Disusun oleh:
Wildani 3311161082
FAKULTAS FARMASI
CIMAHI – 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas karunia
dan rahmatNya yang begitu melimpah, Penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Penentuan Angka Kepahitan” laporan ini diajukan
untuk ujian praktikum pada Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas ini tak lepas dari kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungannya kepada:
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1.Tujuan Percobaan
1. Memahami cara penentuan angka kepahitan.
2. Mencari nilai ambang pahit jamu dan larutan kinin HCl.
1.2.Prinsip Percobaan
Membandingkan nilai ambang pahit jamu dan larutan kinin HCl sebagai
larutan standar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Divisi : Spermatophyta
2. Sub Divisi : Angiospermae
3. Classis : Dicotyledoneae
4. Ordo : Solanaceae
5. Familia : Acanthaceae
6. Genus : Andrographis
7. Species : Andrographis paniculata Ness. (Dalimartha, 1999).
METODOLOGI PERCOBAAN
Kinin HCl
- Diencerkan ad 50 mL
Larutan stok Kinin
HCl 0,01 mg/mL
- Dibuat pengenceran
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Panelis
HASIL
BAB IV
Angka kepahitan
No. Responden
Kinin HCl Sambiloto Kulit Bungur
4.2. Pembahasan
Hal yang pertama dilakukan adalah membuatan larutan stok Kinin HCl
dan dilakukan pengenceran dengan beberapa konsentrasi sebagai standar yang
biasa digunakan dalam pembanding terhadap angka kepahitan zat uji lain karena
kinin pahit dan banyak mengandung alkaloid. Setelah dilakukan percobaan pada
responden yang dimulai dari konsentrasi 5, hasil yang didapatkan dari kedua
responden adalah pada responden 1 yaitu pada konsentrasi ke VI atau tabung ke 6
(0,052) sedangkan pada responden kedua hasil yang didapatkan cukup tinggi dan
berbeda jauh dari responden pertama yaitu berada pada konsentrasi ke IX atau
tabung 9 (0,058).
Ambang batas ini akan berbeda beda pada setiap orang, karena rasa pahit
yang timbul dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya jika orang
tidak suka atau tidak sering mengkonsumsi bahan makanan atau minuman yang
berasa pahit, maka reseptor pahit, maka reseptor rasa pahitnya akan sensitive
terhadap rasa pahit. Namun jika orang tersebut sering mengkonsumsi makanan
atau minuman yang rasanya pahit, maka reseptor pahit akan bergeser kepekaan
atau kesensitifan ambang pahitnya. Hal yang lain mempengaruhi adalah anatomi
lidah orang yang mencicipi rusak jadi rasa yang dirasakan tidak dihantarkan ke
pusat otak untuk diproses sehingga tidak dapat dirasakan, selain itu juga apabila
orang tersebut telat makan pada saat sebelum dilakukan percobaan makanan yang
memiliki rasa manis salah satunya maka rasa pahitnya tidak terlalu terasa.
KESIMPULAN
Arief Hariana. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Penebar Swadaya : Jakarta
Agriwidya.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I dan II. Terj. Badan Libang
Ragasa, C.Y., de Luna, R.D., and Hofilena, J.G., 2005, Antimicrobial terpenoids
Indonesia.
LAMPIRAN
A. Perhitungan
a. Sambiloto
1. Responden 1 sambiloto
2000 . c
Angka kepahitan = a. b
2000 . 0,052
= 0,05 . 1
= 2.080 unit/g
2. Responden 2 sambiloto
2000 . c
Angka kepahitan = a. b
2000 . 0,058
= 0,05 . 1
= 2.320 unit/g
b. Kulit Bungur
1. Responden 1 kulit bungur
2000 . c
Angka kepahitan = a. b
2000 . 0,052
= 0,05 . 6
= 346,67 unit/g
2. Responden 2 kulit bungur
2000 . c
Angka kepahitan =
a. b
2000 . 0,058
= 0,05 . 6
= 386,67 unit/g