BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan
yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Alam
perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh
kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan
penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan
emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Depresi
adalah suatu jenis Gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa
susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia,
konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi
disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor
kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia
dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh
trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta
faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras. Depresi
merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor
pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi
merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak
dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. 1.2 Tujuan Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah
keperawatan jiwa. b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang askep klien dengan depresi
dari materi yang dicari diluar bangku kuliah. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kasus (Masalah
Utama) Gangguan alam perasaan. 2.2 Definisi Depresi Alam perasaan : keadaan emosional yang
berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang.
Gangguan alam perasaan ditandai oleh dendrom depresi sebagian / penuh selain itu juga ditandai
oleh kehilangan minat / kesenangan dalam aktivitas sehari-hari dan rekreasi (Depkes RI. 2000).
Depresi adalah suatu respon emosional yang berasal dari seseorang yang mengalami gangguan
alam perasaan, ditandai dengan perasaan sedih ; berduka yang memanjang dan berlebihan (stoart
& sundeen, 1998). Depresi adalah keadaan afektif yang mempunyai karakteristik perasaan sedih,
merasa bersalah dan harga diri rendah. Keadaan ini kemungkinan bagian dari penyakit baik
kondisi kronis maupun akut, sering dihubungkan dengan respon kehilangan
(Schultz,Videbeck,1998). Depresi adalah suatu kelainan alam perasaan berupa hilangnya minat
atau kesenangan dalam aktivitas-aktivitas yang biasa dan pada waktu yang lampau
(Townsend,1998:179). Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang
muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti
rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan
kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et all 1993). Bisa disimpulkan bahwa depresi adalah
gangguan patologis terhadap mood yang mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam
perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak
berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut bahaya yang akan datang.
Psikodinamik Gangguan alam perasaan : depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan
elekerolis yaitu perubahan Na+ dan K+ di dalam cairan. Perubahan biokimia (norepinefrin,
dopamin & serotonin) juga mempengaruhi keadaan emosional individu. Rendahnya kadar
norepinefrin & dopamine di dalam otak mengakibatkan individu berada dalam episode depresi,
sedangkan peningkatan kadar norepinefrin dan dopamine didalam otak mengakibatkan perilaku
mania. Rentang Respon emosional Responsif Respon emosional individu yang terbuka dan
sadar akan perasaannya. Pada rentang ini individu berpartisipasi dengan dunia internal dan
eksternal. Reaksi kehilangan yang wajar Posisi rentang yang normal yang dialami oleh
individu karena kehilangan, pada respon ini menghadapi realita dan kehilangan dan mengalamai
proses kehilangan, misal : bersedih, marah pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan seharihari. Reaksi kehilangan ini tidak berlangsung lama. Supresi Tahap awal respon emosional
yang mendapat dan yang menyangkal, menekan semua aspek perasaannya terhadap lingkungan.
Reaksi duka yang memanjang Merupakan penyangkalan yang menekan dan memanjang tapi
tidak tampak reaksi emosional terhadap kehilangan kembali bersama. Ini dapat terjadi beberapa
tahun. Depresi Suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan selama berduka
yang berlebihan dan berkepanjangan reaksi dapat digunakan untuk menunjukan berbagai
penomena, tanda, gejala emosional, reaksi penyakit/kondidi secara menyeluruh. Mania Suatu
gangguan alam perasaan yang ditandai dengan gangguan alam perasaan yang meningkat,
meluas / keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi
dengan perilaku berupa peningkatan kegiatan banyak bicara, tindakan yang meloncat, senda
gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual. 2.2.1 Jenis-Jenis Depresi Penggolongan
depresi dapat dibedakan (Wilkinson,1995:18 - 26): 1. Menurut gejalanya Depresi neurotic :
Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa yang menyedihkan tetapi yang
jauh lebih berat daripada biasanya. Penderitanya seringkali dipenuhi trauma emosional yang
mendahului penyakit misalnya kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan, milik berharga, atau
seorang kekasih. Orang yang menderita depresi neurotik bisa merasa gelisah, cemas dan
sekaligus merasa depresi. Mereka menderita hipokondria atau ketakutan yang abnormal seperti
agrofobia tetapi mereka tidak menderita delusi atau halusinasi. Depresi psikotik : Secara tegas
istilah 'psikotik' harus dipakai untuk penyakit depresi yang berkaitan dengan delusi dan
halusinasi atau keduanya. Psikosis depresi manik : Depresi manik biasanya merupakan
penyakit yang kambuh kembali disertai gangguan suasana hati yang berat. Orang yang
mengalami gangguan ini menunjukkan gabungan depresi dan rasa cemas tetapi kadang-kadang
hal ini dapat diganti dengan perasaan gembira, gairah, dan aktivitas secara berlebihan gambaran
ini disebut 'mania'. Pemisahan diantara keduanya :Para dokter membedakan antara depresi
neurotik dan psikotik tidak hanya berdasarkan gejala lain yang ada dan seberapa terganggunya
perilaku orang tersebut. 2. Menurut Penyebabnya Depresi reaktif : Pada depresi reaktif,
gejalanya diperkirakan akibat stres luar seperti kehilangan seseorang atau kehilangan pekerjaan.
Depresi endogenus : Pada depresi endogenous, gejalanya terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor
lain. Depresi primer dan sekunder : Tujuan penggolongan ini adalah untuk memisahkan depresi
yang disebabkan penyakit fisik atau psiatrik atau kecanduan obat atau alkohol (depresi
'sekunder') dengan depresi yang tidak mempunyai penyebab-penyebab ini (depresi 'primer').
Penggolongan ini lebih banyak digunakan untuk penelitian tujuan perawatan. 3. Menurut arah
penyakit Depresi tersembunyi : Diagnosa depresi tersembunyi (atau atipikal) kadang-kadang
dibuat bilamana depresi dianggap mendasari gangguan fisik dan mental yang tidak dapat
diterangkan, misalnya rasa sakit yang lama tanpa sebab yang nyata atau hipokondria atau
sebaliknya perilaku yang tidak dapat diterangkan seperti wanita lanjut usia yang suka mengutil.
Berduka : Proses kesedihan itu wajar dan merupakan reaksi yang diperlukan terhadap suatu
kehilangan. Proses ini membuat orang yang kehilangan itu mampu menerima kenyataan tersebut,
mengalami rasa sakit akibat kesedihan yang menimpa, menderita putusnya hubungan dengan
orang yang dicintai dan penyesuaian kembali. Depresi pascalahir : Banyak wanita kadangkadang mengalami periode gangguan emosional dalam 10 hari pertama setelah melahirkan bayi
ketika emosi mereka masih labil dan mereka merasa sedih dan suka menangis. Seringkali hal itu
berlangsung selama satu atau dua hari kemudian berlalu. Depresi dan manula : Usia tua
merupakan saat meningkatnya kerentanan terhadap depresi. Namun, kadang-kadang depresi pada
manula ditutupi oleh penyakit fisik dan cacat tubuh seperti penglihatan atau pendengaran yang
terganggu. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengingat kemungkinan terjadinya penyakit
depresi pada orang tua. 2.3 Proses Terjadinya Masalah Depresi adalah suatu jenis alam perasaan
atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak
bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan
darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain :
faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor
psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan
sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi,
pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan
kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila
berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan
dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila
keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan
tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Faktor Predisposisi 1. Faktor Genetik Mengemukakan
transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam
perasaan mengikat pada kembar memozigot daripada di zigot. 2. Teori agresi berbalik pada diri
sendiri Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dijatuhkan pada
diri sendiri. Fresusi mengatakan bahwa kehilangan objek / orang ambilkan antara kerusakan dan
cinta dapat berbalik menjadi perasaan yang mengasihkan diri sendiri 3. Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan misalnya kehilangan orang bisa pada masa anak,
perpisahan yang bersifat romantis dengan orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya
mengatasi kehilangan. 4. Teori Kepribadian Mengemukakan bahwa sifat kepribadian akan
menyebabkan seseorang mengalami depresi. 5. Teori Kognitif Mengemukakan bahwa depresi
terjadi sebagai akibat gangguan perkembangan terhadap penilaian yaitu penilaian negatif
terhadap diri sehingga terjadi gangguan proses pikir, individu menjadi pesimis dan memandang
dirinya tidak ada kuat dan tak berharga secara hidup yang tidak memiliki harapan. 6. Model
belajar ketidakberdayaan Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali diri
karena pengalamn kegagalan, menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah akhirnya
keyakinan individu akan ketidakmampuan mengadakan kehidupan sebagai ia tidak berupaya
mengekspresikan perasaan yang sebenarnya. - Apatis, pasif. - Ekspresi muka murung. Berbicara dan gerakan lambat. - Tidak berlebihan. - Menghindari orang lain. - Nafsu makan
kurang. - Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan. Atau
bisa mengkaji tentang : 1.Gangguan alam perasaan: depresi a.Data subyektif: Tidak mampu
mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa
dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan
cenderung bunuh diri. b.Data obyektif: Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung
dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat
dengan langkah yang diseret.Kadang kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah,
tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah olah
pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak
mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang
mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang
kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable)
dan tidak suka diganggu. 2.Koping maladaptive a. DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya,
tidak bahagia, tak ada harapan. b. DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat
mengontrol impuls. 2.6 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan menurut NANDA yang
muncul pada pasien dengan depresi (Fortinash,1995) adalah : 1. Risiko mencederai diri
berhubungan dengan gangguan mental depresi. 2. Gangguan alam perasaan: depresi
berhubungan dengan koping maladaptif. 3. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan
gangguan konsep diri (harga diri rendah) 4. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan
kegagalan 5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tingkat percaya diri tidak
adekuat dalam kemampuan koping 6. Putus asa berhubungan dengan stress berkepanjangan 7.
Defisit perawatan diri (mandi/personal higine) berhubungan dengan menurunnya motivasi 8.
Defisit perawatan diri (makan) berhubungan dengan menurunnya motivasi 2.7 Rencana
Tindakan keperawatan No Dx Kep Perencanaan Tujuan Intervensi Rasional 1 Risiko mencederai
diri b.d gangguan mental depresi TU : Mengajarkan klien dapat berespon yang adaptif, merespon
kepuasan dan rasa senang klien terhadap apa yang diterima dari lingkungan. TK. 1.Klien dapat
membina hubungan saling percaya diri. 2. Klien dapat mengenali dan mengekspresikan
emosinya 3. Mampu memodifikasi rasa kognitif yang negatif. 4. Klien termotivasi untuk
mencapai tujuan yang realistis 1. a. bina hubungan saling percaya dengan klien, tanggapi
pembicaraan dengan sabar, tidak menyangkal, bicara jelas, empati, hangat, bisa hebatan. b. Beri
kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan c. Berikan respon empati dan menerima
klien. 2. a. Tunjukan respon emosional dan menerima klien. b. Bantu klien untuk
mengekspresikan perasaan dan rasa marahnya dengan tepat. c. Bantu klien mengurunkan tingkat
kecemasan, yaitu dengan menyediakan waktu untuk diskusi dan bina hubungan yang sifatnya
supportif d. Beri waktu klien untuk berespon e. Berikan respon empati dengan berfokus pada
perasaan klien. 3. a. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
mengumpulkannya. b. Identifikasi pemikiran yang negatif c. Bantu klien meningkatkan
pemikiran yang positif. d. Identifikasi persepsi kliennya tidak tepat, penyimpangan dan
pendapat-pendapat yang tidak rasional 4. a. Bantu klien untuk dapat mengarah tujuan yang tidak
realistis ke tujuan yang realistis. b. Bantu klien menyadari nilai yang dimilikinya / perubahan
yang terjadi c. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan masa lalu/ masa depan d. Berikan
penghargaan / pujian jika klien melakukan sesuatu. - Merupakan sasaran untuk melakukan
intervensi dan perawatan pada klien. - Untuk mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan
klien - Klien merasa penting dan ditangani -Klien depresi mania mempunyai kesamaan
Kesimpulan Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut : - Depresi adalah
suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan
dan berkepanjangan. - Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu
yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai
dengan faktor pencetusnya. - Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan
tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh
orang lain. 3.2. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : - Akademik
hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan askep pada klien depresi
umumnya materi-materi yang berkaitan dengan keperawatan jiwa. - Untuk mengatasi masalah
depresi ini tidak bisa dilakukan secara instan melainkan harus sabar dan konsisten. Ada beberapa
cara sederhana dan mudah dalam menghadai depresi adalah : o Berolah raga secara rutin dan
teratur o Perbanyaklah berjemur di sinar matahai pagi o Hindari menyendiri, usahakan untuk
sering berkumpul bersama keluarga atau saudara agar ada orang yang bisa diajak bicara. o
Jangan terlalu banyak berpikir akan hal hal negatif, pikirkanlah hal hal baik dan menyenangkan o
Usahakan untuk bersikap terbuka terhadap orang terutama keluarga o Berjalan jalan ke tempat
tempat yang disukai. o Pijat refleksi pada orang yang tepat juga bisa membantu mengurangi
depresi. o Jika olah raga dan jalan jalan dipagi hari bisa dilakukan secara rutin dan konsisten
maka dapat memacu otak untuk melepaskan hormon bahagia (endorphins) dan dukungan yang
sepenuhnya dari keluarga juga sangat dibutuhkan oleh penderita depresi. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa, Teori & Tindakan Keperawatan, Jakarta : Dirjen
Penatalaksanaan Medik. http://www.akperppni.ac.id/keperawatan-jiwa/asuhan-keperawatanjiwa-depresi-2 http://www.kapukonline.com/2010/01/askepjiwadepresi.html#ixzz1aReRwG6L
Johnson&M Maas. (2000).Nursing Outcomes Classification. St. Louis: Mosby Kellas, B.A.
1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. NANDA,2001, Nursing Diagnosis;
Definition and Classification (2001-2002) Philadelphia Nurjannah, Intansari (2004), Pedoman
Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia, Yogyakarta Swart & Sunyeen, 1998. Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Jakata : EGC. Towsend, MC. 1998. Diagnosa Keperawatan Pada
Keperawatan Psikotrik. Jakarta : EGC
Rate This
1. PENGERTIAN DEPRESI
Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang,
sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian
tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau
duka cita. Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood
yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan
harapan(HTTP://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm)depresi). Depresi merupakan satu
masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu
makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta
gagasan bunuh diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227)
Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam
pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya
karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat
menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.
2. JENIS DAN TINGKATAN DEPRESI
Pembagian depresi dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengambil tindakan perawatan
dan pengobatan. Ada tiga tingkatan dalam depresi antara lain :
2.1 Depresi Sesaat
Depresi sesaat terjadi karena kita bereaksi terhadap keadaan yang teradi, misalnya path hati.
Depresi ini terbilang tingkat ringan karena kemudian bisa hilang begitu kondisi tak
menyenangkan dilalui. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi depresi ini,
karena jika kita menemukan sesuatu yang baru maka depresi ini akan hilang dengan sendirinya
2.2 Depresi Neurotik
Penyembuhan depresi ini memakan waktu bertahun dan lebih sering ditemukan di antara orangorang yang tidak menikah, pengguna narkoba dan alkoholik. Dari sana menunjukkan bahwa
kasus depresi bisa terjadi pada orang segala usia. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga pada
orang yang sangat tua maupun anak
2.3 Depresi Berat
Pada orang yang terkena gangguan depresi neurotik, sekitar 40 persen menjadi depresi berat.
Tingkat depresi berat itu adalah yang paling parah karena sebagian menjadi gila dan mendapat
perawatan rumah sakit. Biasanya kerja mulai terganggu atau tidak bisa bekerja. Sedangkan
depresi neurotik, biasanya diri sendiri merasa terganggu tetapi dari luar belum kentara terganggu
kualitasnya. Terganggu pada pekerjaan tetapi masih bisa berjalan. Pada tingkatan depresi berat
penderita harus selalu mendapatkan perawatan yang intensif baik dari segi medis maupun
melalui psikiater.
3. PENYEBAB DEPRESI
Pada intinya, depresi merupakan suatu kondisi di mana alam perasaan seseorang itu turun ke
posisi yang terendah. Sekalipun penyebab persis depresi tidak diketahui, tetapi bisa diduga
faktor-faktor yang mendukung terjadinya depresi
Macam-macam penyebab depresi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Masalah keuangan
8.
Persaingan karier
9.
4. GEJALA DEPRESI
Pasien depresif tidak selalu mengeluh adanya sedih. Mereka mungkin mudah tersinggung dan
banyak keluhan fisik. Gejala deperesi berbeda-beda tergantung pada pasien yang bersangkutan.
Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa sedih atau
kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita mengalami depresi bila
perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih.
Sebelum kita menjelajah lebih jauh untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita
mengenal apakah artinya gejala. Gejala merupakan sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan
yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu bersamaan. Gejala depresi merupakan
kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dan mempengaruhi fisik maupun
psikis seseorang, serta dapat dikelompokkan sebagai depresi[1]. Namun yang perlu diingat,
setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau
perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang
dengan yang lain. Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis,
gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah
dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan
menurunnya daya tahan. Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan menjadi tiga gejala yaitu
gejala dari segi fisik, psikis, dan sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini
4.1 GEJALA FISIK
Menurut para ahli, gejala depresi yang kelihatan secara fisik mempunyai rentangan dan variasi
yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada
beberapa gejala fisik umum yang mudah untuk dideteksi. Gejala-gejala tersebut antara lain :
Gangguan pola tidur, baik mengalami kesulitan untuk tidur, terlalu sedikit maupun terlalu
banyak
Perubahan perilaku, pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku
yang pasif, suka pada kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur
Aktivitas menurun, dan mudah capek. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian
atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan
atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatan
seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktifitas membuat penderita semakin
kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri
agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Penderita mudah sekali lelah, capek padahal belum
melakukan aktifitas yang berarti
Semangat kerja menurun, tidak konsentrasi terhadap pekerjaan. Penyebabnya jelas orang
yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau
pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.
Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien dan tidak berguna, seperti misalnya
ngemil, melamun, merokok terus-menerus, sering menelepon yang tidak perlu. Yang jelas, orang
yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya kurang terstruktur, sistematika kerjanya
jadi kacau atau kerjanya jadi lamban
Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan
4.2 GEJALA PSIKIS
gejala psikis adalah segala sesuatu yang menyangkut emosi dan tingkah laku seseorang,
seseorang yang mengalami depresi akan mengalami perubahan tingkah laku dan watak yang
mencolok sekali. Berikut adalah gejala-gejala psikis yang dapat dialami oleh para penderita
depresi
Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung
memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang
sekali membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai,
beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan
pikiran negatif lainnya
Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan
dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral dipandang dari sudut
pandang yang berbeda oleh penderita, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka penderita
mudah marah, mudah tersinggung, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya
tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.
Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi
orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya penderita kuasai.
Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam
persepsinya, permutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan
menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan.
Perasaan bersalah. Perasaan bersalah kadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami
depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau
akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan.
Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka
atas situasi tersebutr.
Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya.
Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.
4.3 GEJALA SOSIAL
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan
pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang
yang depresi tersebut yang pada umunya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri,
sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik,
namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara
kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak
mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun
ada kesempatan.
Menurut dr. Hubertus gejala depresi dibagi menjadi 2 yaitu :
Gejal Major Depression :
1.
2.
Pesimis
3.
4.
5.
6.
sulit konsentrasi
7.
8.
9.
putus asa
13. merasa sakit kepala atau penyakit lain tak bisa sembuh seketika
Gejala Maniac-Depressive Illnes :
1.
2.
3.
4.
5.
Bicara berlebihan
6.
7.
8.
mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat lain pada kelompok
usia tersebut.
5.3 Status Perkawinan
Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki
hubungan interpersonal yang erat atau yang bercerai atau berpisah. Hal ini mungkin karena
penderita tidak mempunyai tempat maupun orang untuk menceritakan atau berbagi masalah yang
dialami dalam kehidupannya
5.4 Pertimbangan Sosioekonomi dan Kultural
Tidak ditemukan adanya korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresif berat.
Depresi mungkin lebih sering di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk depresi
sesaat ekonomi sangat berpengaruhmisalnya kenaikan harga BBM dapat menyebabkan depresi,
karena hal tersebut sangat memberatkan apalagi untuk golongan ekonomi ke bawah. Tetapi
depresi ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangk waktu tertentu. Dalam kasus ini jika harga
BBM kembali turun maka depresi tersebut akan hilang.
6. DAMPAK DEPRESI
Depresi tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi juga dapat menimbulkan efek-efek lain
bagi tubuh yang secara langsung dapat mengganggu aktifitas dan kesehatan penderita. Efek
paling berat paling dirasakan pada orang yang mengalami depresi berat, karena pada tingkatan
depresi ini sebagian besar harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa. Lingkungan rumah
sakit maupun efek obat untuk terapi tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap fisik
pasien depresi di rumah sakit. Ada berbagai macam dampak depresi dari yang paling ringan
hingga yang sangat berat bahkan menimbulkan kematian. Dampak-dampak tersebut antara lain :
1.
Depresi biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner, sakit
kepala dan maag
2.
Menurut seorang ahli yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan meningkatkan
resiko seseorang terserang penyakit karena kondisi depresi cenderung meningkatkan sirkulasi
adrenalin dan kortisol sehingga menurunkan tingkat kekebalan tubuhnya. Jika sistem kekebalan
tubuh menjadi lemah maka penyakit akan mudah untuk menyerang penderita depresi
3.
Penyakit mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu
makan, kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan), kurang
berolah raga, mudah lelah dan sulit tidur
4.
Selain penurunan daya tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan psikis dan
fisik karena bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas dalam
pekerjaan.
5.
Dampak depresi tidak hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga
akan berdampak bagi lingkungan sekitarnya. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah
orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita terserang flu, maka seluruh tubuh kita
merasa lemas dan tidak enak . bukan hanya itu, orang lain yang ada disekitar kita juga
berpotensi untuk tertular oleh penyakit flu kita.
Menurut miner (1992), seorang professor dari The State University di New York, di dalam
konteks organisasi situasi demikian dikenal dengan konsep the sick organization. Sebab, seorang
karyawan yang mengalami gangguan emosional seperti hanya depresi, akan membawa implikasi
tidak hanya pada kinerja dan kepuasan kerjanya sendiri melainkan juga pada kinerja dan
atmosphere organisasi[2] (http://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm) halm1
6. Ada pula dimana depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak
kunjung sembuh yang akhirnya menyebabka depresi sehingga akan memperparah penyakit
tersebut. Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma, sakit punggung yang
biasanya berlangsung bertahun-tahun
7. Perawatan Depresi
Depresi sebenarnya mudah untuk disembuhkan kecuali pada depresi berat. Pada tingkatan
depresi ini diperlukan terapi pengobatan yang agak sulit. Karena depresi berat sudh mengarah
pada ganggan kejiwaan. Kebanyakan orang kawatir dengan dampak pengobatan antidepresan
yang apabiladignakan dalam secara terus meners dan dalam jangka waktu yang lama akan dapat
mempengaruhi kerja otak. Rata-rata dua dari tiga penderita depresi bisa disembuhkan, pada
tingkat tertentu, yaitu pada tingkatan depresi sesaat dan neurologis. Sedangkan pada depresi
berat diperlukan pemberian antidepresan. Untuk itu pengobatan depresi ditempuh melalui dua
jalan yaitu perawatan secara psikis dan perawatan secara medis.
Perawatan secara psikis adalah cara perawatan untuk memperbaiki psikis penderita, perawatan
ini lebih menekankan pada terapi yang kontinu dalam meningkatkan percaya diri dan
mengurangi faham-faham negatif penderita depresi terhadap dirinya dan orang lain. Perawatan
medis adalah perawatan depresi yang menggunakan terapi obat dan lebih menonjolkan pada
terapi medis yang umumnya dilaksanakan dirumah sakit jiwa. Perawatan ini lebih cenderung
ditujukan pada penderita depresif berat, walaupun pada depresif neurologis juga membutuhkan
terapi ini, tetapi persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan depresi berat dalam pemberian
terapi ini.
7.1.10 Memperbaiki hubungan dengan orang terdekat dapat membantu memperoleh dukungan
positif saat pasien berusaha menyembuhkan depresi
7.1.11 Penjadwalan aktifitas, hal ini dimaksudkan agar pasien lebih meningkatkan aktifitasnya
terutama aktifitas yang menyenangkan. Untuk pengobatan depresi, sering kali menekankan pada
peningkatan jumlah aktifitas mingguan yang menyenngkan dan yang dapat menimbulkan
perasaan puas. Karena dengan hal itu pasien akan merasa lebih baik
7.2 Terapi Obat
Depresi dapat diobati dengan antidepresanObat untuk depresi, namun anti depresan dapat
berinteraksi dengan ARV. Anti depresan harus dipakai dalam pengawsan dokter yang mengetahui
mengenai ARV yang kita pakai. Ritonavir FOOt NOTE dan indinavir paling sering beriteraksi
dengan antidepresan.
Antidepresan yang paling sering dipakai dalam mengobati depresi adalah SSRIFOOTNOTE.
Efek samping obat golongan ini dapat menyebabkn kehilangan nafsu seks, kehilangan nafsu
makan, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan
Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI. Obat dari
golongan ini dapat menyebabkan sedasi FOOTNOTE, sembelit, dan denyut jantung tidak teratur.
Pengobatan depresi ringan dapat disesuaikan dengan gejala-gejala yang timbul. Misalnya susah
tidur dan kehilangan nafsu makan dapat diberikan obat penambah nafsu makan atau obat tidur.
Terapi antidepresi yang pasti adalah dengan obat atau kejang listrik (ECT) membutuhkan
beberapa minggu atau lebih lama. Informasi penting untuk menentukan tindakan pengobatan
adalah : apakah pasien psikotik?, apakah pasien telah minum obat atau alkohol?, adakah
gangguan medik yang ditemukan?. Jika kita telah mengetahui masing-masing informasi tentang
hal diatas, maka tindakan pengobatan selanjutnya akan lebih aman, mengingat antidepresan
sangat mudah bereaksi dengan obat lain.
Berikut ini adalah terapi obat dengan antidepresan :
7.2.1
Bila pasien mengidap gangguan organik, dapat diatasi dengan benzodiazepine seperti
lorazem (ativan) 1-2 mg per oral atau 1M, alprazolam (xanax) 0,5-1 mg per oral, atau oksazepam
(serax) 10-30 mg per oral, semua diberikan tiap 4 jam dan seperlunya
7.2.1
Bila gejala psikotik timbul, benzodiazepine dapat digunkan, tetapi antipsikotika perlu
dipertimbangkan. Contuh haloperidol (haldol) 2-5 mg per oral atau 1M, flufenazin (prolixin,
anatensol) 2-5 mg per oral atau 1M, atau tiotiksen (navane) 2-5 mg per oral atau 1M. semua
diberikan tiap 4 jam seperlunya
8. Pencegahan Depresi
Depresi memang dapat diobati namun depresi juga dapat dicegah, ingat mencegah lebih baik
daripada mengobati. Berikut adalah cara mencegah depresi :
a.
Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan pernah
untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk depresi yang sdah
dialami mapun dapat mengakibatkan depresi
b.
Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat
mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan lari dari
masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih siap untuk
menghadapinya lagi nanti.
c.
Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata seandainya
saya dalam hidup kita
d.
Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut membuat
kita lebih jarang melamun
e.
Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira karena
hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri
f.
g.
Berpikir positif
h.
Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri kita
dari depresi
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
MASALAH UTAMA
II.
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa
susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia,
konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor
konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik,
faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti bunuh diri, penyakit infeksi, pembedahan,
kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau
harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan
adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya.
Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan
realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
III. A. POHON MASALAH
1.
a.
Data subyektif:
Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang
merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang
diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan,
sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong,
konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya
khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk
akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang-kadang pasien suka
menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka
diganggu.
2.
Koping maladaptif
a.
DS
: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
b.
DO
2.
b.
Tujuan khusus
1.
Tindakan:
1.1.
1.2.
1.3. Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai
bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
1.4.
1.5.
Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
1.6. Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
2.
2.1.
Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat
memahami apa yang dirasakan pasien.
2.2. Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan
sedih/menyakitkan
2.3.
2.4.
2.5.
Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
2.6.
Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
2.7.
3.
Tindakan:
3.1. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
3.2.
Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai
dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
3.3.
3.4.
Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.
Tindakan:
4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
4.2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
4.3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan,
hal-hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
5.1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim
pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
5.2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama).
5.3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
6.
Tindakan:
6.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
6.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
6.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
6.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
DEPRESI
DI SUSUN OLEH
DONISIUS
11010
BAB I
PENDAHULUAN
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa
susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia,
konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan
fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor
konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik,
faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan,
persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan
akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan
adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya.
Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan
realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan
kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. (Hawari,
2001, hal. 19).
Proses Terjadinya Masalah
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor
konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik,
faktor biokimia dalam tubuh,A faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan,
persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan
akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan
adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya.
Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan
realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
pada individu yang ingin segalanya sempurna yang tak pernah puas dengan prestasi yang
dicapainya.
Perbandingan yang Tidak Adil
Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai lebih baik dari kita
dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka depresi mungkin terjadi.
Penyakit
Beberapa faktor yang dapat mecetuskan depresi adalah organic contoh individu yang mempunyai
penyakit kronis kanker payudara dapat menyebabkan depresi.
Aktivitas Mental yang Berlebihan
Orang yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi
Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak terpenuhi maka
terjadilah depresi. (Anonymous, 2004).
Menurut Nanda (2005-2006) adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan sedih kronis adalah
:
Kematian orang yang dicintai
Pengalaman sakit mental/ fisik kronis, cacat (retardasi mental, sklerosis multiple, prematuritas,
spina bifida, kelainan persalinan, sakit mental kronis, infertilitas, kanker, sakit Parkinson)
Pengalaman satu atau lebih kejadian yang memicu (krisis dalam manajemen penyakit, krisis
berhubungan dengan stase perkembangan, kehilangan kesempatan yang dapat meningkatkan
perkembangan, norma social atau personal)
Ketergantungan tak henti pada pelayanan kesehatan dengan mengingat kehilangan.
Gejala Klinis Depresi
Menurut Hawari (2001) secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai berikut :
Aspek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak semangat, merasa
tidak berdaya.
Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan.
Nafsu makan menurun
Berat badan menurun
Konsentrasi dan daya ingat menurun
Gangguan tidur : insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak
tidur). Gangguan ini sering kali disertai dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan,
misalnya mimpi orang yang telah meninggal.
Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gelisah atau lemah tak berdaya)
Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan hobi, kreativitas
menurun, produktivitas juga menurun.
Gangguan seksual (libido menurun)
Pikiran-pikiran tentang kematian, bunuh diri.
Tingkat Depresi
Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses komunikasi social dan rasa tidak
nyaman.
Depresi Sedang
konsep tentang presipitasi manic masih diperdebatkan). Setelah sembuh dari depresi pertama,
obat dipertahankan untuk beberapa bulan, kemudian diturunkan, meskipun demikian pada
beberapa pasien setelah satu atau lebih kekambuhan, membutuhkan obat rumatan untuk periode
panjang. Anitdepresan saja (tunggal) tidak dapat mengobati depresi psikosis unipolar.
Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin bermanfaat dalam
pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar. Obat ini cukup efektif pada
bipolar serta untuk mempertahankan remisi dan begitu pula pada pasien unipolar. Antikonvulsan
juga tampaknya sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun kurang efektif
untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai secara bersama-sama dan litium
diteruskan setelah remisi. Psikotik, paranoid atau pasien sangat agitasi membutuhkan
antipsikotik, tunggal atau bersama-sama dengan antidepresan, litiun atau ECT- antidepresan
antipikal yang baru saja terlihat efektif.
ECT mungkin merupakan terapi terpilih :
Bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,
Bila kondisi pasien menuntut remisi segera (missal, bunuh diri yang akut)
Pada beberapa depresi psikotik
Pada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat (missal, pasien tua yang berpenyakit jantung).
Lebig dari 90% pasien memberikan respons.
Pengkajian
Faktor Predisposisi
Faktor Genetik
Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi
gangguan alam perasaan pada kembar monozigote dari dizigote.
Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan dari perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri.
Diawali dengan proses kehilangan terjadi ambivalensi terhadap objek yang hilang tidak mampu
mengekspresikan kemarahan marah pada diri sendiri.
Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan : misalnya kehilangn orang tua pada masa anak,
perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya
mengatsi kehilangan.
Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami depresi
atau mania.
Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang dipengaruhi oleh penilaian
negative terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.
Teori Belajar Ketidakberdayaan
Mengemukakan bahwa depresi dilmulai dari kehilangan kendali diri, lalu menjdi pasif dan tidak
mampu menghadapi masalah. Kemidian individu timbul dengan keyakinan akan
ketidakmampuam mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respon
yang adaptif.
Model Prilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian positif selama berinteraksi
dengan lingkungan.
Model Biologis
Mengemukakan bahwa depresi terjadi prubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak
berfungsi endokrin dan hipersekresi kortisol.
Faktor Presipitasi
Stresor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor biologis, psikologis,
dan social budaya. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obatobatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma dan ketidakseimbangan
metabolisme. Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta,
seseorang dan kehilangan harga diri. Faktor social budaya meliputi kehilangan peran, perceraian,
kehilangan pekerjaan.
Perilaku dan Mekanisme Koping
Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan dan
kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi. Mekanisme koping yang digunakan pada
reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan
yang hebat.
Analisa Data
Data Subyektif
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan
somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa
putus asa dan cenderung bunuh diri.
Data Obyektif
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang
merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang
diseret.Kadangkadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan,
sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolaholah pikirannya kosong,
konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya
khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk
akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadangkadang pasien suka
menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka
diganggu.
Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi
Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.
Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
Perkenalkan diri dengan klien
Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empat
Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non
verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan
Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginanny
Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
Klien dapat menggunakan koping adaptif
Tindakan:
Beri Data Obyektifrongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat
memahami apa yang dirasakan pasien.
Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
Beri Data Obyektifrongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat
diterima
Beri Data Obyektifrongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
Tindakan:
Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang
lain, ditempat yang aman dan terkunci.
Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.
Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.
Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, halhal untuk diselesaikan).
Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan
kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama).
Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
Diskusikan tentang obat (nama, Data Obyektifsis, frekuensi, efek dan efek samping minum
obat).
Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, Data Obyektifsis, cara,
waktu).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa
susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia,
konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor
konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik,
faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Tingkat Depresi
Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses komunikasi social dan rasa tidak
nyaman.
Depresi Sedang
Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis.
Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non
verbal meningkat.
Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal
meningkat.
Partisipasi social : menarik diri, tak mau bekerja/ sekolah, mudah tersinggung
Depresi Berat
Gangguan Afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang.
Gangguan proses pikir
Sensasi somatic dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang
merawat diri, tak mau makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
http://tenreng.wordpress.com/2009/02/19/asuhan-keperawatan-dengan-pasien-depresi/
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DEPRESI
Di susun oleh :
A.Bonifasya
Adelson Devry
Angel Berta Fau
Mega Novaria
Nurmaria
AKADEMI KEPERAWATAN YUKI
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerahnya makalah yang
berjudulAskep pada
klien dengan depresi dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen. Dalam penulisan
makalah ini penulis mengalami hambatan namun berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai
pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Theodora Manurung .,SMIP selaku dosen pembimbing
Orang tua dan saudara-saudari yang telah banyak memberikan bantuan dorongan baik moral
maupun material
Rekan-rekan mahasiswa Aper Yuki yang telah membantu memberikan dorongan dan
partisipasinya untuk menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat
mengharapkan masukan dari para pembaca yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun, semoga isi dari makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa
Akademi Keperawatan pada khususnya.
Jakarta, Mei 2012
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II LANDASAN TEORI
Pengertian
2
Proses terjadianya masalah
2
Tentang respon emosional
2
Patopsikologi
3
Penatalaksanaan depresi
6
Pengkajian
8
Analisa data
9
Diagnose keperawatan
10
Rencana tindakan keperawatan
10
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
14
13