatis yang terdapat pada substansi

luminal/Phenobarbital. Sedangkan untuk reaksi warna ekkert

8
menghasilkan warna merah anggur menjadi hitam menandakan hasil

positif. Adapun reaksi nitrasi menurut Ranwez pada luminal/Phenobarbital

memebentuk warna kuning intensif sehingga positif terhadap fenil

aromatis pada sampel.


Sedangkan dengan asam sulfat, luminal menghasilkan warna coklat tua

yang menandakan positif luminal/Phenobarbital. Kemudian reaksi warna

dengan formaldehid-H2SO4 pekat menghasilkan warna merah menandakan

positif golongan barbital. Selanjutnya, reaksi warna dengan p.DAB- H 2SO4

pekat menghasilkan warna merah yang ditambah H2O menjadi ungu yang

berarti positif golongan barbital. Selnajutnya percobaan terakhir adalah

dengan penambahan alfa naftol- H2SO4 pada sampel luminal yang

membentuk warna ungu yang menandakan positif golongan barbital.


Selanjutnya pada reaksi Kristal dengan cara reaksi NaOH dengan asam

asetat diman larutan 2 % dalam NaOH asamkan dengan asam asetat pekat

dan menghasilkan warna kuning, yang menandakan positif golongan

barbital.
Kemudian, rekasi zkikker dimana zat ditambah alcohol dan pereaksi

dengan hasil reaksi biru ungu menjadi endapan putih.

VIII. Penutup
A. Kesimpulan

9
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah pengujian

dengan semua reaksi untuk golongan barbital dengan sampel

luminal/Phenobarbital menunjukan hasil positif.


B. Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah setiap pengujian haruslah

dilaksanakan dengan hati-hati dan teliti agar hasil yang didapatkan

sesuai dengan warna yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alfred. 2002. Kimia SMU Kelas 3. Jakarta : Erlangga.


Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Hassan. 1987. Buku Kimia Farmasi. Jakarta : Infomedika
Herman, JR. 1995. Analisa Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pandean, Franscisca. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi-I. Kendari :

Bina Husada

10
11

Anda mungkin juga menyukai