Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASKOGNOSI ANALISA

PENENTUAN ANGKA KEPAHITAN

Disusun oleh:

Kelompok / Kelas : 3 / Farmasi B 2016

Anggota : Rizki Fajar Pratama 3311161054

Sufyan Zainul Arifin 3311161058

Yustika Febriyanti 3311161068

Aliefia Ummil Aulia 3311161073

Ratu Ajeng Yustika 3311161078

Wildani 3311161082

Desi Amelia 3311161086

Asisten :Fahrauk Farmayuda, S.Si.,M.Sc., Apt

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI ANALISA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI – 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas karunia
dan rahmatNya yang begitu melimpah, Penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Penentuan Angka Kepahitan” laporan ini diajukan
untuk ujian praktikum pada Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas ini tak lepas dari kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungannya kepada:

Bapak Fahrauk Farmayuda,S.Si.,M.Sc., Apt.selaku Asisten praktikum


Farmakognosi Analisa atas bimbingan dan arahan selama proses praktikum
Farmakognosi Analisa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan


keterbatasan oleh karena itu semua kritik dan saran dari semua pihak akan
diterima untuk menjadikan laporan ini menjadi lebih baik ke depaannya. Semoga
laporan ini dapat bermafaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Cimahi, Desember 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

LATAR BELAKANG

Dalam pengukuran 1 unit pahit internasional didefinisikan sebagai


rasa pahit larutan kinin HCl yang diencerkan 1:2000. Dapat juga dinyatakan
bahwa unit pahit setara dengan 1 mg kinin HCl per 2 ml atau 1 g/ml kinin HCl
setara dengan 2000 unit pahit (Depkes, 1979).

Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan salah satu


tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang
berkhasiat sebagai antiradang, antiinflamasi, dan antipiretik adalah daun
sambiloto. Daun sambiloto memiliki kandungan kimia diantaranya
deoksiandrografolid, andrografolid, noeandrografolid, 12 didehidroandrografolid.

Lagerstroemia speciosa, bagian biji, daun dan kulit kayunya dapat


digunakan sebagai obat. Bijinya dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi dan kencing manis. Daunnya digunakan untuk mengobati kencing batu,
kencing manis, tekanan darah tinggi. Bagian kulit kayunya dapat dimanfaatkan
untuk mengobati diare, disentri, dan kencing darah (Dalimartha, 2003).

1.1.Tujuan Percobaan
1. Memahami cara penentuan angka kepahitan.
2. Mencari nilai ambang pahit jamu dan larutan kinin HCl.

1.2.Prinsip Percobaan
Membandingkan nilai ambang pahit jamu dan larutan kinin HCl sebagai
larutan standar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengujian angka kepahitan biasanya dihubungkan dengan pengujian


organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk
mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Penerimaan
konsumen terhadap suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap
penampakan, flavor dan tekstur. Penilaian Organoleptik atau Penilaian Sensorik
merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif (Susiwi, 2009).

Perbedaan kemampuan indera pengecap para penelis juga dapat


dihubungkan oleh selera dan daerah asal para panelis yang berbeda-beda dalam
menikmati suatu rasa dari makanan atau minuman sehingga dapat memberikan
nilai/skor yang berbeda-beda, contohnya seperti pada suku Jawa yang masakan
makanannya manis sehingga kurang peka terhadap rasa manis dengan konsentrasi
kecil. Selain itu kepekaan indera pengecap panelis dapat berkurang akibat suhu
dan lain hal seperti, bakteri atau infeksi pada lidah dapat menutup indera perasa
kita. Luka pada mulut, hidung dan tenggorokan dapat merusak saraf yang
mengirimkan sinyal rasa tertentu, dan terapi radiasi pada mulut atau tenggorokan
yang dapat merusak saraf yang mengirimkan sinyal rasa tertentu (Meisara, 2011).

Tanaman bungur yang memiliki nama ilmiah Lagerstroemia speciosa [L].


Pers. termasuk kedalam keluarga / family Lythraceae. Tanaman bungur memiliki
banyak nama daerah, di daerah Sumatera dikenal dengan bungur (Melayu),
bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur tekuyung (Palembang), Jawa:
bungur (Sunda), ketangi, laban, wungu (Jawa Tengah) dan bhungor, wungur
(Madura) (Heyne, 1987).

Bungur atau Lagerstroemia speciosa Pers. merupakan salah satu tumbuhan


yang hidup di Indonesia. Bungur termasuk dalam suku Lythraceae yang memiliki
2 nama umum queen of flower. Secara empiris bungur banyak dimanfaatkan
dalam pengobatan berbagai penyakit (Ragasa dkk., 2005). Dekokta daun bungur
digunakan sebagai pengobatan diabetes melitus, diuretik, demam, dan purgatif
serta disfungsi saluran kencing. Bagian lain yang digunakan yaitu akar untuk
mengobati ulser pada mulut. Sementara kulit batang bungur digunakan sebagai
stimulan, penurun panas, dan untuk sakit perut (Chan dkk., 2014).

Dalam pengukuran 1 unit pahit internasional didefinisikan sebagai


rasa pahit larutan kinin HCl yang diencerkan 1:2000. Dapat juga dinyatakan
bahwa unit pahit setara dengan 1 mg kinin HCl per 2 ml atau 1 g/ml kinin HCl
setara dengan 2000 unit pahit. Secara fitokimia, struktur kimia zat pahit sangat
bervariasi, antara lain senyawa seskuiterpen absthintin (Artemisia absinthium
Vault ), glikosida seko-iridoid amarogentin dari akar gentian ( Gentiana
luteaL.), alkaloid kuinin dari kulit batang), kina (Cinchona ledgeriana Moens),
dan flavonoid jeruk (naringin dan neohesperidin) dll. Adapun senyawa zat pahit
pada sambi pahit pada sambi loto adalah andrographida. Tanaman sambiloto
mempunyai nama latin Andrographis paniculata Ness memiliki sinonim Justicia
paniclata Burn ; Justicia latebrosa Russ. Dengan nama daerah : Papaitan, Ki
peurat atau bidara. Kinin HCl dijadikan sebagai standar indeks kepahitan kerena
senyawa pahit dari kinin HCl dapat terdeteksi dengan dalam ambang yang sangat
rendahpun(Depkes, 1979).

Komponen utama sambiloto adalah andrographolide yangberguna


sebagai bahan obat. Disamping itu, daun sambiloto mengandungsaponin,
falvonoid, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang terdapatpada daun dan
batang adalah laktone, panikulin, kalmegin dan hablurkuning yang memiliki rasa
pahit (Yusron dkk., 2005).

Klasifikasi dari tanaman sambiloto :

1. Divisi : Spermatophyta
2. Sub Divisi : Angiospermae
3. Classis : Dicotyledoneae
4. Ordo : Solanaceae
5. Familia : Acanthaceae
6. Genus : Andrographis
7. Species : Andrographis paniculata Ness. (Dalimartha, 1999).

Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan salah satu


tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang
berkhasiat sebagai antiradang, antiinflamasi, dan antipiretik adalah daun
sambiloto. Daun sambiloto memiliki kandungan kimia diantaranya
deoksiandrografolid, andrografolid, noeandrografolid, 12 didehidroandrografolid,
dan homoandrografolid (Hariana, 2006).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

1. Pembuatan larutan stok kinin HCl dan pengenceran

Kinin HCl

- Dilarutkan dalam 100 mL air


Larutan Kinin 0,1%
b/v
- Diambil 5 mL

- Diencerkan ad 50 mL
Larutan stok Kinin
HCl 0,01 mg/mL

- Diencerkan ke berbagai konsentrasi

I II III IV V VI VII VIII IX

0,042 0,044 0,046 0,048 0,050 0,052 0,054 0,056 0,058


2. Pembuatan larutan uji dan pengenceran
5 g sampel jamu

- Dipanaskan dalam 100 mL


air selama 1 jam
- Didinginkan dan disaring

Larutan stok sampel 5


g/100 mL (5% b/v)

- Dibuat pengenceran

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

3. Penentuan tingkat kepahitan

Panelis

- Dibilas mulut dengan air


- Dimasukan 10 mL larutan uji
- Disebarkan ke dasar lidah
selama 30 detik
- Dilakukan hal yang sama
untuk uji kinin (dimulai dari
konsentrasi 5)

HASIL
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

Angka kepahitan
No. Responden
Kinin HCl Sambiloto Kulit Bungur

1. I 0,052 2,080 unit/g 346,67 unit/g

2. II 0,058 2,320 unit/g 386,67 unit/g

4.2. Pembahasan

Pada praktikum Farmakognosi Analisa kali ini adalah mengamati


tingkatan kepahitan dengan merasakan pahit dalam jumlah tertentu dan
konsentrasi tertentu. Prinsipnya adalah penentuan tingkatan kepahitan dengan
indera pengecap dari suatu simplisia yang kemudian dibandingkan dengan Kinin
HCl. Pada praktikum kali ini simplisia yang digunakan untuk uji angka kepahitan
adalah sambiloto dan kulit bungur. Sambiloto atau Andrographis paniculata seing
digunakan sebagai obat untuk mencegah radang, obat sakit perut, kencing manis,
menurunkan panas badan dan terkena racun, sedangkan, Bungur atau
Langerstroemia speciose mengandung saponin, flavonoida, dan tannin. Memiliki
khasiat untuk pengobatan diare, disentri, dan kencing darah.

Penetapan mutu suatu simplisia dalam standarisasi simplisia akan


dipengaruhi oleh beberapa parameter. Salah satunya adalah parameter kadar
senyawa aktif atau identitas, dimana salah satu komponen parameternya adalah
penentuan derajat kepahitan simplisia. Alasan derajat kepahitan perlu
diperhitungkan, karena rasa pahit dari suatu bahan obat dapat memiliki efek
terapeutik. Rasa pahit dapat meningkatan sekresi pada salurasn pencernaan,
terutama sekresi asam lambung, dengan meningkatnya sekresi asam lambung
akan membuat seseorang menjadi meningkat nafsu makannya, sehingga dengan
simplisia yang memiliki rasa pahit dapat digunakan sebagai penambah nafsu
makan.

Alasan penggunaan Kinin HCl adalah karena dalam pengukuran 1 unit


pahit internasional didefinisikan sebagai rasa pahit larutan kinin HCl yang
diencerkan 1:2000. Dapat juga dinyatakan bahwa unit pahit setara dengan 1 mg
kinin HCl per 2 ml atau 1 g/ml kinin HCl setara dengan 2000 unit pahit.

Hal yang pertama dilakukan adalah membuatan larutan stok Kinin HCl
dan dilakukan pengenceran dengan beberapa konsentrasi sebagai standar yang
biasa digunakan dalam pembanding terhadap angka kepahitan zat uji lain karena
kinin pahit dan banyak mengandung alkaloid. Setelah dilakukan percobaan pada
responden yang dimulai dari konsentrasi 5, hasil yang didapatkan dari kedua
responden adalah pada responden 1 yaitu pada konsentrasi ke VI atau tabung ke 6
(0,052) sedangkan pada responden kedua hasil yang didapatkan cukup tinggi dan
berbeda jauh dari responden pertama yaitu berada pada konsentrasi ke IX atau
tabung 9 (0,058).

Ambang batas ini akan berbeda beda pada setiap orang, karena rasa pahit
yang timbul dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya jika orang
tidak suka atau tidak sering mengkonsumsi bahan makanan atau minuman yang
berasa pahit, maka reseptor pahit, maka reseptor rasa pahitnya akan sensitive
terhadap rasa pahit. Namun jika orang tersebut sering mengkonsumsi makanan
atau minuman yang rasanya pahit, maka reseptor pahit akan bergeser kepekaan
atau kesensitifan ambang pahitnya. Hal yang lain mempengaruhi adalah anatomi
lidah orang yang mencicipi rusak jadi rasa yang dirasakan tidak dihantarkan ke
pusat otak untuk diproses sehingga tidak dapat dirasakan, selain itu juga apabila
orang tersebut telat makan pada saat sebelum dilakukan percobaan makanan yang
memiliki rasa manis salah satunya maka rasa pahitnya tidak terlalu terasa.

Selanjutnya dilakukan percobaan larutan uji dari sampel sambiloto dan


kulit bungur dan pengencerannya. Sebelumnya sampel jam dipanaskan dalam 100
mL air selama 1 jam untuk melarutkan bahan, kemudian didinginkan dan disaring
untuk memisahkan sampel yang tidak terlarut dan mendapatkan filtrate yang
diinginkan. Kemudian dilakukan perngujian terhadap responden, untuk sampel
sambiloto dimulai dari tabung 1. Hasil yang didapatkan dari sampel sambiloto
dari responden 1 adalah 2.080 unit/mg pada tabung 1 sedangkan responden 2
adalah 2.320 unit/mg pada tabung 2, sedangkan sampel dari kulit bungur hasil
yang didapatkan dari responden 1 adalah 346,67 unit/mg dan responden 2 adalah
386,67 unit/mg. Ambang batas ini dihasilkan akan berbeda beda pada setiap
orang, karena rasa pahit yang timbul dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya jika orang tidak suka atau tidak sering mengkonsumsi bahan makanan
atau minuman yang berasa pahit, maka reseptor pahit, maka reseptor rasa pahitnya
akan sensitive terhadap rasa pahit.

Untuk mengurangi banyaknya factor yang mempengaruhi perbedaan


tersebut, maka simplisia yang akan diuji derajar angka kepahitannya harus
dilakukan pengujian dalam waktu yang sama dan dengan orang yang sama. Selain
untuk penentuan kadar simplisa yang akan digunakan berperan sebagai pemilihan
dari bentuk sediaan, dengan nilai kepahitan tertentu agar dapat diterima oleh
konsumen, simplisia mengalami pengolahan lagi. Seperti dibentuk dalam sediaan
kapsul dan tablet, dengan mengetahui nilai kepahitan, kita dapat memprediksi
dengan sediaan seperti apa sehingga simplisia atau obat tersebut tidak dirasakan
kepahitannya sehingga konsumen bisa dan mau dalam mengkonsumsi obat
tersebut.
BAB V

KESIMPULAN

1. Derajat kepahitan simplisia dapat dibandingkan dengan ambang


kepahitan dengan kinin HCl.
2. Ambang kepahitan dari kinin HCl, responden 1 adalah 0,052 yaitu
pada tabung 6 dan responden 2 adalah 0,058 pada tabung 9.
3. Ambang kepahitan dari sampel sambiloto, responden 1 adalah 2,080
unit/g dan responden 2 adalah 2,230 unit/mg
4. Ambang kepahitan dari sampel kulit bungur, responden 1 adalah
346,67 unit/g dan responden 2 adalah 386,67 unit/mg.
DAFTAR PUSTAKA

Arief Hariana. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Penebar Swadaya : Jakarta

Dalimartha, setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Jilit 1. Jakarta: Trubus

Agriwidya.

Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope

Indonesia, Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I dan II. Terj. Badan Libang

Kehutanan. Cetakan I. Koperasi karyawan Departemen Kehutanan Jakarta


Pusat.

Januwati, M. dan M. Yusron. 2005. Budidaya Tanaman Pegagan. Balai Penelitian

dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Obat dan


Aromatika.

Meisara, R., 2011. Kajian Ambang Uji Organoleptik.

Ragasa, C.Y., de Luna, R.D., and Hofilena, J.G., 2005, Antimicrobial terpenoids

from Pterocarpus indicus, Natural Product Research.

Susiwi, 2009. Handout Penilaian Organoleptik, FPMIPA Universita Pendidikan

Indonesia.
LAMPIRAN

A. Perhitungan

a. Sambiloto
1. Responden 1 sambiloto
2000 . c
Angka kepahitan = a. b
2000 . 0,052
= 0,05 . 1
= 2.080 unit/g
2. Responden 2 sambiloto
2000 . c
Angka kepahitan = a. b
2000 . 0,058
= 0,05 . 1

= 2.320 unit/g

b. Kulit Bungur
1. Responden 1 kulit bungur
2000 . c
Angka kepahitan = a. b
2000 . 0,052
= 0,05 . 6
= 346,67 unit/g
2. Responden 2 kulit bungur
2000 . c
Angka kepahitan =
a. b
2000 . 0,058
= 0,05 . 6
= 386,67 unit/g

Anda mungkin juga menyukai