Kelompok 2:
A. Faktor predisposes
1.Faktor perkembangan
2.Faktor sosiokultural
3.Faktor biologis
4.Faktor psikologis
5.Faktor genetik dan pola asuh
B. Faktor presipitasi
Seperti adanya rangsangan dari lingkungan, misalnya partisipasi klien dalam
kelompok, terlalu lama tidak diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan dan
juga suasana sepi atau terisolasi, sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi.
Penyebab Halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi yaitu :
01 02
03 04 dan 05
Tingkat Halusinasi
5. Tingkat I
6. Tingkat II
7. Tingkat III
8. Tingkat IV
Penatalaksanaan Medis
Menurut Keliat (2014), ada beberapa cara yang bisa dilatihkan kepada klien untuk
mengontrol halusinasi, meliputi :
Menghardik halusinasi
1.Menggunakan obat
2.Berinteraksi dengan orang lain
3.Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian
PEMBAHASAN KASUS
Kasus
Ny.S dibawa keluarga pada tanggal 16 November 2021 ke RSJ, keluarga mengatakan
pasien sering marah- marah sendiri, gelisah, susah tidur, mendengar suara – suara
bisikan setelah klien merasa kecewa dengan suami yang meninggalkan dirinya.
Suara yang ia dengar adalah suara pertengkaran saat mereka bersama.
Alasan Masuk :
Klien merasa mendengar suara atau bisikan dari mantan suaminya yang marah-marah.
Sering melamun dan berbicara sendiri. Pasien sering marah- marah saat mendengar
bisikan tersebut.
Faktor Predisposisi :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, tidak pernah
terjadi penganiayaan atau kekerasan, tidak ada keluarga klien yang mengalami
gangguan jiwa. Klien mengatakan suami meninggalkan dirinya untuk wanita yang
lebih kaya dari dirinya padahal dia sudah menjadi tulang punggung keluarga tetapi
tetap suaminya berselingkuh dan menikah lagi.
Pemeriksaan fisik
Tanda vital
TD : 120/90 mmHg
N : 76x/menit
S : 36,5° C
RR : 20x/menit
BB : 55 kg
TB : 147 cm
Bentuk kepala Simetris, kulit kepala cukup bersih tidak ada keluhan fisik
Konsep Diri
1.Citra Diri
2.Identitas Diri
3.Peran Diri
4.Ideal Diri
5.Harga Diri
Hubungan Sosial
a.Orang yang berarti
b.Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
c.Hambatan Berhubungan dengan orang lain :
Spiritual
Klien mengatakan sebelum dan sesudah sakit klien tetap berdoa hanya saja setelah di
RSJ hanya berdoa di ruangannya saja, tidak ke rumah ibadah.
Status Mental
1. ( ) Tidak Rapi ( ) Penggunaan Pakaian Tidak Sesuai
( √ ) Cara berpakaian seperti biasanya
2. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) inkoheran ( ) Apatis ( ) Lambat
(√) Membisu ( ) tidak mampu bicara
3. Aktivitas Motorik:
( ) Lesu ( ) Tegang (√) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
4. Alam perasaaan
(√ ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa ( ) Khawatir
( ) Gembira berlebihan.
5. lnteraksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah tersinggung
(√) Kontak mata ( ) Defensif ( ) Curiga
6. Persepsi / Halusinasi
( √ ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan ( ) Pengecapan ( ) Penghidu
Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( √ ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) reaksi lambat/berlebih ( ) Teknik
relaksasi ( ) bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) Olahraga ( ) mencederai diri/Orang
( ) Lainnya ( √ ) Marah-marah sendiri
Kurang pengetahuan tentang
(√ ) Penyakit jiwa ( ) system pendukung
( ) Faktor presipitasi ( ) penyakit fisik
( √ ) Koping ( ) obat-obatan
( ) lainnya :
Analisa Data
No Data Masalah