Anda di halaman 1dari 19

KASUS KARDIOVASKULAR

Pasien ny. A usia 56 (bb 81 kg, tb 158 cm) tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan sesak
nafas yang dirasakan 3 hari yang lalu dan terus memburuk meskipun dalam keadaan istirahat.
Hasil anamnesa menyatakan pasien tidak merasakan demam, mual, muntah, diare, nyeri dada,
palpitasi, batuk atau tekanan pada dada. Pasien hanya mengeluhkan sesak nafas, lemah,
merasa dingin, peningkatan keinginan buang air kecil, dan terjadinya pembengkakan pada
kaki. Pasien juga menyatakan memiliki riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung dan
kanker prostat, selain itu pasien merupakan perokok berat yang dapat menghabiskan 3
bungkus rokok dalam satu hari, dan meminum alkohol, tetapi tidak menggunakan obat-obatan
terlarang, serta tidak terdapat alergi terhadap makanan atau obat-obatan. Riwayat penyakit
pasien menunjukkan pasien memiliki riwayat coronary artery disease dengan stent,
myocardial infarction, copd, hipertensi, dislipidemia, dan diabetes mellitus.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan :


 T (Suhu) : 36.70c, = suhu normal (36,5-37,50C)
 Nadi : 84x/menit, = 60-100x/menit
 Pernafasan : 24 x/menit, = 12-20x/menit (Normal)
 Sp02 (Saturasi oksigen): 90%, = 94%-100%
 Td (Tekanan darah) : 157/92 mmHg (Hipertensi) = 130/80 mmHg (millimeter air
raksa) (Normal dengan penyakit penyerta)

Hasil pemeriksaan pada kardiovaskular :


Kecepatan normal, ritme reguler, suara jantung normal tanpa murmur.

Hasil pemeriksaan paru :


Tidak terdapat distress pada paru, tachypnea (+), wheezing (+), ronchi (+)

Hasil pemeriksaan abdomen (Rongga perut) :


Lembut, tidak keras, suara usus normal

Hasil pemeriksaan kulit :


Menunjukkan kulit yang sangat kering

Hasil pemeriksaan neurologis (pemeriksaan system saraf):


Normal, semua ekstrimitas (anggota gerak) dapat digerakkan dan tidak terdapat hilang fungsi
dari sensor sentuhan.
Hasil pemeriksaan laboratorium :
 Hb (Hemoglobin) 12,8 g/dl (gram/desiliter), ( 12 -16 (wanita), 14-18 (pria)
)
 Hematokrit 40% (wanita dewasa = sekitar 36-46%)
 Leukosit 6000 mcl (microliter) = 4000-11000 mcl
 Trombosit 250000 /mcl, = 150.000-450.000 mcl
 Creatinine 1.8 mg/dl, (milligram/desiliter) = 0,5-1,1 mg/dL
(wanita), (0,6-
1,2 mg/dL (pria) (Tidak normal)
 SpO2 90% (94-100%) (Tidak normal)
 Ph 7.491, (7,38-7,42) (Tidak normal = bersifat basa)
 PCO2 (Tekanan Parsial Karbon Dioksida) 27.6, (38-42 mmHg) (Tidak normal)
 PO2 (Tekanan Parsial Oksigen) 53.6, (75-100 mmHg) (Tidak normal)
 HCO3 (Asam Bikarbonat) 20.6 (22-28 mek/L) = miliekivalen/liter
 Kolesterol total 267 mg/dl, (<200 mg/dL) (Tidak
normal)
 Ldl (Low Density Lipoprotein) 165 mg/dl, (<100 mg/dL) (Tidak
normal)
 Hdl (High Density Lipoprotein) 38 mg/dl, (40 mg/dL) (Tidak normal)
 Tg (Trigliserida) 220 mg/dl, (<150 mg/dL) (Tidak
normal)
 Hba1c (Hemoglobin A1c) 8.6%, (5,7-6,4%) (Tidak normal)
 Peningkatan kreatin kinase dan
 Beta natriuretic peptide.

Hasil pemeriksaan radiograph :


Hasil ekg menunjukkan normal, hasil radiography dada menunjukkan kardiomegali disertai
terjadinya efusi pleura pada bagian kiri.

Diagnosis :
Coronary arterial disease (SpO2), diabetes mellitus tipe 2 (HbA1c), gagal jantung nyha 3-4,
hipertensi grade I (Tekanan darah), gagal ginjal (Kreatinin), alkalosis (pH),
hiperkolesterolemia (Kolesterol Total), hipertrigiseridemia (Trigliserida) dan copd (Hasil
radiography).

Obat-obatan :
Salmeterol-fluticasone inhalasi sehari dua kali, isdn prn, hydrochlorothiazide 25 mg sehari
satu kali, nebulizer salmeterol prn, metformin 500 mg sehari dua kali, amlodipine 5 mg by
mouth daily, aspirin 81 mg by mouth daily, vitamin d3 1000 units sehari satu kali,
clopidogrel 75 sehari satu kali, isosorbide mononitrate 60 mg sehari satu kali, dan simvastatin
40 mg sehari satu kali.

PERTANYAAN:
1. LAKUKAN PEMAHAMAN DAN KAJIAN TERHADAP ISTILAH-ISTILAH MEDIS ASING YANG TERDAPAT DALAM
KASUS TERSEBUT DIATAS?
No. Terminologi Terjemah
1. Anamnesa Anamnesa adalah pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu
percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara
langsung untuk mengetahui kondisi pasien.
Eniyati, S., & Santi, R. C. N. (2014). Model Sistem Informasi
KIA dan KB pada Puskesmas dalam Usaha Peningkatan
Manajemen Layanan Kesehatan Masyarakat. Dinamik, 19(1),
241904.
2. Displidemia Dislipidemia adalah gangguan atau perubahan pada kadar
lemak dalam darah. Gangguan itu dapat berupa peningkatan
kadar total kolesterol atau hiperkolesterolemia, penurunan
kadar High Density Lipoprotein (HDL), peningkatan kadar
Low Density Lipoprotein (LDL), atau peningkatan kadar
trigliserida dalam darah (hipertrigliserida).
Tinggi kadar lemak dalam darah akan mempengaruhi siklus
metabolisme lemak, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya
dislipidemia.
Kamso, S. (2007). Dislipidemia dan obesitas sentral pada
lanjut usia di Kota Padang. Kesmas: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 2(2),
73-77.
Budiman, B., Sihombing, R., & Pradina, P. (2017). Hubungan
dislipidemia, hipertensi dan diabetes melitus dengan kejadian
infark miokard akut. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas, 10(1), 32-37.
3. Palpitasi Sensasi jantung berdenyut kencang, berdebar, tidak teratur,
atau melompat-lompat, dan sering mengganggu, namun hampir
tidak pernah ada tanda-tanda penyakit jantung.
Klasifikasi :
1. Tahikardi : Denyut jantung lebih dari 100 kali per menit
2. Bradikardi : Denyut jantung kurang dari 60 kali per menit
3. Fibrilasi : Jantung berdetak cepat, kontraksi otot jantung
yang tidak sinkron
4. Aritmia : detak jantung tidak teratur
4. Hipertensi Bila Tekanan Darah Sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan/atau
Tekanan Darah Diastolik (TDD) ≥90 mmHg pada pengukuran
di klinik atau fasilitas layanan kesehatan. (Konsensus
Penatalaksanaan Hipertensi, 2019)
Menurut 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines :
1. Normal 120-129 TDS mmhg dan/atau 80-84 TD mmhg
2. Hipertensi derajat 1 140-159 TDS mmhg dan/atau 90-99
TD mmhg
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat
abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang
berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth
dalam Ardiansyah M., 2012). Menurut Price (dalam Nurarif
A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya.
5. Coronary artery CAD juga merupakan kondisi patologis arteri koroner yang
disease (Penyakit ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak
Jantung Koroner) dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang
mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan
penurunan aliran darah ke jantung (Glassman & Shapiro,
2014).
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyempitan atau
penyumbatan arteri koroner, arteri yang menyalurkan darah ke
otot jantung. Bila aliran darahmelambat, jantung tak mendapat
cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan
nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri
coroner tersumbat, akibatnya adalah serangan jantung dan
kerusakan pada otot jantung (Glassman & Shapiro, 2014)
6. Stent Stent merupakan alat berbentuk pipa berlubang yang
ditanamkan pada pembuluh arteri jantung agar tidak terjadi
penyempitan. YUNANI, P. I. (2014). Analisis Peramalan
Jumlah Pemakaian Stent di Indonesia (Studi Kasus di RSJPD
Harapan Kita, RSUP Dr. Sardjito, RSUD Dr.
Soetomo) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
STENT : Ring jantung atau stent adalah tabung kecil yang
dimasukkan untuk membuka sumbatan pada aliran darah,
sehingga aliran darah tidak lagi terhambat. Stent bisa terbuat
dari plastik atau logam dan juga dapat dilapisi obat untuk
menjaga arteri tetap terbuka.
7. Myocardial Suatu penyumbatan aliran darah ke otot jantung. Serangan
infraction jantung adalah keadaan darurat medis. Serangan jantung
biasanya terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran
darah ke jantung. Tanpa darah, jaringan kehilangan oksigen
dan mati.
8. COPD Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) /Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit yang umum,
dapat dicegah dan diobati yang ditandai oleh gejala pernapasan
persisten dan keterbatasan aliran udara yang biasanya
disebabkan oleh jalan napas dan / atau kelainan alveolar
disebabkan oleh paparan yang signifikan terhadap partikel atau
gas berbahaya dan dipengaruhi oleh faktor inang termasuk
paru-paru yang abnormal pengembangan. (GOLD, 2020)
9. Tachypnea Pernapasan yang sangat cepat dan sering kali pendek.
10. Wheezing Suara siulan bernada tinggi yang muncul saat bernapas.
Wheezing adalah suara pernapasan frekuensi tinggi nyaring
yang terdengar di akhir ekspirasi. Hal ini disebabkan
penyempitan saluran respiratorik distal.
11. Ronchi Jenis suara pernafasan abnormal yang bersifat kontinu. Ronchi
mirip dengan whezzing tetapi yang berbeda adalah pada ronchi
saluran udara lebih besar, atau sering disebut coarse ratling
sound. Suara ini menunjukkan halangan pada saluran udara
yang lebih besar oleh sekresi.
12. Abdomen Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak
diantara toraks dan pelvis. rongga ini berisi viscera dan
dibungkus dinding abdomen yang terbentuk dari dari otot
abdomen, columna vertebralis, dan tulang ilium, rongga perut.
13. Neurologis Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang menangani
kelainan pada sistem saraf.
14. Hematokrit Menunjukkan jumlah persentase perbandingan sel darah merah
terhadap volume darah. Kadar hematokrit dinyatakan dalam
satuan persen, misalnya hematokrit 20% berarti ada 20 mililiter
sel darah merah dalam 100 mililiter darah.
15. Leukosit Leukosit atau sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang
dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah, berfungsi
untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus, jamur,
bakteri, dan parasit penyebab penyakit yang masuk ke dalam
tubuh. leukosit disebut normal jika terdiri dari 40–60%
neutrofil, 20–40% limfosit, 2–8% monosit, 1–4% eosinofil,
dan 0,5%–1% basophil.
16. Trombosit Trombosit (platelet) dikenal juga dengan sebutan keping darah
dan berperan penting dalam proses pembekuan darah. Jumlah
trombosit normal dalam darah adalah 150.000–400.000
trombosit per mikroliter darah. Sel darah ini tidak berwarna
dan memiliki siklus hidup hanya selama 10 hari. 
17. Creatinine Kreatinin adalah produk limbah hasil metabolisme otot yang
digunakan selama kontraksi otot. Kreatinin dihasilkan oleh
kreatin, yaitu molekul penting dalam otot yang berfungsi
memproduksi energi.
Sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui urine, kreatin harus
disaring terlebih dahulu oleh ginjal. Tingkat konsentrasi dari
serum kreatinin seharusnya tidak berubah jika fungsi ginjal
bekerja dengan baik.
Jika ginjal mengalami masalah, kadar kreatinin dapat
meningkat dan menumpuk di dalam darah. Akibatnya,
berbagai penyakit ginjal dan sistem perkemihan (urologi)
lainnya pun bisa muncul.
18. LDL LDL-Low Density Lipoprotein (Kolesterol jahat) merupakan
salah satu penyebab utama pembentukan ateroma.
19. HDL High Density Lipoprotein (Kolesterol baik) berfungsi untuk
mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan pembuluh
darah akibat lemak
20. EKG Elektrokardiogram atau EKG adalah tes untuk mengukur dan
merekam aktivitas listrik jantung menggunakan mesin
pendeteksi impuls listrik (elektrokardiograf). Alat ini
menerjemahkan impuls listrik menjadi grafik yang ditampilkan
pada layar pemantau. Prosedur ini tergolong aman, cepat, dan
tidak menyakitkan karena dilakukan tanpa pengaliran arus
listrik dan tanpa sayatan (noninvasif).
21. Radiography Radiography adalah sebuah bentuk pencitraan sinar-X, dimana
sensor-sensor sinar-X digital digunakan menggantikan film
fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan
dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau
laser printer.
22. Kardiomegali Pembesaran jantung, yang biasanya merupakan tanda dari
kondisi lain.
23. Efusi pleura Efusi pleura berasal dari dua kata, yaitu efusion yang berarti
ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau rongga tubuh,
sedangkan pleura yang berarti membran tipis yang terdiri dari
dua lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura parietalis.
Sehingga dapat disimpulkan efusi pleura merupakan
ekstravasasi cairan yang terjadi diantara lapisan viseralis dan
parientalis. Efusi pleura dapat berupa cairan jernih, transudat,
eksudat, darah, dan pus (Diane, 2000).
Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan dalam rongga pleura
yang terletak diantara permukaan viseral dan parictal, proses
penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan
penyakit sekunder terhadap penyakit lain (Suzzane, 2002).
24. Alkalosis kondisi di mana darah dalam tubuh mengandung terlalu banyak
basa atau alkali
25. Kanker prostat Kanker pada prostat pria ialah kelenjar kecil berukuran kenari
yang menghasilkan cairan sperma.
26. Diabetes melitus Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
(Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa
di Indonesia, 2019)
Dm tipe 2 ( sumber ppt bu keni)
Penurunan sekresi insulin di Beta pankreas ( resisten) atau
menurunnya kepekaan insulin terjadi karena faktor lingkungan
atau habits.
27. SpO2 Saturasi oksigen darah (SpO2) mengacu pada konsentrasi
oksigen dalam darah manusia, yang merupakan indeks kunci
untuk mengukur kesehatan manusia. SpO2 yang ideal harus
95-100%. Angka yang lebih rendah dari 90 dianggap terlalu
rendah, tetapi angka itu mungkin berbeda dengan perbedaan
fisik individu.
SpO2 singkatan saturasi oksigen perifer kapiler, perkiraan
jumlah oksigen dalam darah. Lebih khusus lagi, adalah
persentase hemoglobin oksigen (hemoglobin yang
mengandung oksigen) dibandingkan dengan jumlah total
hemoglobin dalam darah (oksigen dan hemoglobin non-
oksigen).
SpO2 adalah perkiraan saturasi oksigen arteri, atau SaO2, yang
mengacu pada jumlah hemoglobin beroksigen dalam darah.
Hemoglobin adalah protein yang membawa oksigen dalam
darah. Hal ini ditemukan dalam sel-sel darah merah dan
memberi mereka warna merah mereka.
SpO2 dapat diukur dengan pulse oximetry, sebuah, non-invasif
metode tidak langsung (artinya tidak melibatkan pengenalan
instrumen ke dalam tubuh). Ia bekerja dengan memancarkan
dan kemudian menyerap gelombang cahaya yang melewati
pembuluh darah (atau kapiler) di ujung jari. Sebuah variasi dari
gelombang cahaya yang melewati jari akan memberikan nilai
pengukuran SpO2 karena tingkat saturasi oksigen
menyebabkan variasi warna darah.
Nilai ini diwakili oleh persentase. Jika Anda Withings Pulse
Ox ™ bilang 98%, ini berarti bahwa setiap sel darah merah
terdiri dari 98% oksigen dan 2% hemoglobin non-oksigen.
Nilai-nilai SpO2 yang normal bervariasi antara 95 dan 100%.
oksigenasi darah yang baik diperlukan untuk memasok energi
otot-otot Anda butuhkan untuk fungsi, yang meningkatkan
selama kegiatan olahraga. Jika nilai SpO2 Anda di bawah 95%,
yang bisa menjadi tanda oksigenasi darah yang buruk, juga
disebut hipoksia Hipoksia merupakan keadaan di mana terjadi
defisiensi oksigen, yang mengakibatkan kerusakan sel akibat
penurunan respirasi oksidatif aerob sel. Hipoksia merupakan
penyebab penting dan umum dari cedera dan kematian sel.
Tergantung pada beratnya hipoksia, sel dapat mengalami
adaptasi, cedera, atau kematian
28. Tekanan darah (TD) Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding
arteri saat darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh
( Palmer, 2007 ), sedangkan menurut Sheps ( 2005 ) tekanan
darah adalah tenaga yang terdapat pada dinding arteri saat
darah dialirkan. Tenaga ini mempertahankan aliran darah
dalam arteri agar tetap lancar. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 (Smeltzer Bare, 2001) dan diukur dalam
satuan milimeter air raksa (mmHg) (Palmer, 2007).Menurut
Hayens ( 2003 ), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di
dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah
berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai
pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan
darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis
dan ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer ( 2007 )
menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan
milimeter air raksa (mmHg).
29. Gagal jantung NHY Berdasarkan kelainan struktural jantung stadium C/3 :
3-4 ( New York Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dengan
Heart Association) penyakitstruktural jantung yang mendasari.
Berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA) Kelas III/3 :
Terdapat batasan aktivitas yang bermakna. Tidak terdapat
keluhan saat istrahat, menyebabkan kelelahan namun aktivitas
fisik ringan , berdebar atau sesak nafas.
Berdasarkan kelainanstruktural jantung Stadium D/4 :
Penyakit jantung strukturallanjut serta gejala gagal jantung
yang sangat bermakna muncul saat istrahat walaupun sudah
mendapat terapi farmakologi maksimal (refrakter).
Berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA) Kelas 4 :
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan, Terdapat
gejala saat istrahat. Keluhan meningkat saat melakukan
aktivitas.
30. Gagal ginjal ( Acute Penurunan fungsi ginjal secara tiba- tiba yang dibuktikan
Kidney Injury) dengan perubahan serun kreatinin (Scr), blood urea nitrogen
sumber ppt pak (BUN) dan Outpun (OU). Laju GFR yang menurun pada ARF
dichy menyebabkan meningkatnya kadar Scr sebanyak 0.5 mg/L/hari
dan kadar BUN 10 mg/dL/hari dan terkadang disertai oliguria
(jumlah urine sedikit dari kondisi normal)
31. HbA1c Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor dari
hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. HbA1c juga
kadang-kadang disebut sebagai glikosilasi atau hemoglobin
glikosilasi atau glycohemoglobin. Hemoglobin A1c (HbA1c)
digunakan untuk memantau glukosa darah pada
pasien diabetes. 
32. Diagnosis Diagnosis medis adalah penentuan kondisi kesehatan yang
sedang dialami oleh seseorang sebagai dasar pengambilan
keputusan medis untuk prognosis dan pengobatan. Diagnosis
dilakukan untuk menjelaskan gejala dan tanda klinis yang
dialami oleh seorang pasien, serta membedakannya dengan
kondisi lain yang serupa.
33. Murmur Suara darah yang mengalir melalui jantung, karena apa pun
dari tenaga kesehatan jantung selama latihan ke katup jantung
yang sakit atau kelainan lainnya.
34. Hiperkolesterolemia Jumlah kolesterol yang tinggi dalam darah.
35. Hipertrigiseridemia Tingkat tinggi dari jenis lemak tertentu (trigliserida) di dalam
darah.
36. Hipertensi grade Ketika tekanan darah sistole di atas atau sama dengan 140
mmHg, dan tekanan darah diastole di atas atau sama dengan 90
mmHg. Diagnosis hipertensi grade I apabila selama 2 kali
pemeriksaan berturut-turut dalam rentang waktu seminggu
pasien menunjukkan tekanan darah tersebut.
37. Ekstrimitas Anggota tubuh melemah
38. Distress Stres yang bersifat negatif, seseorang merasa kesulitan dalam
melakukan suatu hal yang akhirnya berdampak pada kesehatan
mentalnya.
39. Ritme reguler pengulangan secara terus menerus dengan teratur
40. Kolesterol total Kolesterol total merupakan gabungan dari jumlah kolesterol
baik, kolesterol jahat, dan trigliserida dalam setiap desiliter
darah. Biasanya, dengan melihat kadar kolesterol total dan
HDL saja sudah dapat menggambarkan kondisi umum kadar
kolesterol.
41. HCO3 Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepas ion hidrogen
kesuatu larutan atau kesenyawa biasa. Contoh asam klorida
(HCl), yang berionisasi dalam air membentuk ion-ion hidrogen
(H+) dan ion klorida (Cl-). Demikian juga, asam karbonat
(H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion
bikarbonat (HCO3-).

Baca lebih lanjut di DokterSehat: Mengenal Lebih Jauh


Tentang Keseimbangan Asam Basa |
https://doktersehat.com/keseimbangan-asam-basa/
42. Kreatinin kinase Enzim jantung adalah enzim yang berperan dalam menunjang
kerja otot jantung. Saat terjadi kerusakan, seperti pada
serangan jantung, maka enzim ini akan meningkat jumlahnya
dalam darah. Oleh karena itu, pemeriksaan enzim jantung
sering dilakukan sebagai salah satu cara untuk mendiagnosis
serangan jantung.
43. PCO2 Ukuran ini berbanding langsung dengan konsentrasi asam
karbonat dan merupakan ukuran yang sangat penting untuk
menentukan kelainan respirasi dan kelainan metabolik. Nilai
normal pada darah arteri 35 – 45 mmHg (Suraatmaja, 2007).
Peningkatan PaCO2 dalam darah disebut hiperkapnea.
Keadaan ini terjadi akibat penurunan ventilasi alveolar karena
penyakit pada paru atau cabang bronkus, obstruksi jalan napas,
atau bernapas dalam udara yang banyak mengandung CO2,
depresi pusat pernapasan atau gangguan neuromuskular alat
pernapasan juga menyebabkan retensi CO2. Pada peningkatan
PaCO2 akan merangsang pusat pernapasan untuk menurunkan
PaCO2, akan tetapi pada keadaan PaCO2 sangat tinggi (> 70
mmHg) justru terjadi penekanan pusat pernapasan.Penurunan
PaCO2 dalam darah disebut hipokapnea. Keadaan ini terjadi
akibat peningkatan ventilasi alveolar pada bantuan respirasi
mekanik yang terlalu cepat atau stimulasi pusat pernapasan
(Muhardi,Tampubolon, suntaro., 2001., Pruden dkk., 1996)

44. PO2 Merupakan indikator utama untuk mengetahui oksigenasi


darah. Nilai normal pada darah arteri 80 – 100 mmHg. Dalam
keseimbangan asam-basa PaO2 sendiri hanya memberikan
petunjuk fisiologi yang kecil. Selain menunjukkan cukup
tidaknya oksigen darah arteri, PaO2 mengukur keefektivan
paru untuk mengambil oksigen ke dalam darah dari atmosfer
(Muhardi, Tampubolon, Suntaro., 2001., Pruden, Siggard,
Tietzz., 1996 ). PaO2 yang meningkat didapatkan pada orang
yang bernapas di udara yang kaya O2, pemberian 100% O2
dapat meningkatkan PaO2 sampai 640 mmHg (Pruden,
Siggard, Tietzz., 1996). Hipoksemia adalah suatu keadaan
PaO2 kurang dari 80 mmHg pada orang yang bernapas dalam
udara kamar setinggi permukaan laut. Hipoksemia didapatkan
pada keadaan :
1. Kapasitas difusi paru menurun, akibat sindrom distress
pernapasan.
2. Penurunan luas permukaan membran alveoli akibat reseksi
atau kompresi paru.
3. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi akibat bronkitis, asma,
emfisema, obstruksi paru neoplasma, benda asing, dan sekret.
4. Hipoventilasi karena penyebab perifer maupun sentral.

2. LAKUKAN ANALISIS SUBJECTIVE?


3. LAKUKAN ANALISIS OBJECTIVE?
4. LAKUKAN ANALISISASSESSMENT? MELIPUTI ANALISIS ABNORMALITAS
YANG ADA PADA PASIEN DAN DRUG’S RELATED PROBLEM?
5. LAKUKAN ANALISIS PLANNING YAITU SOLUSI TERKAIT MASALAH YANG
DITEMUKAN PADA ASSESSMENT?
6. LAKUKAN FOLLOW-UP YANG AKAN DILAKUKAN ?
LABORATORIUM
(HB) Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang memberikan warna merah pada
darah dan bertugas mengangkut oksigen. Strukturnya terdiri atas empat rantai. Setiap
rantainya mengandung senyawa yang disebut heme, yang mengandung zat besi.
Kisaran kadar hemoglobin normal umumnya:
 Pria: 14-18 gram/dL 
 Wanita: 12-16 gram/dL 
 Bayi baru lahir: 14-24 gram/dL
 Balita: 9,5-13 gram/dL

OBAT- OBATAN
SALMETEROL-FLUTICASONE : merupakan obat kombinasi yang mengandung
fluticasone propionate dan salmeterol. Ini digunakan dalam pengelolaan asma dan penyakit
paru obstruktif kronik. Ini digunakan dengan menghirup obat ke paru-paru.
ISDN prn : Isosorbide dinitrate (ISDN) merupakan salah satu obat golongan nitrat yang
bekerja dengan mendilatasi pembuluh darah kolateral sehingga dapat meningkatkan dan
mendistribusikan aliran darah koroner. Oleh karena itu, ISDN memiliki efek yang
menguntungkan yakni mempengaruhi ketidaksesuaian antara suplai oksigen miokard dan
kebutuhan oksigen pada pasien jantung koroner (Angiolillo et al., 2013).
(http://eprints.umm.ac.id/42594/1/jiptummpp-gdl-yasinthafa-48791-1-pendahul-n.pdf)

Isosorbide dinitrate (ISDN) adalah obat yang digunakan untu


k mencegah dan meredakan angina (nyeri dada) akibat penyakit jantung koroner.
Isosorbide dinitrate aadalah , isosorbid dinitrat obat golongan nitrat. Isosorbide dinitrate
(ISDN) bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah (vasodilator) agar aliran darah dapat
mengalir lebih lancar ke otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan menjadi obat tambahan
untuk pasien gagal jantung.Merek dagang isosorbide dinitrate: Cedocard, Farsorbid 5,
Isorbid, Isosorbide Dinitrate, Isonat, Monecto 20, dan Nosorbid.
(https://www.alodokter.com/isosorbide-dinitrate)
Golongan Nitrit
Kategori Obat resep
Untuk mencegah dan mengobati angina pada penderita penyakit
Manfaat
jantung koroner
Digunakan oleh Dewasa
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya
efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
Isosorbide
wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
dinitrate untuk
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Isosorbide dinitrate
ibu hamil dan
belum diketahui dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda
menyusu
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu
dokter.
Bentuk obat Tablet minum, tablet sublingual, dan suntikan
Peringatan Sebelum Menggunakan Isosorbide Dinitrate:
 Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini atau obat
golongan nitrat lainnya.
 Jangan menggunakan isosorbide dinitrate jika Anda sedang menggunakan obat
riociguat dan obat golongan inhibitor fosfodiesterase tipe 5 (PDE5), seperti sildenafil.
 Jangan gunakan isosorbide dinitrate pada pasien dengan hipotensi, anemia berat, acute
myocardial infark, peningkatan tekanan intrakranial, gangguan jantung, seperti
stenosis mitral atau tamponade jantung.
 Beri tahu dokter jika Anda menderita glaukoma, hipotiroid, malnutrisi, penyakit
ginjal, atau penyakit hati.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat
herbal dan suplemen.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang merencanakan operasi, termasuk operasi gigi.
 Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat selama menjalani
pengobatan dengan isosorbide dinitrate, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk,
pusing, dan sakit kepala.
 Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan isosorbide dinitrate,
segera temui dokter.
Dosis dan Aturan Pakai Isosorbide Dinitrate
Dosis isosorbide dinitrate berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter akan menyesuaikan dosis
isosorbide dinitrate dengan kondisi, usia, serta respons pasien terhadap obat ini.
Berikut adalah pembagian dosis Isosorbide dinitrate (ISDN) berdasarkan bentuk obatnya:
Tablet minum
 Angina: 20–120 mg per hari dosis terbagi. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap
sesuai dengan respons pasien. Dosis maksimal 240 mg per hari.
 Gagal jantung: 30–160 mg per hari. Dosis maksimal 240 mg perhari.
Sublingual
 Angina pektoris: 2,5–5 mg tiap 15 menit
 Gagal jantung: 5–10 mg tiap 2 jam sekali bila diperlukan
Suntik
Isosorbide dinitrate bentuk suntik dapat diberikan untuk memperbaiki fungsi pompa jantung
pada pasien gagal jantung.
Tablet minum
Isosorbide dinitrate dalam bentuk suntik hanya diberikan oleh dokter atau petugas medis di
bawah pengawasan dokter. Dosis akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Isosorbide dinitrate bentuk suntik dapat diberikan untuk memperbaiki fungsi pompa jantung
pada pasien gagal jantung. Di samping itu, suntikan ini juga dapat mencegah serta mengobati
spasme pembuluh darah koroner saat dilakukan tindakan coronary angioplasty.
PEMERIKSAAN RADIOGRAFH
EKG (elektrokardiogram)
Tes diagnose umum yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi jantung. Kondisi jantung
normal biasanya mempunyai karakteristik dan irama yang khas. Apabila ditemukan irama
jantung yang tidak teratur atau aktivitas terganggu akibat gangguan otot jantung, maka
kondisi tersebut dapat terdeteksi. Hal ini ditunjukan dari gambar EKG yang tidak beraturan.
KARDIOMEGALI
kondisi ketika jantung mengalami pembesaran akibat penyakit tertentu (bengkak)
EFUSI PLEURA
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di rongga pleura, yaitu rongga di antara
lapisan pleura yang membungkus paru-paru dengan lapisan pleura yang menempel pada
dinding dalam rongga dada.
Pada kondisi normal, terdapat sekitar 10 ml cairan di rongga pleura yang berfungsi sebagai
pelumas untuk membantu melancarkan pergerakan paru ketika bernapas. Namun, pada efusi
pleura, jumlah cairan tersebut berlebihan dan menumpuk. Hal ini bisa mengakibatkan
gangguan pernapasan.
Efusi pleura ini terjadi akibat peningkatan tekanan di pembuluh darah atau rendahnya
kadar protein di dalam darah, sehingga cairan merembes ke pleura

PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
HEMATOKRIT
Hematokrit (Hct) adalah sebuah tes yang membandingkan proporsi sel darah merah dengan
volume semua komponen darah (sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan plasma
darah) itu sendiri secara bersamaan. Tes hematokrit merupakan bagian dari pemeriksaan
darah lengkap (Complete Blood Count), dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk presentase.
Sebagai contoh, nilai hematokrit 40% berarti bahwa ada 40 mililiter sel darah merah dalam
100 mililiter darah. Tes hematokrit biasa dilakukan untuk melakukan pengujian anemia,
leukimia, dan kekurangan gizi.
kadar normal hematokrit untuk beberapa kategori:
- Bayi baru lahir : sekitar 50% – 70%
- Bayi usia 1 minggu : sekitar 37% – 49%
- Bayi usia 3 bulan : sekitar 30% – 36%
- Bayi usia 1 tahun : sekitar 28% – 45%
- Anak-anak : sekitar 36% – 40%
- Pria dewasa : sekitar 38% – 50%
- Wanita dewasa : sekitar 36% - 46%

Nilai hematokrit rendah dapat ditemukan pada :


- Anemia
Merupakan suatu keadaan kurangnya volume darah dalam tubuh yang dinyatakan
dalam HB (haemoglobin).
Anemia defisiensi besi Merupakan jenis anemia yang berhubungan dengan
penurunan kadar zat besi (Fe) dalam Hb, yang dimana telah dijelaskan sebelumnya
dengan penurunan nilai Hb, juga akan menyebabkan penurunan nilai dari Hct.

Anemia Megaloblastic Merupakan anemia yang berhubungan dengan kurangnya


asupan asam folat dan vitamin B12. Sama halnya dengan Fe, kekurangan asam folat
dan B12 juga menyebabkan penurunan nilai Hb.
- Ginjal kronis
penyakit ginjal kronis, penurunan kadar Hct biasanya berhubungan dengan
penurunan produktifiktas hormon eritropoietin, yang merupakan hormon penting
dalam pembentukan sel darah.
- Sum-sum tulang
- Kanker

Nilai hematokrit tinggi dapat ditemukan pada :


- Dehidrasi
jika volume cairan tubuh menurun, maka akan menurunkan volume cairan darah. Hal
ini membuat perbandingan jumlah volume sel darah merah dengan volume cairan
darah meningkat.
- Penyakit paru
Penurunan penyerapan jumlah oksigen akan merangsang tubuh untuk memproduksi
lebih banyak sel darah merah. Hal inilah yang membuat nilai hematokrit tinggi.
- Jantung kongenital

Penyakit jantung kongenital yang membuat kedua sisi jantung terhubung secara tidak
normal. Hal tersebut berakibat pada penurunan kadar oksigen di dalam darah. Ketika
Tubuh mengalami kekurangan oksigen maka tubuh akan meningkatkan jumlah
produki sel darah merah.
- Polycythemia vera
Polycythemia vera adalah sebuah penyakit langka di mana tubuh memproduksi sel
darah merah secara berlebih. Akibatnya, nilai hematokrit pun menjadi tinggi.
Sumber : jurnal di rani
Hal 10

LEUKOSIT
Lekosit adalah bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing,
mikroorganisme atau jaringan asing. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu
lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun
selesai jumlah normal.
Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan
pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai (Guyton and Hall, 2008).
Pemeriksaan Hitung Jumlah Lekosit
Hitung jumlah lekosit menyatakan jumlah lekosit perliter darah (lesysteme international
d’Unites = SI Unit) atau per millimeter kubik atau mikroliter (unit konvensional). Lekosit
atau sel darah putih adalah sel yang bulat berinti dengan ukuran 9 – 20 µm, jumlahnya
sekitar 4.0 – 11.0 ribu/mm3 darah. Tempat pembentukannya di sumsum tulang dan jaringan
limfatik. Lekosit berasal dari sel bakal (stem cell) dan kemudian mengalami diferensiasi
(mengalami pematangan). Lekosit di angkut oleh darah ke berbagai jaringan tubuh tempat
sel-sel tersebut melakukan fungsi fisiologiknya.
Spesimen yang digunakan pada pemeriksaan hitung jumlah lekosit, yaitu:
- Darah kapiler atau darah vena EDTA;
- Tidak ada pembatasan asupan makanan dan minuman pada penderita
- Darah tidak boleh diambil pada lengan yang terpasang jalur intra-vena.

Metode pengecekan supaya lebih jelas


https://www.infolabmed.com/2017/05/pemeriksaan-hitung-jumlah-leukosit.html
Sumber : jurnal di rani
Hal 101

TROMBOSIT
Trombosit merupakan fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan terbentuk di
sumsum tulang. Trombosit berfungsi dalam hemostasis yaitu menghentikan perdarahan dan
memperbaiki pembuluh darah yang cedera. Trombosit memiliki peran penting dalam
patofisiologi penyakit kardiovaskular yang dimediasi oleh pembentukan trombus yang
patologik. Aktivasi trombosit dan trombosis pada lokasi plak ateromatosa memainkan peran
yang penting dalam patofisiologi kejadian koroner akut.
keping darah atau trombosit (platelet) dapat ditemukan dalam darah dan limpa. Sel darah
ini tidak berwarna dan memiliki siklus hidup hanya selama 10 hari. Setelah lewat 10 hari pun,
tubuh akan memperbaharui persediaan trombosit baru di sumsum tulang.
Untuk mengetahui jumlah trombosit pun biasanya akan dilakukan pemeriksaan darah
lengkap. Jumlah normalnya pun sekitar 150.000 hingga 450.000 trombosit per mikroliter.
Kondisi rendahnya trombosit ini pun biasanya merupakan efek dari konsumsi obat-obatan
tertentu dan penyakit. Penyakit yang membuat kondisi ini muncul antara lain leukimia,
gangguan ginjal, kehamilan, gangguan sistem imun, kekurangan zat besi dan asam folat, serta
infeksi sepsis dan demam berdarah.
Selain itu, trombosit juga bisa melebihi kadar yang seharusnya. Gejala yang muncul
yaitu pembekuan darah yang menghalangi suplai darah ke otak atau jantung. Penyebabnya
bisa meliputi infeksi dan pembengkakan pada sumsum tulang belakang, kanker, atau reaksi
terhadap obat-obatan.
Yang dapat meningkatkan trombosit :
- Bayam
- Jambu biji
- Kacang-kacangan

Sumber : jurnal di rani


Hal : pendahuluan

CREATININ
Creatine adalah asam amino yang diproduksi oleh hati, pankreas dan ginjal. Creatine juga
bisa diperoleh dari luar tubuh yaitu dari sumber makanan seperti ikan dan daging.
Wanita biasanya memiliki kadar kreatinin lebih rendah dibandingkan laki-laki karena
perempuan memiliki jaringan otot yang lebih sedikit. Di antara orang dewasa tanpa penyakit
ginjal, laki-laki memiliki kadar kreatinin normal sekitar 0,6-1,2 mg/dl sedangkan nilai normal
kreatinin pada wanita antara 0,5-1,1 mg/dL.
Perlu diketahui bahwa umumnya, kadar kreatinin dalam darah tetap tidak berubah dari hari ke
hari karena massa otot biasanya tetap sama. Penggunaan obat-obatan tertentu, makan banyak
daging atau latihan otot atau olahraga lainnya dapat menyebabkan kadar kreatinin tinggi,
bahkan pada mereka yang tidak memiliki penyakit ginjal kronis (CKD).
ANALISIS GAS DARAH
SPO2
SpO2 merupakan metode untuk mengukur saturasi oksigen, tanpa memasukan sensor ke
dalam tubuh, mudah digunakan dan menunjukkan hasil. SpO2 digunakan sebagai standar
pengukuran abnormal (hipoksemia) di unit rawat intensif untuk pedoman pemberian terapi
oksigen, terutama seseorang dengan kondisi kritis. Nilai kondisi normal SpO2 yaitu antara 85
% sampai 100% dan nilai kondisi abnormal yaitu < 85%
Sumber : http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/3381/

pH
pH darah normal (arteri) : 7,38 - 7,42
HCO3
Bikarbonat (HCO3) : 22 - 28 miliekuivalen per liter
PO2
Tekanan parsial oksigen : 75 sampai 100 mm Hg
PCO2
Tekanan parsial CO2 : 38 - 42 mm Hg
SATURASI OKSIGEN
Saturasi oksigen : 94 sampai 100 persen
KOLESTEROL TOTAL
Kolesterol adalah lemak yang berguna bagi tubuh. Namun bila kadarnya di dalam
tubuh terlalu tinggi, kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan mengganggu aliran
darah.
Kolesterol merupakan zat yang diproduksi secara alami oleh organ hati, tetapi juga bisa
ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan, seperti daging dan susu. Kolesterol
diperlukan oleh tubuh untuk membentuk sel-sel sehat, memproduksi sejumlah hormon, dan
menghasilkan vitamin D. Meskipun penting bagi tubuh, kolesterol dapat mengganggu
kesehatan jika kadarnya terlalu tinggi
Sumber : http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/1533/1491

1. Kolesterol total adalah keseluruhan jumlah kolesterol yang ditemukan dalam darah,
terdiri dari kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan 20% Trigliserida.
2. Kolesterol LDL (low-density lipoproteins) disebut kolesterol "jahat" karena
menyebabkan penimbunan plak pada pembuluh darah dan meningkatkan
risiko penyakit jantung dan stroke.
3. Kolesterol HDL (high-density lipoprotein) disebut kolesterol "baik" karena membantu
melindungi pembuluh darah dari penimbunan lemak (plak).
4. Trigliserida adalah jenis lemak lain yang ada dalam tubuh, fungsinya untuk
menyimpan kelebihan energi dan dapat digunakan sebagai energi cadangan. Namun
kadarnya yang berlebih harus diwaspadai karena trigliserida tinggi yang
dikombinasikan dengan HDL rendah atau LDL tinggi terkait erat dengan pebimbunan
lemak di dinding arteri.

Ada dua jenis kolesterol, yakni kolesterol baik dan kolesterol jahat. Kolesterol baik (HDL-
High Density Lipoprotein) berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau
penyempitan pembuluh darah akibat lemak. Sedangkan kolesterol jahat (LDL-Low Density
Lipoprotein) merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma. Selain kolesterol
baik dan jahat, ada lemak dalam bentuk lain dalam darah yang disebut trigliserida.
LDL
Nilai normal LDL
1. LDL kurang dari 100 mg / dL (atau 2,59 mmol / L) adalah tingkat paling sehat.
2. LDL antara 100 – 129 mg / dL (atau 2,59 hingga 3,34 mmol / L) sehat tetapi perlu
diperhatikan.
3. LDL 130 hingga 159 mg / dL (atau 3,37 hingga 4,12 mmol / L) melebihi batas sehat.
4. Nilai LDL antara 160 dan 189 mg / dL (atau 4,15 hingga 4,90 mmol / L) tinggi.
5. Nilai LDL di atas 190 mg / dL (atau 4,90 mmol / l) sangat tinggi.
HDL

Sumber : https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/tag/hdl-high-density-
lipoprotein/

KESIMPULAN KASUS
Kasus ini membahas tentang seorang pasien Ny.A usia 56 (bb 81 kg, tb 158 cm) dengan
BMI ( berat badan (Kg) / tinggi badan (m2) ) = 81 kg / 1,582 m = 32,44 (obesitas)
BMI normal = 18,5 – 24,9.
Pasien mengalami penyakit kardiovaskular dengan komplikasi riwayat penyakit
hipertensi (Tekanan darah), DM tipe 2 (HbA1c), COPD (Wheezing and ronchi), MI
(Myocardial Infark = penyumbatan aliran darah ke otot jantung), (CAD = penyumbatan
arteri coroner ke otot jantung), dan Dislipidemia.
Arteri : pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh
tubuh
Vena : bertugas mengembalikan darah hasil metabolisme, yang sudah tidak mengandung oksigen,
kembali ke jantung.

Anda mungkin juga menyukai