Disusun Oleh:
Nama : Karin Ayu Adinda
Nomor Bp :1601072
Kelas :VB
Dosen Pembimbing : Ridho Asra M.Farm, Apt.
Boy Chandra, M. Si.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kimia farmasi merupakan suatu disiplin ilmu gabungan kimia dan farmasi
yang terlibat dalam desain, isolasi sintesis, analisis , identifikasi, pengembangan
bahan-bahan alam dan sintetis yang digunakan sebagai obat-obat farmasetika,
yang dapat digunakan untuk terapi. Bidang ini juga melakukan kajian terhadap
obat yang sudah ada, berupa sifat kimia fisika, struktur, serta hubungan struktur
dan aktivitas.
Kimia farmasi bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari
bahan obat maupun obat jadi. Proses mengenal sifat-sifat kimia fisika bahan obat
disebut dengan identifikasi atau sering juga disebut analisa. Secara umum teknik
analis obat ada dua yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.
2
pengetahuan, maka teknik analisis kualitatif senyawa organik juga semakin
berkembang. Identifikasi pemastian jenis senyawa dilaksukan secara modern
menggunakan, instrumen-instrumen seperti spektrofotometri UV–Vis,
spektrofotometri IR, spektrofotometri Massa, kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT) atau High Performance Liquid Chromatography (HPLC), kromatografi
gas (KG) atau Gas Chromatography (GC) yang dapat memberikan hasil yang
valid.
3
BAB II
TEORI
2.2.1 Organoleptis
2.2.2 Keasaman
2.2.3 Kelarutan
- Sedikit / tidak larut sama sekali dalam air Tidak larut dalam eter, benzen,
larut baik dalam aseton atau alkohol
- Tidak larut dalam pelarut yang tak bercampur dengan air Mudah larut
dalam alkali hidroksida dan beberapa larutan amoniak
- Beberapa larut dalam HCl. Ex: egopheen
- Beberapa garam sulfonamida tak larut dalam air
4
- Gugusan sulfa yang mempunyai gugusan aritmatis sekunder ada yang
tidak larut dalam HCl. Ex : septazin, salusaptazin dan ada juga yang larut.
Ex:sulfasuccidin
- Struktur H dalam SO2 dapat diganti dengan logam dimana hasil substitusi
itu dapat larut dalam air. Kec. Sulfa guanidin
b. Berdasarkan pemakaian/kerja
5
2.5 Isolasi dan pemisahan
6
identifikasi obat. Zat mempunyai kelarutan yang berbeda-beda
terhadap beberapa pelarut (air, alkohol, atau pelarut lainnya).Tes
kelarutan dilakukan dengan memasukan sedikit zat ke dalam
tabung reaksi kemudian di dalamnya ditambahkan pelarut
kemudian digoyang-goyang dan diamati apakah zat tersebut dapat
larut.
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut untuk
melarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1-10
Larut 10-30
Agak sukar larut 30-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
d. Penentuan Unsur-unsur
Penentuan unsur dalam identifikasi senyawa obat adalah tahap untuk
menentukan keberadaan/kehadiran unsur selain karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O) pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain
yang diperiksa tersebut adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan
halogen (Cl, Br, dan I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat
berpengaruh terhadap langkah pengujian senyawa obat tersebut.
7
e. Penentuan unsur-unsur obat
Dalam identifikasi senyawa obat adalah tahap untuk menentukan
keberadaan/kehadiran unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O) pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang
diperiksa tersebut adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan
halogen (Cl, Br, dan I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat
berpengaruh terhadap langkah pengujian senyawa obat tersebut.
8
dinginkan→ mengkristal.Pengecualian untuk pereaksi asam pikrat :
pada gelas objek, zat diberi air kemudian ditetesi asam pikrat, jangan
ditambah HCl (dengan HCl, yang keluar adalah kristal asam pikrat
sendiri. Dan Pengecualian untuk asam pikrolon : Tidak perlu
dipanaskan dalam api kecil.
9
2.6.2.2 Reaksi spesifik
1. Reaksi warna
Zat murni dilelehkan lalu amati perubahan warna yang disertai
dengankeluarnya gas H2S, NH3, dan CO2
2. Test Webber
K4FE(CN)6 10% + Na.Nitrokrusid 10% + NAOH 10% kemudian
amati perubahan warnanya
3. Reaksi iodophenol
Zat + air kemudian tambahkan NAOH 2 tetes + NaOCL1 tetes +
fenol 1 tetes lalu amati perubahan warnanya
4. Reaksi Cuso4 0,5N
Zat + 2 tetes NaOH + 1 tts CuSO4 + HCL encer sampai netral
kemudian amati perubahan warna yang terjadi.
5. Reaksi Furfural (2%Furfural dalam asetat pekat)
Zat + 1 tts pereaksi aduk amati perubahan warna menjadi merah yg
kemudian berubah menjadi warna ungu (hanya untuk amina
aromatis, sulfa succidin/phtazol(-) setelah hidrolisa baru positif)
6. Reaksi KbrO3
Zat + H2SO4 Pekat + KbrO3 Menjadi warna coklat.
7. Reaksi Rucknal dan turfitti (Vanilin+H2SO4)
Keterangan : Sulfamerazin dan Sulfamezatin (Merah), Irgamel
(Hijau tua ,hitam dengan pinggir warna hitam), Sulfa lain (kuning
tua).
8. Test ROUX
Zat padat + 1 tts pereaksi lihat hasil perubahan warna
Pereaksi roux : 10ml Natrium nitropruisida + 100 ml aquadest +
2ml NaOH + 5 ML Kmno4
9. Reaksi kristal
Rekristalisasi Aseton- Air beberapa cara yaitu:
Zat dilarutkan dalam aseton + air sama banyak teteskan pada
glass objek.
10
Zat dilarutkan dalam aseton, teteskan pada gelas objek + air
Zat dilarutkan dalam air – aseton sama banyak, saring.
Reaksi Dragendrom
Zat+ 1 tetes pereaksi + HCl 0,5 N Lalu Asamkan beberapa lama
lihat dibawah mikroskop bentuk kristal yg terbentuk.
Reaksi bouchardat
Zat + 1 tts HCL+1 tts Pereaksibouchardat amatibentuk
kristalnya.
Reaksi Asam Pikrat
Zat + 1 tts HCl 0,5 N + 1 TTS Pereaksi kemudian lihat dibawah
mikroskop
Asam Silico Walframat(silico walframat 2% dalam HCl 4 N)
Reaksi EDER ( 2 bagian Br2, 1 bagian KBr dan 20 bag air)
PtCl3 (AuCl3) dalam air 10%
A. SULFAGUANIDIN
B. SULFADIAZIN
C. SULFACETAMID
D. SULFAMERAZIN
E. SULFATIAZOL
11
2.9 Sediaan beredar sulfonamida
12
BAB III
3.1 SULFAGUANIDIN
Nama kimia : N-(Aminoiminometil)-4-aminobenzenasulfonamida
Rumus molekul : C7H10N4O2S.H2O
Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk,Warna, bau dan rasa
Uji kelarutan
Sampel + Pelarut (air/alcohol/kloroform) → larut/tidak
Kelarutannya; mudah larut dalam air mendidih dan dalam asam
mineral encer; sukar larut dalam etanol (95%) P dan dalam aseton
P; sangat sukar larut dalam air; praktis sangat sukar larut dalam
alkali hidroksida.
Uji Keasaman
Larutan Sampel :
→ Celupkan kertas lakmus biru → merah (asam)
→Celupkan kertas lakmus merah→ biru (basa)
13
Penentuan unsur-unsur
Unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) pada obat
yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut
adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan halogen (Cl, Br, dan
I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap
langkah pengujian senyawa obat tersebut.
14
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 →dingin → air + NH4OH
+ Na2S → lapisan merah coklat
Reaksi penegasan
Reaksi penegasan dan warna
1. Reaksi DAB HCL + 2 tetes pereaksi 1 gram p-DAB + 10 mL
HCl add aquadest 100 mL = Kuning tua hingga jingga
2. Reaksi Diazo
Zat + 2 tetes HCl 2 N + 1 mL air + NaOH / NaNO2 + Teteskan
alpha naftol dalam NaOH = Endapan jingga kemudian merah
darah. (Catatan : 0,1 gram alpha naftol dilarutkan dalam 2 mL
NaOH)
3. Dengan pereaksi Roux
Zat pada plat tetes + 1 tetes pereaksi Roux Hijau coklat
berubah menjadi ungu coklat. (Catatan : Pereaksi Roux : 10
mL Natrium Nitroprusida + 100 mL aquadest + 2 mL NaOH + 5
mL KmnO4)
4. Dengan KBrO3
1 tetes KBrO3 + 1 cc H2SO4 + 10 mg zat = Cincin Warna
Ungu
15
5. Reaksi indophenol
100 mg zat + 2 cc air, Panaskan sampai mendidih + 2 tetes
NaOH dalam 2 mL kaporit + 1 tetes fenol liquafectum amati
warna yaitu Warna merah tinta.
6. Reaksi korek api
Zat + HCL kemudian celupkan batang korek api kedalamnya
amati perubahan warna.
Reaksi Kristal
1. Rekristalisasi Aseton-Air
Zat Dimasukkan dalam tabung reaksi lalu Dilarutkan dengan
Aseton Ditetesi dengan aquades lalu amati bentuk kristalnya
dibawah Mikroskop.
2. Reaksi dragendrof
HCl 0,5 N + Zat yg ditaburkan diobjek glas hingga larut + 1 tts
pereaksi dragendrof biarkan 15-30 menit panaskan perlahan
lalu mati Kristal dibawah mikroskop.
3. Dengan Larutan Asam Pikrat
Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1
tetes reagen asam pikrat → biarkan beberapa saat hingga
terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
4. Catatan untuk pengamatan Kristal : Setelah dipanaskan
terbentuk jarum panjang tidak berwarna.
3.2 SULFADIAZIN
Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk,Warna, bau dan rasa
16
Bentuk Warna Bau Rasa
Uji kelarutan
praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P
dan dalam aseton P; mudah larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida.
Uji Keasaman
Larutan Sampel :
→ Celupkan kertas lakmus biru → merah (asam)
→Celupkan kertas lakmus merah→ biru (basa)
Penentuan unsur-unsur
Unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) pada obat
yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut
adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan halogen (Cl, Br, dan
I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap
langkah pengujian senyawa obat tersebut.
17
Ket : gugus amin primer, benzen aromatic, sulfonat,keton, amin
sekunder, gugus pirimidin.
Reaksi penegasan
Reaksi penegasan dan warna
1. Reaksi DAB HCL
Zat pada plat tetes + 2 tetes Pereaksi = Kuning Tua (Pereaksi :
1 gram p-DAB + 10 mL HCl add dengan aquadest 100 mL)
2. Reaksi Diazo
Zat + 2 tetes HCl 2 N + 1 mL air + NaOH / NaNO2 lalu
Teteskan alpha naftol dalam NaOH = Endapan jingga
kemudian merah darah. (Catatan : 0,1 gram alpha naftol
dilarutkan dalam 2 mL NaOH)
3. Dengan pereaksi Roux
1 tetes pereaksi Roux + Zat pada plat tetes = warna biru
18
(Pereaksi Roux : 10 mL Natrium Nitroprusida + 100 mL
aquadest + 2 mL NaOH + 5 mL KmnO4)
4. Dengan KBrO3
1 tetes KBrO3 + 10 mg zat + 1 cc H2SO4 = Kuning sampai
hijau.
5. Reaksi indophenol
100 mg zat + 2 cc air + Panaskan sampai mendidih + 2 tetes
NaOH dalam 2 mL kaporit + 1 tetes fenol liquafectum
= warna yang dihasilkan Kuning kehijauan.
6. Pirolisa
Zat Sulfadiazine + Panaskan diatas titik lebur
Pelelehan dengan warna coklat merah + SO yang bisa
ditentukan dengan Pb asetat.
7. Parri
Pereaksi Parri + Larutan sulfadiazine dalam alcohol = warna
Merah Tua (Pereaksi Parri : Dilarutkan CoCl2 dalam 1 ml HCl
kemudian ditambahkan air sampai volume 100 ml).
8. Pereaksi CuSo4
Zat + NaOH + Pereaksi CuSo4 = warna Hijau sampai Ungu
kelabu. (Pereaksi CuSo4 : Dilarutkan CuSo4 dalam 100 ml
H2SO4 encer).
9. Reagen Raybin
Zat Disublimasi dengan hati-hati + 1 tetes resorcine dalam
alcohol + 1 cc H2SO4 = warna Merah
Reaksi Kristal
1. Rekristalisasi Aseton-Air
Zat Dimasukkan dalam tabung reaksi lalu Dilarutkan
dengan Aseton Ditetesi dengan aquades= Diamati kristalnya
dibawah Mikroskop.
19
2. Reaksi dragendrof
HCl 0,5 N + Zat yg ditaburkan diobjek glas hingga larut + 1
tts pereaksi dragendrof = biarkan 15-30 menit panaskan
perlahan lalu mati Kristal dibawah mikroskop.
3. Dengan Larutan Asam Pikrat
Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut +
1 tetes reagen asam pikrat → biarkan beberapa saat hingga
terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
4. Catatan untuk pengamatan Kristal : Weber (hijau),
(prisma), bentuk daun (ungu)
3.3 SULFACETAMID
Nama Kimia : Natrium n-sulfenilase tamide
Rumus molekul : C8H10N2O3S
Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk,Warna, bau dan rasa
Uji kelarutan
Sukar larut dalam air dan eter; mudah larut dalam asam mineral
encer,dalam larutan kalium hidroksida dan dalam larutan natrium
hidroksida; larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam kloroform;
praktis tidak larut dalam benzene.
20
Uji Keasaman
Larutan Sampel :
→ Celupkan kertas lakmus biru → merah (asam)
→Celupkan kertas lakmus merah→ biru (basa)
Penentuan unsur-unsur
Unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) pada obat
yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut
adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan halogen (Cl, Br, dan
I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap
langkah pengujian senyawa obat tersebut.
21
Inti benzen
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi
diazo warna merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 →dingin → air + NH4OH
+ Na2S → lapisan merah coklat
Reaksi penegasan
Reaksi penegasan dan warna
1. Reaksi DAB HCL
Zat pada plat tetes + 2 tetes Pereaksi = Kuning Tua (Pereaksi :
1 gram p-DAB + 10 mL HCl add dengan aquadest 100 mL)
2. Reaksi Diazo
Zat + 2 tetes HCl 2 N + 1 mL air + NaOH / NaNO2 lalu
Teteskan alpha naftol dalam NaOH = Endapan jingga
kemudian merah darah. (Catatan : 0,1 gram alpha naftol
dilarutkan dalam 2 mL NaOH)
3. Dengan pereaksi Roux
1 tetes pereaksi Roux + Zat pada plat tetes = Coklat Hijau
(Pereaksi Roux : 10 mL Natrium Nitroprusida + 100 mL
aquadest + 2 mL NaOH + 5 mL KmnO4)
4. Dengan KBrO3
1 tetes KBrO3 + 10 mg zat + 1 cc H2SO4 = Kuning jingga
5. Reaksi indophenol
100 mg zat + 2 cc air + Panaskan sampai mendidih + 2 tetes
NaOH dalam 2 mL kaporit + 1 tetes fenol liquafectum
= warna yang dihasilkan hijau tua.
6. Penambahan NaOH dan CuSO4
CuSO4 + NaOH + Larutan zat = Hijau Muda
22
Reaksi Kristal
1. Rekristalisasi Aseton-Air
Zat Dimasukkan dalam tabung reaksi lalu dilarutkan dengan
Aseton Ditetesi dengan aquades diamati kristalnya dibawah
Mikroskop.
2. Reaksi dragendrof
HCl 0,5 N + Zat yg ditaburkan diobjek glas hingga larut + 1
tts pereaksi dragendrof biarkan 15-30 menit panaskan
perlahan lalu mati Kristal dibawah mikroskop.
3. Dengan Larutan Asam Pikrat
Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut +
1 tetes reagen asam pikrat → biarkan beberapa saat hingga
terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
4. Catatan untuk pengamatan Kristal : Hasil (-) bila
dipanaskan terbentuk kristal ujung tombak.
3.4 SULFAMERAZIN
Nama Kimia : N-(4-Metil-2-pirimidin)-sulfanilamida
Rumus molekul : C11H12N4O2S
Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk,Warna, bau dan rasa
23
Uji kelarutan
Sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam aseton;sukar larut
dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter dan dalam kloroform.
Uji Keasaman
Larutan Sampel :
→ Celupkan kertas lakmus biru → merah (asam)
→Celupkan kertas lakmus merah→ biru (basa)
Penentuan unsur-unsur
Unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) pada obat
yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut
adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan halogen (Cl, Br, dan
I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap
langkah pengujian senyawa obat tersebut.
24
Unsur S
Larutan Zat dialkilasikan dengan NaOH 2N + larutan Na.
nitropirusid → ungu
Inti benzen
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi
diazo warna merah orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 →dingin → air +
NH4OH + Na2S → lapisan merah coklat
Reaksi penegasan
Reaksi penegasan dan warna
1. Reaksi DAB HCL + 2 tetes pereaksi 1 gram p-DAB + 10
mL HCl add aquadest 100 mL = kuning lama-lama
orange merah
2. Reaksi parri
Zat uji + reagen parri mati warna terbentuk warna ungu
3. Reaksi korek api
Zat + HCL kemudian celupkan batang korek api
kedalamnya amati
4. Reaksi Cu asetat+aseton
Zat uji + asetat + aseton = warna coklat hitam
5. Reaksi dengan NaOH+CuSO4
Zat uji + 10 ml aquadest + 1 ml NaOH O,1 N + 0,5 Ml
CuSO4 Amati endapan hijau zaitun lalu diamkan akan
menjadi warna kelabu tua
Reaksi Kristal
1. Rekristalisasi Aseton-Air
Zat Dimasukkan dalam tabung reaksi lalu Dilarutkan
dengan Aseton ditetesi dengan aquades = Diamati
kristalnya dibawah Mikroskop.
25
3.5 SULFATIAZOL
Pemeriksaan organoleptis
Contoh : bentuk,Warna, bau dan rasa
Uji kelarutan
Sangat sukar lart dalam air; larut dalam 120 bagian etanol (95%) P,
dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat.
Uji Keasaman
Larutan Sampel :
→ Celupkan kertas lakmus biru → merah (asam)
→Celupkan kertas lakmus merah→ biru (basa)
Penentuan unsur-unsur
Unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) pada obat
yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut
adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan halogen (Cl, Br, dan
26
I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap
langkah pengujian senyawa obat tersebut.
27
Reaksi penegasan
Reaksi CUSO4 : Zat uji + 10 ml aquades + 1ml NaOH 0,1 N + 0,5
ML CuSO4 = Warna endapan biru hijau
Reaksi Kristal
Rekristalisasi Aseton-Air Zat : Dimasukkan dalam tabung reaksi
lalu Dilarutkan dengan Aseton Ditetesi dengan aquades = Diamati
kristalnya dibawah Mikroskop.
28
BAB IV
4.1. HASIL
Reaksi zat aktif + parri =merah tua (-) Reaksi zat aktif + HCl + 1 ml
aquadest + 2 tetes diazo = merah
darah (-)
Reaksi zat aktif + air = gel (amprotab) Reaksi zat aktif + FeCL3 = kuning
cream (+), zat aktif + CuSO4 = Hijau
tosca (+), zat aktif + NaOH + CuSO4
= Green tea (+)
29
4.2 PEMBAHASAN
Pada prktikum ini praktikan menggunakan larutan air, fecl3, cuso4, naoh,
hcl, larutan diazo, larutan parri, alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, penjepit
tabung reaksi, tempat tabung reaksi, pipet tetes, bunsen, tissue, brush tabung
reaksi, botol semprot, spatel.. fungsi alat-alat tersebut adalah
30
Pada saat praktikum praktikan dberi sampel oleh asisten dosen, pada
sampel tersebut terdiri dari satu zat aktif dan satu zat tambahan, praktikan harus
menebak apa zat aktif dan zat tambahan yang terdapat dalam sampel, pada
praktikum kali ini saya mendapatkan zat aktif “contimoxazole” dan zat tambahan
“amprotab”. Berhubung pada praktikum kali ini sulfonamida tidak ada jadi zat
aktif yang kita gunakan contimosazole (turunan Sulfonamida).
Cara kerja dari praktikum ini yaitu pertama praktikan mereaksikan sampe
untuk mengetahui zat tamabahan apa yang terdapat pada sampel tersebut apakah
SL atau Amprotab dengan cara ambil sedikit sampel dengan menggunakan spatel
lalu masukkan dalam tabung reaksi kemudian tambahkan 1-2 tetes air yang
terdapat dalam botol semprot lalu panaskan diatas bunsen dengan bantuan
penjepit tabung reaksi panaskan sampai mendidih, kemudian lihat atau rasajan
hasil yang didapat apabila larutan tadi larut dalam air dan berbentuk encer maka
zat tambahan yang didapatkan SL, namun jika hasil yang kita dapatkan berbentuk
gel maka zat tambahankanya Amprotabdan disini saya mendapatkan amprotab.
Lalu kita mereaksikan sampel dengan mengguakan larutan reagen FeCl3, CuSO4,
NaOH, untuk menentukan apakah zat aktif tersebut positif contimoxsazole atau
bukan, yaitu dengan cara pertama kita masukkan sedikit sampel kedalam tabung
reaksi lalu tambahkan 1-2 tetes FeCl3 lalu lihat warna yang terjadi jika warna
yang didapat kuning cream maka zat aktif positif contimoxsazole, kemudian
masukkan sedikit sampel kedalam tabung reaksi lalu tambahkan 1-2 tetes CuSO4
lihat hasil yang terjadi jika warna hijau toska maka hasilnya positif, dan
penentuan zat terakhit masukkan sedikit sampel kedalam tabung reaksi lalu
tambahkan 1-2 tetes NaOH lalu tambahkan CuSO4 lihat hasil yang didapat jika
hasil warna greentea maka zat aktif positif contimoxsazole, pada penentuan zat
aktif ini hasil yang saya dapatkan dari ketiga hasil reaksi tersebut positif semua
maka sudah pasti bahwa zat aktif yang saya dapat contimoxsazole. Pada
sulfonamida analisi pereaksi nya terdapat dua reaksi yaitu reaksi umun dan reaksi
spesifik, reaksi umun terdapat 5 reaksi yaitu reaksi korek api, reaksi diazo, reaksi
erlich, reaksi terhadap sulfonya, dan reaksi terhadap unsur C, N, dan S, sedangkan
reaksi spesifik ada reaksi warna, test weber, reaksiiodophenol, rekasi CuSO2,
31
reaksi furfural, reaksi KbrO3, reaksi rucnal dan turfitti, test ROUX, dan reaksi
Kristal. Dan banyak lagi reaksi-reaksi lainnya salah satunya reaksi penegasan,
pada reaksi seharusnyapenegaan terdapat reaksi parri dan lain-lain. Pada
praktikum kali ini seharusnya kita melakukan reaksi reaksi yang ada doatas
berhubung larutan atau reagen yang ada hanya FeCl3, CuSO4, NaOH,, larutan
diazo, larutan pari, jadi kita lalukan reaksi diazo dengan cara masukkan sedikit
sampel dalam tabung reaksi lalu tamnahkan HCl kemudian tambahkan 1ml air dan
tambahkan 2 tetes larutan diazo lalu lihat hasilnya jika hasilnya merah darah
berarti zat aktif kita benar tapi jika salah ada kesalahan pada saat reaksi, nah hasil
yang saya dapatkan pada reaksi diazo ini salah bukan merah darah melainkan
cream, dan pada reaksi parri kita masukkan sedikit sampel kedalam tabung reaksi
lalu tambahkan larutan parri jika benar hasil yang didapat adalah merah tua, tapi
yang saya dapatkan hasilnya merah muda (pink) berarti dapat kesalahan pada saat
saya mereaksikan reaksi diazo dan parri ini karena kedua reaksi tersebut hasilnya
tidak sesuai dengan hasil yang telah ditentukan.
Kesalahan hasil ini bisa terjadi karena pada saat kami melakukan
praktikum sulfonamida ini kami tidak menggunakan zat aktif sulfonamida tapi
menggunakan contomoxsazole (turunanya) dan juga kesalahan ini bisa terjadi
karena pembuatan reagen yang digunakan bisa saja terjadi kesalahan jumlah
kelebuhan atau kekurangan pada saat mengambil atau membuat reagen yang akan
kita gunakan pada saat praktikum. Dan juga pada saat praktikan akan merekasikan
zat aktif tersebut mungkin reagen yang sharus nya 1-2 tetes malah berlebih 3-4tts,
aquadest yang seharusnya 1mk malah terlebih karena kurangnya hati-hati
praktikan pada saat mereaksikan zat.
Pada praktikum ini kami (praktikan) ada yang mendapatkan hasil positif
ada juga yang negatif, ini bisa jadi pelajaran untuk praktikum-praktikum yang
akan berlangsung gar praktikan lebig berhati-hati lagi agar mendapatkan hasil
yang diinginkan.
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang saya dapat pada praktikum kali ini adalah pada saat
merekasikan untuk menentukan zat aktif saya mendapatkan zat aktif
contimoxsazole, dan zat tambahan amprotab.
4.2 SARAN
Pada saat praktikum praktikan harus menggunakan alat-alat yang
dapat menyelamatkan diri praktikan
Praktikan harus mengerti prosedur kerja pada saat praktikum
Praktikan harus berhati-hati pada saat merekasikan agar tidak
terjadi kesalahan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.
Dirjen POM. 1985. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta.
Tjay T. H. & Rahardja S, 2008.Obat-obat Penting. Penerbit PT. Elex
Media Computindo kelompok kompas-Gramedia : Jakarta
34