Anda di halaman 1dari 30

KEPERAWATAN JIWA

DENGAN HALUSINASI DAN ANSIETAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

ASWATIH RATIH
ERNA KARISATIL A’LA
FARADITA E.P MALAN
SISKA MARIANA
SRI GUSTINA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


Jl. RA Kartini No.66, Margahayu, Kec. Bekasi Timur
Kota Bekasi, Jawa Barat 17113
PENGERTIAN HALUSINASI
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari
suatu obyek rangsangan dari luar, gangguan
persepsi sensori ini meliputi seluruh
pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu
gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penciuman.
Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada. Pasien gangguan jiwa mengalami
perubahan dalam hal orientasi realitas (Yusuf,
PK, & Nihayati, 2015).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang


dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa
stimulus yang nyata Keliat, (2011) dalam Zelika, (2015).
RENTANG RESPON HALUSINASI
ETIOLOGI
Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi

Faktor pengembangan (kurangnya Dimensi fisik (kelelahan yang luar biasa)


mengontrol emosi dan keharmonisan
keluarga)
Dimensi emosional (Perasaan cemas yang
berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
Faktor sosiokultural diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi)

Faktor biokimia Dimensi Intelektual (individu dengan halusinasi


(ketidaksembangan asetil kolin dan akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi
dopamin) ego)

Faktor psikologis (Tipe kepribadian Dimensi sosial


yang lemah tidak bertanggung jawab
akan mudah terjerumus pada penyelah
gunaan zat adaptif) Dimensi spiritual (sering memaki takdir tetapi
lemah dalam upaya menjemput rejeki,
memyalahkan lingkungan dan orang lain yang
Faktor genetik dan pola asuh menyebabkan takdirnya memburuk)
KLASIFIKASI HALUSINASI
Klasifikasi halusinasi terbagi menjadi 5 menurut Yusuf (2015) :

Halusinasi Pendengaran

Halusinasi Penglihatan

Halusinasi Penciuman

Halusinasi Pengecapan

Halusinasi Perabaan
MANIFESTASI KLINIS HALUSINASI
Jenis Halusinasi Data Subjektif Data Objektif

Halusinasi 1. Klien mengatakan mendengar 1. Klien tampak bicara sendiri.


suara atau kegaduhan. 2. Klien tampak tertawa sendiri.
Pendengaran 2. Klien mengatakan mendengar 3. Klien tampak marah- marah tanpa
(Auditory - suara yang mengajaknya untuk sebab.
bercakap-cakap. 4. Klien tampak mengarahkan
hearing voices 3. Klien mengatakan mendengar telinga ke arah tertentu.
or sounds) suara yang menyuruhnya untuk 5. Klien tampak menutup telinga.
melakukan sesuatu yang 6. Klien tampak menunjuk-nunjuk
berbahaya. kearah tertentu.
4. Klien mengatakan mendengar 7. Klien tampak mulutnya komat
suara yang mengancam diri nya kamit sendiri.
atau orang lain.
Halusinasi 1. Klien mengatakan 1. Klien tampaktatapan mata pada
melihat seseorang yang sudah tempat tertentu.
Penglihatan meninggal, melihat makhluk 2. Klien tampak menunjuk nunjuk
(Visual - seeing tertentu, melihat bayangan hantu kearah tertentu.
atau sesuatu yang menakutkan. 3. Klien tampak ketakutan pada
persons or objek tertentu yang dilihat.
things)
MANIFESTASI KLINIS HALUSINASI
Jenis Data Subjektif Data Objektif
Halusinasi
Halusinasi 1. Klien mengatakan mencium sesuatu 1. Klien tampak
Penghidu seperti : bau mayat, bau darah, bau bayi, bau mengarahkan hidung pada tempat
(Olfactory - feses, atau bau masakan, parfum yang tertentu.
smeeling menyenangkan. 2. Ekspresi wajah klien tampak
odors) 2. Klien mengatakan sering mencium bau seperti
sesuatu. mencium sesuatu
dengan gerakan cuping
hidung.
Halusinas 1. Klien mengatakan ada sesuatu 1. Klien tampak mengusap,
i yang menggerayangi tubuh seperti menggaruk garuk, meraba-raba
Perabaan tangan, binatang kecil, atau makhluk permukaan kulitnya.
(Tactile - halus. 2. Klien tampak menggerak-
feeling 2. Klien mengatakan merasakan sesuatu di gerakkan tubuhnya seperti
bodily permukaan kulitnya seperti merasakan merasakan sesuatu merabanya.
MANIFESTASI KLINIS HALUSINASI

Jenis Data Subjektif Data Objektif


Halusinasi
Halusinasi 1. Klien mengatakan merasakan makanan 1. Klien tampak seperti mengecap
Pengecapan tertentu, rasa tertentu, atau mengunyah sesuatu.
(Gustatory- tertentu padahal tidak ada yang sedang 2. Klien tampak sering meludah.
experiencing dimakannya. 3. Klien tampak mual atau
tastes) 2. Klien mengatakan merasakan minum muntah.
darah, nanah.
Mekanisme Koping Halusinasi

Proses untuk menghindari stress,


REGRESI seperti perilaku menjasdi malas
beraktifitas sehari-hari

Mengalihkan tanggung jawab


pada orang lain, mencurahkan
PROYEKSI emosi pada orang lain karena
kesalahan yang dilakukan diri
sendiri

menghindar sumber stressor, perilaku


MENARIK apatis, mengisolasi diri, tidak berminat,
DIRI sering disertai rasa takut dan
bermusuhan
PENATALAKSANAAN HALUSINASI
Psikofarmakoterapi :
haloperidol (HLP), serenace, ludomer,
chlorpromazine (CPZ), largactile, promactile

MEDIS Terapi SomatiS : meliputi pengikatan, ECT,


isolasi dan fototerapI

Isolasi, terapi kejang listrik


Terapi deprivasi tidur : mengurangi jumlah jam tidur klien
sebanyak 3,5 jam

1. Tindakan Keperawatan Generalis : menghardik,


bercakap- cakap, mendengarkan musik,
membaca, menonton TV, rekreasi, bernyanyi,
KEPERAW teknik relaksasi atau nafas dalam.
2. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
ATAN 3. Tindakan Keperawatan Spesialis
4. Komunikasi Terapeutik Pada Klien Gangguan Jiwa
(Halusinasi)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HALUSINASI
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama/Alasan MasukFaktor Predisposisi
3. Faktor Predisposisi meliputi Apakah pernah mengalami gangguan jiwa pada
masa lalu, melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, mengalami
penolakan dari keluarga dan lingkungan, mengalami kejadian/traum
4. Pemeriksaan fisik
meliputi TTV, Tinggi badan, serta keluhan fisik
5. Psikososial : genogram, konsep diri, hubungan sosial, spiritual, kegiatan
ibadah
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Masalah psikososial dan lingkungan
9. Pengetahuan
POHON MASALAH KEPERAWATAN

Resiko Perilaku Kekerasan


Effect

Gangguan Persepsi Sensori :


Halusinasi

Isolasi Sosial
Core Problem
Causa
ANALISA DATA
Masalah Data Subjektif Data Objektif
Keperawa
tan
Gangguan 1. Klien mengatakan mendengar suara 1. Klien tampak bicara sendiri
Persepsi atau kegaduhan 2. Klien tampak tertawa sendiri
Sensori : 2. Klien mengatakan mendengar suara 3. Klien tampak marah-marah tanpa
Halusinasi yang mengajaknya untuk bercakap- sebab
Pendengar cakap 4. Klien tampak mengarahkan telinga
an 3. Klien mengatakan mendengar suara ke arah tertentu
yang menyuruhnya untuk melakukan 5. Klien tampak menutup telinga
sesuatu yang berbahaya 6. Klien tampak menunjuk-nunjuk
4. Klien mengatakan mendengar suara kearah tertentu
yang mengancam dirinya atau orang 7. Klien tampak mulutnya komat-
lain kamit sendiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis Keperawatan keperawatan yang mungkin


muncul pada halusinasi :
1. Resiko perilaku kekerasan.
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran
3. Gangguan isolasi sosial : menarik diri.
4. Harga Diri Rendah.
5. Koping Individu Tidak Efektif
STRATEGI PELAKSANAAN
Dx Kep Strategi keperawatan
Gangguan SP 1 :
Persepsi 1. Bantu klien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi
Sensori: pencetus, perasaan saat terjadi halusinasi).
Halusinasi 2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
4. Peragakan cara menghardik.
5. Minta pasien memperagakan ulang.
6. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian klien.
SP 2 :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1), Berikan Pujian.
2. Latih cara mengontrol halusinasi bercakap-cakap dengan orang lain saat
terjadi halusinasi.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, dan bercakap-
cakap.
STRATEGI PELAKSANAAN
Dx Kep Strategi keperawatan
Gangguan SP 3 :
Persepsi 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, dan SP 2), Berikan Pujian.
Sensori: 2. Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi.
Halusinasi 3. Diskusikan kegiatan/kemampuan positif yangbiasa dilakukan oleh
klien.
4. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan).
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, bercakap-cakap
dan kegiatan harian
SP 4 :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, SP 2, dan SP 3), Berikan Pujian.
2. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
3. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
4. Jelaskan akibat bila putus obat.
5. Jelaskan prinsip 6B (jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum
obat).
6. Latih klien minum obat.
7. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, bercakap-cakap,
kegiatan harian dan minum obat.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah
dibuat dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri maupun
kolaboratif (Damaiyanti, 2014).
Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan perawat perlu
menvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai
dengan kondisi klien pada saat ini (here and now) dan sebelumnya harus dilakukan
kontrak dengan klien.

EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut Keliat (2014), evaluasi terhadap masalah keperawatan halusinasi meliputi
kemampuan pasien dan keluarganya serta kemampuan keluarga dalam merawat pasien
halusinasi. Beberapa hal yang harus dievaluasi adalah sebagai berikut (Trimelia, 2011):
1. Apakah klien dapat mengenal halusinasinya,
2. Apakah klien dapat mengungkapkan perasaannya ketika halusinasi muncul.
3. Apakah klien dapat mengontrol halusinasi dengan
4. Apakah keluarga dapat mengetahui pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, dan cara- cara merawat pasien halusinasi.
5. Apakah keluarga dapat merawat pasien langsung dihadapan pasien.
6. Apakah keluarga dapat membuat perencanaan follow up dan rujukan pasien
KEPERAWATAN JIWA
DENGAN ANSIETAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

ASWATIH RATIH
ERNA KARISATIL A’LA
FARADITA E.P MALAN
SISKA MARIANA
SRI GUSTINA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


Jl. RA Kartini No.66, Margahayu, Kec. Bekasi Timur
Kota Bekasi, Jawa Barat 17113
PENGERTIAN

• Ansietas adalah kondisi emosi dan


pengalaman subyektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat
antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk
menhadapi ancaman (PPNI, 2016).
Ansietas merupakan perasaan tidak tenang
yang samar – samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang
disertai suatu respons (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu)
(Yusuf, Fitryasari, & Tristiana, 2019).
RENTANG RESPON ANSIETAS
ETIOLOGI
Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi

Peristiwa Traumatik Ancaman terhadap integritas fisik

Konflik Emosional
Ancaman terhadap harga diri
Konsep diri terganggu

Frustasi

Gangguan fisik

Pola mekanisme koping keluarga

Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga

Medikasi yang dapat memicu terjadinya


kecemasan
MANIFESTASI KLINIS ANSIETAS
Menurut Anggraini & Oliver (2019) kecemasan mempunyai ciri-ciri tersendiri,
diantaranya :
kegelisahan, kegugupan, tangan
FISIK atau anggota tubuh lain yang
bergetar atau gemetar

perilaku menghindar, perilaku


melekat dan dependen dan
BEHAVIOR perilaku terguncang

khawatir tentang sesuatu,


perasaan terganggu akan
KOGNITIF ketakutan atau apprehensi
terhadap sesuatu yang terjadi
di masa depan
PENATALAKSANAAN HALUSINASI

Obat anti kecemasan nonbenzodiazepine,


FARMAKOL seperti buspiron (Buspar) dan berbagai
OGIS antidepresan juga digunakan

1. Distraksi
dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-
NON hal lain sehingga Klien akan lupa terhadap
cemas yang dialami
FARMAKO
LOGIS 2. Terapi Relaksasi
dapat berupa relaksasi, meditasi, relaksasi
imajinasi dan visualisasi serta relaksasi progresif
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANSIETAS
1. Pengkajian Keperawatan
Identitas Klien
Keluhan Utama/Alasan Masuk
Riwayat Penyakit Sekarang
2. Faktor Predisposisi
Faktor perkembangan Hambatan perkembangan, Faktor sosial budaya, Faktor
psikologis, Faktor psikologis , Faktor biologis , Faktor genetik Gangguan orientasi
realitas
3. Faktor presipitasi
Stresor sosial budaya stres dan kecemasan , Faktor biokimia, Faktor psikologis
intensitas kecemasan yang eksterm dan berkepanjangan ,
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis Keperawatan keperawatan yang mungkin


muncul pada Ansietas :
1. Ansietas b.d defisit pengetahuan .

2. Gangguan Pola Tidur b.d kurang kontrol tidur

3. Defisit pengetahuan
.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx Kep Strategi keperawatan


Gangguan 1.SP 1 : Membina hubungan saling
kecemasan percaya
(ansietas 2.SP 2 : Mengidentifikasi ansietas atau
kecemasan
3.SP 3 : Mengidentifikasi cara
mengatasi kecemasan dengan teknik
relaksasi
4.SP 4 :Mampu memperagakan dan
menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi kecemasan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Menurut Keliat (2012) implementasi keperawatan disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan dengan memperhatikan dan
mengutamakan masalah utama yang aktual dan mengancam integritas
klien beserta lingkungannya. Sebelum melaksanakan tindakan
keperawatan yang sudah direncanakan, perawat perlu menvalidasi
apakah rencana tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai
dengan kondisi klien pada saat ini
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi proses atau pormatif dilakukan setiap selesai melakukan tindakan. Evaluasi
dapat dilakukan dengan menggunakan SOAP sebagai pola pikirnya (Keliat dan
Akemat, 2010).
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi keperawatan yang telah dilaksanakan.
O : Respon objektif keluarga terhadap tindakan keperawatan yang telah di
laksanakan.
A : Analisa ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradikdif dengan
masalah yang ada
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasar hasil analisa pada respon keluarga.
DAFTAR PUSKTAKA
file:///C:/Users/Sigit%20N/Downloads/Asuhan%20Keperawatan%20Jiwa%20Dengan%20Masalah%20Halusin
asi.pdf
Hulu, E. K., & Pardede, J. A. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Di
Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. Jurnal Keperawatan, 2(1),12.
https://ebooks.gramedia.com/id/buk
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17210193069/BAB_II_TINAJUAN_TEORI.pdf
u/asuhan-keperawatan-klien-halusinasi
https://books.google.co.id/books?id=PFnYDwAAQBAJ&pg=PA112&source=gbs_tocr&cad=3#v=onepage&q&f
=false
https://www.academia.edu/18860295/ASKEP_PSIKOSOSIAL_ANSIETAS_
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17210193069/BAB_II_TINAJUAN_TEORI.pdf
Li. (2021). Tingkat Kecemasan Menurun Setelah Diberikan Terapi Hipnotis Lima Jari pada Pasien Preoperatif.
Jurnal Keperawatan, 13(1), 265-272.
Pardede, J. A. (2020). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Kecemasan
Pardede, J. A., Keliat, B. A., Damanik, R. K., & Gulo, A. R. B. (2020). Optimalization of Coping Nurses to
Overcoming Anxiety in the Pandemic of Covid- 19 in Era New Normal. Jurnal Peduli Masyarakat, 2(3), 105-
112.https://doi.org/10.37287/jpm.v2i3.128
Pardede, J. A., & Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The Level of Preschool Children Anxiety
in the Intravenous Installation. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia,
8(3),223-234.
Stuart, G.W, Buku Saku Keperawatan Jiwa, 2013
Stuart, Keliat & Pasaribu (2016). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia
(Buku 1). Singapura:Elsevier

Anda mungkin juga menyukai