Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang di tandai dengan adanya alam perasaan
yang meluas,meningkat,bersemangat atau mudah tersinggung.respon ini dapat di
tunjukkan dengan prilaku hiperaktif, banyak bicara, tertawa berlebihan dan
penyimpangan herpes.( Rachmawati N. 2002).
Depresi dapat disebut melankolia adalah suatu keadaan dan berduka yang
berkepanjangan atau abnormal.( Rachmawati N. 2002).
1
2) Kognitif : ambisi mudah terpengaruh, mudah beralih perhatian, waham kebosanan.
3) Fisik : gangguan tidur, nutrisi tidak adekuat, peningkatan aktivitas, dehidrasi.
4) Tingkah laku : agresif, aktivitas motorik meningkat, kurang perawatan, seks
berlebihan dan bicara bertele-tele.
2
Keterangan Dari bagan di Atas:
3
1. Mood episode
a. Mayor depressive episode
Untuk diagnosis kelompok ini terdapat lima atau lebih gejala-gejala yang di
tampilkan selama periode dua minggu dan menampilkan perubahan fungsi dari fungsi
sebelumnya paling sedikit dari gejala tersebut adalah salah satu dari dua hal berikut :
1. Perasaan depresif
2. Kehilangan ketertarikan terhadap kesenangan
b. Manic episode
Manic episode ditandai dengan periode gangguan yang nyata dan peningkatan
secara menetap, meluap-luap atau mood yang mudah terangsang selama satu minggu
(atau beberapa periode saat dirumah sakit juga penting). Selama periode gangguan, tiga
atau lebih gejala-gejala berikut telah menetap dan telah nampak dalam tingkat yang
berarti :
1. Melambungnya harga diri.
2. Menurunnya kebutuhan untuk tidur.
3. Lebih banyak bicara dibanding biasanya.
4. Ide yang meloncat perhatian yang mudah teralih.
5. Peningkatan dalam perilaku yang bertujuan.
6. Keterlibatan yang berlibihan yang mengakibatkan cidera.
d. Tipe lainnya
Tipe lainnya dari episode mood meliputi mixed episode dan hypomanic episode
pada mixed episode, kriterianya merupakan perpaduan antara manic episode dan mayor
depressive episode. Sedangkan pada hypomanic episode secara jelas menunjukkan
meningkatkan mood yang berbeda dari mood non depressive yang biasa tetapi tidak
dikelompokkan sebagai episode manic.
2. Depressive disorders
a. Mayor Depressive Disorder
mayor dapat berupa episode berulang atau episode tunggal.
b. Dysthymic Disorder
dalam diagnostic and staticial manual of mental disorder kondisi kelompok ini
dikenal dengan depressi neurosis.
4
3. Bipolar Disorders
a. Bipolar disordes
Klien dengan type biplar mendemonstrasukan kekuatan (strong), meluap luap
(exaggregated) dan menggambarkan siklus irama mood (cyclid mood swings).
b. Cyclothynic disordes
Individu dengan kelainan cyclothnic cenderung untuk mengalami irama mood di
antara exhilaration and depresion ( kerianggan dan depresif).
B. GANGGUAN AFEK DAN EMOSI
Afek ialah “nada” perasaan, menyenangkan atau tidak (seperti kekecewaan, kasih-sayang),
yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama dan kurang disertai oleh
komponen fisiologik. Emosi ialah manifestasi afek ke luar dan disertai oleh banyak
komponen fisiologik, lagi pula biasanya berlangsungrelatif tidak lama (misalnya :
ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan). Kadang-kadang istilah afek dan emosi
itu dipakai secara bergantian.
Afek dan emosi yang melekat pada existensi manusia (boleh dinamakan afek dan emosi
existensial) adalah normal dan merupakan dorongan baginya (umpamanya kebanggaan,
kegembiraan, ketakutan dalam batas-batas tertentu). Bilamana afek dan emosi itu sudah
begitu keras, sehingga fungsi individu itu terganggu, maka dikatakan telah terjadi
gangguan afek atau emosi yang dapat berupa :
Depresi : dengan komponen psikologik, misalnya : rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal,
kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis dan komponen
somatik, misalnya : anorexia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan
nadi menurun sedikit. Bila gangguan tidur, anorexia atau berkurangnya semangat
bekerja/bergaul dan nafsu sexual timbul bersamaan, maka ingatlah akan adanya depresi.
Ada jenis depresi dengan penarikan diri dan ada pula dengan kegelisahan.
Kecemasan (anxiety) : dapat dibedakan kecemasan (tidak jelas cemas terhadap apa) dari
ketakutkan atau “fear” (jelas atau tahu takut terhadap apa). Komponn psikologiknya
dapat berupa : khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, lekas terkejut,
sedangkan komponen jenis somatiknya misalnya : palpitasi, keringat dinginpada telapak
5
tangan, tekanan darah meninggi, respons kulit terhadap aliran listrik galvanik berkurang,
peristaltik bertambah, lekositosis.
Kecemasan itu sangat mengganggu homeostasisdan fungsi individu, karena itu perlu
dihilangkan segera dengan berbagai macam cara penyesuaian diri yang berorientasi
kepada tugas. Bila dipakai beberapa mekanisme pembelaan ego, terutama represi, maka
kecemasan itu akan hilang, tetapi timbul lagi dengan manifestasi yang lain dan terjadilah
gangguan jiwa. Kecemasan itu dapat berupa :
Orang dengan nerosa cemas tidak jarang mimpinya bertema ketakutan, ia dapat menjerit,
dan terbangun karenanya. Tema mimpi berbagai macam : tema kesedihan (kematian,
dikunjungi orang yang sudah meninggal, kehilangan, perpisahan, jatuh sakit, dan
sebagainya), tema ketakutan, tema kegembiraan dan tema kejadian sehari-hari, tetapi
dihiasi dengan banyak variasi.
1. Kecemasan yang mengambang (free floating anxiety) : kecemasan yang menyerap dan
tidak ada hubungannya dengan suatu pemikiran
2. Agitasi : kecemasan yang disertai kegelisahan motorik yang hebat
3. Panik : serangan kecemasan hebat dengan kegelisahan, kebingungan dan hiperaktivitas
yang tidak terorganisasi
Eforia : rasa riang gembira, senang, bahagia yan berlebihan, bila tidak sesuai dengan keadaan
maka ini menunjukkan gangguan jiwa, jika lebih keras lagi dinamakan “elasi” dan jika
keras sekali dinamakan “exaltasi”
Anbedonia : ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan
aktivitas yang biasanya menyenangkan baginya
Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan
Kedangkalan : kemiskinan afek dan emosi secara umum (berkurang secara kantitatif); dapat
digambarkan juga sebagai “datar”, “tumpul”, atau “dingin” yang sama maksudnya; istilah-
istilah ini tidak menunjukkan gradasi. Umpamanya kedangkalan emosi ialah tidak atau
hanya sedikit merasa/ kelihatan gembira atau sedih dalam keadaan atau mengenai sesuatu
hal yang benar-benar menggembirakan atau menyedihkan.
Afek dan emosi yang tak wajar : tak patut atau tak wajar dalam situasi tertentu
(terganggusecara kwalitatif), umpamanya ketawa terkikih-kikih waktu wawancara. Bila
6
extrim akan menjadi “inadequate”, yaitu afek dan emosi yang bertentangan dengan
keadaan atau isi pikiran dan dengan isi bicara.
Afek dan emosi yang labil : berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik,
umpamanya tiba-tiba marah-marah atau menangis
Variasi afek dan emosi sepanjang hari : (variasi diurnal) : perubahan afek dan emosi mulai
sejak pagi sampai malam hari. Umpamanya, pada psikosa manik-depresif maka jenis
depresinya lebih keras pada pagi hari dan menjadi lebih ringan pada sore hari
Ambivalensi :emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang, suatu
obyek atau suatu hal
Apati : berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau terhadap semua hal dengan
disertai rasa terpencil dan tidak perduli. Istilah apati dipakai juga untuk menunjukkan
tingkat menurunnya kesadaran
Amarah, kemurkaan atau permusuhan sering dinyatakan dalam sifat agresif. Bila
ditunjukkan kepada pemecahan masalah dan dipakai sebagai pembelaan terhadap suatu
seranga yang nyata, maka agresi itu konstruktif sifatnya. Agresi itumenjadi patologik bila
tidak realistik, menghancurkan dirinya sendiri, tidak ditujukan kepada pemecahan masalah
dan jika merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan .
7
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
1. Aktivitas atau istirahat
Letih, penurunan tingkat energy, gangguan pola tidur, distemia, trauma,
ketidakberdayaan, perasaan tidak semangat
2. Integritas ego
Perasaan tidak berharga, pernyataan merusak diri, adanya tanda tidak nyata
tentang makna diri/focus pada diri terus menerus, kesedihan, perasaan tidak berdaya,
putus asa, pesimis,peka,marah berlebih
3. Eliminasi
Konstipasi dan retensi urin dapat muncul
4. Makan atau minum
Penurunan/peningkatan nafsu makan disertai perubahan signifikan pada BB
5. Higine
Tidak memperhatikan kebuhan perawataan pribadi dan penampilan yang tidak
terplihara, bau badan, sikap tubuh bermalas – malasan
6. Neurosensoris
Perasaan atau alam perasaan bersedih, dengan kehilangan minat/kesenangan pada
aktivitas yang biasa dilakukan. Pikiran dengan konsentrasi buruk dan penurunan memori,
tidak bisa memutuskan, ide bunuh diri.
7. Interaksi Sosial
Kesulitan memulai aktivitas, menarik diri misal di dalam rumah atau tetap dalam
ruang
8. Pengajaran atau Pembelajaran
Riwayat keluarga depresi; rata-rata kejadian yang tinggi adalah
alkoholisme/penyalahgunaan obat lain
8
2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
9
Tindakan / Intervensi Rasional
Mandiri
1. Indentifikasi derajar resiko /potensi 1.Derajat keputusasaan yang diekspresikan
untuk bunuh diri melalui pertanyaan oleh klien adalah indikator penting
langsung ( mis. “Apakah anda prnah keparahan depresi dan resiko bunuh diri.
berpikir tentang bunuh diri?”). kaji Semakin matang rencana yang
keparahan tendesnsi bnuh diri, terpikirkan, semakin tingginkesempatan
perhatikan perlaku misalnya bahasa untuk menyelesaikannya. Klien impulsif
tubuh,ancaman, membuang barang- lebih suka untuk berusaha bunh diri
barang mliknya,usaha bunuh diri yang tanpa memberi tanda-tanda, termasuk
terdahulu, adanya halusinansi atau delusi. klien dengan pikiran psikotik yang
(Gunakan skala 1-10 dan sangat beresiko jika halusinasi atau
prioritaskanperawatan). delusi mendorong klien melukai diri
sendiri.
2. Evaluasi kembali potensi unuk bunuh 2. Lebih dari setengah kasus bunuh diri
diri secara periodik pada waktu tertentu. pada klien yang dihospitalisai terjadi di
( mis. Selama perubahan alam perasaan, luar Rumah Sakit, sewaktu mereka pergi
pada awal dari/perubahan pada program atau selama ketidakhadiran tanpa
pengobatan). pengawasan. Resiko tertinggi adalah
ketika klien memiliki ide atau energi
untuk bertindak.
3. Lakukan tindakan pencegahan bunuh 3. Mengomunikasikan perhatian dan
diri, misal jelaskan pada klien bahwa memberi perasaaan terlindungi.
Anda memperhatikan keselamatan dan
membantu untuk tetap measa aman.
4. Ciptakan kontrak waktu yang spesifik 4. Mendokumentasikan tindakan yang
tentang apa yang klien dan perawat akan diambil untuk mencegah bunuh diri dan
berikan untuk keamanan klien. respon klien. Hal ini juga akan
Tempatkan pada daftar file dan berikan meningkatkan komunikasi dan dapat
satu lembar salinan untuk disimpan klien. membantu klien menyadari bahwa orang
10
lain peduli apa yang terjadi.
Kolaborasi
1. Beri pengobatan sessuai indikasi : mis. 1. Penghambat ambilan ulang serotonik dan
SSRI: fluoksetin (Prozac), fluvoksamin antidepresan siklik secara umum
(Luvox), paroksetin (Paxil), sertralin dipertimbangkan paling mudah dan
(Zaloft) ; trisiklik, mis: amitriptilin paling aman untuk mengatur depresan
(Elavil), desipramin (Norpramin), dan karena itu dimulai terlebih dahulu.
doksepin (Sinequan), heterosiklik, mis: Jika respons tidak terlihat dalam 4 – 6
amoksapin (Asendin, bupropion minggu, MAOI mungkin sebagai obat
(Wellbutrin); penghambat oksidase pilihan. Obat bekerja dengan
monoamin (MAOI), mis: fenelzin menghambat degradasi enzim dari
(Nardil), tranilsipromin (Parnate). neurotransmiter (norepinefrin dan
serotonin).
11
2. Diagnosa2 isolasi sosial / interaksi sosial, Hambatan
12
menimbulkan aktivitas baru
Mengungkapkan peningkatan kepuasan dengan hasil
interaksi sosial
14
Dapat Dihubungkan Dengan : Masukkan nutrisi yang tidak tepat
Kemungkinan Ditandai oleh : untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Kurang minat untuk makan/terhadap
makanan atau memilih makanan
bernutrisi keengganan untuk makan
Difungsi pola makan ( mis,makan
sebagai respons terhadap tanda internal
lain bukan rasa lapar)
Menunjukkan peningkatan/penurunan
progresif sasaran berat badan.
15
Mandiri
1. Pantau/catat jumlah dan jenis makanan 1. Memberi data dasar dan
yang di konsumsi, hitung asupan kalori mendokumentasikan
total.catat bagaimana klien bersikap perubahan/kemajuan sasaran.
terhadap makanan dan tindakan makanan.
2. Jelaskan pada klien bahwa malnutrisi itu 2. Dapat memberi insentif terhadap makan,
sendiri menurunkan tingkat energi dan meningkatkan kerja sama dalam program
4. Berikan makan sedikit dan pemberian 4. Makanan yang banyak dapat terliaht
menekankan pilihan makanan yang diatasi, terutama pada klien yang depresi.
Kolaborasi
1. Konsultasi dengan ahli diet jika perlu 1. Membantu dalam menetukan kebutuhan
individu mengganti terapi diet,
menguatkan kebiasaan makan yang tepat.
2. Pantau pemeriksaan laboratorium( mis. 2. Mendeteksi
Albumin serum,prealbumin, glukosa, defisiensi/ketidakseimbangan,
elektrolit, keseimabangan nitrogen). mengidentifikasi kebutuhan
terapeutik/keefektifan.
3. Beri makanan melalui siang, sesuai
3. Dapat berguna jika klienmenolak atau
ketentuan
16
tidak mampu makan dan membutuhakan
kondisi/ kemampuan klien.
DAFTAR PUSTAKA
17
Gibbson Towsend , M C, 1995
Rachmawati N. 2002
18