Anda di halaman 1dari 10

KIMIA FARMASI KUALITATIF : IDENTIFIKASI VITAMIN

OLEH : VERAWATI, M.Farm, Apt

Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh kita untuk mengatur
metabolime tubuh agar tetap sehat dan membantu proses pertumbuhan. Tubuh kita tidak
dapat memproduksi Vitamin sendiri, oleh karena itu kita perlu mendapatkan Vitamin dari
berbagai makanan dan Supplemen agar kesehatan tubuh kita tetap terjaga. Pada dasarnya
tubuh kita hanya memerlukan Vitamin dalam jumlah atau kadar yang sedikit, tetapi jika
jumlah atau kadar yang diperlukan tersebut tidak mencukupi maka metabolisme tubuh akan
terganggu sehingga menimbulkan penyakit. Gangguan kesehatan atau Penyakit yang timbul
akibat kekurangan Vitamin disebut dengan istilah Avitaminosis
Vitamin diklasifikasikan berdasarkan aktivitas biologinya bukan berdasarkan
struktur. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin,
riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau
memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan
vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Sumber berbagai vitamin ini dapat
berasal dari makanan, seperti buah-buahan, sayuran, dan suplemen makanan.

1. Vitamin B1

Tiamin hidroklorida

Tiamin hidrobromida

Vitamin B1 berupa serbuk kristal putih atau tak berwarna. Vitamin B1 merupakan vitamin
pertama yang ditemukan dan menjadi perintis bagi pengetahuan tentang vitamin secara
umum. Pertama kali ditemukan pada kulit beras dan pada dosis kecil mampu menyembuhkan
polineuritis. Pada struktur vitamin ini terdapat atom Sulfur sehingga disebut thiamine. Pada
saat ini tiamin disintesis melalui reaksi kondensasi dari inti pyrimidin dan thiazole.

Identifikasi vitamin B1

a. Spektrofotometri Infra Merah


b. Reaksi terhadap ion bromida (untuk Tiamin hidrobromida) atau klorida (untuk Tiamin
hidroklorida)
c. Fluoresensi (Reaksi Tiokrom)
Tiamin dioksidasi oleh larutan alkali kalium ferrisianida sehingga terbentuk senyawa
tiokrom (warna kuning terang) yang dapat ditarik dengan isoamyl atau butanol, sehingga
lapisan alkohol memberikan fluoresensi biru pada sinar UV 365 nm.
Cara : Zat + 100 cc air + 5 cc K4Fe(CN)6 1% + 100 cc NaOH 10% terbentuk warna
merah merah, + isobutyl alcohol membentuk fluoresensi biru ungu pada lapisan alkohol
yang terlihat jelas pada sinar ultraviolet 365 nm. Dengan penambahan asam, fluoresensi
akan hilang, sedangkan dengan penambahan basa, akan terjadi fluoresensi lagi.

d. Identifikasi unsur S
Dilakukan destruksi Lassaigne terlebih dahulu, karena unsur S masih terdapat dalam inti
aromatis. Kemudian identifikasi sulfur dengan cara :
1 ml larutan zat + 1 ml Pb asetat + 1 ml NaOH terbentuk warna kuning
Panaskan di penangas air berubah menjadi coklat kemudian dinginkan maka terbentuk
endapan coklat-hitam yang merupakan endapan PbS.
e. Membentuk endapan dengan reagen alkaloid seperti Dragendorff dan asam pikrat.
f. Calomel reduksi, caranya : Zat + calomel ditiupkan uap air terbentuk warna abu-abu.
g. Zat + NaOH : kuning + KMnO4 : hijau
h. Reaksi Nessler : kuning hitam

2. Vitamin B2 (Riboflavin)

Riboflavin dihasilkan oleh tumbuhan dan hewan, terkandung dalam susu,hati, ginjal dan ragi.
Sayuran seperti kol dan tomat juga mengandung vitamin B. Untuk memperoleh 1 g vitamin
B2 dibutuhkan 5,4 ton gandum. Pada saat ini vitamin B2 dapat disintesa dari D-ribose, о-4-
xylidine and barbituric acid.

Identifikasi Vitamin B2 :

a. Serbuk berwarna kuning oleh karena itu diberikan nama riboflavin ( flavus = kuning).
b. Identifikasi dengan spektrum inframerah dan profil KLT
c. Larutkan 1 mg vitamin B2 dalam 100 ml air maka larutan akan berfluoresensi kuning
kehijauan. Paparan cahaya dengan penambahan asam atau basa maka fluoresensi ini
akan hilang. Dengan penambahan asam akan membentuk lumichrome (6,7-
dymethylalloxazine), sementara penambahan alkali akan merubah riboflavin menjadi
lumiflavin (67,9-trimethylalloxazine). Lumichrome dan lumiflavin larut dalam
kloroform. Dalam larutan kloroform, lumichrome akan berfluoresensi biru
sedangkan lumiflavin akan berfluoresensi kuning kehijauan. Kedua produk degradasi
ini bersifat toksik.
d. Reduksi larutan riboflavin dalam air oleh sodium hydrosulfite akan menghilangkan
fluoresensi dan warna larutan. Produk yang terbentuk adalah ; leukoriboflavin

e. Riboflavin + asam sulfat pekat terbentuk warna merah yang berubah menjadi kuning
setelah penambahan air
f. Riboflavin ditambah larutan perak nitrat akan terbentuk warna merah orange.

3. Vitamin B6
kelompok vitamin B6 terdiri dari piridoksol (piridoksin), piridoksal dan piridoksamin.
Pidoksin jika dioksidasi akan membentuk piridoksal dan apabila piridoksal dibasakan
dengan ammonia akan menghasilkan piridoksamin

Karakteristik Piridoksin HCl


Berat Molekul : 205,64
Rumus molekul : C8H11NO3, HCl
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur putih ;
tidak berbau; rasa asin, TL 206oC disertai dengan dekomposisi
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%), praktis
tidak larut dalam eter.
Fungsi : Berperan dalam metabolisme asam amino dan glikogen dan
dalam kerja hormon steroid.
Identifikasi Piridoksin HCl :

a. 1 ml piridoksin HCl (1:10.000) ditambahkan 2 ml larutan 2,6-dichloroquinone


chloromide dalam etanol (1:4000) dan 1 tetes ammonia, maka akan terbentuk warna
biru. Apabila diambahkan 1 ml larutan jenuh asam borat sebelum reaksi tersebut
dilakukan , maka warna biru tidak akan terbentuk.

b. Pada 2 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,5 ml larutan asam fosfowolframat,


terbentuk endapan putih. Ini dikarenakan terbentuknya basa piridin
c. Larutan zat dalam air ditambah 2-3 tetes FeCl3 terbentuk warna merah tua

d. Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH terbentuk warna kuning yang berubah menjadi
warna jingga merah. Zat warna azo yang terbentuk akan lebih stabil apabila
dikompleks dengan logam berat seperti zink.

4. Sianokobalamin (Vitamin B12)


Molekul sianokobalamin terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah struktur nukleotida
yang mengandung 5,6-dimetilbenzimidazol yang terikat dengan D-ribofuranose yang
berikatan eter dengan asam phospat. Nukleotida terhubung dengan sistem makrosiklik
Corrine (bagian kedua) melalui ikatan peptida. Atom nitrogen dari 5,6-dimetilbenzimidazol
terikat dalam ikatan koordinasi dengan atom kobalt. Kobalt membentuk senyawa kelat
dengan gugus siano, atom nitrogen dan cincin pyrol pada sistem corrine.

Muatan positif dari kobalt dinetralkan oleh muatan negatif anion asam fosfat, sehingga
sianokobalamin tidak hanya merupakan komplek kelat tapi bersifat seperti garam (netral).

Identifikasi Vitamin B12 :

a. Serbuk sianokobalamin berwarna merah gelap dan bersifat higroskopik.


b. Identifikasi dengan spektrum UV dan TLC
c. Campur ±1 mg zat dalam cawan porselen dengan ±10 mg K2SO4 dan 2 tetes H2SO4
encer. Panaskan hati-hati hingga kemerahan. Biarkan dingin, ambil sisa, tambahkan 2
tetes air, tambahkan 10 tetes larutan jenuh amonium tiosianat dan 0,5 ml benzil
alkohol, kocok dan terbentuk warna biru yang larut dalam lapisan benzil alkohol
Co2+ + 2NH4SCN Co(SCN)2 + 2NH4+
d. Sianokobalamin ditambah potassium hydrosulfat dan sodium 1-nitroso-2-naphthol-
3,6-disulfonate , terbentuk warna merah yang berasal dari komplek garam kobalt.

e. Untuk identifikasi gugus siano : Larutan zat dalam air + asam oksalat, dipanaskan
dengan api kecil hingga mendidih di atas tabung diletakkan kertas benzidin maka
kertas menjadi biru.
Pada proses pemanasan dalam reaksi tersebut di atas dibebaskan asam sianat. Kertas
benzidin dibuat dengan merendam kertas saring dalam larutan benzidin dan tembaga
(II) asetat.
5. Vitamin C (Asam Askorbat)

Vitamin C adalah vitamin larut air sehingga tidak dapat disimpan lama dalam tubuh.
Vitamin C sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Vitamin C
membantu tubuh membentuk kolagen.
Identifikasi vitamin C :
1. Vitamin C berupa serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa asam.
Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering mantap di
udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
2. Spektrum UV dalam larutan HCl dengan panjang gelombang pada 243 nm.
3. Spektrum inframerah
4. Larutkan 5 g asam askorbat dalam air, lakukan identifikasi berikut :
a. Mereduksi larutan iod 0,1 N
b. 1 ml larutan vit. C + 0,2 ml asam nitrat encer dan 0,2 ml perak nitrat , terbentuk
endapan abu-abu.
c. Tambahkan tetes demi tetes larutan diklorofenol-indofenol kepada larutan vitamin C,
maka warna indofenol akan hilang.

d. Larutan vitamin C mereduksi perlahan-lahan kalium tembaga (II) tartrat P dan jika
dipanaskan reduksi berlangsung lebih cepat.
e. Pada 2 ml larutan vitamin C tambahkan 4 tetes larutan biru metilen P, hangatkan hingga
suhu 40o; terjadi biru tua yang dalam waktu 3 menit berubah menjadi lebih muda atau
hilang.
6. Vitamin A
a. Bentuk berupa cairan kuning menyerupai minyak.
b. Zat + AgNO3 menjadi merah rosa
c. Reaksi Carr dan Price : Zat dalam larutan CHCl3 + 10 ml SbCl3 menjadi warna biru
(tidak stabil) yang akan berubah menjadi ungu cokelat (sesudah beberapa menit).
7. Vitamin D

kolekalsiferol

a. Reaksi Carr Price : Larutan zat dalam CHCl3 + SbCl3 terbentuk warna kuning jingga
b. Larutan zat dalam CHC3 + larutan pyrogallol dalam alkohol absolut kemudian
dipanaskan diatas penangas air à diuapkan + AlCl3 à violet intensif
c. Zat dalam CHCl3 + CH3COOH anhidrat + H2SO4(p) melalui dinding tabung terbentuk
terb
cincin ungu

8. Vitamin E (alfa tokoferol)

Vitamin E banyak terdapat dalam berbagai produk suplemen dan memiliki khasiat sebagai
antioksidan
Identifikasi :
a. Berbentuk cairan minyak jernih yang berwarna merah kecoklatan hingga kuning
terang. Dapat teroksidasi dan warnanya menjadi gelap apabila terpapar udara dan
cahaya
b. 10 mg zat dalam 10 ml etanol + 2 ml HNO3 sambil di aduk kemudian dipanaskan
pada suhu 750 selama 15 menit akan ter
terbentuk
bentuk merah cerah atau jingga. Reaksi ini
lebih cepat pada tokoferol bukan ester. Pada tokoferol ester seperti tokoferol asetat
dan tokoferol suksinat sebaiknya dihidrolisi terlebih dahulu.

c. Aqua brom: identifikasi ikatan rangkap dengan cara , Zat + aqua brom maka warna
aqua brom hilang
9. Vitamin K (Menadion)

Vitamin K berasal dari kata "Koagulations-Vitamin" dalam Bahasa Jerman dan Bahasa
Denmark) mengacu kepada sekolompok senyawa yang tersebar luas di alam dan merupakan
kofaktor essensial untuk sintesis berbagai macam protein dalam tubuh manusia. Selain itu
vitamin K juga berperan dalam homeostasis. Semua vitamin K memiliki gugus
gu 2-metil-1,4-
naftokuinon (menadion) dan perbedaan dari berbagai macam jenis vitamin K teutama terletak
pada substitus alkil pada C-3.
3. Vitamin K1 disebut juga phylloquinone, K2 = menaquinone
dan vitamin K3 = menadione
menadione. Beberapa vitamin K sintetis telah beredar di pasaran, antara
lain ester sodium difosfat dari menadiol dan sodium bisulfat menadione.
Karakteristik Menadion
Serbuk kristal kekunigan, praktis tidak larut dalam air, larut dalam toluena, sebagian larut
dalam alkohol. Tidak stabil terhadap cahaya.
Identifikasi :
1. Titik leleh 105oC-108oC
2. Spektrum infra merah yang dibandingkan dengan Menadion baku standar
3. Larutkan 1 mg menadion dalam 5 ml alkohol, tambahkan 2 ml ammonia dan 0,2 ml
etilsianoasetat, maka akan terbentuk warna violet keb
kebiruan.
iruan. Tambahkan 2 ml asam
klorida maka warna tersebut akan hilang.
4. Larutkan 10 mg zat dalam 1 ml alkohol, tambahkan 1 ml asam klorida dan panaskan
di waterbath. Maka akan terbentuk warna merah.

Anda mungkin juga menyukai