Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS I

UJI KUALITATIF SENYAWA TURUNAN ANTIBIOTIK


Uji Kualitatif Senyawa Turunan Antibiotik

No. Praktikum :4

Hari, Tanggal : Senin, 30 September 2019

No. Sampel : 21 dan 76

A. Tujuan
Menganalisis sampel golongan antibiotik secara kualitatif dalam bentuk sediaan
farmasi.

B. Tinjauan
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme hidup terutama
fungi dan bakteri tanah yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan. (Tjay, 1978).
Suatu bahan diklasifikasikan sebagai antibiotika apabila (Djide, 2005) :
1. Bahan tersebut merupakan produk metabolisme (alami maupun sintesis).
2. Bahan tersebut adalah produk sintesis yang dihasilkan sebagai analog struktur suatu
antibiotikayang terdapat di alam.
3. Bahan tersebut mengantagonis pertumbuhan atau keselamatan suatu spesies
mikroorganisme atau lebih.
4. Bahan tersebut efektif dalam konsentrasi rendah.
Secara umum antibiotika terbagi atas (Raharja, 2002) :
1. Penisilin
Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman Gram-positif
(khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-negatif. Contohnya :
Benzilpenisilin, Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin, Asam Klavulanat, Ampisilin.
2. Sefalosporin
Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan Gram-negatif
termasuk Escherichia coli. Berkhasiat bakterisid dalam fase pembunuhan kuman,
berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk
ketangguhan dindingnya. Contohnya : sefaleksin, sefouroksin, sefotaksim, seftazimid,
aztreonam.
3. Aminoglikosida
Aktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi dinding bakteri dan
mengikatdiri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu
sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Contohnya : Streptomisin, Gentamisin,
Amiksin, Neomisin Paromomisin.
4. Tetrasiklin
Mekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman. Spectrum kerjanya
luas dan meliputi banyak Gram-positif dan Gram-negatif serta kebanyakan bacilli,
kecuali pseudomonas dan proteus. Contohnya : Tetrasiklin, Doksisiklin,
5. Makrolida dan linkomisin
Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri Gram-positif, dan
spektrum kerjanya mirip penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan
reversible pada ribosom kuman, sehingga sintesis proteinnya dihalangi. Contohnya :
Eritromisin, Azitromisin, Spiramisin, Linkomisin.
6. Polipeptida
Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan
kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga
permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel pecah. Contohnya : Polimiksin B,
Basitrasin, Gramsidin.
7. Antibiotika lainnya
Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap enterobacter dan Staphylococcus aureus
berdasarkan perintangan sintesa polipetida kuman. Contohnya : kloramfenikol.
Prinsip penggunaan antibiotik didasarkan pada dua pertimbangan utama, yaitu :
1. Penyebab infeksi
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan
mikrobiologis dan uji kepekaan kuman.
2. Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik antara lain
fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi (status
imunologis), daya tahan terhadap obat, beratnya infeksi, usia, untuk wanita apakah
sedang hamil atau menyusui, dan lain-lain.
Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba
oleh antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan
hidup. Ada 5 mekanisme resistensi kuman terhadap antimikroba yaitu (Ganiswara,
1995) :
1. Perubahan tempat kerja (target site) obat pada mikroba.
2. Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk ke dalam sel.
3. Inaktivasi obat oleh mikroba.
4. Mikroba yang membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh
antimikroba.
5. Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba.

Suatu zat antimikroba yang ideal, memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti
bahwasuatu obat berbahaya bagi parasit tapi tidak membahayakan bagi inang.
Umumnya toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolud, ini berarti bahwa
suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang dan umumnya
dapat merusak parasit (Tjay, 2003).
Aktifitas mikroba dapat dikendalikan dengan mengatur faktor-faktor lingkungan
yang meliputi faktor biotik dan abiotik (temperatur, pH, kelembaban, radiasi)
(Dwidjesoputro, 1994).

C. Prosedur

SAMPEL

DALAM AIR : DALAM PELARUT ORGANIK :

Gentamicin, tetrasiklin, Rifampicin, cefixime,


ampicilin, amoksilin kloramfenikol, penisilin,
doxyciclin, cefadroxil,
ciproploxacin, levoflaxacin
Uji pendahuluan

Bentuk Warna Bau

Sampel

+H2SO4

Gol β-laktam : amoxilin, penisilin, ampicilin (kuning) Gol lain : kloramfenikol


Gol lain : rifampicin (ungu merah) Gol. Kuinolon, cipro, levo
Gol tetrasiklin : tetrasiklin (ungu coklat) Gol. aminoglikosida : gentamicin
Gol sefalosporin : cefixime, cefadroxil (kuning) Gol tetrasiklin : doxyciclin

+Fehling A dan B +KOH + piridin

Amoksilin ampicilin Penicilin, rifampicin,


(+) kloramfenikol (-) tiamfenikol,
tetrasiklin, cefixime,
(merah ungu) cipro,levo,gentamicin
cefadroxil

+FeCl3 +PeRx Nessler

(+) Tetrasiklin hcl (ungu (-) rifamficin, cefixime,


coklat) cefadroxil (+) gentamicin (-) lrvo, tiamfenikol,
(hitam) cipro, doxyciclin
+R,mandelin
R.Mandelin

(+) rifamficin (orange) (-) cefixime, cefadroxil (-) doxy, tiam, (+) cipro
levo kuning hijau
hijau)
R,marquis

(+) levo, tiam (+) doxy (kuning)


Hcl
Cocl
NH4SN

(+) levo (endapan (-) tiam


biru hijau)
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
No. Sampel Prosedur Hasil Dugaan
21 1. Organoleptik
a. Bentuk Salep Kloramfenikol,
b. Warna Putih kekuningan gentamisin
c. Bau Bau lemah

2. Uji golongan Tidak terbentuk Kloramfenikol,


Zat + H2SO4 warna gentamisin
3. Penegasan
Zat + HCl + serbuk Zn Warna orange Kloramfenikol
+ DAB-HCl
76 1. Organoleptik
a. Bentuk Serbuk Amoxicillin,
b. Warna Putih ammpicllin,
c. Bau Tidak berbau etambutol,
isoniazid
2. Uji golongan
Zat + H2SO4 Tidak berwarna Ciprofloxacin
3. Uji penegasan
Zat + pereaksi Kuning hijau Ciprofloxacin
Mandelin

Praktikum kali ini mengenai identifikasi kualitatif senyawa golongan


antibiotik, yang dimana sampel dapat berbentuk serbuk dan salep. Pada sampel no. 21
memiliki ciri secara organoleptik berbentuk salep warna putih kekuningan dan
memiliki bau khas lemah. Diduga sampel ini adalah kloramfenikol karena sampel
memiliki tekstur seperti lemak. (FI V hal. 690)

Identifikasi pada sampel no. 21 dimulai dengan dilarutkan dalam etanol karena
sebagian besar basis salep tidak larut dalam etanol. Salep dilarutkan dalam etanol
kemudian divorteks, tujuan divirteks adalah untuk memperluas kontak pelarut dengan
zat aktif yang sejenis agar mudah ditarik dari basis salep, juga kloramfenikol dalam
salep dapat diekstraksi dengan etanol 96%. (Florey, vol. 15 hal. 720) Hal ini
dilakukan karena basis salep yang lengket maka zat aktif didalam basis sulit untuk
dipisahkan, selanjutnya dilakukan dekantasi. Setelah didapatkan filtrat, filtrat tersebut
diidentifikasi umum untuk mengetahui manakah pereaksi atau larutan yang dapat
memberikan hasil reaksi spesifik terhadap sampel.

Uji penegasan pada sampelno. 21 dilakukan dengan menambahkan zat + HCl


+ serbuk Zn + DAB-HCl dan memberi reaksi menjadi warna orange. hal ini terjadi
karena gugus nitro pada kloramfenikol direduksi menjadi gugus amino oleh zink-HCl
dan amina disebabkan untuk bereaksi dengan dimethylaminobenzaldehyde, basa
Schiff yang dihasilkan menghasilkan garam berwarna dalam media asam. (Florey vol.
15, hal. 720)

(Mekanisme reaksi reduksi kloramfenikol, UNESA Journal of Chemistry Vol. 4, No. 2, 2015)

Sampel kedua yaitu sampel no. 76 memiliki ciri organoleptis berbentuk serbuk
warna putih dan tidak berbau. Ada beberapa dugaan dari ciri tersebut, yaitu
amoxicillin, ampicllin, etambutol, isoniazid, ciprofloxacin. Pada uji golongan yaitu
zat + H2SO4 tidak membentuk warna yang berarti hasil negatif dan diduga antibiotik
golongan kuinolon. Selanjutnya sampel ditambahkan pereaksi Mandelin dan
membentuk warna hijau kuning. Sehingga dapat disimpulkan sampel no. 76 adalah
ciproloxacin.

(Ciprofloxacin, wikipedia)

E. Kesimpulan
Sampel no. 21 adalah kloramfenikol dan sampel no. 76 adalah ciprofloxacin.
F. Daftar Pustaka
Djide, M.N., Sartini, dan Kadir, S., 2005, Analisis Mikrobiologi Farmasi, Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin.
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Florey, K., 1986, Analitical Profiles of Drugs Substance, vol. 15, Academic Press Inc,
New York
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 1978, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-
efek Sampingnya, Edisi Keempat, Depkes RI, Jakarta
Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek
Sampingnya, Edisi V, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai