Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS 1


Analisis kualitatif Golongan Antibiotik
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Farmasi
Analisis1
Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Lilis Tuslinah, M.Si.,Apt
Ade Yeni Aprilia, M.Si

Disusun oleh :
3A Farmasi
Kelompok 9
Sarah Sahila : 31117043

PROGRAM STUDI SI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2019
1. JUDUL PRAKTIKUM : ANTIBIOTIK
2. HARI/ TANGGAL PRAKTIKUM : Senin 30 September 2019
3. NOMOR SAMPEL : 127, 164
4. TUJUAN PRAKTIKUM :
A. Menganalisis preparasi sampel zat organik dalam sediaan farmasi.
B. Menganalisa dan mengidentifikasi zat organik dalam sediaan farmasi.
C. Menetapkan kemurnian dan mutu daripada bahan yang dipakai dalam
farmasi terutama bahan obat-obatan sehingga berfungsi untuk
menghindari pemalsuan.
5. DASAR TEORI
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan
bakteri, yang memiliki khasiat mematikan ataumenghambat pertumbuhan
kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat
ini, yang dibuat secara semi-sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula
senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri (Tjay & Rahardja, 2007).
Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme, yang
dalam jumlah kecik dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh
pertumbuhan mikroorganisme lain (Harmita dan Radji, 2008).
Penggolongan Antibiotik Penggolongan antibiotik secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan struktur kimia antibiotik (Tjay & Rahardja, 2007)
A. Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin (sefaleksin,
sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan monosiklik, dan
golongan penisilin (penisilin, amoksisilin). Penisilin adalah suatu agen
antibakterial alami yang dihasilkan dari jamur jenis Penicillium
chrysognum.
B. Antibiotik golongan aminoglikosida, aminoglikosida dihasilkan oleh
jenisjenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa dan
turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di dalam
molekulnya, yang saling terikat secara glukosidis. Spektrum kerjanya luas
dan meliputi terutama banyak bacilli gram-negatif. Obat ini juga aktif
terhadap gonococci dan sejumlah kuman gram-positif. Aktifitasnya adalah
bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan
mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Contohnya streptomisin,
gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin.
C. Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis, hanya
melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid
lemah. Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa protein
kuman. Spektrum antibakterinya luas dan meliputi banyak cocci gram
positif dan gram negatif serta kebanyakan bacilli. Tidak efektif
Pseudomonas dan Proteus, tetapi aktif terhadap mikroba khusus
Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata trachoma dan penyakit
kelamin), dan beberapa protozoa (amuba) lainnya. Contohnya tetrasiklin,
doksisiklin, dan monosiklin.
D. Antibiotik golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap terutama
bakteri gram-positif dan spectrum kerjanya mirip Penisilin-G. Mekanisme
kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga
sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering dapat
menyebabkan resistensi. Absorbinya tidak teratur, agak sering
menimbulkan efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya singkat,
maka perlu ditakarkan sampai 4x sehari.
E. Antibiotik golongan linkomisin, dihasilkan oleh srteptomyces lincolnensis
(AS 1960). Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih sempit
dar ipada makrolida,n terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob.
Berhubung efek sampingnya hebat kini hanya digunakan bila terdapat
resistensi terhadap antibiotika lain. Contohnya linkomisin. f. Antibiotik
golongan kuinolon, senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat bakterisid pada
fase pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi terhadap enzim DNA-
gyrase kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindarkan. Golongan ini
hanya dapat digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK) tanpa
komplikasi. g. Antibiotik golongan kloramfenikol, kloramfenikol
mempunyai spektrum luas. Berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir
semua kuman gram positif dan sejumlah kuman gram negatif. Mekanisme
kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. Contohnya
kloramfenikol.
Ethambutol adalah obat yang digunakan untuk
mengobati tuberkulosis. Dalam pengobatan tuberkulosis, obat ini
dikonsumsi bersama dengan antibiotik lainnya, baik dalam bentuk tunggal
atau tablet kombinasi. Ethambutol bekerja dengan menghentikan
pertumbuhan bakteri penyebab tuberkulosis. Obat ini tidak digunakan
untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu.
Ethambutol :

Cefixime, antibiotik, golongan cephalosporin generasi ketiga seperti


ceftriaxone dan cefotaxime. Cefixime sangat stabil dengan adanya enzim
beta-laktamase. Akibatnya, banyak organisme resisten terhadap penisilin dan
beberapa sefalosporin karena adanya beta-laktamase, tetapi rentan terhadap
cefixime. Efek antibakteri hasil cefixime dari penghambatan sintesis
mucopeptide di dinding sel bakteri.Cefixime obat antibiotik yang bersifat
bakterisid, mengakibatkan kematian organisme dengan mekanisme aksi
penghambatan dinding sel bakteri. Obat Cefixime, antibiotik oral golongan
sephalosporin dengan aktivitas melawan organisme gram positif sama dengan
sefelosporin genenerasi pertama kecuali aktivitas rendah pada Stapylococcus.
Aktivitas Cefixime terhadap bakteri gram negatif, lebih bagus daripada
Sefalosporin generasi kedua. Sefiksim berguna untuk dosis tunggal
pengobatan gonorrhea.
Cefixime :
2. PROSEDUR KERJA

kloramdhenikol + KOH +
golongan klorampenikol
piridin : merah ungu

tetrasiklin, oksitoksin : +
golongan tetrasiklin
HNO3 : kuning, jingga coklat

eritromisin + H2SO4 + FeCl3


golongan makrolida
: hijau

amokicilin + fehling A +fehling


golongan penisilin
B : hijau coklat edapan merah

gentamicin + p. nassler :
uji kelarutan golongan amino glikosida
hitam
dan vortex , sentrifugasi
uji organoleptis : bau , rasa,
sampel uji
bentuk, warna
rimpampicin + H2SO4+
golongan anti TB
NaNO3: coklat hitam

ethambutol + CuSO4 + NaOH :


golongan anti TB
biru intensif

ciprofloxacin + bromtymol biru + methyl red


golongan kuinolon : kuning levofloxacin+ CaCl2+ NH4SCN :
endapan hijau biru

cefixime : + H2SO4+ HNO3 :


golongan sapalosforin
kuning
3. HASIL PENGAMATAN

NO PROSEDUR KERJA HASIL PREDIKSI


PENGAMATAN
NO SAMPEL : 127
1. Uji organoleptis
Warna Putih Amoxicillin
Bentuk Padat Amoxicillin
Rasa Pahit Amoxicillin
Bau Khas Amoxicillin

2. Uji kelarutan
+ eter Larut Amoxicillin
+ air Tidak larut Amoxicillin
 Vortex Larut Amoxicillin
 Sentrifugasi Terjadi 2 lapisan Amoxicillin

3. Uji golongan antibiotik

+ HNO3 Kuning Amoxicillin

+ FeCl3 kuning Amoxicillin

NO SAMPEL : 164
4. Uji organoleptis
Warna Pink Eritromiycin
Bau Khas Eritromiycin
Bentuk Padat Eritromiycin
Rasa Pait Eritromiycin

5. Uji kelarutan
Larut Eritromiycin
+ air

 Vortex Larut Eritromiycin


 Sentrifugasi 2 lapisan Eritromiycin

6. Uji golongan antibiotik

+ H2SO4 Kuning Eritromiycin

+ HNO3 kuning Eritromiycin

4. PEMBAHASAN
Pada ke dua sempel dilakukan uji organoleptik berupa bau, rasa, bentuk
dan warna. Setelah itu dilakukan uji kelarutan untuk melarutkan salah satu
diantara matrix atau zat aktiv kemudian di vortex untuk memperluas
permukaan partikel. Setelah itu di sentrifugasi akan terbentuk lapisan
padat dan cair, kemudian di lakukan identifikasi golongan antibiotik, pada
no sampel 127 adalah cefixime dengan stuktur :

Ketika cefixime + FeCl3 larutan jernih jadi warna kuning FeCl3 adalah
oksidator yang apabila tereduksi menjadi Fe3+ ditandai dengan terjadi nya
warna hal ini desebabkan logam besi menyumbangkan elektron –
elektronya sehingga untuk mempermudah dalam identifikasasi kualitatif.
Pada no sampel 164 adalah ethambutol dengan stuktur :
Ethambuto + HNO3 untuk uji golongan antibiotik ketika ethambutol di
tambah asam nitrat pekat maka asam nitrat akan teroksidasi menjadi NO2 sehingga
asam nitrat adalah reduktor dan terbentuknya warna kuning akibat reaksi dari asam
nitrat sehinggan stuktur ethambutol menjadi :

Dikarenakan reaksi warna yang di timbulkan tidak spesifik hanya berwarna kuning
saja sehingga sulit untuk di identifikasi dan kemungkinan besar dapat terjadi
kesalahan penapsiran sampel uji.

5. KESIMPULAN
Sampel nomor 127 adalah cefixime, sampel nomor 164 adalah ethambutol
6. DAFTAR PUSTAKA

A. Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia


Organik. Bina Aksara. Jakarta.
B. Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro, edisi ke 5. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
7. LAMPIRAN
HASIL GAMBAR KETERANGAN

Kuning agak jernih

Kuning agak jernih

Kuning muda

Anda mungkin juga menyukai