Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Ny.

T
DENGAN HIPERTENSI
DI JALAN CARINGIN BABAKAN CIPARAY RT 02

MAHASISWA:
SISKA ZELAN FEBRINA
NIM :
1420119004

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
TAHUN 2022/2023
I. Laporan Pendahuluan
LAPORAN PENDAHULUAN
NAMA: Siska zelan febrina
JUDUL NIM : 1420119004

A. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode.
Menurut WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan
darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg)
(Sunarwinadi, 2017). Hipertensi sering dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh diam-
diam karena dapat menyerang siapa saja secara tiba-tiba serta merupakan salah satu
penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Hipertensi juga beresiko menimbulkan
berbagai macam penyakit lainnya yaitu seperti gagal jantung, jantung koroner, penyakit
ginjal dan stroke, sehingga penanganannya harus segera dilakukan sebelum komplikasi dan
akibat buruk lainnya terjadi seperti dapat menurunkan umur harapan hidup penderitanya.

Hipertensi pada lansia dibedakan atas hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau
lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg,
serta hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (NOC, 2015).
B. Etiology
Penyebab hipertensi dibagi 3 yaitu (Pudiastuti R D, 2016):
1. Secara genetis menyebabkan kelainan berupa:
a. Gangguan fungsi barostat renal
b. Sensitifitas terhadap konsumsi garam
c. Abnormalitas transportasi natrium kalium
d. Respon SSP (Sistem Saraf Pusat) terhadap stimulasi psiko-sosial
e. Gangguan metabolisme (glukosa, lipid, dan resistensi insulin)

2. Faktor lingkungan
a. Faktor psikososial: kebiasaan hidup, pekerjaan, stress mental, aktivitas fisik, status sosial
ekonomi, keturunan, kegemukan, dan konsumsi minuman keras
b. Faktor konsumsi garam
c. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cartison) dan beberapa obat
hormon, termasuk beberapa obat anti radang (anti-inflamasi) secara terus-menerus (sering)
dapat meningkatkan tekanan darah seseorang, merokok dan minum minuman beralkohol
juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi

3. Adaptasi struktural jantung serta pembuluh darah


a. Pada jantung: terjadi hypertropi dan hyperplasia miosit
b. Pada pembuluh darah: terjadi vaskuler hypertropi

C. Faktor resiko
Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat diubah,antara lain :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Genetik
Faktor Risiko yang dapat diubah
Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain :
1. Merokok
2. Diet rendah serat
3. Dislipidemia
4. Konsumsi garam berlebih
5. Kurang aktivitas fisik
6. Stres
7. Berat badan berlebih/ kegemukan
8. Konsumsi alkohol
D. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi juga banyak dungkapkan oleh para ahli, diantaranya WHO menetapkan
klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I tekanan darah meningkat tanpa gela-gejala
dari gangguan atau kerusakan sistem kardiovaskuler. Tingkat II tekanan darah dengan gejala
hipertrofi kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya gejala-gejala kerusakan atau gangguan dari alat atau
organ lain. Tingkat III tekanan darah meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari kerusakan dan
ganggguan faal dari target organ. Sedangkan JVC VII, klasifikasi hipertensi adalah :
Kategori Tekanan sistolik Tekanan diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi :
Stage I (ringan) 140-159 90-99
Stage II (sedang) 160-179 100-109
Stage III (berat) 180-209 110-120

Berdasarkan penyebab Hipertensi dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Hipertensi Esensial/Hipertensi Primer


1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari ras kulit putih).

3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam
yang tinggi (melebihi dari 30 gram), kegemukan atau makan berlebihan, stress, merokok,
minum alkohol, minum obat-obatan (Ephedrine, Prednison, Epineprin).

b. Hipertensi Sekunder
Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sebagai berikut:

1. Penyakit ginjal: glomerulonefritis, piyelonefritis, nekrosis tubular akut, tumor


2. Penyakit vaskuler: atreosklerosis, hyperplasia, thrombosis, aneurisma, emboli kolestrol dan
Vaskulitis
3. Kelainan endokrin: diabetes mellitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme
4. Penyakit syaraf: stroke, encephalitis, sindrom gulian barre
5. Obat-obatan: kontrasepsi oral, kortikosteroid (Aspiani, 2014)

E. Patofisiology (Pathway yang menunjukan minimal 5 masalah keperawatan Gerontik)

F. Tanda dan gejala


1. Penglihatan kabur karena kerusakan retina
2. Nyeri pada kepala
3. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intracranial
4. Edema dependent
5. Adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler (Pudiastuti R D, 2016).
G. Diagnostik Penunjang
1. Pemeriksaan Labotarium
 Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan faktor resiko seperti seperti : hipokoagulabilitas,anemia.
 BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
 Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokalim.
 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan difungsi ginjal dan ada DM.
2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menujukan pola regangan,dimana luas, peninggian gelombang p adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : Mengindentifikasi penyebab hipertensi : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada are katup, pembebsar jantung

Daftar Pustaka

Andjani, T. A. (2016). Perbedaan Pengaruh Masase Punggung Dan Slow Stroke Back Massage (SSBM)
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di UPT PSTW Jember. 38. Aspiani, R.
Y. (2014).

Kusuma, H., & Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Yogyakarta: MediAction.

Judith, M. W. (2014). Diagnosis Keperawatan edisi 10 Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil
NOC.

Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC, Hasil NOC,
Edisi 10. Jakarta : EGC.

PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia.

PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia.

Hidayati RN, Roifah I, Ibnu F. Improved The Behavior of The Prevention of Recurrence of Hypertension
on The Elderly Through Empowerment Support Group. 2018;(April).

H. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
DS : Hipertensi Nyeri Akut

Klien mengatakan sering pusing

DO: KerusakanVaskular
pembuluh darah
- skala nyeri 3

- nyeri hilang timbul


Perubahan Struktur
- lama nyeri sekitar 1-2 menit

- TD : 170/90
Penyumbatan pembuluh
- Nadi : 90 x/menit darah

- TD : 170/90

- Nadi : 90 x/menit Vasokontriksi


- RR : 19xmenit
- S : 36,5
Gangguan Sirkulasi

Otak

Resistensi pembuluh darah


otak

Suplai O2 otak menurun

Nyeri Akut (Sakit Kepala)


DS : Pembuluh darah Intoleransi aktifitas

Klien mengatakan ia keletihan


dan merasa tidak nyaman

DO : Sistemik

- TD : 170/90
Vasokonstriksi
- Nadi : 90 x/menit
- RR : 19xmenit
- S : 36,5 Afterload

Fatigue

Intoleransi aktivitas
DS : Hipertensi Resiko cedera

- Klien mengatakan penglihatan


mulai kabur KerusakanVaskular
pembuluh darah
- Pasien mengatakan pernah
jatuh
Perubahan Struktur
DO :

- Hambatan fisik (jalan ngesot)


Penyumbatan pembuluh
- lantai kamar kamar mandi/wc darah
terlalu tinggi
Vasokontriksi

Gangguan Sirkulasi

Retina

Spasme arteriol

Risiko cidera
DS : Hipertensi Gangguan pola
tidur
Klien mengatakan sulit tidur
KerusakanVaskular
DO :
pembuluh darah
- pasiem terlihat lemas dan lesu

- pasien sering menguap Perubahan Struktur

Penyumbatan pembuluh
darah

Vasokontriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak

Resistensi pembuluh darah


otak

Suplai O2 otak menurun

Gangguaan Pola Tidur

I. Ringkasan Diagnosa Keperawatan


Setiap Diagnosa Keperawatan harus dilengkapi dengan format ringkasan.
Dx Keperawatan Nyeri Akut
Definisi Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial,
atau yang digambarkan sebagai kerusakan (International
association for the study of pain).

Batasan karakteristik Data Mayor :


Subjektif :
1. Melaporkan nyeri dangan isyarat
(mis,menggunakan skala)
Data Minor
Objektif :
1. Repon otonom
2. Perilaku ekspresif
3. Perilaku distraksi
4. Fokus menyempit
Pengkajian 1. Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilih
pertama untuk menggumpulkan informasi
perngkajian
2. Minta pasien untuk menilai nyeri atau
ketidaknyaman pada skala 0-10
3. Kaji dampak agama,budaya,kepercayaan dan
lingkungan terhadap nyeri dan respon pasien
4. Dalam mengkaji nyeri pasien gunakan kata kata
yang sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien.
Faktor yg berhubungan - Agens cedera biologis
- Agens cedera kimiawi
- Agens cedera cedera fisik
Alternatif Dx (Saran Gangguan rasa nyaman
Penggunaan) Gangguan nyeri kronis
Nursing Outcome (NOC) Tupan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam, klien


tidak mengeluh nyeri

Tupen :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam


klien mampu mengendalikan nyeri.

Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)


1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri,mampu menggunakan teknik non farmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantu )
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manejemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri )
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi (NIC) 1. Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi,


kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri.
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Ket : Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA-I, Intervensi


NIC, Hasil NOC, Edisi 10. Jakarta : EGC

Dx Keperawatan Intoleransi aktivitas


Definisi Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk
mempertahankan atau menyesaikan aktivitas kehidupan
sehari –hari yang harus atau yang ingin dilakukan
Batasan karakteristik Data Mayor :
Subjektif :
Ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktivitas
melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal
Data Minor
Objektif :
Frekuensi jantung/tekanan darah tidak normal sebagai
respons terhadap aktivitas perubahan EKG yang
menunjukkan aritmia atau iskemia
Pengkajian 1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah
dari tempat tidur, berdiri, ambulasi, dan melakukan
AKS dan AKSI
2. Kaji respons emosi, sosial dan spiritual terhadap
aktivitas
3. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk
meningkatkan aktivitas
Faktor yg berhubungan 1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
2. Imobilitas
3. Tidak pengalaman dengan suatu aktivitas
4. Fisik tidak burgar
5. Gaya hidup kurang gerak
Alternatif Dx (Saran Keletihan ( intoleran aktivitas dapat dikurangin dengan
Penggunaan) istirahat keletihan tidak demikian)
Defisit perawatan diri
Nursing Outcome (NOC) Tupan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam, klien


diharapkan mempertahakan intoleransi aktivitas

Tupen :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam


klien diharapan klien dapat mempertahankan intoleransi
aktivitas dalam batas normal

Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)


- Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehati-hari
menngkat
- Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
- Kecepatan jalan normal
- Jarak berjalan normal
Intervensi (NIC) 1. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
4. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
5. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Ket : Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA-I, Intervensi
NIC, Hasil NOC, Edisi 10. Jakarta : EGC
Dx Keperawatan Resiko cedera
Definisi Rentan mengalami cedera fisik akibat kondisi lingkungan
yang terintergarsi dengan sumber adaptif dan sumber
defensive individu yang dapat menganggu kesehatan
Batasan karakteristik Data Mayor
Subjektif :
Data Minor
Objektif :

Pengkajian 1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan


keamanan, misalnya perubahan status mental,
drajat keracunan, keletihan, usia kematangan,
kematangan, pengobatan, dan defisit motorik atau
sensorik.
2. Identifikasi faktor yang memungkinkan resiko jatuh
Faktor yg berhubungan -
Alternatif Dx (Saran 1. Gangguan fungsi kognitif
Penggunaan) 2. Gangguan psikomotor
3. Gangguan sensasi
4. Disfungsi sensasi
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
klien tidak mengalami resiko cedera.
Tujuan Jangka Pendek (SMART):
Setelah dilakukan asuhan keperwatan selama 1x24 jam
klien dapat memahami cedera.
Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)
1. Klien terbebas dari cedera

2. Klien mampu menjelaskan faktor resiko dari


lingkungan/personal

3. Mampu mengenali perubahan status kesehatan

4. Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury


Intervensi (NIC) 1. Identifikasi kebutuhan keamanan klien, sesuai dengan
kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat
penyakit terdahulu pasien

2. Sediakan lingkungan yang aman untuk klien

3. Menghindari lingkungan yang berbahaya

4. Memindahkan barang- barang yang dapat


membahayakan

5. Sediakan ruang berjalan yang cukup dan aman

Ket : Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA-I, Intervensi


NIC, Hasil NOC, Edisi 10. Jakarta : EGC

Dx Keperawatan Gangguan pola tidur


Definisi gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akubat faktor
eksternal
Batasan karakteristik Data Mayor :
Subjektif :
1. Ketidakpuasan dengan tidur
2. Menyatakan terbangun
3. Menyatakan kesulitan tidur
4. Menyatakan tidak istirahat
Data Minor
Objektif :
1. Perubahan pola tidur normal
2. Lingkar hitam dibawah mata
3. Penurunan rentan perhatian
4. Sering tidur siang
5. Sering nguap
6. Lesu
Pengkajian 1. Kaji adanya gejala deprivasi tidur dan insomnia
2. Identifikasi faktor lingkungan misalnya bising,
cahaya
Faktor yg berhubungan 1. Kelembaban lingkungan
2. Suhu lingkungan
3. Gangguan
4. Kurang kendali tidur
5. Kurang privasi tidur
6. Lampu
7. bising
Alternatif Dx (Saran 1. keletihan
Penggunaan) 2. insomnia
3. deprivasi
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama
2x24 jam masalah gangguan pola tidur klien teratasi.
Tujuan Jangka Pendek (SMART):
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama
1x24 jam masalah gangguan pola tidur klien teratasi.

Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)


1. Jam tidur normal
2. Pola tidur baik
3.Perasaan segar sesudah tidur

4.Tidur dari awal sampai habis di malam hari secara


konsisten
Intervensi (NIC) 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
3. Batasi tidur siang
4. Anjurkan menghindari/minuman yang menggu tidur
5. Tetapkan jadwal tidur
Ket : Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC,
Hasil NOC, Edisi 10. Jakarta : EGC
J. Intervensi Keperawatan (5 intervensi mandiri dan 2 intervensi kolaborasi)
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri Akut Tupan : Intervensi mandiri 1. Agar dapat memberikan
tindakan keperawatan yang
Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara tepat sesuai dengan
keperawatan 3 x 24 jam, klien tidak komprehensif termasuk lokasi, manajemen nyeri.
mengeluh nyeri karakteristik, durasi frekuensi, 2. Untuk mengetahui
kualitas dan faktor presipitasi. pengalaman nyeri pasien.
Tupen : 2. Gunakan teknik komunikasi 3. Supaya klien dapat
terapeutik untuk mengetahui mengatasi nyerinya dan
Setelah dilakukan asuhan pengalaman nyeri pasien. mengurangi intensitas
keperawatan selama 1x24 jam klien 3. Ajarkan teknik manajemen nyeri nyerinya.
mampu mengendalikan nyeri. (distraksi, dll) 4. Untuk mengurangi rasa
4. Ajarkan tentang teknik non nyeri (salah satu tindakan
Dengan kriteria hasil : farmakologi. non farmakalogi yaitu teknik
5. Bantu klien dan keluarga untuk relaksasi nafas dalam yang
1. Mengontrol manajemen nyeri mencari dan menemukan dapat meningkatkan
2. Tingkat kenyamanan meningkat dukungan. ventilasi dan meningkatkan
3. Mampu mengendalikan nyeri Kolaborasi oksigenase darah).
Tingkat nyeri berkurang 5. Agar klien selalu mendapat
1. Kolaborasikan dengan keluarga jika dukungan perhatian
ada keluhan dan tindakan nyeri Kolaborasi
timbul lagi.
1. Agar keluarga dapat secara
2. Pilih dan lakukan penanganan
mandiri membantu pasien.
nyeri (Farmakologi, non
2. Untuk memulihkan rasa
farmakologi dan interpersonal).
nyeri klien.
2 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Intervensi Mandiri : 1. Agar mengetahui tingkat
aktifitas keperawatan selama 2x24 jam 1. Ajarkan klien untuk mengidentifikasi keparahan terjadinya resiko
diharapan klien dapat aktivitas yang mampu dilakukan. jatuh.
mempertahankan intoleransi 2. Bantu klien untuk memilih aktivitas 2. Supaya klien tidak mengalami
konsisten yang sesuai dengan resiko jatuh.
aktivitas dalam batas normal.
kemampuan fisik. 3. Agar klien aman saat
Dengan kriteria hasil : 3. Ajarkan klien untuk melakukan beraktifitas
aktivitas secara bertahap 4. Untuk menjaga lingkungan
1. Kemudahan dalam melakukan
4. Lakukan latihan rentang gerak pasien
aktivitas sehati-hari menngkat
pasif/aktif 5. Untuk membantu penglihatan
2. Kekuatan tubuh bagian bawah
5. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan klien
meningkat
selama melakukan aktivitas Mempermudah aktivits klien
3. Kecepatan jalan normal
Kaloborasi
Jarak berjalan normal
1. Kaloborasi dengan keluarga untuk
membuat jadwal latihan dan olahraga
Kaloborasi dengan fisioterapi

3 Risiko Cedera Setelah dilakukan tindakan Intervensi Mandiri 1. Agar perawat


keperawatan selama 2x24 jam mengetahui kondisi fisik
1. Identifikasi kebutuhan klien
diharapkan klien tidak mengalami
keamanan klien, sesuai dengan 2. Agar klien aman dan
resiko cedera. Dengan kriteria hasil :
kondisi fisik dan fungsi kognitif nyaman
1. Klien terbebas dari cedera pasien dan riwayat penyakit 3. Agar mengurangi resiko
cedera
terdahulu pasien
2. Klien mampu menjelaskan 4. Untuk menghindari
faktor resiko dari 2. Sediakan lingkungan yang aman resiko cedera
lingkungan/personal untuk klien 5. Untuk membantu klien
dalam melakukan
3. Mampu mengenali 3. Menghindari lingkungan yang aktivitas
perubahan status kesehatan 6. Agar mengurangin
4. Mampu memodifikasi gaya berbahaya resiko cedera
hidup untuk mencegah injury 7. Agar keluarga
4. Memindahkan barang- barang mengetahui kondisi klien
yang dapat membahayakan saat ini.

5. Sediakan ruang berjalan yang


cukup dan aman

Kolaborasi

6. Anjurkan keluarga untuk


menemani pasien

7. Berikan penjelasan kepada


pasien dan keluarga, adanya
perubahan status kesehatan
dan penyebab penyakit

4 Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Intervensi mandiri 1.Memberikan informasi dasar
tidur keperawatan selama 2x24 jam 1.Ajarkan pasien dan orang terdekat dalam menentukan rencana
diharapkan klien dapat mengenai faktor yang berkontribusi perawatan.
mempertahan kebutuhan tidur terjadinya gangguan pola tidur 2. Memberikan kenyamanan
dalam batas normal. Dengan criteria (misalnya, fisiologis, psikologis, pola pada saat tidur
hasil : hidup, perubahan shift kerja yang 3.Memaksimalkan jam tidur
1. Jam tidur normal sering, perubahan zona waktu yang pasien
2. Pola tidur baik cepat, jam kerja yang panjang dan 4.Memberi rasa nyaman dan
3.Perasaan segar sesudah tidur berlebihan, dan faktor lingkungan mempercepat proses tidur.
4.Tidur dari awal sampai habis di lainnya). 5.Meningkatkan pola tidur.
malam hari secara konsisten. 2.Fasilitasi untuk mempertahankan
aktivitas sebelum tidur. 6.Meningkatkan agar bisa tidur
3.Anjurkan pasien untuk beristirahat pada malam hari.
4.Ajarkan pasien bagaimana
7. sesuai dengan dokter untuk
melakukan relaksasi otot autogenik
dapat mengetahui pemberian
atau bentuk non – farmakologi
obat terhadap siklus tidur atau
lainnya untuk memancing tidur.
bangun klien
5.Mulai/terapkan langkah langkah
kenyamanan seperti pijat, pemberian 8. memberikan tindakan yang
posisi, dan sentuhan afektif. tepat dalam hal peningkatan
6.Bantu pasien untuk membatasi tidur tidur
siang dengan menyediakan aktivitas
yang meningkatkan kondisi terjaga,
dengan tepat.
Kaloborasi
1. Kaloborasi dengan dokter dalam
pemberian obat tidur
2. Diskusikan dengan keluarga
mengenai teknik untuk meningkatkan
tidur
II. Laporan Kasus
IDENTITAS
NAMA: Ny T USIA : 68 thn P/L
MENIKAH/TIDAKMENIKAH/JANDA/DUDA SUKU : SUNDA AGAMA : ISLAM
PENDIDIKAN: TIDAK TAMAT SD/TAMAT ALERGI: Ny. T mengatakan tidak
SD/SMP/SMU/PT mempunyai alergi makanan maupun
obat-obatan
ALAMAT: Jln Caringin, babakan ciparay rt 02
RIWAYAT KESEHATAN
KELUHAN DAN PENYAKIT 3 BULAN TERAKHIR:
Klien mengeluh sering merasa pusing dikepala bagian belakang,

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA:

Ny. T mengatakan ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.

GENOGRAM

\
Catatan:
Klien merupakan anak ke 1 dari 4 bersaudara. Klien menikah dengan seorang laki- laki. Ny T
merupakan anak ke satu dari 4 bersaudara. Saat pengkajian klien mengatakan bahwa sudah
beberapa tahun yang lalu suami klien telah meninggal dunia. Sejak istrinya meninggal klien
tinggal sendiri.
Keterangan:
: Perempuan : Meninggal
: Laki-laki : tinggal dalam satu rumah
: Klien
RIWAYAT JATUH
WAKTU : > 3 TAHUN/ 2 TAHUN/1 TAHUN/ < 6 BULAN YG LALU
LOKASI & PENYEBAB:
Di kamar mandi,lantainya licin
DAMPAK PADA KESEHATAN:
Pasien mengatakan nyeri dibagian pinggang
*GEJALA ‘FEAR OF FALLING’: ADA/ TIDAK ADA
(*Lingkari jawaban yang menunjukkan kondisi klien)
STATUS KESEHATAN SAAT INI
KELUHAN UTAMA (PQRST):
Ny I mengeluh pusing dikepala bagian belakang dan merasa kurang nyaman di daerah
tungkuk, nyeri seperti ditusuk dan ditekan, skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan hilang
timbul sehingga membuat Ny I sulit tidur di malam hari dan Ny I mengatakan bahwa
dirinya sering bulak balik ke kamar mandi, dan Ny I mengatakan pernah jatuh di kamar
mandi saat mencuci baju

*POSTUR TUBUH (TULANG BELAKANG): TB/BB: 149 cm / 55kg


TEGAP/MEMBUNGKUK/KIFOSIS/SKOLIOSIS Lingkar betis : cm
TTV : Nadi (80/ mnt); Respirasi (18 / mnt); Suhu (36,5) ; TD (170/80 mmHg) (Tanggal
pemeriksaan harus dicantumkan)
PEMERIKSAAN PADA TANGGAL 23 JULI 2022
PENGGUNAAN ALAT BANTU: PENDENGARAN / PENGLIHATAN / BERJALAN/ TIDAK ADA
JENS ALAT BANTU:
LAMA PEMAKAIAN: ……
PENGKAJIAN LANSIA (tuliskan tanggal pelaksanaan, hasil dan interpretasi hasil)
PENGKAJIAN FUNGSIONAL:
Tanggal Pemeriksaan : 27juli 2022
Hasil : 90
Interpretasi Hasil : dengan skor 90 pada pengkajian fungsional, dinyatakan klien mengalami
ketergantungan sedang (moderat)
PENGKAJIAN KOGNITIF:
Tanggal Pemeriksaan : 27juli 2022
Hasil : Normal
MMSE :
Tanggal Pemeriksaan : 27juli 2022
Hasil : 30
Intrepretasi Hasil : Dengan skor 30 pada pengkajian SPMSQ, dinyatakan normal
SPMSQ:
Tanggal Pemeriksaan : 27juli 2022
Hasil : 0
Intrepretasi Hasil : Dengan skor 0 pada pengkajian SPMSQ, dinyatakan klien mengalami
fungsi intelektual utuh
PENGKAJIAN JATUH:
Tanggal Pemeriksaan : 27juli 2022
Hasil : 14 DETIK
Interpretasi Hasil : Dengan skor 14 detik pada pengkajian jatuh, dinyatakan klien berisiko
jatuh rendah.
PENGKAJIAN NUTRISI:
Tanggal Pemeriksaan : 27juli 2022
Hasil : 12
Interpretasi Hasil : Dengan skor 12 pada pengkajian Nutrisi, dinyatakan klien memiliki nutrisi
yang baik
PENGKAJIAN GERIATRIC DEPRESSION SCALE:
Tanggal pemeriksaan : 27juli 2022
Dari hasil pengkajian geriatric depression scale klien tidak mengalami depression
PENGKAJIAN NYERI:
Pada saat pengkajian, klien mengatakan nyeri kepala bagian belakang, dirasakan pada pagi
hari dan malam hari dengan skala 5
PENGKAJIAN FISIK

KEPALA: LEHER:
Distribusi rambut merata, bersih, tidak ada lesi Tidak ada peningkatan tekanan CVP, tidak
pada kulit kepala, uban di kepala sudah mulai ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
merata. nyeri saat klien menelan.

MATA: DADA:

Simetris, pupil sama kiri dan kanan, tidak Pergerakan dinding dada simetris, ictus
terdapat katarak pada kedua mata, cordis tidak terlihat, tidak teraba krepitasi
penglihatan kurang baik. di lapang paru, getaran sama di seluruh
lapang paru dan punggung, tidak ada suara
nafas tambahan, suara nafas vesikuler.

HIDUNG: ABDOMEN

Septum terletak ditengah, simetris, tidak Tidak tampak asites, pada pemeriksaan
terdapat polip, bersih, tidak ada gangguan perkusi terdengar hipersonor. Tidak nada
penciuman nyeri tekan di abdomen klien.

MULUT DAN TENGGROKAN: GENETALIA:

Mukosa bibir klien tampak kering, mulut Klien mengatakan genitalia bersih, tidak
bersih, nafas tidak berbau, lidah bersih, tidak ada keluhan saat BAK, dan tidak ada
ada pembesaran tonsil (T1). Gigi klien mulai kelainan.
berkurang, ada gigi yang hilang dan rusak.
Tampak adanya karies di gigi klien. Tidak ada
gangguan di mulut dan tenggorokan klien.

TELINGA: EKSTREMITAS:
Letak simetris, telinga tidak megeluarkan
cerumen/kotoran, fungsi pendengaran baik 5 5
5 5

INTEGUMEN: REFLEKS:
Kulit klien tampak keriput, elastisitas kulit klien Reflex patella, babinski (+), kaki sebelah kiri
berkurang, Tidak ada kelainan di kulit klien. (+)

OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI


RESEP DOKTER TANPA RESEP DOKTER
TIDAK ADA TIDAK ADA

PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


KEBIASAAN MEROKOK: > 3 BTG sehari / < 3 BTG sehari / TIDAK MEROKOK/ INGIN
BERHENTI/TIDAK INGIN BERHENTI
KEBIASAAN MENGKONSUMSI ALKOHOL: TIDAK MENGKONSUMSI / > 200 ml / < 200 ml
sehari
*OLAH RAGA: SELALU / KADANG-KADANG / TIDAK PERNAH WAKTU/LAMA OLAH RAGA:
15 MENIT
*JENIS: BERJALAN/BERLARI/ SENAM / BERENANG / OLAH Ket:
RAGA LAINNYA
POLA TIDUR
JUMLAH WAKTU TIDUR SEHARI: MALAM: ± 6 jAM / SIANG: ± 1 JAM
>6 JAM/4-6 JAM/ < 4 JAM
GANGGUAN TIDUR: TIDAK ADA / ADA *INSOMNIA/SERING TERBANGUN/SULIT
Ny T sering terbangun karena sering bak MENGAWALI/ LAINNYA
KEBIASAAN KHUSUS: Tidak ada
POLA ELIMINASI
BAK: > 5 KALI/3 -5 KALI/ < 3 KALI /HARI BAB: 1 KALI / 2 KALI / ≥ 3 KALI / HARI
WARNA URINE: KUNING JERNIH/PUTIH KONSISTENSI: ENCER / KERAS / LEMBEK
JERNIH/KUNING KERUH
GANGGUAN BAK: TIDAK ADA / ADA* GANGGUAN BAB: TIDAK ADA / ADA*
Ket: BAK lebih dari 3-5 kali dalam sehari Ket :
MASALAH DGN POLA BAK: TIDAK ADA / ADA* MASALAH DGN POLA BAB: TIDAK ADA /
ADA*
POLA KEBERSIHAN DIRI
MANDI: 1 KALI/2 KALI/ ≥ 3 DENGAN SABUN/TIDAK Ket:
KALI SEHARI DENGAN SABUN
SIKAT GIGI: YA/TIDAK
FREKUENSI DLM SEHARI: 1 KALI/2 KALI/ ≥ 3 SAAT MANDI/SETELAH MAKAN/SEBELUM
KALI TIDUR/ LAINNYA
MENGGUNAKAN PASTA GIGI / KADANG - KADANG / TIDAK MENGGUNAKAN*
Ket:
BERGANTI PAKAIAN BERSIH: 1 KALI SEHARI/ > 1 KALI SEHARI/ 2 HARI SEKALI
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
FREKUENSI MAKANAN SEHARI: 1 KALI / 2 HABIS 1 PORSI / ½ PORSI / < ½
KALI / 3 KALI / TIDAK TERATUR PORSI/LAINNYA (…….)
JENIS MAKANAN (Observasi satu hari)
Pagi: Nasi + sayur + tahu
Siang: Nasi + sayur + daging
Malam: Nasi + sayur + telur
Snack/Makanan tambahan: Tidak ada
PREFERENSI MAKANAN KHUSUS: -
MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN: -
TIDAK ADA
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN
FREKUENSI MINUM: < 3 GELAS* / > 3 GELAS Ket:
SEHARI
JENIS MINUMAN: AIR PUTIH / TEH / SUSU / KOPI / LAINNYA (…………………)
MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN: TIDAK ADA
POLA SOSIALISASI
KEMAMPUAN SOSIAL: Ny T mau dan mampu bersosialisasi dengan orang lain dengan baik,
hubungan dengan orang lain baik
SIKAP KLIEN TERHADAP ORANG LAIN: Ny . Tsangat ramah terhadap orang lain dan sering
bersosialisasi dengan tetangganya
MASALAH DALAM BERSOSIALISASI: TIDAK ADA
PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL
PANDANGAN KLIEN: Beribadah kepada Allah sangat penting, karena manusia adalah ciptaan-
nya, dan suatu saat kita semua akan kembali kepada-Nya
KEGIATAN YANG DILAKUKAN: Sholat, berdoa, dan mengikuti pengajian.
MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN : TIDAK ADA
H. Analisa Data minimal 2 dx keperawatan tunggal
No Data Etiologi Masalah
Data Subjektif: Hipertensi Nyeri akut
- Klien mengatakan pusing
kepala seperti tertusuk
tusuk
KerusakanVaskular
pembuluh darah
Data Objektif:
- Klien terlihat meringis
kesakitan
- Klien terlihat memegang Perubahan Struktur
kepalanya
- TTV
TD : 170/100
Penyumbatan pembuluh
S : 36,7
darah
N : 90 x / menit
RR : 20x/ menit
Vasokontriksi
-

Gangguan Sirkulasi

Otak

Resistensi pembuluh darah


otak

Suplai O2 otak menurun

Nyeri Akut (Sakit Kepala)


2 Data Subjektif Hipertensi Gangguan pola
tidur
- Klien mengatakan sulit
tidur pada malam hari KerusakanVaskular
karena nyeri pada kepala pembuluh darah
dan tidak nyaman pada
tengkuk ( bagian belakang
leher) Perubahan Struktur
Data Objektif:
- Wajah klien tampak pucat
dan lemas Penyumbatan pembuluh
- Kualitas tidur siang klien darah
hanya 2 jam
- Kualitas tidur malam klien Vasokontriksi
dari pukul 00.00-02.00
WIB
- TTV
Gangguan Sirkulasi
TD : 170/100
S : 36,5
N : 80 x / menit
Otak
RR : 18 x/ menit

Resistensi pembuluh darah


otak

Suplai O2 otak menurun

Gangguaan Pola Tidur


2. Intervensi Keperawatan (4 intervensi mandiri dan 2 intervensi kolaborasi)
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri akut Setelah di lakukan tindakan 1.Lakukan pengkajian nyeri secara 1.Agar dapat memberikan
keperawatan selama 2x24 komprehensif termasuk lokasi, tindakan keperawatan yang
jam, di harapkan Nyeri karakteristik, durasi frekuensi, kualitas tepat sesuai dengan
berkurang atau hilang dan faktor presipitasi. manajemen nyeri.
dengan skala nyeri :     2. Untuk mengetahui
2.  Gunakan teknik komunikasi terapeutik
pengalaman nyeri pasien.
1. Mampu mengontrol untuk mengetahui pengalaman nyeri
3. Supaya klien dapat mengatasi
nyeri (tahu penyebab pasien
nyerinya dan mengurangi
nyeri, mampu
3.Ajarkan teknik manajemen nyeri (distraksi, intensitas nyerinya
menggunakan tehnik
dll) 4. Untuk mengurangi rasa nyeri
nonfarmakologi untuk
(salah satu tindakan non
mengurangi nyeri,
6. 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi farmakalogi yaitu teknik
mencari bantuan)
relaksasi nafas dalam yang
5. Kolaborasikan dengan keluarga jika ada
2. Melaporkan bahwa nyeri dapat meningkatkan ventilasi
keluhan dan tindakan nyeri timbul lagi.
berkurang dengan dan meningkatkan oksigenase
menggunakan 6. kolaborasikan dengan dokter jika ada darah).
manajemen nyeri keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 5. Agar keluarga dapat secara
mandiri membantu pasien
  3. Mampu mengenali 6. Agar klien mendapatkan
nyeri (skala, intensitas, penangan yang lebih tetap
    
frekuensi dan tanda dalam nyeri yang dirasa
nyeri)

·     4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang

2 Gangguan Pola Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 1. Untuk mengetahui pola
tidur leperawatan selama 2x24 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur aktivitas dan tidur klien
jam diharapkan klien dapat
3. Batasi waktu tidur siang, jika perlu 2. Untuk mengetahui faktor
mempertahan kebutuhan
tidur dalam batas normal. 4. Tetapkan jadwal tidur rutin pengganggu tidur klien
Dengan criteria hasil : 5. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama 3. Agar tidak ada gangguan pola
1. Jumlah jam tidur dalam
sakit tidur pada malam hari
batas normal 6-8 jam /hari
2. Pola tidur, kualitas dalam 6. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau 4. Agar memiliki jam tidur yang
batas normal cara nonfamakologi lainnya tetap
3. Perasaan segar sesudah 7. Kolaborasi pemberian obat tidur
5. Agar klien mengetahui
tidur atau istirahat 8. Diskusikan dengan keluarga mengenai
4. Mampu mengidentifikasi teknik untuk meningkatkan tidur pentingnya tidur cukup selama
hal-hal yang meningkatkan sakit
tidur.
6. Agar klien mengetahui cara
menurunkan gangguan pola
tidur
7. Untuk menurunkan gangguan
pola tidur klien
8. Agar keluarga dapat
meningkatkan kualitas tidur
klien .
3. lmplementasi dan Evaluasi
Tgl/ jam Dx. Kep Implementasi Evaluasi Paraf
28 juli 1. Membina hubungan saling percaya S : Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala
2022/ 14.00 Respon : Klien kooperatif dan mau mulai berkurang
memperkenalkan dirinya O:
2. Melakukan pengecekan TTV - Klien tampak rileks (Skala Nyeri 3)
Respon : - TTV
TD : 170/100 TD : 140/80 mmhg
S : 36,5 N : 75
N : 80 x / menit
RR : 18x/menit
RR : 18 x/ menit A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Ny I mengatakan jarang memeriksa
tekanan darahnya dan ia mengatakan
belum pernah mendapat pendidikan
tentang penyakit.
3. Identifikasi karakteristik nyeri
Respon :
Klien mengeluh pusing dikepala bagian
belakang dan merasa kurang nyaman di
daerah tungkuk, nyeri seperti ditusuk dan
ditekan, skala nyeri 4, nyeri yang dirasakan
hilang timbul
4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
Respon :
Klien mengatakan tidak mengetahui
penyabab penyakitnya.
Klien banyak bertanya tentang penyakit
yang dialaminya
5. Melakukan edukasi kepada klien mengenai
proses penyakit, perawatan penyakit, dan
regimen serta jadwal terapinya
Respon :
Klien dapat menjelaskan kembali mengenai
proses penyakit, perawatan penyakit, dan
regimen serta jadwal terapinya
1. Menanyakan kembali teknik S : Klien mengatakan sudah tidak ada gangguan
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa pola tidur
nyeri O : - Jumlah jam tidur klien dalam batas normal
Repon : - Pola tidur, kualitas dalam batas normal.
Klien mengerti dan dapat melakukan teknik - Mampu mengidentifikasi hal-hal yang
relaksasi nafas dalam meningkatkan tidur
2. Melakukan pengecekan TTV A : Masalah teratasi
Respon : P : Intervensi dihenetikan
TD : 170/100
S : 36,5
N : 80 x / menit

RR : 18 x/ menit
3. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Respon :
Klien mengeluh susah tidur karena nyeri
pada kepala dan tidak nyaman pada
tengkuk
4. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfamakologi lainnya
Respon :

Klien mengerti dan akan melakukan relaksasi


otot autogenic pada saat akan tidur
PENGKAJIAN FUNGSIONAL
(BARTHEL INDEKS: ‘MAHONEY & BARTHEL’)

Nama Klien : Ny.T Usia : 68 tahun


Tempat : Rumah Klien Tanggal : 27 Juli 2022

Panduan
Pengkajian Barthel digunakan untuk mengidentifikasi apa yang klien bisa
lakukan/kerjakan, tidak untuk mendokumentasikan apa yang klien mungkin bisa lakukan
(verbal).
Tujuan utama adalah untuk menetapkan tingkat kemandirian klien dari segala bantuan
(fisik atau verbal), baik minor atau tidak.
Performa klien harus dikaji berdasarkan bukti yang tersedia.
Menggunakan alat bantu diperbolehkan untuk memfasilitasi kemandirian.

NO AKTIVITAS NILAI
1. Makan
0= dependen
10
5= bantuan
10= mandiri

2. Mandi
0= bantuan 10
5= mandiri
3. Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, mencukur, dan menggosok gigi
0 = bantuan 5
5 = mandiri
4. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu
0= dependen 10
5= membutuhkan bantuan
10= mandiri
5. Mengontrol defekasi
0 = incontinent (atau membutuhkan enema) 10
5 = bantuan
10 = mandiri
6. Mengontrol berkemih
0= incontinent (kateter atau dependen)
5= bantuan 10
10= mandiri

NO AKTIVITAS NILAI
7. Aktivitas toilet
0= dependen 10
5= bantuan
10= mandiri
8. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, termasuk duduk di tempat tidur
0= tidak mampu untuk duduk
5= membutuhkan bantuan satu atau 2 orang 10
10= membutuhkan sedikit bantuan (minor)
15= mandiri
9. Berjalan di jalan datar (jika tidak mampu lakukan dengan kursi roda)
5= menggunakan kursi roda lebih dari 25 m 15
10= berjalan dengan bantuan satu orang (> 25 m)
15= berjalan mandiri (bisa dengan menggunakan tongkat ( > 25 m)
10. Naik turun tangga
0= tidak mampu 0
5= bantuan
10= mandiri
JUMLAH 90

Penilaian:
0 – 20 : Ketergantungan
21- 60 : Ketergantungan berat/ sangat tergantung
61 – 90 : Ketergantungan sedang (moderat)
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
PENGKAJIAN UCLA LONELINESS SCALE (SKALA KESEPIAN)

Petunjuk Pengisian:

1. Berikut terdapat pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana anda merasakan


sesuatu. Untuk tiap pernyataan menjelaskan seberapa sering yang anda rasakan.
2. Pada lembar jawaban terdapat 4 kolom alternatif jawaban atas respon anda. Berikan
tanda centang (√ ) pada setiap jawaban atas pernyataan yang sesuai dengan pilihan anda
yaitu
TP (Tidak Pernah) : jika pernyataan tersebut tidak pernah anda rasakan J
(Jarang) : Jika pernyataan tersebut jarang anda rasakan Kadang-
kadang : Jika pernyataan tersebut sering anda rasakan

Selalu : Jika pernyataan tersebut sangat sering anda rasakan

No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Sangat


Pernah kadang Sering
1. ✓
Seberapa sering anda merasa cocok dengan
orang-orang di sekitar anda
2. ✓
Seberapa sering anda merasa tidak punya
teman dekat?
3. ✓
Seberapa sering anda merasa tidak ada
orang untuk berbagi bila ada masalah?
4. Seberapa sering anda merasa sendiri? ✓

5. ✓
Seberapa sering anda merasa menjadi
bagian dari teman-teman?
6. ✓
Seberapa sering anda merasa memiliki
banyak kesamaan dengan orang-orang
disekitar anda?
7. ✓
Seberapa sering anda merasa tidak ada satu
orang pun yang dekat dengan anda?
No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Sangat
Pernah kadang Sering
8. Seberapa sering anda merasa bahwa hobi ✓
atau ide anda tidak ditanggapi oleh orang
disekitar anda?

9. Seberapa sering anda merasa menjadi ✓

orang yang mudah bergaul dan ramah?


10. Seberapa sering anda merasa dekat dengan ✓

orang disekitar anda?


11. Seberapa sering anda merasa ditinggalkan ✓

atau jauh dari orang sekitar?


12. ✓
Seberapa sering anda merasa hubungan
anda dengan orang lain tidak berarti?
13. Seberapa sering anda merasa tidak seorang ✓

pun mengenal anda dengan baik?


14. Seberapa sering anda merasa terisolasi dari ✓

orang lain?
15. Seberapa sering anda mendapatkan ✓

bantuan orang lain ketika dibutuhkan?


16. Seberapa sering anda merasa ada orang ✓

yang benar-benar memahami anda?


17. Seberapa sering anda merasa malu? ✓

18. Seberapa sering anda merasa bahwa orang- ✓

orang ada disekitar anda, tetapi tidak


bersama anda?
19. Seberapa sering anda merasa bahwa ada ✓

orang yang mau diajak ajak bicara


(ngobrol)?
20. Seberapa sering anda merasa ada orang ✓

yang bisa dijadikan sebagai tempat


mengadu?
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)

Nama Klien : Ny T Usia : 68 tahun

Tempat : Rumah klien Tanggal : 27 Juli 2022

NO Aspek Yang Dikaji Waktu Skor Skor


Klien
1 Sekarang hari? 10 detik 1 1
Tanggal 10 detik 1 1
Bulan 10 detik 1 1
Tahun 10 detik 1 1
Musim 10 detik 1 1
2 Sekarang kita berada di Negara? 10 detik 1 1
Sekarang kita di Provinsi? 10 detik 1 1
Sekarang kita di kota? 10 detik 1 1
Sekarang kita di dimana (jalan)? 10 detik 1 1
Sekarang kita di ruang / wisma? 10 detik 1 1
3 Pewawancara menyebutkan nama tiga buah
benda (Contoh: bola, kursi, lampu), ucapkan
perlahan 1 detik untuk tiap benda.
Mintalah lansia untuk mengulang ke tiga nama
tersebut
Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar. 20 detik 3 3
Bila masih salah, ulanglah menyebutkan 3 benda
tersebut sampai lansia dapat menyebutkan
dengan benar.

4 Ejalah kata dunia/lampu/lipat (kata dengan 5 30 detik 5 5


huruf) dari akhir ke awal. Contoh: a-i-n-u-d/ u-p-
m-a-l/ t-a-p-i-l
5 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah 10 detik 3 3
disebutkan sebelumnya (registrasi).
Berikan angka 1 untuk setiap jawaban yang
benar.
6 Apakah nama benda-benda ini? (perlihatkan 20 detik 2 2
pensil dan arloji) (2 angka bila benar).
7 Ulangilah kalimat berikut: “Jika Tidak Dan Atau 10 detik 1 1
Tapi”
8 Bacalah dan laksanakan perintah berikut: 10 detik 1 1
‘PEJAMKAN MATA ANDA’
Ket: lansia mengalami gangguan penglihatan

Inte NO Aspek Yang Dikaji Waktu Skor Skor rpret


asi Klien hasil:
9 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien 30 detik 1 1 Skor
24- untuk menulis sebuah kalimat 30
10 :Berikan
Normal selembar kertas dan pensil. Minta klien 1 menit 1 1
untuk meniru gambar ini ( 1angka bila benar)

11 Laksanakan 3 buah perintah ini: “peganglah 30 detik 3 3


selembar kertas dengan tangan kanan, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di
lantai (3 angka bila benar)
Skor Total 30 30
Skor 17-23 : Kemungkinan mengalami gangguan kognitif
Skor 0 -16 : Klien mengalami gangguan kognitif

Bandung,…../…./…….

………………………

Sumber:

Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini-Mental State” a practical method for grading

the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric Research, 12(3): 189-198.
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)

Nama Klien : Ny T Tanggal : 27

Usia : 68 tahun

Instruksi: berikan tanda centang  pada jawaban yang benar, dan jumlahkan semua point salah.

NO PERTANYAAN BENAR SALAH


1 Tanggal berapa hari ini? ✓

2 Hari apa sekarang? ✓

3 Apa nama tempat ini? ✓

4 Dimana alamat anda? ✓

5 Berapa umur anda? ✓

6 Kapan anda lahir? ✓

7 Siapa Presiden Indonesia?* ✓

8 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya? ✓

9 Siapa nama ibu anda? ✓

10 Kurangi 3 dari 20 dan lakukan pengurangan 3 dari ✓


angka baru secara menurun.
Skor Total 0
Interpretasi hasil:
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh

Salah 3-4 : Fungsi intelektual kerusakan ringan


Skor 5-7 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Skor 8-10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Bandung,…./…/……..

……………………

Sumber: Burns, (1999). Assessment scales in old age psychiatry. Martin Dunitz Ltd. London,
p. 56-57.
PENGKAJIAN RESIKO JATUH

‘TIMED UP AND GO TEST’

Nama Klien : Ny T Usia : 68 tahun

Tempat : rumah klien Tanggal : 27 Juli 2022

1. Peralatan: kursi dengan lengan, tape meter, stop watch


2. Tempatkan selembar selotip atau tali raffia kuning di lantai sepanjang 3m dari kursi,
penempatan harus mudah dilihat oleh lansia
3. Klien diminta untuk duduk secara nyaman di bangku dengan lengan. Kursi harus stabil
dan di posisikan sehingga tidak mudah bergerak pada saat klien bangun dari kursi dan
hendak duduk kembali. Klien diperbolehkan untuk menggunakan lengan kursi pada saat
duduk dan berdiri
4. Klien menggunakan sepatu atau sandal yang tidak licin, atau dapat menggunakan alat
bantu jalan saat bergerak, tetapi tidak boleh dibantu oleh orang lain. Tidak ada batasan
waktu. Klien dapat berhenti sejenak jika mereka menginginkan.
5. Instruksi pada klien: “Bapak/Ibu saat saya berkata Maju, Bapak/Ibu akan berdiri, berjalan
di sepanjang garis ini sampai batas yang ditentukan, kemudian putar balik kembali ke
kursi dan duduk kembali.” Bapak/ Ibu dapat berjalan dengan kecepatan biasa.
6. Klien dapat diberikan kesempatan untuk berlatih tanpa pengukuran waktu, sebelum test
dilakukan.
7. Persiapkan stopwatch. Jika klien sudah siap, test dimulai (pada kata “mulai”) dan berakhir
pada saat klien sudah duduk.

8. Klien lansia yang sehat umumnya dapat mengerjakan test dengan waktu sekitar 10 detik.
Klien lansia yang lemah ‘frail’ atau gangguan mobilitas membutuhkan waktu sekitar 2
menit atau lebih.
9. Observasi meliputi waktu berjalan, fase transisi (pada saat berdiri, memulai berjalan,
berputar balik, keseimbangan, melangkah, dan duduk di kursi), daya ingat.
Kriteria berdasarkan usia

Kelompok Usia Gender Mean (detik) Normal (detik)


60-69 L 8 4-12
60-69 P 8 4-12
70-79 L 9 3-15
70-79 P 9 5-13
80-89 L 10 8-12
80-89 P 11 5-17

sil:

Indikator ha

< 14 detik : resiko jatuh rendah

≥ 14 detik : resiko jatuh tinggi


Tanggal : 27 Juli 2022

Test 1 :14 detik

Observasi : beresiko jatuh rendah

Tanggal : 28

Test 2 :14 detik

Observasi :beresiko jatuh rendah

Bandung,…../…./…….

……………………

Sumber:
Jacobs, M., & Fox, T. (2008). Using the “Timed Up and Go/TUG” test to predict risk of falls.Assisted Living
Consult.
MORSE FALL SCALE (MFS) / SKALA JATUH MORSE

Nama Klien : Ny T Tanggal : 27 Juli 2022

Usia : 68 tahun

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI


a. Riwayat jatuh: apakah lansia pernah jatuh Tidak 0 0

dalam 3 bulan terakhir? Ya 25


b. Diagnosa sekunder: apakah lansia memiliki lebih dari Tidak 0 15
satu penyakit
Ya 15
c. Alat Bantu jalan: 0

o Bed rest/ dibantu perawat 0


o Kruk / tongkat / walker 15
o Berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi, 30
lemari, meja)
d. Terapi Intravena: apakah saat ini lansia terpasang Tidak 0 0
infus?
Ya 20
e. Gaya berjalan/ cara berpindah: 0

o Normal 0
o Lemah (tidak bertenaga) 10
o Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 20

f. Status Mental 0

o Lansia menyadari kondisi dirinya 0


o Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
TOTAL NILAI 15
Bandung,…./…/……..

……………………

Keterangan:

Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan Tidak


berisiko : 0 - 24 (Perawatan dasar)
Risiko rendah : 25 - 50 (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar) Risiko
tinggi : ≥ 51 (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi)
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) (SHORT FORM)

Nama Klien : Ny T Tanggal : 27 Juli 2022

Usia : 68 tahun Tempat : rumah klien

Instruksi: Lingkari jawaban yang mengekspresikan perasaan klien dalam seminggu terakhir. Berikan
nilai sesuai dengan jawaban di kriteria penilaian.
NO PERTANYAAN JAWABAN NILAI
1. Apakah Bapak/Ibu sekarang ini merasa puas dengan Ya/Tidak 0
kehidupannya?
2. Apakah Bapak/Ibu telah meninggalkan banyak kegiatan Ya/Tidak 0
atau hobi akhir-akhir ini?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa hampa/kosong didalam hidup Ya/Tidak 0
ini?
4. Apakah Bapak/Iibu sering merasa bosan? Ya/Tidak 1
5. Apakah Bapak/Ibu merasa bersemangat di setiap waktu? Ya/Tidak 0
6. Apakah Bapak/Ibu merasa takut sesuatu yang buruk akan Ya/Tidak 0
terjadi pada Bapak/Ibu?
7. Apakah Bapak/Ibu merasa bahagia di setiap saat? Ya/Tidak 0
8. Apakah Bapak/Ibu merasa tidak berdaya? Ya/Tidak 0
9. Apakah Bapak/Ibu memilih untuk tinggal di rumah, Ya/Tidak 0
dibanding pergi keluar dan melakukan hal yang baru?
10. Apakah Bapak/Ibu akhir-akhir ini sering pelupa? Ya/Tidak 0
11. Apakah Bapak/Ibu berpikir bahwa hidup sekarang ini Ya/Tidak 0
menyenangkan?
12. Apakah Bapak/Ibu sering merasa tidak berharga akhir- Ya/Tidak 0
akhir ini?
13. Apakah Bapak/Ibu selalu bersemangat untuk beraktivitas? Ya/Tidak 0
14. Apakah Bapak/Ibu sering merasa sedih dan putus asa? Ya/Tidak
15. Apakah Bapak/Ibu merasa orang lain hidup lebih baik Ya/Tidak
dibanding Bapak/Ibu?
Total 1
Penilaian:

Berikan nilai 1 disetiap item yang menunjukkan jawaban di bawah ini:

1. Tidak 4. Ya 7. Tidak 10. Ya 13. Tidak


2. Ya 5. Tidak 8. Ya 11. Tidak 14. Ya
3. Ya 6. Ya 9. Ya 12. Ya 15. Ya
Interpretasi hasil

Skor 0-5 : Normal (tidak


depresi) Skor 6- 9 : Depresi ringan
Skor > 10 : Depresi berat
Mini Nutritional Assessment

Nama Klien : Ny T Jenis kelamin : perempuan

Usia : 68 tahun BB : 55 kg TB : 149 cm

Instruksi: lengkapi pernyataan dibawah ini dengan mengisi kotak berdasarkan angka sesuai dengan
kondisi klien. Jumlahkan semua point dan bandingkan dengan kategori yang tersedia.

Pengkajian Skor
A. Apakah asupan makanan klien berkurang dalam tiga bulan terakhir berhubungan 2
dengan kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, kesulitan mengunyah.
0= asupan makanan berkurang berat ‘severe’
1= asupan makanan berkurang moderat
2= tidak ada pengurangan asupan makan
B. Penurunan BB dalam tiga bulan terakhir 3
0 = penurunan BB lebih dari 3 kg
1 = tidak mengetahui
2 = kehilangan berat badan 1-3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
C. Mobilitas 2
0 = terbatas pada tempat tidur atau kursi
1 = dapat bangun dari tempat tidur tapi tidak dapat bergerak
bebas keluar ruangan.
2 = mobilitas bebas
D. Mengalami stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan terakhir 0
0 = Ya 2 = Tidak
E. Masalah kognitif dan saraf 2
0 = demensia atau depresi berat
1 = demensia ringan
2 = tidak ada masalah kognitif
F. Indeks Massa Tubuh ‘Body Mass Index’ 3
0 = BMI kurang dari 19
1 = BMI ≥ 19 < 21
2 = BMI ≥ 21 < 23
3 = BMI ≥ 23
JIKA BMI TIDAK DAPAT DITENTUKAN, ITEM TERSEBUT DAPAT DIGANTI DENGAN PENGUKURAN
LINGKAR BETIS ‘ÇALF CIRCUMFERENCE’
F2. Lingkar Betis (cm) 0
0 = LB < 31
3 = LB ≥ 31
Total Skor (Skor maksimal 14) 12
Kategori:

12- 14 : Nutrisi baik

8 -11 : Resiko malnutrisi


0-7 : Malnutrisi

PENGKAJIAN PHYSICAL ACTIVITY SCALE FOR ELDERLY (PASE) ‘AKTIVITAS FISIK LANSIA’
Petunjuk pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan teliti, untuk lansia yang tidak bisa
membaca dan menulis bisa dibacakan.
2. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur menurut pendapat anda sendiri.
3. Lengkapi pertanyaan di bawah ini dengan melingkari jawaban yang sesuai dengan
aktivitas anda.
Keterangan :

Tidak Pernah : Apabila anda Tidak Pernah melakukan pernyataan tersebut.


Jarang : Apabila anda Jarang melakukan pernyataan tersebut.

Kadang-kadang : Apabila anda Kadang-kadang melakukan pernyataan


tersebut.

Sering : Apabila anda Sering dengan pernyataan tersebut.

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Selama 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas dengan duduk
seperti membaca, menonton tv atau membuat kerajinan tangan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 2
(1) Jarang ( 1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 1a dan 1b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 1a dan 1b
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 1a dan 1b

1a. Aktivitas duduk apa yang Anda lakukan? Menonton TV

1b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas tersebut?

(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam


(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
2. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas fisik, seperti
berjalan- jalan di luar rumah?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 3
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 2a
(2) Kadang (3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 2a
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 2a

2a. Berapa lama rata- rata waktu yang Anda butuhkan untuk aktivitas fisik?

(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam


(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam

3. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas olahraga ringan
atau rekreasi, seperti memancing dari perahu atau dermaga atau aktivitas lain yang
sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 4
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b
(3) Sering ( 5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 3a dan 3b

3a. Aktivitas olahraga ringan apa yang Anda lakukan? Jalan jalan santai

3b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas
tersebut?

(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam


(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam

4. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering Anda melakukan aktivitas olahraga


moderat atau rekreasi, seperti senam, menari atau aktivitas lain yang sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 5
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
(2) Kadang (3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 4a dan 4b
4a. Aktivitas fisik apa yang Anda lakukan? Senam lansia

4b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas tersebut?

(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam


(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam

5. Selama 7 hari terakhir, seberapa sering melakukan aktivitas olahraga berat dan
kegiatan rekreasi seperti lari, berenang, bersepeda, atau aktivitas yang
sepadan?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 6
(1) Jarang ( 1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b
(2) Kadang ( 3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b
(3) Sering ( 5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 5a dan 5b

5a. Aktivitas apa yang Anda lakukan? Melakukan jalan santai

5b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas
tersebut?

(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam


(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam

6. Dalam 7 hari terakhir, seberapa sering anda melakukan latihan khusus untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, seperti angkat beban atau push up,
dan lain-lain ?
(0) Tidak pernah, lanjut ke pertanyaan nomor 7
(1) Jarang (1 – 2 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
(2) Kadang (3 – 4 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
(3) Sering (5 – 7 hari), lanjut ke pertanyaan 6a dan 6b
6a. Aktivitas apa yang Anda lakukan? Tidak pernah

6b. Rata-rata, berapa lama waktu yang Anda gunakan dalam melakukan aktivitas tersebut?

(1) Kurang dari 1 jam (3) 2 – 4 jam


(2) 1 – 2 jam (4) Lebih dari 4 jam
7. Selama 7 hari terakhir, apakah Anda sudah melakukan pekerjaan rumah
yang ringan, seperti membersihkan debu atau mencuci piring?
(1) Tidak
(2) Ya

8. Dalam 7 hari terakhir, apakah Anda melakukan pekerjaan rumah atau


pekerjaan berat, seperti mengepel lantai, membersihkan jendela atau
membawa kayu?
(1) Tidak
(2) Ya

9. Dalam 7 hari terakhir, apakah Anda terlibat dalam kegiatan berikut? Harap jawab
YA atau TIDAK untuk setiap item.
a. Aktivitas perbaikan rumah seperti mengecat dinding, YA /TIDAK

pekerjaan listrik, dll


b. Pekerjaan kebun atau perawatan halaman, termasuk YA /TIDAK
memotong kayu

c. Berkebun di luar ruangan YA / TIDAK


d. Merawat orang lain, seperti anak-anak, suami/istri, atau
YA / TIDAK
orang dewasa lainnya

10. Selama 7 hari terakhir, apakah Anda bekerja dengan bayaran atau sebagai
sukarelawan?
(1) Tidak
(2) Ya (lanjut ke pertanyaan 10.a dan 10.b)

10a. Berapa jam per minggu Anda bekerja untuk gaji dan atau sebagai sukarelawan?

Jam ………….
10b. Manakah dari kategori berikut yang paling menggambarkan jumlah aktivitas fisik yang
diperlukan pada pekerjaan Anda dan atau pekerjaan sukarelawan?

1) Duduk dengan sedikit gerakan lengan (Contoh: kerajinan tanganl)


2) Duduk atau berdiri dengan berjalan (Contoh: kasir toko, penjahit )
3) Berjalan dengan membawa benda-benda yang beratnya kurang dari 25 kg
(contoh: pelayan restoran, buruh pabrik)
4) Berjalan dan membawa benda-benda yang beratnya lebih dari 50 kg (contoh:
tukang kayu, tukang bangunan, dll)

Page | 58
Page | 59
TERAPI AKTIVITAS INDIVIDU / KELOMPOK

Topik : Senam lansia


Sasaran : Ny T
Hari/Tanggal : 04 Agustus 2022
Waktu : 14.00
Tempat : Rumah Ny T
Pelaksana : Mahasiswa STIK Immanuel Bandung

A. Latar Belakang (jelaskan secara singkat kenapa perlu dilakukan aktivitas ini;
kaitannya dengan masalah kesehatan lansia apa)
Hipertensi ini menyebabkan perlunya penanganan yang sesuai, karena jika
tidak segera ditangani akan menyebabkan komplikasi seperti jantung,
gangguan tidur, atau pecahnya pembuluh darah yang akan menyebab stroke.
Senam lansia sangat bermanfaat untuk mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional pada lansia dan dapat memperlancar proses
degenerasi karena perubahan usia.

B. Tujuan
Umum : setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama
1x30 menit diharapkan lansia dapat mempraktekkan senam lansia untuk
kesehatan dan kebugaran
Khusus :
1. Lansia dapat mengetahui pengertian senam lansia

2. Lansia dapat mengetahui manfaat senam lansia

3. Lansia dapat mengetahui langkah – langkah senam lansia

C. Metode
Ceramah dan demonstrasi

Page | 60
D. Media dan Alat

Media : Leaflet

Alat : Leaflet

E. Sasaran
Lansia RT 02 terutama pada Ny. T
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : Kamis 04 Agustus 2022

Tempat : Rumah Ny T

Page | 61
G. Setting Tempat
: Mahasiswaa

: Lansia

:Media Penyuluhan

H. Susunan Kegiatan
No Tahap Kegiatan
1 Pra Interaksi dan Apersepsi - Mengucapkan salam
(5 Menit )
- Melakukan kontrak waktu dengan
peserta
- Menjelaskan tujuan dan maksud dari
kegiatan dengan topik penting nya
Senam lansia untuk lansia yang
memiliki hipertensi
2 Interaksi - Penyampaian materi pentingnya
(20 Menit) senam lansia untuk lansia hipertensi
- Langkah – langkah senam lansia
- Demonstrasi senam lansia
3 Terminasi - Memberikan kesempatan kepada
(5 Menit ) klien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah melakukan
aktivitas kelompok
- Memberikan pujian atas apa yang
telah di ungkapkan
- Memberikan kesempatan untuk

Page | 62
No Tahap Kegiatan
klien bertanya tentang terapi yang
bersangkutan
- Penutup

I. Materi TAK
1. Pengertian Senam lansia hipertensi
Senam lansia adalah olahraga yang cocok bagi lansia karena gerakan di dalamnya
menghindari gerakan loncat-loncat (low impact), melompat, kaki menyilang, maju
mundur, menyentak-sentak namun masih dapat memacu kerja jantung-paru dengan
intensitas ringan-sedang. Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap
peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam
tubuh manusia setelah latihan teratur.

2. Manfaat senam lansia


a. Membantu menjaga kontrol otot untuk buang air.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.
c. Mengontrol kadar gula darah, sehingga bisa terhindar dari diabetes
d. Membangun kekuatan otot dan tulang, sehingga bisa mencegah osteoporosis.
e. Meningkatkan kelenturan tubuh.
f. Menjaga keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh.
g. Meningkatkan energi.
h. Mengurangi ketegangan dan kecemasan.
i. Meningkatkan kemampuan kognitif.
j. Mencegah despersi.
k. Meningkatkan hubungan sosial.
3. Langkah langkah senam lansia
Senam Lansia dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang dijelaskan, sebagai berikut:
a. Posisi berdiri tegak dengan posisi kaki lurus dan agak terbuka.

Page | 63
b. Gerakan peregangan leher
Jenis gerakan ini bisa menjadi salah satu bentuk latihan perengangan untuk lansia.
Gerakan ini dapat membantu meregangkan otot, meningkatkan kelenturan, serta
melatih persendian pada bagian leher. Untuk melakukannya, Anda hanya cukup
menolehkan kepala ke kanan dan kiri, menundukkan dan menegakkan kepala, serta
memiringkan kepala ke samping kanan dan kiri. Masing-masing gerakan kepala
dilakukan selama 8 kali.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan gerakan memutar leher. Caranya, secara
perlahan putar kepala Anda ke arah bahu kiri, tahan selama 5 detik, kemudian
kembali ke posisi awal. Lakukan hal yang sama ke arah bahu kanan. Adapun gerakan
ini bisa dilakukan dalam tiga putaran di setiap sisi.
c. Mengangkat lengan
Gerakan senam ini dapat membantu meningkatkan kekuatan bahu dan lengan lansia.
Jenis gerakan ini bisa Anda lakukan dalam posisi duduk atau sambil berdiri, dengan
tetap menjaga posisi kaki tegak di atas lantai. Untuk mempraktikkannya, tarik napas
perlahan kemudian angkat kedua lengan Anda ke atas kepala sambil
menghembuskan napas. Tahan posisi selama satu detik, kemudian turunkan lengan
sambil menarik napas kembali. Lakukan hal tersebut selama 10-15 kali.
Agar mendapatkan otot yang lebih kuat, Anda bisa mempraktikkan gerakan ini sambil
menggenggam barbel ringan atau barang lainnya. Selain itu, cara serupa juga bisa
Anda lakukan dengan menggerakkan lengan lurus ke depan atau merentangkannya
ke samping
d. Peregangan pinggang
Setelah leher dan lengan, area otot punggung dan pinggang lansia juga butuh
peregangan. Untuk mempraktikkannya, Anda perlu berdiri tegak dengan kaki terbuka
selebar pinggul dan posisi lengan berada pada samping badan. Kemudian, miringkan
badan Anda ke samping kanan, tahan selama dua detik dan kembali ke posisi semula.
Lakukan hal yang sama ke arah sisi kiri, hingga mengulang tiga kali untuk setiap sisi.
Selain memiringkan badan, Anda juga bisa meregangkan otot pinggang dengan

Page | 64
gerakan memutar pinggang. Anda hanya cukup memutar pinggang ke kanan dan
tahan selama kurang lebih 5 detik, lalu kembali ke posisi semula. Lakukan hal yang
sama dengan memutar pinggang ke sisi kiri Anda.
e. Berdiri satu kaki
Selain peregangan, gerakan senam ini juga bisa berupa latihan keseimbangan untuk
lansia. Cara ini bisa Anda praktikkan dengan melakukan gerakan berdiri satu kaki.
Untuk mempraktikkannya, Anda hanya cukup berdiri pada belakang kursi atau suatu
benda yang kokoh untuk Anda jadikan pegangan. Setelah itu, angkat satu kaki Anda
sambil tangan memegang benda yang ada pada depan Anda. Kemudian tahan posisi
selama 10 detik.
Lakukan gerakan yang sama dengan mengangkat kaki pada sisi lainnya. Ulangi selama
10-15 kali untuk masing-masing sisi kaki Anda.
f. Gerakan jinjit
Selain melatih keseimbangan kaki, gerakan ini memperkuat area betis dan
pergelangan kaki. Dengan kaki yang kuat, lansia dapat berjalan lebih mudah dan bisa
melakukan aktivitas fisik lainnya secara baik.
Untuk mendapatkan manfaat tersebut, Anda bisa melakukan gerakan jinjit. Caranya,
Anda hanya cukup berdiri di belakang kursi. Sambil berpegangan pada kursi tersebut,
tarik napas kemudian hembuskan napas sambil perlahan mengangkat tumit atau
melakukan jinjit setinggi mungkin.
Tahan posisi tersebut selama satu detik, kemudian tarik napas kembali sambil
menurunkan tumit Anda secara perlahan. Ulangi gerakan tersebut selama 10-15 kali.
Lalu istirahat sejenak dan lakukan kembali gerakan yang sama selama 10-15 kali lagi.

Daftar Pustaka
Arif M. 2017. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan Hipertensi. Jakarta: Media
Aesculapius FKU.

Page | 65
Liza, Merianti. Wijaya, Krisna. 2015. Pelaksanaan Senam lansia Untuk Menurunkan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Wherda Kasih Sayang Ibu Batu
Sangkar. Jurnal.
Kusuma, H., & Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.

Judith, M. W. (2014). Diagnosis Keperawatan edisi 10 Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria
Hasil NOC.

PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia.

PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia.

Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC, Hasil
NOC, Edisi 10. Jakarta : EGC.

J. Media TAK

Page | 66
Dokumentasi dalam pengkajian dan tindakan dalam senam lansia

Page | 67
Saat melakukan penyeluhan mengenai senam lansia untuk penderita hipertensi pada NY.T

Page | 68
Saat Ny T mengikuti senam lansia

Page | 69
Page | 70

Anda mungkin juga menyukai