Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS SULFONAMIDA

Adalah senyawa yang bersifat anti mikroba yang merupakan turunan sulfanilamid (4
amino benzena sulfonamida), dimana 1 atom H pada gugus sulfonamida diganti (disubstitusi
dengan gugus lain.
Rumus umum:
R1 : H atau sisa asam.
R2 : rantai alifatis atau hetero siklis.

Sifat-sifat umum:
1. Senyawa sulfonamida bersifat amfoter, dengan asam mineral (HCl) akan membentuk
garam HCl yang larut dalam air, dalam suasana basa (NaOH) akan membentuk garam
yang larut dalam air.
2. Kelarutan: dalam bentuk bebas umumnya tidak larut/sangat sukar larut dalam air, eter
dan CHCl3. Sedikit larut dalam etanol dan aseton, mudah larut dalam asam mineral
encer dan larutan alkali hidroksida. Dalam bentuk garam natrium, mudah larut dalam
air, sukar larut dalam pelarut dalam pelarut organik.

Reaksi umum:
1. Reaksi terhadap gugus amin primer aromatis positif, (kecuali sulfa-sulfa yang amin
primer aromatisnya telah tersubstitusi, misalnya: ftalil sulfatiazol, suksinil sulfatiazol)
antara lain:
- Reaksi dengan p DAB HCl (reaksi Erlich)
Pereaksi:
1 g p DAB dilarutkan dalam 20 ml HCl 2 N ditambahkan air sampai 100
ml. Cara melakukan:
Sedikit sampel (padat atau larutan dalam HCl) pada plat tetes ditambahkan 1 tetes
pereaksi, terbentuk warna kuning jingga sampai merah jingga (dapat dilakukan
pada objek glass untuk melihat bentuk kristalnya).
- Reaksi dengan batang korek
api Cara melakukan:
Zat dilarutkan dalam HCl encer, lalu ke dalamnya dicelupkan batang korek api
yang telah dibasahi dengan HCl, maka batang korek api berwarna jingga.
- Reaksi diazotasi (dengan HNO2 dan β naftol)
Pereaksi:
larutan NaNO2 1% dalam air.
larutan β naftol 4% dalam NaOH 2 N.
Cara melakukan: larutkan sedikit sampel dalam HCl 2 N (bila perlu dengan
pemanasan), ditambahkan 1 tetes larutan NaNO2 dan 1 tetes larutan β naftol akan
menghasilkan warna merah terang atau merah jingga.
- Reaksi Indofenol
Sedikit zat dilarutkan dalam NaOH 2 N ditambahkan 1 atau 2 ml air dan sedikit
fenol kristal, lalu dididihkan, dan didinginkan, kemudian ditambahkan sedikit
kaporit atau larutan NaOCl encer, terbentuk warna tergantung pada zat yang
diperiksa.

1
- Reaksi dengan CuSO4
Pereaksi: larutkan CuSO4 1% dalam air.
Cara melakukan:
Zat dilarutkan dalam sedikit larutan NaOH 0,1 N, lalu tambahkan 1-2 tetes
pereaksi dengan warna-warna tergantung pada sulfa yang diperiksa.
2. Reaksi Roux (pereaksi dibuat baru)
Pereaksi:
10 g Na nitroprussid dilarutkan dalam 100 ml air (roux I), ditambahkan 5 ml larutan
NaOH 12% (roux II) dan 5 ml larutan KMnO4 5% (roux III), setelah dicampur
terbentuk endapan warna hijau kotor, saring, gunakan filtrat sebagai pereaksi.
Cara melakukan:
Sedikit sampel pada plat tetes ditambahkan 1 atau 2 tetes pereaksi warna (tergantung
pada sulfa yang diperiksa).
(Catatan : dalam praktek, setiap grup (4 orang ) membuat pereaksi Roux dengan
mencampur 1 ml Roux I dengan 1 tetes Roux II dan 1 tetes Roux III).
3. Reaksi dengan kalium bromat
10 mg zat dalam tabung kecil ditambahkan 1 ml asam sulfat 4 N dan 1 tetes larutan
kalium bromat jenuh warna kuning sampai coklat ungu.
4. Reaksi vanilin dan H2SO4
Untuk sulfa-sulfa yang mempunyai gugus metil pirimidin, misal: sulfamerazin,
sulfamezatin).
Cara melakukan:
Zat pada cawan porselin ditambahkan 1-2 tetes H2SO4 dan sedikit kristal vanilin,
panaskan di atas api kecil warna jingga sampai merah.
5. Pirolisa
Sulfa (dalam bentuk murni) dipanaskan di atas titik lelehnya akan terurai dengan
warna-warna yang berbeda, seperti:
- Sulfanilamid: warna ungu
- Sulfathiazol : warna coklat merah
- Sulfadiazin : warna merah
- Sulfaguanidin: warna ungu
6. Reaksi terhadap gugus sulfon positif.
Zat dioksidasi dengan H2O2 30% atau HNO3 p, lalu ditambahkan larutan garam
barium (BaCl2 atau Ba(NO3)2 putih.
7. Reaksi kristal.
Sulfonamida dengan pereaksi-pereaksi pengendap tertentu akan menghasilkan
endapan yang berupa kristal yang berbeda-beda untuk setiap senyawa, yang dapat
dilihat di bawah mikroskop.
- Sublimasi
- Aseton air atau alkohol air (untuk sulfa-sulfa yang tidak larut dalam air).
Prinsip: sulfonamida larut dalam aseton/alkohol, tidak larut dalam
air. Cara melakukan:
Sampel dilarutkan dalam aseton atau alkohol. Pada objek glass diletakkan 1 tetes
air, lalu di atasnya teteskan 2 tetes larutan sampel dalam aseton, biarkan beberapa
waktu sampai aseton menguap, terbentuk kristal, amati di mikroskop.
- Fe kompleks
Cara melakukan:
Sedikit sampel atau isolasi diletakkan pada objek glass, tambahkan 1-2 tetes
pereaksi, tutup dengan kaca tutup, panaskan pada api kecil sampai mendidih
(jangan sampai kering), angkat, dinginkan. Amati di bawah mikroskop.
- Dragendorf
- Asam pikrat
- p DAB HCl
- K4Fe(CN)6
- Bouchardat
- Asam pikrolon
- Sublimat
- K3Fe(CN)6
Cara melakukan:
Sedikit sampel dilarutkan dalam HCl encer, letakkan 1-2 tetes larutan pada objek
glass,tambahkan 1-2 tetes pereaksi, biarkan beberapa waktu sampai terbentuk
kristal, amati di bawah mikroskop.

SULFACETAMID
(Albucid)
O

H
H2N S N COCH3

O
Serbuk kristal putih atau putih kekuningan. Larut dalam 150 bagian air, 15 bagian etanol, 7
bagian aseton, sukar larut dalam eter dan CHCl3.
Garam natrium: larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol dan aseton, tidak
larut dalam eter dan CHCl3.
Identifikasi:
1. Dipanaskan dalam etanol dan H2SO4 pekat akan menghasilkan etil asetat.
Reaksi terhadap amin primer aromatis positif.
2. Larutkan zat dalam HCl encer (bila perlu dengan pemanasan), dinginkan dalam es,
ditambahkan 4 ml larutan NaNO2 1% dan larutan naftol yang mengandung Na asetat
akan menghasilkan warna kuning jingga sampai merah jingga.
3. Dengan penambahan CuSO4 akan menghasilkan endapan biru (hijau kekuningan,
kocok coklat).
4. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu biru.
5. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga merah.
6. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna hijau tua.
7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna hijau zamrud (coklat hijau → hijau muda).
8. Test terhadap gugus sulfon: posoitif.
9. Reaksi azo akan menghasilkan warna merah.
10. Dengan penambahan Kalium bromat akan menghasilkan warna kuning yang berubah
menjadi coklat tua.
11. Pirolisa: 500 mg zat dipanaskan dalam tabung, terbentuk cairan warna kuning, terurai
menjadi anilin dan NH3.
12. Esterifikasi dengan etanol dan H2SO4 akan menghasilkan etil asetat yang dapat
diidentifikasi dari baunya.
13. Reaksi kristal:
- Aseton air
- Fe kompleks
- Asam pikrolon
- p DAB HCl
- asam pikrat

SULFADIMIDIN
(Sulfamezatin = Sulfametazin)
= sulfadimetil diazin
CH3

O N
H
H2N S N

O N

CH3

Serbuk kristal atau kuning gading, tidak berbau, rasa agak pahit. Sukar larut dalam air, larut
dalam 120 bagian etanol, tidak larut dalam eter, larut dalam 30 bagian aseton, larut dalam
asam mineral encer, larutan alkali hidroksida dan karbonat.
Identifikasi:
1. Reaksi terhadap amin primer aromatis positif.
2. Dengan penambahan CuSO4 akan menghasilkan warna hijau pucat keruh yang
berubah menjadi suspensi abu-abu kecoklatan lalu menjadi endapan coklat kemerahan
(hijau → coklat merah).
3. Kopannyi Zwikker akan menghasilkan warna rosa ungu.
4. Dengan penambahan HgNO3 akan menghasilkan warna hitam
5. Dengan penambahan HNO2 (reaksi Lieberman) akan menghasilkan warna kuning.
6. Reaksi Roux akan menghasilkan warna ungu merah - ungu coklat - hijau tua kotor
(ungu hijau kotor).
7. Dengan penambahan vanilin dan H2SO4 akan menghasilkan warna merah jingga
(merah).
8. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna kuning jingga.
9. Dengan penambahan KBrO3 akan menghasilkan warna ungu coklat - coklat kuning
(ungu lemah).
10. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna merah (hijau tua/hijau biru).
11. Reaksi Parri positif.
12. Reaksi Diazo akan menghasilkan endapan merah.
13. Reaksi kristal:
- Sublimasi
- Bouchardat
- p DAB HCl
- Dragendorf
- Aqua iod
- Fe kompleks
- Aseton air

SULFADIAZIN
(Sulfapyrimidin)
O N
H
H2N S N

O N
Serbuk putih atau kekuningan atau agak rosa, tidak berbau dan tidak berasa, jika kena cahaya
menjadi makin gelap. Tidak larut dalam air, eter dan CHCl 3, agak sukar larut dalam asam
mineral encer dan alkali hidroksida.
Identifikasi:
1. Test terhadap amin primer aromatis positif: (dengan NaNO2 dan β naftol akan
menghasilkan endapan merah jingga).
2. Zat murni ditambahkan larutan resorsinol 5% dalam etanol (95%) dan H 2SO4 pekat
akan menghasilkan warna merah tua, encerkan dengan air es, dan dinetralkan dengan
NH4OH encer akan menghasilkan warna biru kemerahan atau biru (= reaksi Raybin).
3. Dengan penambahan NaOH dan CuSO4 akan menghasilkan endapan coklat ungu
(hijau zaitun - abu-abu ungu).
4. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna rosa ungu (Parri : ungu).
5. Reaksi dengan raksa (I) nitrat (HgNO3) akan menghasilkan warna hitam.
6. Reaksi Roux akan menghasilkan warna ungu - hijau - hijau biru.
7. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna merah rosa (hijau kuning - hijau tua).
8. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga kuning.
9. Jika zat dipanaskan akan meleleh dengan warna coklat kemerahan, dan uap yang
dihasilkan bersifat asam (test dengan indikator pH) (test dengan kertas Pb asetat akan
menghasilkan warna hitam).
10. Dengan penambahan KBrO3 akan menghasilkan warna kuning jingga.
11. Reaksi kristal:
- Aseton Air
- Fe kompleks
- Asam pikrat
- Sublimasi
- Bouchardat
- Dragendorf
- Aqua iod
- Larutan Na2HPO4

SULFAGUANIDIN
O
NH
H
H2N S N C NH2

O
Serbuk putih, tidak berbau, rasa agak pahit, kena cahaya lama-lama agak gelap. Mudah larut
dalam air mendidih (1:10) dan asam mineral e, sukar larut dalam etanol, larut dalam 150
bagian aseton, sukar larut dalam air, tidak larut dalam alkali hidroksida.
Identifikasi:
1. Sedikit zat ditambahkan larutan NaOH 20%, jika tidak larut lakukan pemanasan
sampai larut maka akan tercium bau amoniak.
2. Dengan penambahan HNO2 dan β naftol akan menghasilkan endapan seperti jeli
merah cerah (merah).
3. Dengan penambahan larutan CuSO4 akan menghasilkan warna biru.
4. Reaksi Kopannyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu yang segera hilang.
5. Dipanaskan kering dengan hati-hati akan menghasilkan warna ungu (merah ungu)
disertai uap NH3.
6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga.
7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna kuning hijau - hijau coklat - hijau kotor.
8. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna kuning coklat - hijau kuning.
9. Dengan penambahan KBrO3 akan menghasilkan warna ungu - coklat tua.
10. Sedikit zat ditambahkan beberapa tetes HCl encer dan beberapa tetes NaNO 2 dan
beberapa tetes difenilamin dalam spritus akan menghasilkan warna merah ungu,
kocok dengan CHCl3, lapisan CHCl3 hijau kuning.
11. Reaksi Burkat: Zat dilarutkan dalam NaOH encer ditambahkan 1 tetes FeCl 3 0,5 N dan
1 tetes H2O2, kocok dan larutan dibagi 2 :
- Kocok dengan eter, pada lapisan eter tidak berwarna sedangkan lapisan air
berwarna merah.
- Kocok dengan amil alkohol, pada lapisan amil alkohol rosa, sedangkan lapisan air
berwarna merah.
12. Reaksi kristal:
- Aseton air
- Dragendorf
- Asam pikrat
- Fe kompleks
- Asam pikrolon
- p DAB HCl
SULFAMERAZIN
(Metil sulfadiazin)

O N
H
H 2N S N

O N
CH3

Serbuk putih kekuningan, tidak berbau, rasa agak pahit, jika kena cahaya, lama-lama menjadi
gelap. Sukar larut dalam air, CHCl3 dan eter, agak sukar larut dalam etanol dan aseton, mudah
larut dalam asama mineral encer dan larutan alkali hidroksida.
Identifikasi:
1. Reaksi terhadap amin primer aromatis positif.
2. Dengan penambahan CuSO4 akan menghasilkan endapan hijau zaitun - abu-abu tua -
coklat.
3. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna rosa (pink).
4. Dengan penambahan HgNO3 akan menghasilkan warna hitam
5. Reaksi dengan Vanilin dan H2SO4 akan menghasilkan warna merah.
6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga merah.
7. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna rosa - hijau.
8. Reaksi Raybin (dengan resorsin dan H2SO4) positif.
9. Reaksi Roux akan menghasilkan warna ungu - biru - hijau.
10. Reaksi Diazo akan menghasilkan warna merah jingga.
11. Reaksi dengan KBrO3 akan menghasilkan warna kuning - jingga.
12. Reaksi kristal:
- Aseton Air

- Sublimasi
- Fe kompleks
- Asam pikrat
- Bouchardat
- Dragendorf
- DAB HCl
- Asam pikrolon
SULFASOMIDIN
(Elkosin - Aristamid)
CH3

H
H2N S N N

CH3
(isomer sulfamezatin)
Serbuk putih kekuningan, tidak berbau, rasa agak pahit kemudian manis. Tidak larut dalam
air, etanol, eter dan CHCl3, larut dalam 750 bagian aseton, larut dalam asam mineral encer
dan larutan alkali hidroksida.
Identifikasi:
1. Dengan penambahan CuSO4 akan menghasilkan endapan kehijauan (hijau terang).
2. Dengan penambahan HNO2 dan β naftol akan menghasilkan endapan merah jingga
(merah).
3. Reaksi Kopannyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu biru yang cepat hilang.
4. Reaksi dengan HNO2 akan menghasilkan warna kuning.
5. Zat dikocok dalam campuran 2,5 ml asam asetat 6 N dan 2,5 ml air, lalu pada filtrat
ditambahkan beberapa tetes pereaksi Mayer akan menghasilkan endapan kuning
terang.
6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna kuning jingga.
7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna ungu coklat - hijau hitam.
8. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna hijau biru.
9. Reaksi dengan KBrO3 akan menghasilkan warna kuning coklat.
10. Vanilin-asam sulfat negatif.
11. Sedikit zat dalam asam asetat 30% ditambahkan reagen Mayer akan menghasilkan
endapan putih (khas untuk elkosin).
12. Reaksi kristal:
- Dragendorf
- Asam pikrat
- Bouchardat
- Sublimasi
- Fe kompleks
- Asam pikrolon
- Aseton air
SULFANILAMID
O

H2N S NH2

O
p.a minobenzol sulfonamida.
Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa agak pahit kemudian manis, kena cahaya menjadi
kekuningan, lama-lama menjadi gelap. Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam
air mendidih, larut dalam 30 bagian etanol, 4 bagian aseton, tidak larut dalam eter dan CHCl 3.
Identifikasi:
1. Jika sedikit zat dipanaskan akan menghasilkan warna biru ungu, pada pemanasan
selanjutnya akan tercium bau anilin dan NH3.
2. Dengan penambahan larutan CuSO4 akan menghasilkan warna biru (endapan putih).
3. Reaksi Kopannyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu biru.
4. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna kuning jingga.
5. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna biru langit (biru tinta).
6. Dengan penambahan vanilin dan H2SO4 akan menghasilkan warna kuning hijau.
7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna hijau coklat - hijau ungu - hijau kotor.
8. Reaksi Diazo akan menghasilkan warna merah.
9. Reaksi dengan KBrO3 akan menghasilkan warna ungu.
10. Reaksi kristal:
- Sublimasi
- K2CrO4
- Asam pikrat
- p DAB HCl
- Fe kompleks
- Aseton air
- Asam pikrolon

SULFATIAZOL
(Sulfanil Amidothiazol)
O

H2N S NH2

O
Serbuk kristal putih, lama-lama menjadi gelap jika kena cahaya. Sukar larut dalam air, tidak
larut dalam CHCl3 dan eter, larut dalam 120 bagian etanol, larut dalam asam mineral encer
dan larutan alkali hidroksida.
Identifikasi:
1. Reaksi terhadap gugus amin primer aromatis positif.
2. Dengan penambahan larutan CuSO4 akan menghasilkan warna coklat ungu.
3. Reaksi Kopanyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu merah.
4. Dengan penambahan HgNO3 akan menghasilkan warna hitam.
5. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna kuning.
6. Dengan penambahan p-DAB HCl akan menghasilkan warna jingga.
7. Reaksi Roux akan menghasilkan warna hijau kuning.
8. Dengan penambahan KBrO3 akan menghasilkan warna ungu lemah - coklat.
9. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna hijau muda.
10. Pirolisa akan menghasilkan warna coklat merah yang disertai lepasnya gas NH3 dan
bau anilin.
11. Reaksi Parri akan menghasilkan warna ungu.
12. Reaksi kristal :
- Aseton air
- Bouchardat
- Fe kompleks
- Asam pikrat
- Aqua iod
- Dragendorf

SULFAMETOXAZOL
Serbuk putih atau kekuningan, tidak berbau, mula-mula tidak berasa lalu agak manis.
Tidak larut dalam air, eter dan CHCl3, larut dalam 20 bagian etanol, 5 bagian aseton, larut
dalam asam mineral (e) dan larutan alkali hidroksida.

Identifikasi:
1. Dengan penambahan HNO2 dan β naftol akan menghasilkan endapan merah jingga.
2. Reaksi Indofenol akan menghasilkan warna kuning emas.
3. Dengan penambahan larutan CuSO4 akan menghasilkan warna hijau.
4. Reaksi Lieberman akan menghasilkan warna kuning.
5. Reaksi Koppanyi Zwikker akan menghasilkan warna ungu biru.
6. Reaksi kristal:
- Larutan Na2HPO4

Pengamatan sulfacetamid sulfadimidin sulfadiazin sulfaguanidin sulfamerazin

a. Organoleptik

Bentuk
Warna
Bau
Rasa

b. Kelarutan

Air

Asam

Basa

Pelarut organik

c. Fluoresensi d. e.
Padat

Air

Asam

Basa

f. Pirolisa

g. Reaksi Warna h. i.

Latihan soal
1. Tuliskan reaksi identifikasi secara khusus dari golongan sulfa
2. Tuliskan reaksi diazotasi senyawa sulfadiazin
3. Kenapa pada golongan sulfa jika diberikan reaksi dengan DABHCl memberikan
warna orange, jelaskan dengan reaksinya

Anda mungkin juga menyukai