Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Kimia Farmasi

Hari/tanggal : Rabu, 10 September 2013 Waktu : 15.00 18.20 WIB PJP : Lina Noviyanti, Apt, MSi. Asisten :

JUDUL PRAKTIKUM
Kelompok 4 Abdul rahman J3L1110.. Dena Rosana J3L111014 Vivanny G Z J3L111...

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Pendahuluan Obat adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan, mengurangi gejala penyakit dan memulihkan kesehatan. Obat adalah bahan kimia yang bermanfaat bila dipergunakan dengan benar dan bila salah menggunakan akan menjadi racun yang membahayakan. Obat dapat dianalisis dengan 2 macam metode yaitu analisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif. Analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zata t a u c a m p u r a n ya n g t i d a k d i k e t a h u i ( S ya m s u n i 2 0 0 7 ) . Analisis kualitatif senyawa obat membahas tentang identifikasi suatu zat fokuskajiannya adalah unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel. Untuk memudahkan dalamsuatu identifikasi, sebaiknya senyawa obat yang diidentifikasi detentukan dahulu struktur kimia organinya sehingga kita dapat mengetahui golongan unsur, analisis gugus, unsur-u n s u r p e n yu s u n s e n ya w a ( C , N , S , P a t a u h a l o g e n ) d a r i s e n ya w a o b a t , k e m u d i a n memudahkan kita unruk mengetahui sifat-sifat kimia kimia seperti kelarutan (Gandjar, 2007). Analisa kuantitatif adalah pendekatan sains untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ini menggunakan data, misalnya barang mentah yang dipergunakan dalam suatu pabrik, data tersebut diolah untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Proses In put-Output yang dilakukan pada data mentah untuk diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan inilah yang menjadi jantung dari analisa kuantitatif. Analisis kuantitatif terhadap obat dapat dilakukan dengan menggunakan alat instrumen seperti HPLC, Spekrofotometer UV Viss, dll. Tinjauan Pustaka Kloramfenikol (C11H12Cl2N2O5)

Bobot Molekul: 323,12 gr/mol Kegunaan: Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya. Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.

Tetrasiklin (C22H24N2O8)

Bobot Molekul: 480,90 gr/mol Kegunaan: Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis kronik. Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus pada penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia, gonore dan tahap tertentu pada sifilis. Amoxilin (C16H19N3O5S)

Bobot Molekul: 365,404 gr/mol Kegunaan: Amoksisilina efektif terhadap penyakit: Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis. Infeksi sluran cerna: disentri basiler. Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis. Infeksi lain: septikemia, endokarditis. Aminofilin (C7H8N4O2)2.C2H4(NH2)2

Bobot Molekul: 420,43 Kegunaan: Aminofilin memiliki efek dan kegunaan yang sama dengan teofilin. Seperti juga teofilin, aminofilin digunakan sebagai bronkodilator pada penyakit asma dan pada penyakit

pulmonari obstruktif kronik. Aminofilin juga bisa digunakan dalam penyembuhan noenatal apnoea. Aminofilin lebih dipilih dari pada teofilin karena kelarutannya lebih baik. Parasetamol (C8H9NO2)

Bobot Molekul: 151 gr/mol Kegunaan: melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik selesma dan flu Hasil Tabel 1 Hasil pengujian identifikasi kloramfenikol Tabung no 1 2 3 4 5 6 7 Pereaksi H2SO4 HCl Marquis Frohde HNO3 Chen Kao NaOH + air Pengamatan Kuning Putih Putih keruh Kuning Kuning Ungu Kuning muda

Tabel 2 Hasil pengujian identifikasi tetrasiklin Tabung no 1 2 3 4 5 6 7 Pereaksi H2SO4 HCl Marquis Frohde HNO3 Chen Kao NaOH + air Pengamatan Kuning coklat Kuning pucat Hijau Tua Kuning keruh Kuning Kuning kehijauan Kuning kehijauan

Tabel 3 Hasil pengujian identifikasi amoxilin Tabung no Pereaksi 1 H2SO4 2 HCl 3 Marquis 4 Frohde

Pengamatan Kuning Kuning Kuning Putih

5 6 7

HNO3 Chen Kao NaOH + air

Putih Biru Putih

Tabel 4 Hasil pengujian identifikasi aminofilin Tabung no 1 2 3 4 5 Pereaksi H2SO4 FeCl3 HNO3 Chen Kao AgNO3 +NH4OH Pengamatan Tidak ada gas Kuning Ada gas cepet hilang Ungu / violet Putih keruh

Tabel 5 Hasil pengujian identifikasi parasetamol Tabung no 1 2 3 4 Pereaksi CuSO4 + NaOH HNO3 K2CrO7 + HCl Air + NaOH + Kaporit + fenol Pengamatan Biru muda Biru kehijauan Biru Kehijauan Coklat + endapan putih

Pembahasan Kloramfenikol Kloramfenikol merupakan antibiotika golongan amphenicol yang bersifat bakteriosidal dengan memiliki aktifitas spektrum luas aktif terhadap bakteri yang patogen dengan jalan menghambat sintesis protein dengan cara mengikat sub unit 30 S dari pada ribosom sel bakteri dan menghambat aktifitas enzim peptidil transferase. Kloramfenikol dahulu digunakan dalam pengobatan untuk hewan ternak dan manusia tetapi karena adanya laporan bahwa kloramfenikol menimbulkan penyakit anemia plastik bagi manusia sehingga

sejak tahun 1994 di Amerika dan Eropa penggunaan kloramfenikol tidak diijinkan untuk pengobatan hewan ternak. Kloramfenikol mempunyai rumus molekul C11H29N7O12 dengan berat molekul 323.1. Kloramfenikol merupakan serbuk kristal putih sampai putih keabuan atau putih kekuningan, tidak berbau, sangat tidak larut dalam air, sangat larut dalam alkohol dan propilen glikol. Kloramfenikol termasuk antibiotika yang paling stabil. Larutan kloramfenikol dalam air pada pH 6 menunjukkan kecenderungan terurai yang paling rendah. Senyawa ini cepat dan hampir sempurna diabsorpsi dari saluran cerna. Oleh karena itu pemberian kloramfenikol dilakukan secara peroral. Pengujian terhadap kloramfenikol dilakukan secara kualitatif, berikut hasil yang diperoleh Percobaan dilakukan secara kualitatif dengan 7 pereaksi yang berbeda. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dirujuk pada Tabel 1, pereaksi pertama yang ditambahkan pada sampel yaitu H2SO4 dan menghasilkan warna kuning. Pereaksi kedua yang ditambahkan pada sampel yaitu HCl, hasil yang idperoleh adalah campuran berwarna putih. Pereaksi ketiga yaitu ditambahkan peraksi Marquis yang berisi formalin dan H2SO4 dan menghasilkan warna putih keruh. Pereaksi keempat digunakan pereaksi Frohde yang berisi asam molibdat dan H2SO4 menghasilkan warna kuning. Perekasi kelima yaitu HNO3 ditambahkan ke dalam sampel menghasilkan warna kuning. Pereaksi keenam digunakan pereaksi Chen Kao yang berisi campuran NaOH, CuSO4 dan air ditambahkan ke dalam sampel berwarna ungu (violet). Dan pereaksi ketujuh yang ditambahkan ke dalam sampel adalah NaOH dan air menghasilkan campuran berwarna kuning muda. Tetrasiklin Tetrasiklin memiliki rumus molekul C22H24N2O8.HCl dengan berat molekul 480,6. Tetrasiklin merupakan serbuk hablur, kuning, tidak berbau, agak higroskopis. Stabil di udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya matahari yang kuat dalam udara lembab menjadi gelap. Larut dalam air, dalam alkali hidroksida dan dalam larutan karbonat, sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. Tetrasiklin mudah membentuk garam dengan ion Na+ dan Cl- sehingga kelarutannya menjadi lebih baik. Tetrasiklin merupakan kelompok antibiotika yang dihasilkan oleh jamur Streptomyces aureofasiens atau S. rimosus. Tetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan daya jangkauan (spektrum) luas, dengan jalan menghambat sintesis protein dengan cara mengikat sub unit 30 S dari pada ribosom sel bakteri. pada unggas tetrasiklin digunakan untuk mengatasi infeksi CRD (Chronic Respiratory Diseasis), erisipclas dan sinusitis. Percobaan dilakukan secara kualitatif dengan 7 pereaksi yang berbeda. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dirujuk pada Tabel 1, pereaksi pertama yang ditambahkan pada sampel yaitu H2SO4 dan menghasilkan warna kuning coklat. Pereaksi kedua yang ditambahkan pada sampel yaitu HCl, hasil yang diperoleh adalah campuran berwarna kuning pucat. Pereaksi ketiga yaitu ditambahkan peraksi Marquis yang berisi formalin dan H2SO4 dan menghasilkan warna hijau tua. Pereaksi keempat digunakan pereaksi Frohde yang berisi asam molibdat dan H2SO4 menghasilkan warna kuning keruh. Perekasi kelima yaitu HNO3 ditambahkan ke dalam sampel menghasilkan warna kuning. Pereaksi keenam digunakan pereaksi Chen Kao yang berisi campuran NaOH, CuSO4 dan air ditambahkan ke dalam

sampel berwarna kuning kehijauan. Dan pereaksi ketujuh yang ditambahkan ke dalam sampel adalah NaOH dan air menghasilkan campuran berwarna kuning kehijauan. Amoxilin Amoxilin memiliki rumus molekul C16H19N3O5S.3H2O dengan berat molekul 419,45. Pemeriannya berupa serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau, berasa pahit. Senyawa ini sukar larut dalam air dan metanol (1 gram dalam 370 ml air atau dalam 2000 ml alkohol), tidak larut dalam benzen, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform. Struktur kimia amoksisilin terdiri atas cincin -laktam, cincin tiazolidin rantai samping amida dan gugus karboksil. Amoksisilin merupakan antibiotika berspektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif dengan cara kerja mengganggu perkembangan dinding sel mikroba dengan jalan mencegah kerja enzim transpeptidase sehingga menjadi inaktif. Amoksisilin didistribusikan dengan cepat dari plasma ke dalam jaringan tubuh hewan dan dieksresikan melalui ginjal, kelenjar susu, hati dan usus.

Percobaan dilakukan secara kualitatif dengan 7 pereaksi yang berbeda. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dirujuk pada Tabel 3, pereaksi pertama yang ditambahkan pada sampel yaitu H2SO4 dan menghasilkan warna kuning. Pereaksi kedua yang ditambahkan pada sampel yaitu HCl, hasil yang diperoleh adalah campuran berwarna kuning. Pereaksi ketiga yaitu ditambahkan peraksi Marquis yang berisi formalin dan H2SO4 dan menghasilkan warna kuning. Pereaksi keempat digunakan pereaksi Frohde yang berisi asam molibdat dan H2SO4 menghasilkan warna putih. Perekasi kelima yaitu HNO3 ditambahkan ke dalam sampel menghasilkan warna putih. Pereaksi keenam digunakan pereaksi Chen Kao yang berisi campuran NaOH, CuSO4 dan air ditambahkan ke dalam sampel berwarna biru. Dan pereaksi ketujuh yang ditambahkan ke dalam sampel adalah NaOH dan air menghasilkan campuran berwarna putih. Aminofilin Aminofilin adalah suatu bronkhodilator, digunakan untuk terapi asma dan peyakit paru obstruktif. Aminofilin merupakan senyawa kompleks teofilin dengan etilendiamin, dengan kandungan teofilin anhidrat bervariasi antara 79-86 %. Aminofilin adalah jenis teofilin yang berikatan dengan suatu substantial kimia (etilendiamin) yang membuatnya menjadi lebih larut dengan air. Aminofilin adalah jenis teofilin yangdiberikan dalam bentuk injeksin namun sangat perih dan iritasi jika diberikan melaluisuntikan intramuskular. Serbuk berwarna putih atau sedikit kekuningan. Bersifat anhydrous atau tidak mengandunglebih dari 2 molekul air. Aminofilin mengandung tidak kurang dari 84.0% dan tidak lebihdari 87.4% teofilin anhydrous, serta mengandung 13.5% sampai 15% anhydrousethylenediamine. Larut dalam air (larutan menjadi keruh akibat pengaruh karbon dioksida),tidak larut dalam dehydrated alkohol. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Percobaan dilakukan secara kualitatif dengan 5 pereaksi yang berbeda. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dirujuk pada Tabel 4, pereaksi pertama yang ditambahkan pada

sampel yaitu H2SO4 tidak menghasilkan gas, secara teoritis seharusnya menghasilkan gas. Pereaksi kedua yang ditambahkan pada sampel yaitu FeCl, hasil yang diperoleh adalah campuran berwarna kuning. Pereaksi ketiga yaitu ditambahkan HNO3 menghasilkan gas tetapi gas tersebut tidak bertahan lama. Pereaksi keempat digunakan pereaksi Chen Kao yang berisi campuran NaOH, CuSO4 dan air ditambahkan ke dalam sampel berwarna ungu (violet). Dan pereaksi kelima yang ditambahkan ke dalam sampel adalah NaOH dan AgNO3 menghasilkan campuran berwarna putih keruh. Parasetamol Parasetamol merupakan zat aktif pada obat yang banyak digunakan dan dimanfaatkan sebagai analgesik dan antipiretik. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan melalui ginjal. Parasetamol tidak merangsang selaput lendir lambung atau menimbulkan pendarahan pada saluran cerna. Diduga mekanisme kerjanya adalah menghambat pembentukan prostaglandin. Obat ini digunakan untuk melenyapkan atau meredakan rasa nyeri dan menurunkan panas tubuh. Analisis parasetamol dilakukan untuk memastikan bahwa tablet parasetamol sesuai dengan kriteria yang tertera pada Farmakope Indonesia dan memastikan bahwa parasetamol dapat memberikan efek farmakologi yang diharapkan pada pasien (Ansel 1989). Percobaan dilakukan secara kualitatif dengan 4 pereaksi yang berbeda. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dirujuk pada Tabel 5, pereaksi pertama yang ditambahkan pada sampel yaitu CuSO4 dan H2SO4 menghasilkan warna biru muda. Pereaksi kedua yang ditambahkan pada sampel yaitu HNO3, hasil yang diperoleh adalah campuran berwarna biru kehijauan. Pereaksi ketiga yaitu ditambahkan K2CrO7 dan HCl menghasilkan campuran berwarna biru kehijauan. Pereaksi keempat digunakan air, NaOH dan kaporit menghasilkan campuran berwarna coklat dan terbentuk endapan putih. Daftar pustaka Gandjar G.I & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Ansel Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Penerjemah: Farida Ibrahim. Terjemahan dari: Introduction to Pharmaceutical Forms. Penerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta Syamsuni H A. 2007. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai