1. A. PENGERTIAN
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat diseluruh
tubuh. (Indonesia, universitas 1991)
w Obesitas adalah keadaan patologis yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (Soetjiningsih, 1995)
w Jadi Obesitas menurut kelompok adalah salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat
konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan.
1. B. PENYEBAB
1. Masukan energy yang melebihi dari kebutuhan tubuh
1. Pada bayi
w Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa setiap kali minum
harus habis.
w Kebiasaan untuk memberikan minuman atau makanan setiap kali anak menangis.
w Pemberian makanan tambahan tinngi kalori pada usia yang terlalu dini.
w Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis, kalorinya
tinggi), sehingga bayi selalu haus atau minta minum.
Obesitas pada bayi umur 1 tahun pertama, sebagian berhubungan dengan berat badan lahirnya
dan cara pemberian makannya. Tetapi sebagian besar obesitas pada usia 6-12 bulan masih sulit
diterangkan penyebabnya.
Faktor-faktor dibawah ini mempengaruhi terjadinya berta badan lahir yang lebih tinggi dari
biasanya, yaitu:
v Faktor keturunan
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana makanan bagi anak merupakan pengganti untuk
mencapai kepuasaan dalam mencapai kepuasaan dalam memperoleh kasih sayang.
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan “fast food” yang berkalori tinggi seperti
hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es krim, aneka macam mie, dll.
berkurangnya pemakaian energy dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas fisiknya, seharian
nonton TV, dll. Lebih-lebih jika menonton TV sambil tidak berhenti makan, maka
kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar.
1. Hormonal
Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal sehinnga terjadi
hiperfagia (nafsu makan yang berlebih) karena ganguan pada pusat kenyang pada otak.
FAKTOR PREDIPOSISINYA
Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya kelebihan berat badan pada
anak:
Pola makan. Mengkonsumsi makanan berkalori tinggi, makanan tinggi lemak biasanya
tinggi kalori. Minuman bersoda, kudapan, permen dan makanan penutup dapat juga
menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan. Makanan dan minuman seperti ini
biasanya memiliki kandungan kalori dan gula atau garam yang tinggi.
Jarang bergerak. Anak-anak yang jarang bergerak akan lebih mudah mengalami
kenaikan berat badan karena mereka tidak membakar kalori melalui aktivitas fisik.
Masalah genetik. Bila anak anda datang dari sebuah keluarga yang rata-rata anggotanya
mengalami kegemukan, dia mungkin secara genetik akan mengalami kelebihan berat
badan, terutama bila berada dalam lingkungan di mana makanan tinggi kalori selalu
tersedia dan aktivitas fisik jarang dilakukan.
Faktor psikologis. Ada sebagian anak-anak yang makan terlalu banyak sebagai
pelampiasan bila ada masalah, terutama masalah emosi, seperti stres atau kebosanan.
Faktor keluarga/sosial. Kebiasaan orangtua dalam menyiapkan makanan di rumah.
Anak cacat, anak aktivitasnya kurang karena problem fisik atau cara mengasuh.
1. C. PATOFISIOLOGI
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer)
sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan
hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu
: pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi
sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal
eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan
adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa
lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia,
meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal
panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan
dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin
(CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-
derived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai
dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian merangsang
anorexigenic centerdi hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide Y (NPY), sehingga
terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari
asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di
hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita
obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan
nafsu makan.
1. D. GEJALA KLINIS
Apple shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan pinggang)
Pear shape body/gynecoid (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian pinggul dan
paha)
Secara klinis mudah dikenali, karena mempunyai ciri-ciri yang khas, antara lain :
Cara yang lain adalah dengan melihat grafik IMT (BMI, Body Mass Index) khusus anak di atas 2
tahun pada grafik di bawah ini
Klasifikasinya adalah:
Persentil >95 : obesitas
Persentil 75-95 : overweight
persentil 25 – 75: normal
persentil <25 : kurang
1. F. KOMPLIKASI
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi
maupun pada masa dewasa antara lain:
1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas
masih terjadi masa dewasa, maka morbiditas maupum mortalitas akan meningkat. Terdapat
korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC.
Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan menurunnya respon imunologik
sel T dan aktivitas sel polimorfonnuklear.
1. Saluran pernafasan
Pada bayi obesitas merupakan resiko terjadinyainfeksi saluran pernafasan bagian bawah,
karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan
mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anoksia dan saturasi
oksigen rendah yang disebut sindrom chubby puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan
hipertrofi dan adenoid akan mengakibatkan gangguan tidur, gejlala-gejala jantung dan kadar
oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
1. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah atau panas sering disertai miliaria, maupun
jamur pada lipatan-lipatan kulit.
1. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti legg-
perthee, gemu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
1. Efek psikologis
Kurang percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasifdan depresif. Karena
sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Juga sulit
mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri
sehingga mengisolasi dari pergaulan dengan teman- temannya.
1. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat mengakibatkan:
1. G. PENCEGAHAN
Pencegahan harus sedini mungkin sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI. Bayi
yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas karena komposisi ASI mempunyai
mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi.
Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang anda makan
sehingga anda dapat tetap konsisten menjaga berat badan ideal
Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan yang sehat
bersama-sama.
Harus menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan dan berat
badan anak anda dapat memberi efek terbalik dimana si anak makan terlalu banyak, atau
mungkin membuat mereka rawan terjangkit kelainan pada pola makan.
Tidak perlu menjadi terlalu kritis, anda hanya perlu menekankan pada apa yang baik,
seperti senangnya bisa bermain di luar rumah, berbagai variasi buah segar yang bisa anda
dapatkan sepanjang tahun.
Tekankan keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari membantu mereka untuk
menjaga berat badan, contohnya, banyak bergerak membuat jantung, paru-paru dan otot-
otot lain menjadi lebih kuat.
1. H. PENANGANAN
Anak-anak, tidak seperti orang dewasa, membutuhkan nutrisi dan kalori untuk perkembangan
dan pertumbuhan mereka.
Untuk anak-anak di bawah usia 7 tahun yang tidak memiliki masalah kesehatan lainnya, tujuan
penanganan ini adalah untuk menjaga berat badan bukan mengurangi berat badan. Strategi ini
menyebabkan anak-anak tetap menambah tinggi badan mereka tanpa harus menambah berat
badan, sehingga indeks massa tubuh akan terus menurun seiring dengan bertambahnya waktu
sampai pada kisaran normal. Meskipun demikian, untuk anak yang mengalami obesitas, menjaga
berat badan sambil menunggu pertambahan tinggi badan dapat menjadi sama sulitnya dengan
menurunkan berat badan pada orang-orang dewasa.
Metode-metode yang dilakukan untuk menjaga berat badan atau menurunkan berat badan adalah
sama yaitu anak harus makan dengan pola makan yang sehat dan meningkatkan aktivitas
fisiknya. Kesuksesan metode ini sangat bergantung pada komitmen untuk membantu anak
melakukan perubahan ini.
Makanan selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga memasak makanan dan mereka juga yang
menentukan makanan mana yang akan dimakan. Bahkan perubahan sekecil apapun dapat
menyebabkan perubahan besar pada kesehatan anak.
Bila sedang berbelanja untuk sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran dibandingkan
makanan cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat. Dan jangan pernah
menggunakan makan sebagai hadiah atau hukuman.
Batasi pembelian minuman yang manis, termasuk juga minuman yang memiliki rasa
buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit nutrisi dibandingkan dengan kalori
tinggi yang mereka miliki. Minuman ini juga dapat membuat anak anda merasa terlalu
kenyang untuk makan makanan yang lebih sehat.
Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikit
mungkin. Contohnya, anda bisa memanggang ayam bukan menggorengnya.
Sajikan makanan berwarna-wani di atas meja: sayuran hijau dan kuning, buah aneka
warna, dan roti yang terbuat dari whole-grain. Batasi sajian karbohidrat berwarna putih:
beras, pasta, roti putih dan gula (sebagai makanan penutup).
Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga. Buat makan bersama sebagai
kebiasaan saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan di depan televisi atau
komputer, yang akan menyebabkan anak mengunyah tanpa berpikir.
Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restoran cepat saji. Banyak pilihan
menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori.
Jangan biasakan makan di depan layar, seperti televisi, komputer atau video
game. Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburu-buru dan
menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah dimakan.
Jangan sampai jatuh ke dalam perangkap kebiasaan makan yang kurang baik:
Jangan berikan permen atau jajanan sebagai hadiah bagi anak yang berkelakuan
baik atau untuk menghentikan kelakuan buruk. Cari solusi lain untuk mengubah
perilaku mereka.
Jangan biasakan anak untuk selalu menghabiskan isi piringnya. Bayipun akan
menolak botol susu atau ASI sebagai tanda bahwa mereka sudah kenyang. Bila anak-
anak sudah cukup kenyang, jangan paksa mereka untuk melanjutkan makan.
Jangan berbicara soal “makanan yang jelek” atau sama sekali melarang adanya
permen dan makanan favorit dari menu makanan anak yang mengalami kelebihan
berat badan. Anak-anak bisa berontak dan mengkonsumsi makanan terlarang tersebut
dalam jumlah banyak di luar rumah atau menyelundupkan makanan tersebut ke dalam
rumah.
Satu komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama pada anak-anak,
adalah aktivitas fisik.
Batasi waktu santai di depan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari. Satu cara
yang jitu untuk meningkatkan aktivitas anak anda adalah dengan membatasi waktu
mereka untuk menonton televisi setiap harinya. Aktivitas diam lainnya (main video
games dan komputer atau bicara di telepon) juga harus dibatasi.
Tekankan pada aktivitas bukan olahraga. Aktivitas anak anda tidak harus berupa
program olahraga yang terstruktur, tujuannya hanya agar mereka tetap
bergerak. Aktivitas bermain bebas seperti bermain petak-umpet, tarik tambang atau
lompat tali dapat menjadi cara yang jitu untuk membakar kalori dan meningkatkan
stamina.
Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda. Contohnya, bila anak anda
cenderung berjiwa seni, anda dapat pergi ke alam untuk jalan-jalan dan mengumpulkan
daun dan batu-batuan yang dapat dikoleksi oleh anak-anak. Bila anak anda suka
memanjat, anda bisa pergi ke mencari tempat bermain disektiar rumah anda, dimana
anak-anak dapat melewatkan waktu dengan memanjat alat permainan atau tembok. Bila
anak anda suka membaca, anda bisa mengajaknya jalan kaki atau naik sepeda ke
perpustakaan disekitar rumah anda.
Bila anda ingin memiliki anak yang aktif, anda sendiri harus aktif. Gunakan tangga
bukan lift atau eskalator dan parkir mobil anda di tempat yang agak jauh dari
toko. Jangan buat kegiatan olah gerak sebagai hukuman atau kewajiban. Temukan
aktivitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.
Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga. Siapa yang banyak
mencabut rumput dari kebun sayuran? Siapa yang paling banyak mengumpulkan
sampah?
Buat aktivitas yang bervariasi. Biarkan anak-anak secara bergantian memilih aktivitas
apa yang akan mereka lakukan hari atau minggu ini. Latihan memukul, boling, dan
renang, semua ikut dihitung. Yang penting anda melakukan suatu aktivitas.
Buat sebagai Komitmen Keluarga. Anak-anak tidak dapat mengubah sendiri pola
makan dan pola aktivitas mereka. Mereka membutuhkan dukungan dan dorongan dari
keluarga dan pengasuh mereka.
Pembedahan dan Penggunaan Obat. Bila anak anda telah bergelut dengan masalah
berat badannya untuk waktu yang cukup lama, anda mungkin berpikir pembedahan atau
penggunaan obat mungkin dapat membantu masalahnya. Akan tetapi penggunaan obat
jarang sekali dilakukan pada anak-anak. Pembedahan untuk Mengurangi Berat
Badan. Penggunaan Obat-obatan
a. PENGKAJIAN
1. Anamnesis :
Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan resiko seperti
penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes
melitus tipe II
2. Pemeriksaan fisik :
3. Pemeriksaan penunjang : analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan tes fungsi
paru (jika ada tanda-tanda kelainan).
4. Pemeriksaan antropometri :
Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal (BBI). BBI adalah berat
badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB > 120% BB Ideal.
Sebagai bagian dari perawatan anak sehat, dokter akan menghitung index massa tubuh (Body
Mass Index = BMI) dan menentukan dimana posisinya pada tabel pertumbuhan sesuai
usia. Indeks masa tubuh menunjukkan bila anak mengalami kelebihan berat untuk usia dan tinggi
badannya.
Untuk menghitung index massa tubuh anak anda, bagi beratnya dengan tinggi badannya yang
dipangkat 2, atau BB/TB2 = kg/meter2.
Cara yang lebih mudah untuk mendapatkan indeks massa tubuh adalah dengan menggunakan
kalkulator indeks massa tubuh. Bila telah dietahui indeks massa tubuh anak, kemudian diplot ke
tabel indeks massa tubuh yang sudah baku.
Dengan menggunakan tabel pertumbuhan, dokter dapat menentukan persentil anak, artinya
bagaimana perkembangan anak tersebut dibandingkan dengan anak lain dengan usia dan jenis
kelamin yang sama.
Penghitungan dalam tabel pertumbuhan ini, dibuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit di Amerika (Center for Disease Control and Prevention = CDC). Anak akan
dimasukkan dalam salah satu dari 4 kategori berikut :
BMI bukanlah pengukuran lemak tubuh yang paling sempurna karena ada beberapa keadaan
dimana penghitungan BMI dapat menimbulkan kesan yang salah. Contohnya, orang yang sangat
berotot seringkali memiliki angka BMI yang tinggi walaupun tidak mengalami kelebihan berat
(karena otot tambahan dapat menambah berat badan seseorang tapi tidak menambah lemak).
Sebagai tambahan, BMI seringkali sulit untuk dijelaskan masa pubertas dimana seorang anak
mengalami periode pertumbuhan yang sangat cepat. Penting untuk diingat bahwa BMI biasanya
adalah indikator yang baik (tapi bukan pengukuran secara langsung) kadar lemak dalam tubuh.
Dokter juga akan memperhitungkan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam penilaian berat
secara keseluruhan. Ini akan membantu untuk menentukan apakah berat badan anak
membutuhkan perhatian medis.
Sebagai tambahan selain BMI dan memposisikan berat badan pada tabel pertumbuhan, dokter
juga akan mengevaluasi :
Sejarah obesitas dalam keluarga dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan berat
badan, seperti diabetes
Kebiasaan makan dan asupan kalori anak
Tingkat aktivitas anak
Kondisi kesehatan lain yang mungkin dimiliki oleh anak
Ukuran tebal lipat kulit pada trisep dan subscapula:dengan menggunakan alat
skinfold calipers.
Dual X-ray absorbtiometry : biasanya dipergunakan untuk riset dan dilakukan untuk
menentukan secara tepat komposisi tubuh anak.
Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P > 95 kurva IMT
berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.
Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan
kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P > 85.
Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri
1. b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah pengkajian dari anak atau remaja, beberapa diagnose keperawatan menjadi jelas.
Diagnosa yang menonjol diuraikan di bawah ini :
1. Anak akan mengikuti diet yang memberikan kehilangan berat badan tanpa mengganggu
pertumbuhan, aktivitas normal, atau psikologik kesejahteraan.
2. Anak akan terlibat dalam program latihan rutin.
3. Anak dan keluarga menerima dukungan psikologis
4. Anak dapat melakukan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
1. c. INTERVENSI
2. Bantu klien mengembangkan program penurunan berat badan yang aman yang
mempertimbangkan factor ini:
1. Jumlah penurunan yang diinginkan
2. Durasi program
3. Biaya
4. Masalah nutrisi
5. Kesesuaian dengan gaya hidup
Rasional : Tujuan yang realistic meningkatkan peluang keberhasilan. Kesuksesan member klien
nilai tambahan untuk meneruskan program
1. Memilih rencana diet yang mendorong masukan tinggi karbohidrat kompleks dan
membatasi masukan lemak
2. Makan lebih banyak ikan dan daging ayam yang mengandunng sedikit lemak dan kalori.
Rasional : Penurunan dan pemeliharaan berat badan jangka panjang yang berhasil dapat dicapai
melalui diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat kompleks.
1. Bantu klien dan mengembangkan program latihan yang aman dan realistic dengan
mempertimbangkan factor berikut:
Rasional : Anak mungkin lebih mematuhi program latihan regular yang mudah dan
menyenangkan kemajuan latihan secara bertahap meminimalkan ketidaknyamanan dan cedera,
mendorong kepatuhan.
Bahas mulainya program latihan. Intruksikan orang tua dan anak konsul dengan dokter sebelum
memulai, bila ada indikasi.
Rasional : Anak dan orangtua akan lebih terkontrol dalam mengikuti program latihan, sebelum
memulai bila ada indikasi.
Rrasional : Tujuan penurunan berat badan dapat dicapai melalui kombinasi penurunan masukan
kalori dan peningkatan penggunaan kalori dengan latihan. Setiap peningkatan aktivitas fisik akan
meningkatkan haluaran energy dan dan mengurangi kalori pada anak yang mengikuti program
diet penurun kalori.
1. c. PENATALAKSANAAN
Prinsipnya adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara
pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah/modifikasi pola hidup.
Pada anak obesitas usia dibawah 7 tahun tanpa komplikasi, dianjurkan cukup dengan
mempertahankan berat badan. Pada anak obesitas usia dibawah 7 tahun dengan komplikasi dan
usia diatas 7 tahun (dengan/tanpa komplikasi) dianjurkan untuk menurunkan berat badan (diet
dan aktifitas fisik). Target penurunan berat badan dengan kecepatan 0,5-2 kg per bulan, sampai
mencapai berat badan ideal.
2. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan angka kecukupan
gizi (AKG), hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Intervensi
diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta.
Pada obesitas tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan
pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Dapat pula memakai perhitungan kebutuhan kalori
berdasarkan berat badan sebagai berikut :
1. Pada bayi mengalami obesitas tujuan terapi bukan untun menurunkan berat badannya
seperti pada obesitas dewasa, tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya.
Bayi diberikan diiit sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110
kkal/kg bb/ hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dan 90 kkal/kg bb/ hari untuk bayi lebih
dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselangi dengan air
tawar. Tidak dianjurkan memberikan susu yang diencerkan, susu rendah/ tanpa lemak.
2. Pada anak pra sekolah yang mengalami obesitas,kenaikan berat badannya harus
diperlambat, dengan memberikan diit seimbang 60 kkal/kg bb/hari, atau bisa juga diberi
makanan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung
kalori tinggi.
3. Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, diit yang diberikansekitar 1200
kkal/hari ata sekitar 60 kkal/kg bb/hari. Mendorong anak melakukan aktifitas fisik secara
sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Tidak boleh menonton Tv terlalu lama, dan
disertai makan makanan yang berkalori tinggi.
4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat
badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diit yang diberikan sekitar 850
kkal/hari, atau kalau ingin menurunkan berat badan 500 gram/minggu, kurangi kalorinya
500 kkal/hari.
Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan
fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan
keterampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk
melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.
Diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen intervensi, dengan cara :
Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik serta
mencatat perkembangannya.
Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan
rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.
Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi
dan mengurangi makanan camilan.
Memberikan penghargaan dan hukuman.
Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada umumnya
lezat dan memilih makanan berkalori rendah.
Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi. Anggota
keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku makan dan
aktifitas yang mendukung program diet.
Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang disertai komplikasi yang
tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very
low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.
Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140% BB Ideal atau
IMT P > 97, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari dan protein hewani 1,5-
2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi vitamin dan mineral serta minum > 1,5 L per
hari. Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari dengan pengawasan dokter.
Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu : mempengaruhi asupan energi dengan
menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; mempengaruhi penyimpanan energi
dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, octreotide dan
metformin; meningkatkan penggunaan energi. Farmakoterapi belum direkomendasikan
untuk terapi obesitas pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum jelas.
Terapi bedah di indikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi ini adalah
untuk mengurangi asupan makanan atau memperlambat pengosongan lambung dengan
cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan cara membuat gastric
bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus. Sampai saat ini belum banyak penelitian
tentang manfaat dan bahaya terapi ini pada anak.
1. e. DIAGNOSTIK EVALUASI
Metode untuk menentukan status berat badan, banyak seperti magnetik resonance imaging,
impedansi Bioelectrical, dan air berat, sangat akurat, tapi mahal dan invasif. Saat ini, dokter
bergantung pada ketebalan ketak (SFT), distribusi lemak tubuh, dan indeks berat badan-tinggi,
khususnya BMI untuk menilai berat badan. pengukuran BMI menyatakan hubungan antara tinggi
dan berat badan. BMI mudah dihitung dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang tersedia
dari CDC. grafik ini dianggap lebih akurat dibandingkan dengan yang lebih tua berat badan-
untuk grafik-tinggi badan. uji diagnostik yang tepat juga harus dilakukan untuk menyingkirkan
kelainan metabolik atau endokrin yang dapat menyebabkan kegemukan.
1. EVALUASI
v Menilai berat badan secara berkala (biasanya minggu); membahas anak atau merasa reaksi,
remaja, dan keprihatinan.
v Remaja tentang rencana perawatan dan kemajuan menuju tujuan jangka pendek dan jangka
panjang.
Menyebabkan pola makan untuk penurunan berat badan; anak atau remaja
mengungkapkan perasaan dan keprihatinan tentang masalah.
Anak atau remaja bergerak dalam exerciser pilihan dan kegiatan secara teratur.
Anak atau remaja menunjukkan berat badan stabil (atau berat pemeliharaan pada anak tumbuh)
Anak atau remaja menunjukan rasa percaya dirinya yang lebih baik.
http://nissa-uchil.blogspot.co.id/2015/02/askep-anak-obesitas.html
Agoes, D., & Maria, P. (2003). Mencegah dan mengatasi kegemukan pada balita. Jakarta: Puspa
Swara.
Depkes, RI.. (2009). Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik Menyumbang 30% Kanker. Dikutip
tanggal 08 Maret 2011, dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/137-
obesitas-dan-kurang-aktivitas-fisik-menyumbang-30-kanker.pdf.
Health Today Indonesia edisi November. (2009). Kendalikan Bobot Segera. Jakarta: Karimata
Prima Komunita.
Health Today Indonesia edisi Agustus.(2010). Dipertanyakan, Dampak Aktivitas Fisik dalam
Memerangi Obesitas Pada Anak. Jakarta: Karimata Prima Komunita.
Kusumadiani, I. (2011). Obesitas atau kegemukan pada anak. Dikutip pada tanggal 10 Maret
2011, dari http: //kumpulan.info/keluarga/anak/40-anak/176-penyebab-obesitas-kegemukan-
anak-dan-solusi.html.
Laksmi, A., & Lusia, A. (2010). Obesitas karena keturunan hanya mito. Dikutip pada 09 Juni
2011, dari
http://female.kompas.com/read/2010/09/06/12311447/Obesitas.karena.Keturunan.Hanya.Mitos.
Mahoney, L. (1996). Coronary risk factors measured in childhood and young adult life are
associated with coronary artery calcification in young adults: the muscatine study. J Am Coll
Cardiol; 27:277-284.
Mexitalia, M, dkk. (2005). Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Anak dengan Obesitas
Usia 6-7 tahun di Semarang, Jurnal Mediamedika.net. Volume 40 No.2 dari
http://www.mediamedika.net/archives/58.
Mifbakhudin. (1996). Studi beberapa karakteristik yang berhubungan dengan obesitas pada anak
Sekolah Dasar negeri favorit di wilayah kecamatan Semarang Timur Kodia Semarang. Dikutip
tanggal 10 Juni 2011 dari http://eprints.undip.ac.id/6450/.
Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor
Populer.
Rimbawan & Siagian, A. (2008). Indeks Glikemia Pangan. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Sulistiyani, I. (2008). Faktor risiko kejadian obesitas pada anak umur 10-12 TahunN (Studi pada
anak di SD Yayasan Sekolah Kristen Indonesia 3 Semarang). Undergraduate thesis, Diponegoro
University. Dikutip tanggal 10 Juni 2011, dari http://eprints.undip.ac.id/7135/.
Yatim, F. (2005). 30 Gangguan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah. Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
Yudayanto. (2005). Pengembangan gerak dasar lari dan lompat melalui pendekatan bermain di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 3, No.1. Dikutip tanggal 29 Maret
2011, dari http://eprints.uny.ac.id/484/1/Pengembangan_Gerak_Dasar_Lari.pdf.
echyners
A great WordPress.com site
Lanjut ke konten
About
Cari untuk:
MAKALAH OBESITAS
Juni 22, 2013tugas
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Pencernaan II.Dalam makalah ini kami membahas
tentang “Obesitas” .
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis membuka diri untuk
menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak.Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca khususnya.
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
2.Rumusan Masalah
3.Tujuan Penulisan
4.Metode penulisan
1 .Pengertian Obesitas
2. Klasifikasi
3. Komplikasi
4. Etiologi
5. Manifestasi klinis
7.Pathway
8.Penatalaksanaan
9.Pemeriksaan Diagnostik
1.Pengkajian
BAB 4 :PENUTUP
1.Kesimpulan
2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan
seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn.
Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai
komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus
badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi
penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung
berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan
gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut,
sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi
sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis
dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan
khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
2. Rumusan masalah
2. Bagaimana klasifikasidariobesitas?
3. Bagaimana komplikasidariobesitas?
4. Bagaimana etiologidariobesitas?
8. Bagaimana penatalaksanaandariobesitas?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Pencernaan
II yang berjudul “Obesitas”.Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan
yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep
skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
4. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi dan internet
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20
% dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk
peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk pola
hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap
hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.
B.Klasifikasi
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari
antara orang-orang yang gemuk)
BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–24.9Normal
25.0–29.9normal tinggi
30.0–34.9Obesitas tingkat 1
35.0–39.9Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan
tinggi badan.
Dengan Rumus:
dimanab adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan dalam
meter.
C.Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
1. Hipertensi.
Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan
dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan
kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan
darah.
2.Diabetes.
3.Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar high-
density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko
terbentunya aterosklerosis.
5.Osteoartritis.
6. Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti
napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
7.Asthma
Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan
keaktifan fisik.
8. Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara,
uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic
fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang
menjadi sirosis.
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.
D. Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-
obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan.
1. E. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul
menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat
dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia
tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai
tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari – jari yang
berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk
ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh
pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang –
kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan
trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab
atau keadaan dari obesitas.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya
melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang
hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan
memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang
sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh
yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat
dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out
put yang keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada
jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai
masalah, diantaranya Timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada
otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan
menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan
tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol
mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan
lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya.
G. Pathway
1. Genetik
4. Aktifitas
– Menekan diagfragma
– Pola nafas tidak efektif b.d akumulasi lemak pada area abdomen
-Ggn pencitraan b.d pandangan pasien trhadap psikososial dlm situasi social
H.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama. Terdapat
banyak pilihan antara lain:
1. Gaya hidup
1. Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9
kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal
mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development
Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara
ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat
disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%.
Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera makan,
atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini hanya
dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkan
pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori
yang diserap. Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali
monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan
peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompok
antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal,
sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant
dapat dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant
masih ditunda di Amerika Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi
harapan dan kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak
calon obat baru.
4.Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung untuk
mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.
5.Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini kadang-
kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan
eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan
(dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke
bagian sisa dari lambung.
1. G. Pemeriksaan Diagnostik
2. Pemeriksaan antropometrik
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah menderita
obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami penyakit
serupa atau memicu
3. Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena
jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda
adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit
pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
a) Aktivitas istirahat
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan perasaan
tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan
atau tulang belakang
e) Pernafasan
f) Seksualitas
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan
yang lebih
2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan px
tehadap diri
3. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi sosial
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas ,
kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
3. Perencanaan
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang
mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana
tindakkan keperawatan.
Diagnosa 1
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan
yang lebih
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat
badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional :
2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Kriterian hasil :
Intervensi :
Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut
Rasional :
Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan
berat badan
Diagnosa 3
1. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional :
Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan
Diagnosa 4
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas ,
kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Intervensi :
Rasional :
Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegemukan ( obesitas )didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh sedikitnya 25%
dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum untuk
peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun, keinginan pola hidup
lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup
memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan program penurunan berat badan.Obesitas
juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan
daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya
disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer)
sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan
hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Faktor Genetik
d. Faktor Nutrisi
e. Aktivitas fisik
B. Saran
2. Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang baik
untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari
keluarga,, mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab klien.
Daftar pustaka
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius
Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000