GI ILMU
NG K
TI
ES
H
SEKOLA
EH
S T I K E S
ATAN
SA
C
A
H G
B AY
A BAN
AN IN
JARMAS
Oleh :
SITI FATIMAH
16.20.2666
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
KECEMASAN (ANSIETAS)
A. DEFINISI
individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini
tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan
yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta
komponen fisiologik dan psikologik. Perasaan takut atau tidak tenang yang
terancam baik secara phisikis atau psykhologik (seperti harga diri, gambaran
Selain itu, penyebab dari Ansietas yaitu dari faktor Neurobiologik dan
fisikologik :
1. Faktor Neurobiologik
memori, dan emosi, dan semua respon fisik terhadap situasi yang penuh
dengan stresor Locus Ceruleus, adalah satu area otak yang mengawali
2. Faktor Psikologik
o Marah
o Seksual Abuse
3. Faktor Kognitif
sebagai pusat komunikasi antara bagian otak yang memproses input sensori
dalam phobia, mengkoordinasikan rasa takut, memori, dan emosi, dan semua
respon fisik terhadap situasi yang penuh dengan stresor Locus Ceruleus,
adalah satu area otak yang mengawali respon terhadap suatu bahaya dan
memori Striatum, berperan dalam kontrol motorik yang terlibat dalam OCD
X_______________X_______________X______________X______________X
E. TINGKAT ANSIETAS
cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan
tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
1. Respon Fisiologi
Kardiovaskular - Palpitasi
- Jantung “berdebar”
- Pingsan
- Sesak napas
- Napas dangkal
- Sensasi tercekik
- Terengah-engah
- Reaksi terkejut
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Tremor
- Rigiditas
- Gelisah, mondar-mandir
- Wajah tegang
- Kelemahan umum
- Tungkai lemah
- Menolak makan
- Nyeri abdomen
- Mual
- Diare
- Sering berkemih
tangan)
- Gatal
- Wajah pucat
Sistem Respon
Perilaku - Gelisah
- Ketegangan fisik
- Reaksi terkejut
- Bicara cepat
- Kurang koordinasi
interpersonal
- Inhibisi
- Menghindar
- Hiperventilasi
- Sangat waspada
- Konsentrasi buruk
- Preokupasi
- Pelupa
- Hambatan berpikir
- Kreativitas menurun
- Produktivitas menurun
- Bingung
- Sangat waspada
- Kesendaran diri
- Kehilangan objektivitas
- Tidak sabar
- Gelisah
- Tegang
- Gugup
- Ketakutan
- Waspada
- Kengerian
- Kekhawatiran
- Kecemasan
- Mati rasa
- Rasa bersalah
- Malu
1. Teori psikoanalitik
2. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
3. Teori prilaku
bahwa individu yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut
masa dewasanya.
4. Kajian keluarga
KECEMASAN (ANSIETAS)
A. PENGKAJIAN
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang
dari dua elemen yang bertentangan tersebut dan fungsi ansietas adalah
kehidupan selanjutnya.
mengatasi stressor.
2. Faktor Presipitasi
hidup sehari-hari.
4. Mekanisme Koping
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
5. Sumber Koping
yang berhasil.
6. Pohon Masalah
c. Ansietas
e. Kurangnya pengetahuan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kecemasan
C. INTERVENSI
1. Tujuan
2. Tindakan Keperawatan
2) Berjabat tangan
pasien
perasaannya
percaya diri
1) Pengalihan situasi
mengendorkan otot-otot
muncul
Tindakan keperawatan untuk keluarga
1. Tujuan
keluarganya
ansietas
ansietas
ansietas
2. Tindakan keperawatan
1) Mengalihkan situasi
mengendurkan otot
ansietas tinggkat berat atau panik pasien, dan intervensi keperawatan yang
Saat ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan atau sedang, perawat
E. EVALUASI
KEHILANGAN
A. PENGERTIAN
yang sulit dihindari (Stuart, 2005), seperti kehilangan harta, kesehatan, orang
adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
bahwa kehilangan merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi
pada orang- orang yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari
B. BENTUK-BENTUK KEHILANGAN
a. Kematian
b. Perceraian
c. Perpisahan
2. Kehilangan bio-psiko-sosial
e. Kehilangan seksualitas
a. Kehilangan uang
b. Kehilangan perhiasan
1. Efek fisik
a. Kelelahan
b. Kehilangan selera
c. Masalah tidur
d. Lemah
f. Sakit kepala
g. Pandangan kabur
h. Susah bernapas
i. Palpitasi
2. Efek emosi
a. Mengingkari
b. Bersalah
c. Marah
d. Kebencian
e. Depresi
f. Kesedihan
g. Perasaan gagal
h. Sulit berkonsentrasi
j. Iritabilitas
3. Efek sosial
Adaftif Mal-adaftif
E. TAHAPAN KEHILANGAN
terjadi. Sebagai contoh, orang atau keluarga dari orang yang menerima
Reaksi fisik yang terjadi pada tahap ini adalah letih, lemah, pucat, mual,
sering kali individu tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat
sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Orang yang
menuduh dokter atau perawat tidak kompeten. Respon fisik yang sering
terjadi, antara lain muka merah, denyut nadi cepat, gelisah, susah tidur,
kemurahan Tuhan.
Pada fase ini pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang-
keputusan, rasa tidak berhargam bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri.
Gejala fisik yang dirunjukkan, antara lain menolak makan, susah tidur,
yang selalu berpusat pada objek yang hilang mulai berkurang atau hilang.
Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang didalamnya dan
yang baru. Apabula individu dapat memulai tahap tersebut dan menerima
dengan perasaan damai, maka dia dapat mengakhiri proses berduka serta
KEHILANGAN
A. PENGKAJIAN
perilaku.
1) Faktor predisposisi
a. Faktor Genetik
perasaan kehilangan.
b. Kesehatan Jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kana-
e. Struktur Kepribadian
2) Faktor presipitasi
a. Kehilangan kesehatan
f. Kehilangan kewarganegaraan
3) Mekanisme koping
4) Respon Spiritual
5) Respon Fisiologis
d. Tidak bertenaga
6) Respon Emosional
b. Kebencian
c. Merasa bersalah
7) Respon Kognitif
adalah pembimbing.
8) Perilaku
membuangnya
f. Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol
B. ANALISA DATA
1. Data subjektif:
1) Merasa sedih
4) Konsentrasi menurun
2. Data objektif:
1) Menangis
2) Mengingkari kehilangan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
sebagai berikut :
2. Berduka disfungsional
3. Berduka fungsional
D. INTERVENSI
menghakimi
singkat
dan ketidakberdayaan.
takutnya.
tingkat depresi, risiko merusak diri, dan membantu pasien mengurangi rasa
bersalah.
cara berikut:
1. Tujuan
dialaminya
2. Tindakan
1. Tujuan
disfungsional
2. Tindakan
oleh pasien
disfungsional
dirinya
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Dr. Tanwiriah, S.Kep, Ns, M.Mkes. Kumpulan Bahan Ajar Keperawatan Jiwa.
Banjarmasin
Yosep, H. Iyus dan Sutini, Titin. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan