Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

SKIZOFRENIA SKIZO-AFEKTIF

Disusun Untuk Memenuhi Syarat

Tugas Praktik Program Profesi Ners Stase Jiwa

Disusun Oleh:

ANI GALIH RINENGGO

J2 301700 60

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017
SKIZOFRENIA SKIZO-AFEKTIF

A. PENGERTIAN
Gangguan jiwa afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya
gangguan emosi (afektif) sehingga segala perilaku diwarnai oleh ketergangguan keadan
emosi. (Jauhari, Nurdin, 2007).
Gangguan utama yang disebabkan karena gangguan afek (alam perasaan/
mood)yang disertai oleh sindrom manik atau depresif yang lengkap ataupun tidak
lengkap yang tidak disebabkan oleh gangguan fisik atau gangguan jiwa lainnya. (Catatan
Ilmu Kedokteran Jiwa,1995,W.F Maramis,Erlangga University, Surabaya)
Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan emosi (afektif) sehingga
gejala perilaku diwarnai oleh ketergantungan keadaan emosi (Drs.H.Zainudin Sri
Kuntjoro,M.Ps,2002)

B. ETIOLOGI
Beberapa data menunjukkan bahwa gangguan skizofrenia dan gangguan afektif mungkin
berhubungan secara genetik. Ada peningkatan resiko terjadinya gangguan skizofrenia diantara
keluarga dengan gangguan skizoafektif.
1. Data genetik

Seseorang menderita skizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga menderita


skizofrenia dan kemungkinan seseorang menderita skizofrenia adalah berhubungan
dengan dekatnya hubungan persaudaraan tersebut (ex: sanak saudara derajat pertama
atau derajat kedua). Pada hunbunga antara tempat kromosom tertentu dengan
skizofrenia telah dilaporkan, lebih dari setengah kromosom telah dihubungkan
dengan skizofrenia.

2. Faktor Biokimia

Faktor biokimia terdiri dari aktifitas dopamine dimana skizofrenia disebabkan dari
terlalu banyaknya aktifitas dopaminergik. Neuron dopaminergik dalam jalur mesokortial dan
jalur mesolumbik berjalan dari badan selnya diotak tengah ke neuron dopaminoseptik di
sistem limbik dan korteks serebral. Peran penting dopamine adalah konsisten dengan
penelitian yang telah mengukur plasma metabolic dopamine utama, yaitu homovanilic acid.
Dalam kondisi eksperimental yang terkontrol cermat, konsentrasi homovenilic acid dalam
system saraf pusat.

a. Melankolia involusi
Faktor yang mempengaruhi dan memudahkan timbulnya melankolia
involusi ialah yang berhubungan dengan usia lanjut dalam bidang social,
psikologik dan ekonomik.
b. Psikosa manik depresif

Faktor yang mempengaruhi yaitu salah satunya faktor keturunan.

C. KLASIFIKASI
1. Melankolia involusi
Kelainan fisik yang disebabkan oleh kemunduran fungsi endokrin yang belum
jelas pengaruhnya tetapi terdapat hal yang menunjukkan bahwa pengaruh ini tidak
sepenting faktor psikologik yang diakibatkan oleh masa involusi.
Tanda dan gejalanya antara lain: beberapa minggu sampai beberapa bulan
permulaaan penderita cenderung menjadi hipokondrik, lekas marah, pesimis, ia
mengeluh tentang insomnia dan mulai tidak suka bekerja serta sering menangis. Ia
ragu-ragu dan tidak dapat mengambil keputusan, lapangan minatnya menyempit dan
ia menarik diri dari kehidupan sosial.
Bila penyakit sudah jelas maka timbul depresi hebat, kecemasan, agitasi,
hipokindriasis dan waham dosa, waham penyakit dan rasa akan mati sampai dengan
waham nihilistik, sering keluar ucapan yang menyatakan keputusannya.
2. Psikoza Manik Depresif
Kadang-kadang timbul satu atau dua kali serangan saja seumur hidup orang itu.
Interval antara dua fase tidak tentu lamanya, kadang-kadang lama, tetapi kadang-
kadang tidak ada sama sekali.
Ada dua jenis psikoza manik depresif:
a. Jenis Mania
Tanda dan gejala:
1) Gangguan emosi: penderita merasa senang dan optimistic. Terlalu percaya
diri. Setiap usaha dan pekerjaan dianggap enteng, kadang-kadang percaya
diri. Setiap usaha dan pekerjaaan dianggap enteng, kadang-kadang disertai
halusinasi dan waham kebesaran.
2) Aktifitas yang berlebihan: penderita sangat gelisah, tidak dapat duduk diam
dan tinggal ditempat tidur, sangat boros, terus berbicara dan menyanyi-
nyanyi, sering berbicara dengan kata yang tidak sopan, tidak mau makan,
tidak bisa tidur, tidak merasa lelah akibat kegelisahan yan g tinggi sehingga
timbul bahaya dehidrasi dan kolaps.
3) Gangguan proses berfikir: dalam keadaan mania arus pikiran menjadi cepat,
pikiran melayang dan asosiasi bunyi. Perhatian sangat terganggu, mudah
tertarik pada hal-hal lain. Halusinasi mungkin timbul tetapi jarang, sering
timbul ilusi, waham sering berupa waham kebesaran dan tidak simetris.
b. Jenis Depresif
1) Gangguan emosi: tampak selalu lelah dan khawatir. Penderita merasa tidak
mampu menyelesaikan atau melakukan sesuatu. Segala masalah ditinjau
secara pesimistik. Ia merasa sangat rendah diri kadang-kadang rasa sedih
yang berlebihan sehingga putus asa dan timbul bahaya bunuh diri. Keinginan
bunuh diri sering dilakukan dengan sungguh-sungguh dan direncanakan
secara matang. Terkadang ia membunuh keluarganya lebih dulu dengan
maksud hendak membebaskan mereka dari penderitaan.
2) Penghambatan aktifitas: dapat dilihat dari roman muka dengan lipatan
nasolabial yang jelas, sudut mulut yang turun dan banyak lipatan di dahi dan
di sudut mata. Gerakan berkurang dan menjadi sangat lambat. Penderita
menghindari pergaulan dan teman-temannya . pada penderita wanita sering
tidak dapat menyelesaikan pekerjaan rumah tangga pada waktunya. Ia kurang
memeperhatikan dirinya sendiri.
3) Gangguan proses berfikir: arus pikiran tidak lancar lagi seperti biasa.
Kemampuan untuk mengutarakan isi hati berkurang. Penderita tidak sanggup
mengambil keputusan, selain itu penderita menjadi cemas dan takut.
Halusinasi jarang timbul lebih sering ilusi.
4) Keluhan badaniah yang menyertai adalah: rasa lelah, perasaan tertekan pada
kepala dan dada, kedua tungkai berat sekali, sukar tidur, nafsu makan
berkurang,obstipasi, pada wanita haid terganggu dan pada pria terjadi
impotensi.
c. Jenis sirkular
Pada jenis ini terdapat episode mania dan depresi berganti-ganti, diselingi
oleh suatu interval yang normal. Diagnosa dari interval iniharus kurang dari 12
bulan, bila lebih maka didiagnosa sebagai jenis mania atau jenis depresi sendiri-
sendiri.
RENTANG RESPON EMOSIONAL

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Respon reaksi berduka supresi penundaan depresi/mania

Emosional tak terkomplikasi emosi reaksi berduka

1) Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia
internal dan eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar
akan perasaan sendiri
2) Reaksi berduka tak terkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan
tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta
terbenam dalam proses berdukanya .
3) Supresi Emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan
sendiri,terlepas dari perasaan tersebut,atau internalisasi terhadap semua aspek dari
dunia afektif seseorang.
4) Penundaan reaksi berduka adalah ketiadaan yang persisten respon emosional
terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi
nyata pada proses berduka, atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses
berduka kadang terjadi bertahun- tahun.
5) Depresi atau melankolia adalah suatu kesedihan dan perasaan duka yang
berkepanjangan atau abnormal.
6) Mania ditandai dengan alam perasaan yang meningkat, bersemangat, atau mudah
terganggu. Hipomania digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis serupa,
tetapi tidak separah mania atau episode manik.

D. PSIKOFISIOLOGI

Skizofrenia

Genetika Neurologis Biokimia Otak

Implikasi mutasi DNA Trauma Peningkatan


oleh trinukleat > 1 reseptor serotonin

Kelainan gen selama Pengurangan ukuran Gangguan gerakan


dalam kandungan system limbie (daerah
amihdala, hipokampus,
girus hipokampus)
Resiko
Kelainan struktur &
mencederai diri
fungsi otak saat tumbuh Defisit lobus di Penurunan pusat
kembang garis depan kontrol emosi

Tingkat II (kakek, Gangguan transfer Paramimi,


nenek, paman,bibi, dan control parathimi, emosi,
keponakan) asosiasi, memori berlebih
bahasa, suara

Tingkat I (orang tua Apatis


Resiko mencederai diri
Saudara)
sendiri dan orang lain

Isolasi sosial Menarik diri


Isolasi sosial
E. PSIKOPATOLOGI
Skizofrenia

Faktor eksternal

Keluarga Sosiokultural Lingkungan

Konflik keluarga Pernikahan lintas Tuntutan hidup


budaya

Hum-bang anak Perbedaan adat Stressor ekonomi


tidak optimal istiadat dan
kebiasaan

Anak merasa tidak Konflik hubungan Kebutuhan hidup


diperhatikan meningkat pendapat
tidak mencukupi

Stressor Dikucilkan oleh


Menarik diri
masyarakat

Pendapat tidak
dihargai
Isolasi sosial
Resiko perilaku Isolasi sosial
kekerasan

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas
 Nama
 Umur
 Jenis kelamin
 Alamat
b. Alasan masuk
 Apa yang menyebabkan klien datang ke rumah sakit?
 Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah tersebut?
 Bagaimana hasilnya?
c. Faktor Presdiposisi
 Tanyakan kepada klien/ keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
di masa lalu, apakah klien pernah mengalami perasaan senang atau sedih yang
berlebihan,percaya diri yang terlalu besar, dan aktivitas berlebih-lebihan.
 Tanyakan apakah ada anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa
dan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut.
 Tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah di alami
klien.
d. Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit keluarga
e. Faktor fisik
 Ukur tanda- tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan.
 Ukur tinggi dan berat badan.
 Tanyakan pada klien/ keluarga apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien
f. Faktor psikososial
 Genogram yang menggambarkan hubungan klien dengan keluarga.
 Konsep diri
 Gambaran diri
 Identitas diri
 Peran diri
 Ideal diri
 Harga diri
 Hubungan sosial
 Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti. Kelompok apa yang di ikuti
dalam masyarakat.
 spiritual
 Tanyakan tentang pandangan dan keyakinan klien dan bagaimana kegiatan
ibadahnya.
g. Status mental
 Penampilan klien.
 Pembicaraan klien
 Aktivitas motorik klien.
 Alam perasaan.
 Afek.
 Interaksi selama wawancara.
 Persepsi.
 Proses pikir.
 Isi pikiran.
 Waham.
 Tingkat kesadaran.
 Memori/ ingatan.
h. Kebutuhan persiapan pulang
i. Mekanisme koping
j. Masalah psikososial dan lingkungan
k. Pengetahuan

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakberdayaan, dan keputusasaan terhadap
interaksi sosial masyarakat.
2. Resiko tinggi terhadap kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan
dengan agitasi dan harga diri rendah.
3. Menarik diri berhubungan dengan penyangkalan terhadap realita.
4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perasaan tidak berguna dan harga diri
rendah.
5. Gangguan perawatan diri berhubungan dengan rasa tidak berharga, dan kurangnya
perhatian terhadap kebutuhan dirinya sendiri.
RENCANA KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Rasional
No Tujuan & kriteria hasil Tindakan keperawatan
1 Isolasi sosial b/d Tujuan jangka panjang:  Bina hubungan saling  Hubungan saling percaya
ketidakberdayaan, dan Klien dapat secara sukarela percaya antara perawat merupakan dasar untuk
keputusasaan terhadap meluangkan waktu bersama dengan klien. kelancaran hubungan
interaksi social pasien lain dan perawat interaksi selanjutnya.
masyarakat dalam aktivitas kelompok  Atur setiap hari untuk  Struktur menolong klien
menyusun rencana waktu mengatur waktu untuk
Tujuan jangka pendek: untuk berinteraksi dan berinteraksi dengan yang
Setelah dilakukan asuhan beraktivitas dengan klien. lain dan mengatakan
keperawatan dalam waktu bahwa partisipasi klien
tertentu klien diharapkan : diharapakan dan anggota
 Klien dapat yang berguna dalam
mendemonstrasikan komunitas.
keinginan dan hasrat  Identifikasi faktor  Jaringan pendukung yang
untuk bersosialisasi signifikan support individu kuat menambah kontak
dengan orang lain. klien dan mendorong social klien, mempertinggi
mereka untuk berinteraksi kemampuan social,
dengan klien, percakapan meningkatkan harga diri
KH: ditelepon, beraktivitas dan dan memfasilitasi
 Pasien melakukan mengunjunginya. hubungan yang positif.
pendekatan interaksi satu-
satu dengan orang lain  Bantu klien membedakan  Klien kadang memilih
dengan cara yang sesuai/ antara isolasi sosial dan untuk menyendiri diwaktu
dapat diterima. hasrat untuk menyendiri. yang tepat dan seharusnya
diberi kesempatan untuk
 Libatkan klien itu.
apabila ada TAK.

 Bantu klien menemukan


klien lain untuk sosialisasi  Berbagi atau kesukaan
dengan orang yang yang sama meningkatkan
memiliki kesukaan yang rasa percaya pada orang
sama. lain.
 Perlihatkan sikap menerima
dengan cara melakukan  Sikap menerima orang lain
kontak yang sering tapi akan meningkatkan harga
singkat. diri klien dan
memfasilitasi rasa percaya
pada orang lain.
 Perlihatkan penguatan  Hal ini akan membuat
positif kepada klien. pasien merasa menjadi
seseorang yang berguna.
 Temani klien untuk  Kehadiran seseorang yang
memperlihatkan dukungan dipercaya akan
selama aktivitas kelompok memberikan rasa aman
yang mungkin merupakan kepada klien.
hal yang menakutkan atau
sulit bagi klien.
 Jujur dan menepati janji.  Kejujuran dan rasa
membutuhkan
menimbulkan suatu
hubungan saling percaya.
2 Resiko tinggi terhadap Tujuan Umum:  Observasi secara ketat  Intervensi yang tepat dapat
kekerasan pada diri Klien tidak membahayakan perilaku klien (setiap 15 segera diberikan dan untuk
sendiri dan orang lain dirinya dan orang lain selama menit) selalu memastikan bahwa
b.d agitasi dan harga di rumah sakit klien berada dalam
diri rendah keadaaan aman.
Tujuan jangka pendek :  Pertahankan lingkungan  Tingkat ansietas akan
Setelah dilakukan asuhan dengan stimulus tingkat meningkat dalam
keperawatan dalam waktu rendah. lingkungan yang penuh
tertentu klien diharapkan : dengan stimulus.
 Ansietas  Singkirkan semua benda  Ada kemungkinan klien
dipertahankan pada yang dapat membahayakan akan melakukan hal-hal
tingkat dimana klien diri dan lingkungan klien. yang membahayakan
tidak menjadi agresif dengan alat-alat tersebut
klien memperlihatkan ketika gelisah.
rasa percaya pada  Bimbing klien untuk  Latihan fisik adalah cara
orang lain di menyalurkan perilaku yang aman dan efektif
sekitarnya. merusak diri kepada untuk menghilangkan
kegiatan fisik untuk ketegangan yang
KH: menurunkan ansietas klien. terpendam.
 Klien dapat  Jika paien belum dapat  Untuk meminimalkan
mengidentifikasi cara- tenang, gunakan alat-alat mobilisasi klien dan
cara menggunakan pembatasan gerak (fiksasi) menjaga keamanan klien
kontrol dan jika diperlukan. dan perawat.
mempengaruhi hasil.  Observasi ketat klien dalam  Keamanan klien
 Klien dapat masa fiksasi (15 menit) merupakan prioritas
mengidentifikasi aspek- keperawatan.
aspek positif diri.  Begitu kegelisahan klien  Untuk meminimalakan
menurun, kaji kesiapan resiko kecelakaan bagi
klien untuk dilepaskan dari klien dan perawat.
fiksasi.
 Beri obat-obatan atau  Pencapaian “batasan
transquilizer sesuai alternative” yang paling
program terapi pengobatan sedikit harus diseleksi
pantau keefektifan obat dan ketika merencanakan
efek sampingnya. intervensi untuk psikiatri.
3 Menarik diri b.d Tujuan jangka panjang:  Bina hubungan saling  Hubungan saling percaya
penyangkalan trhadap Pasien dapat melakukan percaya antara klien dan merupakan dasar untuk
realita interaksi dengan orang lain. perawat. kelancaran hubungan
interaksi selanjutnya.
Tujuan jangka pendek :  Memotivasi klien untuk  Dengan mengetahui apa
Klien dapat berkomunikasi mengungkapkan perasaan yang dirasakan klien,
dengan lingkungan sekitar yang dialami. perawat dapat membantu
dan dapat mengungkapkan menemukan koping yang
perasaannya kepada orang tepat.
lain.  Beri kesempatan klien  Klien harus dicoba
KH: untuk mengungkapkan berinteraksi secara
 Klien dapat perasaan penyebab menarik bertahap agar terbiasa
berkomunikasi dengan diri atau tidak mau bergaul. membina hubungan yang
lingkungan sekitar dan sehat dengan orang lain.
dapat mengungkapkan
perasaannya kepada
orang lain.

4 Gangguan konsep diri Tujuan jangka panjang:  Bantu klien untuk  Mengungkapkan perasaan
b.d perasaan tidak Mengembalikan rasa percaya membangkitkan perasaan, dari awal sampai tindakan
berguna dan harga diri diri pasien. terutama perasaan marah yang membangun
rendah. saat klien tidak punya
Tujuan jangka pendek : kekuatan.
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan dalam waktu  Beri klien umpan balik  Keinforsemen dan
tertentu klien diharapkan : positif sehingga klien siap keinginan besar perilaku
 Pasien dapat untuk mengidentifikasi area yang membantu untuk
mengaktualisasikan yang sulit untuk dirinya. meningkatkan perilaku
dirinya pada orang tersebut.
lain.  Tanya klien untuk  Klarifikasi menghindari
mengklarifikasi dan kesalahpahaman terhadap
KH: merasakan yang apa yang disampaikan
Pasien dapat mengungkapkan diekspresikan secara samar. klien
dan mendemonstrasikan  Jika klien bingung saat  Suatu saat klien akan
peningkatan perasaan akan mendiskusikan topik yang merasa sangat dapat
konsep diri. sensitif atau tidak sanggup mengekspresikan dirinya
mengekspresikan dirinya, dengan terapeutik dan
kembalikan klien kea rah produktif. Ini merupakan
topik yang netral, atau ajak bagian dari proses
klien untuk melakukan perubahan organik.
aktivitas yang tidak perlu
tenaga dan menyenangkan.
 Beri klien umpan balik  Umpan balik yang positif
untuk mengikut sertakan meningkatkan
dalam interaksi sosial dan kemungkinan berlanjutnya
aktifitas saat luang. interaksi dan partisipasi
saat aktivitas.
 Damping klien untuk  Jika kesembuhan delirium
mengembangkan perawatan tidak lengkap klien
selanjutnya yang mungkin membutuhkan
dibutuhkan. dukungan atau
pendampingan saat
kembali ke masyarakat.
 Memberikan pujian kepada  Dengan adanya pujian
klien. klien merasa lebih di
perhatikan dan di hargai.

5 Gangguan perawatan Tujuan jangka panjang:  Perhatikan kebutuhan fisik  Mungkin klien tidak sadar
diri b.d rasa tidak Klien dapat meningkatkan pasien dan tidak responsive
berharga, dan minat atau motivasi dan  Berhias terhadap kebutuhannya.
kurangnya perhatian mempertahnkan kebersihan Kebutuhan fisik klien
terhadap kebutuhan diri. mungkin ditemukan
dirinya sendiri. penambahan kemampuan
Tujuan jangka pendek : klien untuk menemukan
Setelah dilakukan asuhan kebutuhan emosional.
keperawatan dalam waktu  Setiap hari klien diajarkan  Agar pasien terbiasa
tertentu klien diharapkan : untuk menyisir rambut. menyisir rambut tanpa
 Klien mampu bantuan perawat.
melakukan perawatan  Klien mungkin tidak dapat
diri secara rutin dan mengingat semua langkah
teratur tanpa perintah. atau cara-cara.

KH:
Setiap hari klien sudah  Gunakan kalimat yang jelas  Klien mungkin tidak
mampu berpenampilan rapi. dan langsung, minta klien sanggup membuat pilihan
untuk melaksanakan satu atau bahkan membuat
bagian dari latihan saat itu pilihan yang salah.
juga.
 Ungkapkan secara  Ide yang abstrak tidak
langsung keinginan akan dimengerti dan akan
perawat kepada klien. mancampuri latihan yang
lengkap.
 Jangan memaksa klien  Mungkin klien lebih lama
untuk memilih , katakan dalam berpakaian dan
kepada klien waktu yang menyisir karena tidak
tepat untuk makan atau memiliki konsentrasi dan
memakai baju daripada perhatian yang sedikit.
menawarkan makan atau
berpakaian.
 Jangan membingungkan  Mencoba akan membuat
klien dengan alas an klien frustasi dan membuat
mengapa hal tersebut harus latihan mustahil untuk
diselesaikan. diselesaikan.

 Izinkan klien untuk  Kesadaran klien akan


menambah waktu untuk harga diri dan
melengkapi latihan. kesejahteraan akan
bertambahn.
 Klien yang tidak bisa  Jika pasien bersih, harum,
menyelesaikan latihan terlihat menyenangkan dan
jangan terburu-buru mengalami kemajuan.
meminta klien untuk
mencoba.
 Bantu klien saat klien  Penting untuk mengambil
membutuhkan untuk keuntungan tertentu.
menjaga kelangsungan
fungsi sehari-hari dan
personal hygiene yang
adekuat.
 Puji klien untuk aktivitas  Penghargaan positif
yang lengkap dari meningkatkan
kehidupan sehari-hari kemungkinan yang akan
untuk perawatan diri di datang.
awal.
DAFTAR PUSTAKA

Generald, C. Davidson. 2004. Abnormal Psikologi. California : University of Southern.

Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2003. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri

Klinis Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Schultz, Judith. M dan Sheila Clark Videkeck. 1998. Psichiatric Nursing Care Plane.

Philadelphia New York : Lipuicolt

Stuart, Gail. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai