Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

“PENDIDIKAN KESEHATAN
NASOFARINGITIS PADA KEHAMILAN”

DISUSUN OLEH :
Kelompok C1
Maulida Ummi Syafa J230195055
Aan Efendi J230195018
Yuasti Ningsih J230195052
Putri Nurfitriani J230195049
Annisa Nurul Fajri J230195019
Wulan Agustina Setyowati J230195008
Eko Saputro J230195040
Wulandari Ristyo Ayuningtyas J230195056
Randa Abdi Mulyo J230195038
Baiq Nurul Farida J230195050

PROGRAM STUDI PROFESI NURSE XXI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MIOPI PADA KEHAMILAN

A. Latar Belakang
Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan. Dengan tubuh
yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu
penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.
Salah satunya yakni kebersiha gigi dan mulut (Oral Hygine). Hal-hal yang muncul
bila lansia kurang menjaga kebersihan pada gigi dan mulut akan menyebabkan
karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi, dan bau mulut. (Andarmoyo, 2012).
Menurut Cawson dalam Ngatia E. M (2009), beberapa tahun terakhir kebutuhan
perawatan gigi dan mulut pada orangtua atau lanjut usia umumnya telah diabaikan
dan masalah ini memerlukan perhatian khusus, apabila tidak segera ditangani akan
memperburuk kesehatan mulut lansia. Oral hygiene yang buruk dapat menyebabkan
masalah bagi lansia. Setiap jenis luka yang serius atau sakit gigi di dalam mulut
akan menimbulkan infeksi mulut yang menyebabkan masalah pernapasan pada
lansia.
Penurunan fungsi tubuh pada lansia atau ketidakmampuan lansia dalam
memenuhi kebutuhan oral hygine hygiene dapat mempengaruhi dan mengakibatkan
perubahan kecil yang terjadi dalam kemampuan lansia yaitu: perubahan fisik,
perubahan mental dan psikososial, sehingga mempunyai dampak atau sebab untuk
meningkatkan kepercayaan pada lansia.
Studi penelitian yang dilakukan oleh Owotade, Ogunbodede and Lawal (2012)
menunjukkan bahwa 73,9% lansia mengalami periodontitis kronis karena
mengalami penurunan kebersihan mulut. Masalah kebersihan mulut yang biasa
terjadi pada lansia dapat menimbulkan infeksi oral, perubahan rasa dan masukan
nutrisi karena kehilangan gigi dan pemasangan gigi palsu yang buruk. Oleh karena
itu, perawat dapat membantu mencegah penyakit mulut melalui pendidikan
kesehatan tentang perawatan gigi dan mulut.
Pendidikan kesehatan seringkali menemukan kegagalan dalam menyampaikan
pesan kesehatan pada lansia karena lansia kurang mengerti serapan – serapan dari
pesan - pesan kesehatan yang disampaikan. Selain pendidikan kesehatan, yang
diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan lansia adalah kesadaran dan
pengetahuan pada individu atau lansia tentang kesehatan mulutnya, karena
kesehatan saja tidak cukup mengubah praktik hygiene dan motivasi lansia dalam
kebersihan mulutnya.
Berdasarkan hasil observasi di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta
diperoleh jumlah warga lanjut usia sebanyak 75 orang. Berdasarkan survey yang
dilakukan dengan cara observasi banyak lansia yang giginya rusak, adanya karang
gigi, dan bau yang tidak sedap. Selain itu, ditunjang lansia kurang memperhatikan
kesehatan gigi dan mulutnya karena tidak mengetahui cara merawat oral hygiene
yang baik dan benar, tidak memilki perlengkapan oral hygine sehingga kurang
terawat sebagaimana mestinya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta tau tentang kebersihan
gigi dan mulut dan tau cara menggosok gigi yang benar.
2. Tujuan Khusus.
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan 60% lansia dapat:
a. Menyebutkan pentingnya kebersihan gigi dan mulut
b. Mengetahui penyebab masalah gigi dan mulut
c. Menyebutkan dan memperagakan cara gosok gigi yang benar
C. Pelaksanaan Kegiatan.
1. Topik. : kebersihan gigi dan mulut dan cara gosok gigi yang benar
2. Sasaran dan Target.
Sasaran : Warga Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta
Target : Lansia yang masih dapat melakukan aktivitas
3. Metode
a. Ceramah.
b. Demonstrasi
c. Praktek
d. Tanya jawab
4. Media dan alat.
a. poster
b. sikat gigi, sikat gigi silicon dan pasta gigi
5. Waktu dan Tempat.
Hari/tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2019
Jam : 08.30 WIB s/d Selesai.
Tempat : Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta
6. Susunan Kepanitiaan

Kartinah, S.Kep, M.P.H


Pembimbing Akademik
Dr. Arif Widodo, SST.M.Kes
Pembimbing Klinik Sri Dayanti
Organizing Committee
Ketua Herlambang Rekso Diputro
Sekretaris Maulida Ummi Syafa
Bendahara Noni Agustiya
a. Sie Acara
1. Yuasti ningsih
2. Wulan agustina s
3. Putri nurfitriani
4. Baiq nurul farida
5. Randa abdi mulyo
6. Intan prasetyowati
7. Sarwedi dwi a
8. Widya meilina p
9. Harun Joko P
10. Hakim Anasulfalah
11. Lusi Runtuwene
b. Sie Dekdok

Seksi-seksi 1. Bintang Fauzia M


2. Dewinta Irmawati
3. Eko Saputra
4. Nansi Runtuwene
5. Wulandari Ristyo Ayuningtyas
c. Sie Konsumsi
1.Novita Tyas Wulandari
2.Anisa Nurul fajri
3.Rovica probowati
4.Erika sitta nurlaela
d. Sie Perkap
1. Luthfan Hidi
2. Aan Efendi
3. Enggar Fitria Nur Susanti
4. Lucia Fadilla Permatasari
e. Sie Dekdok
1. Bintang Fauzia M
2. Dewinta Irmawati
3. Eko Saputra

7. Pengorganisasian

Kelompok 1 Kelompok 2
Pemateri : Yuasti Pemateri : Ariesda
Moderator : Randa Moderator : Hakim
Fasilitator : Fasilitator :
1. Luthfan 1. Sarwedi
2. Aan 2. Harun
3. Lusi 3. Intan
4. Lucia 4. Enggar
5. Noni 5. Eko
6. Novita 6. Annisa
7. Maulida 7. Bintang

Observer : Widya Meiliana Observer : Farida


8. Setting Tempat.

Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator : Pemateri

: Moderator : Observer
9. Materi
terlampir
D. Kegiatan Penyuluhan

NO ACARA PELAKSANAAN WAKTU METODA


1 Pembukaan dan Moderator 10 Menit Ceramah
Mengatur jalannya
diskusi

2 Penyuluhan Pemateri 15 Menit Ceramah/demonstri


3 demonstrasi Demonstrasi gosok 15 menit
gigi

4 Redemostrasi Peserta 15 Menit Praktek


Tanya Jawab Pemateri dan Peserta 10 Menit Ceramah
5 Penutup Moderator 5 menit

1. Penanggung Jawab.
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2. Moderator.
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing Lahan dan Pendidikan.
c. Menjelaskan Tujuan dan Topik.
d. Menjelaskan kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan/demonstrasi kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi.
h. Menutup acara.
3. Pemateri
Mempresentasikan materi untuk penyuluhan dan demonstrasi gosok gigi yang
benar
4. Fasilitator
a. Memotivasi sasaran untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari anak – anak SD
5. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
lampiran

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN


NASOFARINGITIS PADA KEHAMILAN

A. PENGERTIAN
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang
didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus, lamanya kehamilan dimulai dari
ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43
minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017
tercatat sekitar 5.324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil
mencapai 590.984 jiwa (Kemenkes RI, 2018). Kondisi kesehatan calon ibu pada
masa awal kehamilan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta
kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang
sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup
sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu
pada masa kehamilan (Johnson, 2016).
Nasofaringitis adalah jenis penyakit ISPA yang perlu diwaspadai.
Nasofaringitis merupakan infeksi yang menyerang nasofaring dan hidung,
faringitis merupakan peradangan dinding faring yang diakibatkan oleh bakteri
atau virus, rhinitis merupakan kelainan pada hidung dengan gejala sering
mengalami bersin-bersin.
Nasofaringitis merupakan peradangan akibat infeksi virus di saluran
pernafasan atas. Virus nasofaringitis dapat menyerang anak-anak, orang dewasa
dan tidak terkecuali dapat juga meyerang ibu hamil. Nasofaringitis akut adalah
peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut (<12 minggu)
hal ini dapat disebabkan oleh virus, infeksi ataupun iritan (Arifin, 2009).
Penyakit ini disebabkan oleh lebih dari 200 agen virus yang berbeda.
Agen utamanya adalah rhinovirus, yang menyebabkan lebih dari sepertiga dari
semua kasus, selain itu juga bisa disebabkan oleh adenovirus, Epstein barr virus,
coxsachievirus, cytomegalovirus dan parainfluenza virus.Virus nasofaringitis
menyerang semua ras, etnis, dan jenis kelamin.
Nasofaringitis dapat terjadi pada ibu hamil dan secara garis besar
nasofaringitis dapat menunjukkan tanda dan gejala-gejala seperti, nyeri
tenggorokan, faring yang hiperemis, tonsil membesar, kelenjar limfe pada
rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan, selain itu ditemukan gejala yang
berkaitan dengan hidung, seperti hidung tersumbat dan pilek. Selain itu juga
ditemukan gejala seperti nafsu makan berkurang myalgia, sakit kepala.
Gejala yang dialami ibu hamil seperti nafsu makan menurun hingga
menyebabkan terjadinya penurunan berat badan pada ibu hamil, tentunnya juga
akan mempengaruhi asupan nutrisi pada janin yang dimana jika tidak ditangani
segera mungkin maka janin yang dikandung akan terganggu perkembangannya
sehingga membutuhkan perawatan atau penangan pada ibu hamil dengan
nasofaringitis akut.

B. TANDA DAN GEJALA NASOFARINGITIS AKUT


Menurut Fuad (2008).
1. Rasa gatal dihidung
2. Bersin berulang
3. Hidung tersumbat
4. Sakit kepala
5. Demam
6. Pilek
7. Tenggorokan sakit
8. Suara serak
9. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk
dengan atau tanpa berdahak.

C. PENYEBAB NASOFARINGITIS AKUT


Menurut Rusmarjono & Arsyad (2007).
1. Penyebab CC ialah virus (Rhinovirus, Coronavirus, Virus Influenza). Virus
jenis lainnya adenovirus, myxovirus, coxsakie virus, echo virus
2. Virus-virus tersebut dapat ditularkan secara kontak langsung (sentuhan)
maupun tidak langsung (droplet/udara/bersin/batuk) dan menginfeksi saluran
pernafasan atas, baik di hidung maupun tenggorokan. Gejala biasanya timbul
satu hingga dua hari setetalh terpapar virus dan berat ringannya dipengaruhi
oleh tingkat daya tahan tubuh seseorang.
3. Polusi udara di perkotaan sudah sangat memprihatinkan. Saat ini udara bersih
sulit ditemui. Padahal, udara bersih adalah modal untuk mendapat paru-paru
yang sehat. Terlebih untuk ibu hamil. Jika terus terpapar polusi atau asap
beracun, bisa terkena ISPA.

D. PENCEGAHAN NASOFARINGITIS AKUT


Menurut Rusmarjono & Arsyad (2007).
1. Jaga kebersihan diri dan lingkungan
2. Mencuci tangan, membuang tissue kotor pada tempatnya.
3.
E. PENATALAKSANAAN NASOFARINGITIS AKUT
Menurut Fuad, A (2008) penatalaksanaan nasofaringitis akut yaitu:
1. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman,
serta diusahakan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
2. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani
tirah baring di rumah.
3. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan dibuang.
4. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau
ibuprofen.
5. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.
6. Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan
sekret dan mengurangi sesak didada.
7. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu
mengeluarkan sekret yang kental.
8. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari
saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati,
kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur.
9. Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat anti batuk. Antibiotik tidak efektif
untuk mengobati common cod, antibiotik hanya diberikan jika terjadi suatu
infeksi bakeri.
10. Larutan ½ sendok teh garam dalam air hangat dan kumur. Hal ini bisa
membantu meringankan rasa sakit akibat sakit tenggorokan.

F. KOMPLIKASI
Menurut Rusmarjono & Arsyad, E.S. 2007 komplikasi nasofaringitis adalah:
1. Sinusitis
2. Peradangan telinga
3. Radang tenggorokan
4. Bronkitis
5. Asma
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M.I. 2009. Pemberantasan Penyakit Menular. Purwokerto: Penerbit Buku
Kedokteran.
Fuada, A. 2008. Infeksi Saluran Pernafan Akut. Jakarta: Rinieka Cipta.
Rusmarjono & Arsyad, E.S. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorokkan, Kepala & Leher. Edisi 6. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Khilma: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai