Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN NUTRISI

(OBESITAS)

A. Pengertian

Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak


tubuh sedikitnya 20% dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi
badan. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh
dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.
Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih
dari 23% dianggap mengalami obesitas.
B. Etiologi

1. Masuknya energi melebihi kebutuhan tubuh

Penyebab terjadinya obesitas atau masukan energi yang melebihi dari


kebutuhan tubuh terutama pada anak yaitu :
• Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksa oleh ibunya bahwa sekali
minum harus habis.
• Kebiasaan untuk memberikan makanan atau minuman setiap kali anak
menangis.

• Pemberian makan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.

• Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu


manis, kalorinya tinggi) sehingga bayi selalu haus dan minta minum.
Obesitas pada bayi umur 1 tahun pertama sebagian berhubungan dengan
berat badan lahirnya dan cara pemberian makanya. Tetapi sebagaian besar
obesitas pada usia 6-12 bulan masih sulit diterangkan penyebabnya.
Faktor-faktor dibawah ini mempengaruhi terjadinya berat badan lahir yang lebih
tinggi dari biasanya, yaitu :
• Faktor keturunan

• Ibu yang obesitas


• Pertumbuhan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan Ibu
diabetes atau pradiabetes.

2. Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana makanan bagi anak
merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang.
3. Penggunaan kalori yang kurang

Berkurangnya pemakaian energy dapat terjadi pada anak yang kurang


aktivitas fisiknya, misalnya seharian anak hanya menonton tv, lebih-lebih jika
menonton tv sambil tidak berhenti makan, maka kecenderungan untuk obesitas
menjadi lebih besar.
4. Hormonal

Penyebab ini berhubungan dengan Kelenjar pituitary dan fungsi


hipotalamus. Ini merupakan penyebab yang jarang terjadi yaitu fungsi
hipotalamus yang abnormal sehingga terjadi hiperfagia (nafsu makan yang
berlebih) karena terjadi gangguan pada pusat kenyang di otak.

C. Faktor predisposisi

• Pola Makan

Mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi misalnya makanan yang tinggi


lemak, minuman bersoda, kudapan, permen, dan makanan penutup dapat pula
menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan karena makanan dan
minuman seperti ini biasanya mengandung kalori, gula dan garam yang tinggi.
• Jarang bergerak

Anak-anak yang jarang bergerak akan lebih mudah mengalami kenaikan berat
badan karena mereka tidak membakar kalori melalui aktivitas fisik.
• Masalah genetik

Bila anak anda datang dari sebuah keluarga yang rata-rata anggotanya
mengalami kegemukan, maka mungkin secara genetik akan mengalami kelebihan
berat badan, terutama bila berada dalam lingkungan dimana makanan tinggi kalori
selalu tersedia dan aktivitas fisik jarang dilakukan. Faktor psikologis
Ada sebagian anak-anak yang makan terlalu banyak sebagai pelampiasan bila
ada masalah, terutama masalah emosi, seperti stress dan kebosanan.
• Faktor keluarga/sosial
Kebiasaan orang tua dalam menyiapkan makanan di rumah.

• Anak cacat

Anak yang aktivitasnya kurang karena problem fisik atau cara mengasuh.

D. Patofisiologi

Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam


bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh
faktor eksogen (obesitas primer ) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor
endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek
genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3
proses fisiologis, yaitu : pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju
pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan
penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di
hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adiposa,
usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan
rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersipat katabolik
(anoreksia, meningkatkan pengeluara energi) dan dibagi menjadi 2 kategori yaitu
sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan
waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambungdan peptida
gastrointestinal yang diperankan oleh kolesistokinin(CCK) sebagai stimulator
dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fatderived hormon
leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan
adiposa akan meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran
darah. Leptin kemudian merangsang anorexigenic centerdi hipotalamus agar
menurunkan produksi Neuro Peptide Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu
makan. Demikian pula sebliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan
energi maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic
center pada hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nasu makan. Pada
sebagaian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya
kadar leptin tidak menyebabkan tingginya penurunan nafsu makan.

E. Gejala klinis

Berdasarkan distribusi jaringan lemak, dibedakan menjadi 2 yaitu apple


shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan pinggang)
dan pear shape body/gynecoid (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian
pinggul dan paha).
Secara klinis anak yang obesitas mudah dikenali karena empunyai ciri-ciri yang
khas antara lain :

• Wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap

• Leher relatif pendek

• Dada membusung dengan payudara membesar

• Perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen Pada anak


laki-laki : burried penis, gynaecomastia.
• Pubertas dini genu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal
paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat
menyebabkan laserasi kulit.

F. Mendeteksi anak obesitas

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan apakah anak anda
mepunyai berat badan berlebih. Secara singkat BB lebih dapat dilihat dengan
memperhatikan KMS anak. Apabila diatas garis hijau maka kemungkinan anak
memiliki berat badan berlebih. Selanjutnya dilihat tinggi badan anak, apakah
proporsional atau tidak.
Cara yang lain adalah dengan melihat grafik IMT (BMI, Body Mass Index)
khusus anak di atas usia 2 tahun bisa dilihat kalsifikasinya yaitu :
• Persentil >95 : obesitas
• Persentil 75-95 : overweight
• Persentil 25-75 : normal
• Persentil <25 : kurang

G. Komplikasi

Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang


terjadi pada masa bayi maupun masa dewasa antara lain :
1. Terhadap kesehatan

Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak,


tetapi jika obesitas masih terjadi pada masa dewasa, maka morbiditas
maupun mortalitasnya akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara
tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC.
Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan
menurunnya respon imunologik sel T dan aktivitas sel polimorfonuklear.
2. Saluran pernafasan

Pada bayi obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan


bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi
tonsil dan adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas
sehingga mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah yang disebut
sindrom chubby puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan
hipertrofi dan adenoid akan mengakibatkan gangguan tidur, gejalagejala
jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya
adalah naas yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah atau panas sering
disertai miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.
4. Ortopedi

Anak yang obesitas pergerakannya lambat dan sering terdapat kelainan


ortopedi seperti legg-perthee, gemu valgum, slipped femoral capital
epiphyses, tibia vara dll.
5. Efek psikologis

Kurang percaya diri merupakan efek psikologis yang dapat terjadi pada
anak yang obesitas. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif
dan depresif. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan
oleh teman sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar karena merasa
potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri sehingga
mengisolasi dari pergaulan dengan teman-temannya.
Bila obesitas pada anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan
:

• Hipertensi pada masa adoletensi

• Hiperlipidemia, aterosklerosis, PJK, hipertensi maligna pada dewasa

• Diabetes

• Sindrom pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas


dewasa, yaitu gangguan pada jantung dan pernafasan dan hipofenstilasi.

H. Pencegahan

• Pencegahan yang dilakukan harus sedini mungkin sejak dari bayi yaitu
dengan memberikan ASI. Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi
obesitas karena komposisi ASI mempunyai meknismetersendiri dalam
mengontrol berat badan bayi.
• Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang
anda makan sehingga anada dapat tetap konsisten menjaga berat badan
ideal.
• Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan
yang sehat bersama-sama.
• Harus menyadari bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan
dan berat badan anak anda dapat memberi efek terbalik dimana si anak
makan terlalu banyak, atau mungkin membuat mereka rawan terjangkit
kelainan pada pola makan.
• Tidak perlu menjadi terlalu kritis, anda hanya perlu menekankan pada apa
yang baik, seperti senangnya bisa bermain diluar rumah, berbagai variasi
buah segar yang bisa anda dapatkan sepanjang tahun.
• Tekankan keuntungan dari banyak beraktiitas selain dari membantu
mereka untuk menjaga berat badan. Contohnya banyak bergerak membuat
jantung, paru-paru dan otootot lain menjadi lebih kuat.

I. Penanganan

Anak-anak tidak seperti orang dewasa, yang membutuhkan nutrisi dan


kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Untuk anak-anak diawah usia 7 tahunyang tidak memiliki masalah
kesehatan lainnya, tujuan penanganan ini adalah untuk menjaga berat badan bukan
mengurangi berat badan. Strategi ini menyebabkan anak-anak tetap menambah
tinggi badan mereka tanpa harus menambah berat badan, sehingga indeks masa
tubuh akan terus menurun seiring dengan bertambahnya waktu sampai pada
kisaran normal. Meskipun demikian, untuk anak yang mengalami obesitas,
menjaga berat badan sambil menunggu pertambahan tinggi badan dapat menjadi
sama sulitnya dengan menurunkan berat badan pada orang dewasa.
Metode-metode yang dilakukan untuk menjaga berat badan atau
menurunkan berat badan adalah sama yaitu anak harus makan dengan pola makan
yang sehat dan menigkatkan aktivtas fisiknya. Kesuksesan metode ini sangat
bergantung pada komitmen untuk membantu anak melakukan perubahan ini.
1. Makan dengan pola makan yang sehat

Bila sedang berbelanja sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran dibandingkan


makana cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat dan jangan pernah
menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman.
Batasi pembelian minuman yang manis termasuk juga minuman yang
memiliki rasa buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit nutrisi
dibandingkan dengan kalori tnggi yang mereka miliki. Minuman ini juga dapat
membuat anakmerasa terlalu kenyang untuk makan makanan yang lebih sehat.
Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikit
mungkin. Contohnya anda bisa memanggang ayam dan bukan menggorengnya.
Sajikan makanan berwarna-warni diatas meja seperti sayuran hijau
berwarna hijau dan kuning, buah aneka warna dan roti yang terbuat dari whole-
grain . batasi sajian karbohidrat berwarna putih seperti beras, pasta, roti putih dan
gula (sebagai makanan penutup).
Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga . buat makan
bersama sebagai kebiasaan saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan
didepan televisi atau komputer yang akan menyebabkan anak mengunyah tanpa
berpikir.
Batasi kebiasaan makan diluar rumah terutama di restoran cepat saji.
Banyak pilihan menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori.
Jangan biasakan makan didepan layar seperti televisi, komputer atau video game.
Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburu-buru dan
menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah dimakan.
Jangan berikan permen atau jajanan sebagai hadiah bagi anak yang
berkelakuan baik atau untuk menghentikan kelakuan buruk. Cari ssolusi lain untuk
mengubah perilaku mereka.
Jangan biasakan anak untuk selalu menghabiskan isi piringnya. Bayi pun
akan menolak botol susu atau ASI sebagai tanda bahwa mereka sudah kenyang.
Bila anak-anak sudah cukup kenyang jangan paksa mereka untuk melanjutkan
makan.
Jangan berbicara soal makanan yang jelek atau sama sekali melarang
adanya permen dan makanan pavorit dari menu makanan anak yang mengalami
kelebihan berat badan. Anak-anak bisa berontak dan mengonsumsi makanan
terlarang tersebut dalam jumlah banyak diluar rumah atau menyelundupkan
makanan tersebut kedalam rumah.
2. Meningkatkan aktivitas fisik
Batasi waktu santai didepan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari.

Tekankan pada aktivitas bukan olahraga. Aktivitas anak anda tidak harus berupa
olahraga yang terstruktur, tujuannya hanya agar mereka tetap bergerak. Aktivitas
bermain bebas seperti bermain petak umpet, tarik tambang atau lompat tali dapat
menjadi cara yang jitu untuk membakar kalori dan meningkatkan
stamina.Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda. Bila anda ingin memiliki
anak yang aktif, anda sendiri harus aktif. Buat pekerjaan rumah tangga sebagai
aktivitas keluarga.Buat aktivitas yang berpariasi. Biarkan anak-anak secara
bergantian memilih aktivitas apa yang akan mereka lakukan yang penting anak
anda melakukan suatu aktivitas.
Buat sebagai komitmen keluarga. Anak-anak tidak dapat mengubah sendiri
pola makan dan pola aktivitas mereka. Mereka membutuhkan dukungan dan
dorongan dari keluarga dan pengasuh mereka.Pembedahan dan penggunaan obat.
Bila anak anda telah bergelut dengan masalah bert badannya unttuk waktu yang
cukup lama, anda mungkin berfikir pembedahan atau penggunaan obat dapat
membentu masalahnya. Akan tetapi penggunaan obat jarang sekali dilakukan pada
anak-anak.

KONSEP ASKEP PADA ANAK OBESITAS A. PENGKAJIAN

1. Anamnesis

• Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound, remaja.

• Riwayat tumbang (mendukung obesitas endogenous)


• Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri pinggul.

• Riwayat gaya hidup : - pola makan/kebiasaan makan; - pola aktivitas fisik


: senang menonton televisi.
• Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan
resiko seperti penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia,
hipertensi dan diabetes melitus tipe II.
2. Pemeriksaan fisik

Adanya gejala klinis obesitas seperti gejala klinis diatas.

3. Pemeriksaan penunjang

Analisis diet, laboratorium, radiologis, ekokardiografi dan test fungsi paru (jika
ada tanda-tanda kelainan).
4. Pemeriksaan antropometri

Pengukuran berat badan dibandingkan dengan berat badan ideal. BBI adalah berat
badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB>120% BB ideal.

Body mass index (BMI)

Sebagai bagian dari perawatan anak sehat dokter akan menghitung indeks
massa tubuh atau BMI dan menentukan dimana posisinya pada tabel pertumbuhan
sesuai usia. Indeks massa tubuh menunjukan bila anak mengalami kelebihan berat
untuk usia dan tinggi badannya. Untuk menghitung index masa tubuh anak dapat
digunakan rumus : BB/TB2 = Kg/meter2.
Cara yang lebih mudah untuk mendapatkan indeks massa tubuh adalah
m=dengan menggunakan kalkulator indeks massa tubuh. Bila telah diketahui IMT
anak kemudian diplot ke tabel IMT yang sudah baku.
Dengan menggunakan tabel pertumbuhan, dokter dapat menentukan
persentil anak. Perhitungan dalam tabel pertumbuhan ini dibuat oleh pusat
pengendalian dan pencegahan penyakit di amerika (Center for Disease Control
and Prevention = CDC) anak akan dimasukan dalam salah satu dari 4kategori
berikut :
• BMI < persentil 5 : kekurangan berat

• BMI persentil 5-85 : berat normal

• BMI persentil 85-95 : memiliki resiko kelebihan berat badan BMI


>persentil 95 : kelebihan berat badan
Selain itu untuk lebih akurat dalam menentukan tebalnya lapisan lemak adalah
dengan :

o Mengukur tebal lipat kulit pada trisep dan subscapula : dengan


menggunakan alat skinfold calipers.
o Dual X-ray absorbtiometry : biasanya dipergunakan untuk riset dan
dilakukan untuk menentukan secara tepat komposisi tubuh anak. o
Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (Tebal
Lipatan Kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P>85.
o Pengukuran lemak secara laboratorium, misalnya densitometri, hidrometri.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan berat badan berhubungan dengan asupan nutrisi yang
berlebihan.

2. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelebihan berat badan :


obesitas.

3. Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan


ketidakseimbangan antara masukan dan penggunaan energy.

Tujuan dari program penurunan berat badan meliputi :

1. Anak akan mengikuti diet yang memberikan kehilangan berat badan tanpa
mengganggu pertumbuhan, aktivitas normal atau psikologik kesejahteraan.
2. Anak akan terlibat dalam program latihan rutin.

3. Anak dan keluarga menerima dukungan psikologis.

4. Anak dapat melakukan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.


C. Intervensi

1. Bantu klien mengembangkan program penurunan berat badan yang aman


yang mempertimbangkan faktor ini:
o Jumlah penurunan yang diinginkan o
Durasi program o Biaya
o Masalah nutrisi o Kesesuaian dengan gaya
hidup
Rasional : tujuan yang realistic meningkatkan peluang keberhasilan. Kesuksesan
memberi klien nilai tambahan untuk meneruskan program.
2. Ajarkan anak dasar-dasar masukan nutrisi seimbang meliputi :

o Memilih rencana diet yang mendorong


masukan tinggi karbohidrat kompleks dan
membatasi masukan lemak.
o Makan lebih banyak ikan dan daging ayam
yang mengandung sedikit lemak dan kalori.
Rasional : penurunan dan pemeliharaan berat badan jangka panjang yang berhasil
dapat dicapai melalui diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat kompleks.
3. Bahas mulainya program latihan. Instruksikan orang tua dan anak konsul
dengan dokter sebelum memulai bila ada indikasi.
Rasional : anak dan orang tua akan lebih terkontrol dalam mengikuti program
latihan, sebelum memulai bila ada indikasi.
4. Tingkatkan kesadaran anak tentang bagaimana berat badan dipengaruhi
oleh keseimbangan antara masukan makanan dan aktivitas. Jelaskan
bahwa keberhasilan penurunan berat badan dan pemeliharaannya
bergantung pada pencapaian keseimbangan antara penurunan masukan
kalori dan peningkatan penggunaan kalori melalui latihan teratur.
Rasional : tujuan penurunan berat badan dapat dicapai melalui kombinasi
penurunan masukan kalori dan peningkatan penggunaan kalori dengan latihan.
Setiap peningkatan aktivitas fisik akan meningkatkan haluan energy dan
mengurangi kalori pada anak yang mengikuti program diet penurunan kalori.
D. Penatalaksanaan

Prinsipnya adalah mengurangi asupan energy serta meningkatkan keluaran


energy dengan cara pengaturan diet , peningkatan aktivitas fisik, dan mengubah
modifikasi pola hidup.

Anda mungkin juga menyukai