Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA HALUSINASI

Kelompok 2:

1. Angella Wylhellmina (1420119019) 7. Laurensia Wulandita Ansiga (1420119027)


2. Annita Dowansiba (1420119063) 8. Natalia Christiani Turnip (1420119051)
3. Anti Anisa Fitri (1420119010) 9. Silvi Putri Yantika (1420119030)
4. Ayu Sita Utami (1420119006) 10. Sister Elsa Riani Sitompul (1420119034)
5. Chyntia Daryanti (1420119050) 11. Yeri Dwi Astuti (1420119055)
6. Fitriyani (1420119007)
 
 
 
Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori
persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien
merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata
Keliat, (2011) dalam Zelika, (2015).
Etiologi
Faktor predisposisi klien halusinasi menurut (Damaiyanti dkk, 2012):

A. Faktor predisposes
1.Faktor perkembangan
2.Faktor sosiokultural
3.Faktor biologis
4.Faktor psikologis
5.Faktor genetik dan pola asuh

B. Faktor presipitasi
Seperti adanya rangsangan dari lingkungan, misalnya partisipasi klien dalam
kelompok, terlalu lama tidak diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan dan
juga suasana sepi atau terisolasi, sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi.
Penyebab Halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi yaitu :

01 02

Dimensi fisik Dimensi Emosional

03 04 dan 05

Dimensi Intelektual Dimensi Sosial dan Dimensi Spiritual


Rentang Respon
Halusinasi
Menurut Damayanti 2012, rentang respon halusinasi terbagi menjadi 3 respon yaitu
antara lain, sebagai berikut:

1. Respon adaptif 2. Respon psikososial 3. Respon maladaptif


meliputi:
Jenis Halusinasi
Jenis-jenis halusinasi menurut Trimelia (2011) :
1. Halusinasi Pendengaran (auditory)
2. Halusinasi Pengihatan (visual)
3. Halusinasi Penciuman (Olfaktori)
4. Halusinasi pengecapan (gustatory)
5. Halusinasi Perabaan (taktil)
Tanda dan Gejala

Stuart & Sudden dalam Yusalia (2015) :


Jenis Halusinasi Karakteristik dan tanda gejala

- Pendengaran Mendengar suara-suara / kebisingan, paling sering


suara kata yang jelas, mendengar perkataan bahwa
pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-
kadang dapat membahayakan

- Penglihatan Penglihatan dapat berupa sesuatu yang


menyenangkan /sesuatu yang menakutkan seperti
monster.

- Penciuman Membau bau-bau seperti bau darah, urine, fases


umumnya baubau yang tidak menyenangkan.

- Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine,


fases.

- Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa


stimulus yang jelas rasa tersetrum listrik yang datang
dari tanah, benda mati atau orang lain
Fase Halusinasi
1. FASE 1 : Comforting
2. FASE II : Condemning
3. FASE III : Controling
4. FASE IV : Conquering/panic

Tingkat Halusinasi
5. Tingkat I
6. Tingkat II
7. Tingkat III
8. Tingkat IV
Penatalaksanaan Medis

Menurut Keliat (2014) dalam Pambayun (2015), tindakan keperawatan untuk


membantu klien mengatasi halusinasinya dimulai dengan membina hubungan saling
percaya dengan klien.

Menurut Keliat (2014), ada beberapa cara yang bisa dilatihkan kepada klien untuk
mengontrol halusinasi, meliputi :
Menghardik halusinasi
1.Menggunakan obat
2.Berinteraksi dengan orang lain
3.Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian
PEMBAHASAN KASUS
Kasus
Ny.S dibawa keluarga pada tanggal 16 November 2021 ke RSJ, keluarga mengatakan
pasien sering marah- marah sendiri, gelisah, susah tidur, mendengar suara – suara
bisikan setelah klien merasa kecewa dengan suami yang meninggalkan dirinya.
Suara yang ia dengar adalah suara pertengkaran saat mereka bersama.
Alasan Masuk :
Klien merasa mendengar suara atau bisikan dari mantan suaminya yang marah-marah.
Sering melamun dan berbicara sendiri. Pasien sering marah- marah saat mendengar
bisikan tersebut.

Faktor Predisposisi :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, tidak pernah
terjadi penganiayaan atau kekerasan, tidak ada keluarga klien yang mengalami
gangguan jiwa. Klien mengatakan suami meninggalkan dirinya untuk wanita yang
lebih kaya dari dirinya padahal dia sudah menjadi tulang punggung keluarga tetapi
tetap suaminya berselingkuh dan menikah lagi.
 
Pemeriksaan fisik
Tanda vital
TD : 120/90 mmHg
N : 76x/menit
S : 36,5° C
RR : 20x/menit
BB : 55 kg
TB : 147 cm
Bentuk kepala Simetris, kulit kepala cukup bersih tidak ada keluhan fisik
Konsep Diri
1.Citra Diri
2.Identitas Diri
3.Peran Diri
4.Ideal Diri
5.Harga Diri
Hubungan Sosial
a.Orang yang berarti
b.Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
c.Hambatan Berhubungan dengan orang lain :
 
Spiritual
Klien mengatakan sebelum dan sesudah sakit klien tetap berdoa hanya saja setelah di
RSJ hanya berdoa di ruangannya saja, tidak ke rumah ibadah.
Status Mental
1. ( ) Tidak Rapi ( ) Penggunaan Pakaian Tidak Sesuai
( √ ) Cara berpakaian seperti biasanya
2. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) inkoheran ( ) Apatis ( ) Lambat
(√) Membisu ( ) tidak mampu bicara
3. Aktivitas Motorik:
( ) Lesu ( ) Tegang (√) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif

4. Alam perasaaan
(√ ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa ( ) Khawatir
( ) Gembira berlebihan.
5. lnteraksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah tersinggung
(√) Kontak mata ( ) Defensif ( ) Curiga
 
6. Persepsi / Halusinasi
( √ ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan ( ) Pengecapan ( ) Penghidu
Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( √ ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) reaksi lambat/berlebih ( ) Teknik
relaksasi ( ) bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) Olahraga ( ) mencederai diri/Orang
( ) Lainnya ( √ ) Marah-marah sendiri
 
Kurang pengetahuan tentang
(√ ) Penyakit jiwa ( ) system pendukung
( ) Faktor presipitasi ( ) penyakit fisik
( √ ) Koping ( ) obat-obatan
( ) lainnya :
Analisa Data
No Data Masalah

1 DS: Gangguanpersepsi sensori:


Pasien mengatakan sering halusinasi pendengaran
mendengar bisikan suara
saat ingin tidur dan saat
sendiri, isi suara tersebut
yaitu pertengkaran dirinya
dan suaminya yang ingin
menikah lagi
DO:
1. Klien terlihat sering
berbicara
sendiri, senyum sendiri
dan marah-marah saat
sendirian.
Diagnosa Keperawatan

Gangguan presepsi sensori : Halusinasi


Intervensi Keperawatan
  DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN  
NO KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPRAWATAN

 1 Gangguan persepsi Klien mampu 1. Klien mampu mengenal Sp 1 :


sensori : halusinasi mengontrol halusinasinya  
pendengaran halusinasinya. 2. Klien mampu Mengontrol  Identifikasi isi, frekuensi,
halusinasi dengan cara waktu terjadi, situasi
menghardik pencetus, perasaan dan
3. Klien mampu mengontrol respon halusinasi.
halusinasi dengan makan  Kontrol halusinasi
obat teratur dengan cara menghardik
4. Klien mampu mengontrol Sp 2 : Kontrol halusinasi dengan
halusinasi dengan makan obat teratur
bercakap-cakap dengan
orang lain Sp 3 : Kontrol halusinasi
5. Klien mampu mengontrol dengan bercakap-cakap
halusinasi dengan dengan orang lain
melakukan kegiatan
Sp 4 : Kontrol halusinasi
terjadwal.
dengan melakukan kegiatan
terjadwal.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
Selasa, 16-11-2021 Gangguan persepsi sensori : Sp 1 :
halusinasi pendengaran   S: klien mengatakan
15.00  Mengidentifikasi isi,
mendengar suara-suara
frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, bisikan
perasaan dan respon
halusinasi. O: Klien tidak mampu
 Mengontrol halusinasi mengenal halusinasinya
dengan cara menghardik
A: Perubahan persepsi
Sp 2 : mengontrol halusinasi
sensori : Halusinasi
dengan makan obat teratur
pendengaran (+)
Sp 3 : mengontrol halusinasi P: Intervensi dilanjutkan
dengan bercakap-cakap
dengan orang lain Melatih mengontrol
Sp 4 : mengontrol halusinasi halusinasi dengan
dengan melakukan kegiatan menghardik
terjadwal.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai