II. Prinsip
Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan reduksi dan oksidasi. Pada reaksi redoks ini terjadi transfer
atau perpindahan molekul elektron dari suatu zat ke zat yang lain (Chang, 2005).
Reaksi Kompleksometri
Reaksi kompleksometri adalah suatu reaksi dimana antara satu zat yang ingin dianalisis dan zat lainnya
membentuk suatu kompleks senyawa (Gandjar dan Rohman, 2007).
III. Reaksi
Reaksi Pembakuan Na-tiosulfat
Dalam uji kuantitatif, dilakukan penentuan kadar asam askorbat. Prosedur uji kuantitatif
tersebut dilakukan dengan cara menimbang secara saksama 400 mg asam askorbat lalu dilarutkan
ke dalam campuran larutan yang terdiri atas 100 mL air bebas karbon dioksida dan 25 mL asam
sulfat 10% v/v. larutan asam askorbat tersebut kemudian dititrasi dengan larutan Iodium 0,1 N
menggunakan indikator larutan kanji atau amilum (Depkes RI, 1979).
Vitamin C memiliki banyak fungsi untuk tubuh, diantaranya berguna dalam proses
sintesis kolagen, untuk penyerapan dan metabolism besi. Vitamin C turut berperan dalam
menghambat pembentukan hemosiderin yang mana hemosiderin ini sulit dibebaskan oleh besi. Selain
fungsi-fungsi yang telah disebutkan, vitamin C juga berfungsi dalam pertahanan tubuh atau sistem
imun, dimana vitamin ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah terjadinya infeksi
( Pauling, 1971).
I. ALAT DAN BAHAN Bahan
Alat • Amilum • NaOH
• Beaker Glass • Asam Askorbat (Lab)
• Natrium Karbonat
• Buret • Aquadest
• Natrium Tiosulfat
• Erlenmeyer • CuSO4
• Gelas Ukur • Etanol • Vitacimin
7.1.4 Uji Warna Warna biru menjadi be Telah dilakukan pembu Sesuai
a. Reagen Metilen Blue ning (Kemenkes RI, 20 atan reagen metilen bl
- Timbang 25 mg metilen blue dan laru 14). ue 100 mL dan diencer
tkan dalam 100 mL aquadest. kan menjadi 250 mL.
- Encerkan menjadi 250 mL.
Larutan Asam Askorbat Telah dilakukan penguj
- Timbang asam askorbat 0,2 gram ian dengan mengguna
- Larutkan dalam 10 mL aquadest kan reagen metilen blu
- Ambil sebanyak 2 mL dan masukkan e dan didapatkan hasil
ke dalam tabung reaksi. berwarna biru kemudia
- Tambahkan 4-5 tetes metilen blue n berubah menjadi ben
- Amati perubahan yang terjadi ing.
DATA PENGAMATAN
UJI KUALITATIF
c. Reagen Benedict Merah (Clarck, 1986). Telah dilakukan pembu Tidak Sesuai
- Larutkan 1,73 gram CuSO4 dalam 10 atan reagen benedict 1
mL aquadest. 00 mL.
- Larutkan 17,3 gram Na2CO3 anhidrat
dalam 80 mL air dengan bantuan pe
manasan, tuangkan larutan ini ke dal
am larutan CuSO4
- Encerkan hingga 100 mL.
Larutan Asam Askorbat Telah dilakukan penguj
- Timbang asam askorbat 0,2 gram. ian asam askorbat den
- Larutkan dalam 10 mL aquadest gan menggunakan rea
- Ambil sebanyak 2 mL dan masukkan gen benedict dan men
ke dalam tabung reaksi. gasilkan warna biru be
- Tambahkan 0,5 mL reagen Benedict. ning.
- Panaskan dalam penangas air 100˚C
selama 3 menit.
- Amati perubahan yang terjadi.
DATA PENGAMATAN
UJI KUALITATIF
No Prosedur Hasil Literatur Hasil Praktikum Sesuai/Tidak Sesuai
No Prosedur Hasil
7.2.1 Pembuatan Reagen Telah dilakukan pembuatan larutan kali
d. Larutan Kalium Iodat 0,1 N um iodat 0,1 N.
- Timbang 0,05 gram KIO3
- Larutkan dengan 25 mL aquadest dalam labu ukur.
- Masukkan 5 mL larutan KIO3 dalam Erlenmeyer sebanya
k 2 kali ke dalam Erlenmeyer yang berbeda.
- Timbang 0,125 gram KI
- Larutkan dalam Erlenmeyer.
7.2.2 Pembakuan Telah dilakukan pembakuan Na-tiosulfa
a. Pembakuan Na-tiosulfat t dan telah didapatkan volume Na2S2O3
- Larutan na-tiosulfat dalam buret dan kalium iodat dalam untuk menitrasi 10 mL KIO3 sebanyak
Erlenmeyer. 18,3 mL.
- Titrasi hingga berwarna kuning jerami.
- Tambahkan indikator amilum.
- Titrasi kembali hingga bening.
PERHITUNGAN
Sisa Pemijaran
W0 W1 W2
I 37, 2188 39,3920 37,2994
II 34,5446 36,7542 34,6670
III 35,6922 38,1154 35,8683
PERHITUNGAN
• Vitamin C ini dapat breaksi dengan larutan I2, yang akan mengubah I2menjadi ion iodide (I-) sehingga iodium mengalami
reduksi atau berperan sebagai oksidator.
• Ke dalam sampel atau titrat juga ditambahan sejumlah H2SO4. H2SO4 ini berfungsi sebagai katalisator yaitu untuk
mempercepat reaksi dalam titrasi tersebut. Selain itu penambahan H2SO4 juga untuk memberikan suasana asam pada
sampel hal itu untuk menjaga stabilitas dari asam askobat karena asam askorbat lebih stabil di suasan asam.
• Dari ketiga titrasi yang dilakukan, larutan I2 yang digunakan yaitu 5 mL, 4,5 mL, dan 4,6 mL. Dari perhitungan didapat bahwa
kadar vitamin C pada produk Vitacimin yaitu sebesar 8,272 %.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dapat ditentukan mutu vitamin C seacra kualitatif diantaranya dengan uji organoleptis, uji kelarutan, uji pH,
uji warna reagen, sisa pemijaran dan uji batas logam. Secara kuantitatif didapat kadar vitamin C dalam
sampel vitacimin adalah 8,272 %.
LAMPIRAN
Burgess, Arthur, E. 2014. Kinetics of the Rapid Reaction berween Iodine and Ascorbic Acid in Aquaeos Solution Using UV-Visible Absorbance and
Titration by an Iodine Clock. Journal Chemical Education. 91(2), pp 300-304.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Clark, R.B. 1986. Marine pollution. Oxford University Press. New York.
Cresna, M.N., dan Ratman. 2014. Analisis Vitamin C Pada Buah Pepaya, Sisak, Srikaya, dan Langsat Yang Tumbuh di Kabupaten Dongg
ala. J. Akad Kim. Vol 3(3) : 58-65.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta :Departemen Kesehatan Repuplik Indonesia.
Gandjar,I.G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta :Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Keppy, Nicole Kreuziger. 2010. Analysis of Methylene Blue Reduction by Ascorbic Acid. USA: Thermo Fisher Scientific.
Pauling, L. 1971. General Chemistry Edisi IV. Jakarta: Gaya Baru.
Zeng, C. 2013. Effects of Different Cooking Methods on The Vitamin C Content of Selected Vegetables. Nutrition and Food
Science. Vol 43 (5) : 438 – 443.