Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam bidang farmasi khususnya kimia farmasi sering dilakukan

analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis

kualitatif adalah bidang kimia analitik yang membahas tentang identifikasi

zat-zat, mengenai unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu

sampel. Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk

mengetahui kadar suatu zat.

Dalam kimia farmasi dilakukan analisis berbagai senyawa yang

bersumber dari obat, tumbuhan, dan hewan. Salah satu senyawa yang

sering di analisis yaitu analisis antihistamin (antialergi).

Dalam makalah ini akan dibahas tentang Barbital, analisis barbital

dan cara menganalisisnya. Dalam analisis barbital ini dapat diambil sampel

dari senyawa obat, tumbuhan maupun hewan.

I.2 Rumusan Masalah dan Tujuan

I.1.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah seperti

dibawah ini:

1. Apa yang dimaksud dengan Barbital ?

2. Macam-macam golongan Barbital?

3. Sifat-sifat Golongan Barbital ?


4. Bagaimana cara identifikasi Golongan Barbital ?

I.1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah seperti bawah ini:

1. Mengetahui pengertian dari Barbital.

2. Mengetahui Golongan Barbital..

3. Mengetahui sifat-sifar Golongan Barbital.

4. Mengetahui bagaimana Analisa atau identifikasi Golongan

Barbital.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Definisi Barbital

Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil
kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum. Barbital
(barbiturat) digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, antikonvulsan, dan
anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut
dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan
kloroform. Karena sifat lipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan
daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan meningkatnya sifat lipofilik ini
maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat.

Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat


merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat
melalui eliminasi 2 molekul air.

Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif


sebagai hipnotik dan sedatif. Namun sekarang kecuali untuk beberapa
penggunaan yang spesifik, barbiturat telah banyak digantikan oleh
benzodiazepin yang lebih aman (Ganiswara, 1995).

Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam


barbiturat (2,4,6-trioksoheksahidropirirmidin) merupakan hasil reaksi
kondensasi antara urea dengan asam malonat (Ganiswara, 1995).

Asam barbiturat sendiri tidak menyebabkan depresi SSP, efek


hipnotik dan sedatif serta efek lainnya ditimbulkan bila pada posisi 5 ada
gugusan alkil atau aril (Ganiswara, 1995).

Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat


tidak sama kuatnya. Dosis nonanestesi teruatama menekan respons pasca
sinaps. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik. Walaupun
demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui GABA
sebagai mediator (Ganiswara, 1995).

Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi


dan inhibisi transmisi sinaptik. Kapasitas barbiturat membantu kerja
GABA sebagian menyerupai kerja benzodiazepine, namun pada dosis
yang lebih tinggi bersifat sebagai aganis GABA-nergik, sehingga pada
dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang berat
(Ganiswara, 1995).

Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air


tetapi mudah larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak,
kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini dimiliki oleh kebanyakan obat
yang mampu menekan SSP. Dengan meningkatnya sifat lipofil ini,
misalnya dengan mengganti atom oksigen pada atom C2 menjadi atom
belerang, maka efek dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya
hipnotiknya diperkuat pula (Tadjuddin, 2001).

II.2 Macam-macam Golongan Barbital

Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, yaitu


(Tadjuddin, 2001):

1. Barbiturat kerja panjang

Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang

2. Barbiturat kerja singkat

Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang

efektif sebagai sedatif dan hipnotik

3. Barbiturat kerja sangat singkat

Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena

anestesia.
Analisis kimia farmasi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai
aplikasi prosedur kimia analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan yang
dipakai dalam bidang farmasi terutama dalam menentukan kadar dan mutu
dari obat-obatan dan senyawa-senyawa kimia yang tercantum dalam
farmakope-farmakope serta buku-buku resmi lainnya seperti formularium-
formularium (Susanti, 1997).

II.3 SIifat-sifat Golongan Barbital

Sifat-sifat umum senyawa barbital antara lain :

1. Barbital mempunyai asam berbasa satu yang sangat lemah, asam


barbiturate dapat dalam bentuk keto dan bentuk enol, bentuk enol ini
yang menyebabkan bereaksi asam dan dapat diionisasi. Oleh karena
itu barbital larut dalam alkali. Tetapi garam-garam Na nya tidak stabil
dalam air terutama sekali pada pemanasan, dalam air akan terhidrolis.
Oleh karena mudah terhidrolisa maka garamnya dalam air tidak boleh
disimpan lama.
2. Asam barbiturate sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter,
kloroform, dan etil asetat
3. Mudah mengadakan sublimasi, hasil sublimasi dapat dipakai untuk
mengidentifikasi barbital, terutama jika sublimasi dalam keadaan
vacuum.
4. Barbital mempunyai titik lebur yang tajam, tetapi titik lebur ini sulit
digunakan untuk identifikasi karena titik lebur tiap zat berdekatan.
Misal : TL Luminal : 173 – 174 C
TL Prominal : 174 – 176 C
II.4 Analisa dan Identifikasi Golongan Alkaloid

II.2.1 Analisis Kualitiataif


Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi

keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak

diketahui. Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara

yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-

komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang

dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun

sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia,

bila ingin mengetahui tentang kandungan sampel cair itu maka yang harus

dilakukan adalah menganalisa kualitatif terhadap sampel cairan itu.

Tujuan analisis kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi

sejumlah unsur/senyawa. Analisis kualitatif berhubungan dengan

penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Analisis

kualitatif digunakan untuk menganalisa komponen atau jenis zat yang ada

dalam suatu larutan. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang

paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya

dalam larutan.

Ada 3 pendekatan analisis kualiataif yaitu; pertama perbandingan

antara data retensi solute yang tidak diketahui dengan data retensi baku

yang sesuai pada kondisi yang sama. Kedua dengan cara spiking, yaitu

dilakukan dengan menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu

yang akan diselidiki pada senyawa baku pada kondisi yang sama. Ketiga
dengan nggabungkan alat kromatografi dengan spectrometer massa

(Gandjar, 2007).

II.2.2 Analisis Kuantitatif


Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk

mengetahui kadar suatu zat (Svehla, 1985). Analisa kuantitatif berkaitan

dengan penetapan beberapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung

dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang sering kali

dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau

sebagian besar sampel yang di analisis (Day dan Underwood,

2002).Pengertian lain dari analisa kuantitatif adalah analisa yang bertujuan

untuk mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu bahan atau

campuran bahan (Sumardjo, 1997).

 Macam-Macam Analisa Kuantitatif

Secara garis besar metode yang digunakan dalam analisis

kuantitatif dibagi menjadi dua macam yaitu kimia analisis kuantitatif

instrumental, yaitu metode analisis bahan-bahan kimia menggunakan alat-

alat instrumen, dan analisa kimia konvensional. Metode dalam analisa

kuantitatif dibedakan menjadi 2 bagian: metode gravimeter, yaitu

penetapan kadar suatu unsur atau senyawa berdasarkan berat, tetapnya

dengan cara penimbangan. Cara dilakukan dengan unsur atau senyawa

yang diselidiki dan bahan yang menyusunnya. Bagian terbesar yang

dilakukan metode gravimetri adalah perubahan unsur berat tetapnya. Berat

senyawa selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan jenis senyawa (khoppar,

1990).. Metode volumetri, adalah analisa kuantitatif yang dilakukan


dengan cara menambahkan sejumlah larutan baru yang lebih diketahui

kadarnya. Dengan mengetahui jumlah larutan baru yang ditambahkan dan

reaksinya berjalan secara kuantitatif sehingga senyawa yang dianalisis

dapat dihitung jumlahnya (Sumardjo, 1997).

Volumetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dan reaksi

kimia. Pada analisis ini zat yang akan ditentukan kadarnya direaksikan

dengan zat lainnya telah diketahui konsentrasinya sampai tercapai suatu

titik ekuivalensi hingga kepekatan zat yang kita cari dapat

dihitung. Larutan yang kita ketahui konsentraasinya dengan teliti disebut

larutan standar. Larutan ini biasanya diteteskan dari buret ke dalam

erlenmeyer yang mengandung reaksinya selesai. Proses ini dinamakan

titrasi. Titik dimana terjadi perubahan karena indikator disebut titik titrasi.

Titik ini seharusnya jatuh pada titik yang bersamaan, tetapi hal ini sulit

karena kesulitan dalam mencari indikator yang pH intervalnya mendekati

pH ekuivalen. Perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik titrasi disebut

kesalahan titrasi (Day dan Underwood, 2002). Indikator adalah asam

organik lemah atau basa organik lemah yang dalam larutan akan terionisasi

sebagian dimana warna yang terionisasi berbeda dengan warna yang tak

terionisasi (Sumardjo, 1994).

Analisis volumetri merupakan suatu analisa untuk menentukan

suatu volume larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya untuk

mengukur volume larutan standar tersebut harus ditambahkan dengan

melalui alat yang disebut buret. Proses penambahan larutan standar ke


dalam larutan yang ditentukan sampai terjadi reaksi yang sempurna

disebut titrasi (Lehninger, 1995).

Reaksi dalam volumetri dibedakan menjadi 3: (1) Reaksi

netralisasi adalah suatu proses terbentuknya garam dari reaksi asam dan

basa. Contoh reaksi: HCl + NaOH  NaCl + H2O. (2) Reaksi

pengendapan atau pembentukan senyawa kompleks. Reaksi meliputi

pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukan molekul netral yang

terdisosiasi dalam larutan (Khoppar, 1990). Contoh reaksi: AgNO3 +

NaCl  AgCl + NaNO3, KCN + AgNO3  K{Ag(CN)2} +

KNO3, K{Ag(CN)2} + AgNO3 Ag{(CN)2} + KNO3. (3) Reaksi oksidasi-

reduksi (redoks). Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung secara serentak,

dimana jumlah elektron yang dilepaskan pada oksidasi harus sama dengan

elektron yang didapatkan pada reduksi, Contoh reaksi: 2FeCl3 +

SnCl2 2FeCl2 + SnCl4. (Surakiti, 1989).

Analisa volumetri dapat dibedakan menjadi:

1. Asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri: bila yang diketahui

konsentrasi asamnya. Alkalimetri adalah apabila

konsentrasi basanya diketahui.

2. Oksidimetri dibagi menjadi dua yaitu permanganametri dan

kromatometri. Permanganametri sebagai oksidatornya

adalah KMnO4. Reaksinya: MnO4- + 8H+  Mn2+ + 4H2O.

Kromatometri bila kita mamakai oksidator

K2Cr2O7. Reaksinya: Cr2O72- + 14H+  Cr.


3. Kalorimetri adalah titrasi dengan iodium secara tidak

langsung. Iodometri adalah titrasi dengan iodium secara

langsung. Reaksinya: I2 + 2S2O32-  2I- +S4O62- I2 + 2e-

 2I- I + e-  I- .

 Identifikasi Golongan Barbital

Dalam pengidentifikasian senyawa Barbital digolongkan dengan 2 cara,

yaitu:

1. KIMIA, Identifikasi dengan melakukan berbagai reaksi warna dan

pengendapan.

2. FISIKA, Identifikasi dengan Titik Leleh, Kromatografi Lapis

Tipis, Kromatografi Gas, dan spektrofotometer IR.

a. REAKSI IDENTIFIKASI
 Reaksi umum.

1. Reaksi Parri.

2. Reaksi Zwikker.

3. Reaksi Buchi dan Perlia.

4. Pengendapan dengan Reagen Millon.

 Reaksi terhadap subtitusi Barbiturat.

1. Lassaigne (halogen dan belerang).

2. Beilstein Test (gugus halogen: F, Br).

3. Adanya Gugusan Tak jenuh

4. Adanya Gugus Fenil Aromatis


 Reaksi warna dan pengendapan.

1. Dengan H2SO4 p.

2. Marquis.

3. Kristal p-DAB.

4. Vanilin- H2S4.

 Reaksi warna, Dengan salisildehid, furfurol, fenol, piperonal,


dan nitrasi menurut Ranwes.

 Reaksi Kristal.

1. Sublimasi.

2. NaOH dengan As. Asetat.

3. Pengendapan dengan fosfat.

4. Cu, Fe, Br kompleks.

5. Bauchardat.

6. Dengan aqua brom.

7. Dengan AgNO3.

8. Dengan aqua barit.


BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil
kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum. Barbital
(barbiturat) digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, antikonvulsan, dan
anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut
dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan
kloroform. Karena sifat lipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan
daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan meningkatnya sifat lipofilik ini
maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat.

Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat


merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat
melalui eliminasi 2 molekul air.

3.2 Saran
Dengan mengetahui tentang barbital baik dari penggolongan, sifat,
analisa kualitatif dan kuantitatif, identifikasi dari golongan barbital
diharapkan penulis ataupun pembaca mampu memahami dan mampu
mempelajari serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-sehari.
DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Charles W, kleinfelter, dkk., 1994. Kimia Untuk Universitas. Erlangga:


Jakarta.

Sumardjo, damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan kuliah mahasiswa


kedokteran dan program strata 1 Fakultas Bioeksata. Semarang. http://wiro-
pharmacy.blogspot.com/search?q=analisis+kualitatif.html. Diakses 30 Maret
2012.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Roman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI.1974.Ekstra Farmakope Indonesia. Jakarta: PT


FARITEX

Anda mungkin juga menyukai