DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 4 )
NOR KAMARIAH
SINTYA PERMATA DEVI
SITI FATIMAH
WENNY WIDYASARI
YONGGA IRANDA PUTRA PRADANA
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian gagal jantung
b. Untuk mengetahui etiologi dari gagal jantung
c. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari gagal jantung
d. Untuk mengetahui pathway penyakit gagal jantung
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan
“Heart Failure atau Cardiac Failure”, merupakan suatu keadaan darurat medis
dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya
tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan
fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Braundwald )
Jadi gagal jantung adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac
output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh) sedangkan tekanan
pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi, mekanisme yang mendasar
tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat kontraktilitas jantung yang
berkurang dan vetrikel tidak mampu memompa keluar darah sebanyak yang
masuk selama diastole. Hal ini menyebabkan volume diastolic akhir
ventrikel secara progresif bertambah. Hal yang terjadi sebagai akibat akhir
dari gangguan jantung ini adalah jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan
oksigen pada sebagi organ.
2.2 Etiologi
Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan
peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu sehingga volume diastolic
akhir meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang optimumnya.
Penyebab tersering adalah cedera pada jantung itu sendiri yang memulai
siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Akibat
buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi akumulasi volume darah
di ventrikel. Penyebab gagal jantung yang terdapat di jantung antara lain :
a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik
c. Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga
menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.
d. Beban volume berlebihan pembebanan diastolic
preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel akan
menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel
meninggi. Prinsip Frank Starling ; curah jantung mula-mula akan
meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila
beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka curah
jantung justru akan menurun kembali.
e. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang
berlebihan. Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi
kemampuan daya kerja jantung di mana jantung sudah bekerja
maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah
jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan sirkulasi tubuh.
f. Gangguan pengisian (hambatan input).
Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke
dalam ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan
menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah
jantung menurun.
g. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis
koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
h. Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.
i. Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertropi serabut otot jantung.
j. Peradangan dan Penyakit Miokardium
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
k. Penyakit jantung
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade
perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
l. Faktor sistemik
Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan
peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen
ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
KANAN
Ventrikel kanan gagal memopa
c. Pemeriksaan Fisik
1) Evaluasi status jantung : berat badan, tinggi badan, kelemahan,
toleransi aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/iktus kordis,
tekanan darah, mean arterial preasure, bunyi jantung, denyut jantung,
pulsus alternans, Gallop’s murmur, Obstruktif Idiopathic Hypertrophic
Sub-Aorti Stenosis (IHSS)
2) Respirasi : dispnea, orthopnea, PND, suara napas tambahan (ronkhi,
rales, wheezing)
3) Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4) Evaluasi faktor stres : menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/takut
yang kronis.
5) Palpasi abdomen : hepatomegali, splenomegali, asites
6) Konjungtiva pucat, sklera ikterik.
7) Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, susu akral dingin, diaforesis,
warna kulit pucat, dan pitting edema.
d. Penatalaksanaan Medis
Farmakologi
Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi
( Prosesnya)
Obat ini bekerja denga untuk
cara menghambat mengurangi
penerapan hilangnya
garam(natrm) berlebih pasien atau konsumen yang
menderita penyakit addison kalium yang
dalam tubuh dan
Spironolacton keluar melaui
menjaga kadar kalium dan hiperkalemia tidak bisa
dalam darah agar tidak memakai obat ini. urin.
terlalu rendah,sehingga
tekanan darah dapat
ditekan.
Obat furosemid tidak boleh untuk
digunakan pada keaadan : mengatasi
Sebagai obat lini Penderita yang diketahui penumpukan
pertama pada keadaan memiliki riwayat alergi cairan dan
edema yang disebabkan atau hipersensitif terhadap pembengkakan
oleh penyakit gagal furosemid. pada tubuh.
Furosemide
jantung kongestif, Penderita yang sedang
mengalami anuria atau
penyakit sirosis hati,
tidak bisa buang air kecil
dan penyakit ginjal
Pederita yang sedang
serta sindrom nefrotik. hamil karena dapat
memberikn efek buruk
pada janin
Carvedilol tidak boleh golongan beta
dikonsumsi jika Anda blockers yang
memiliki kondisi berikut: berfungsi
Asma bronkial sebagai
Kedua atau ketiga derajat pembokir
obat golongan blok AV kinerja zat-zat
penghambat beta yang bradikardia berat tanpa alat natural tertenu
digunakan untuk pacu jantung permanen seperti
Carvedilol
mengatasi tekanan gagal jantung epinefrin
darah tinggi, angina, dekompensasi atau syok dalam jantung
dan gagal jantung kardiogenik yang dan pembuluh
membutuhkan terapi darah anda.
inotropik IV
gangguan hati berat
hipersensitivitas
sindrom sakit sinus
digunakan
untuk
mengobati
beberapa jenis
penyakit,
seperti
hipertensi atau
tekanan darah
obat bisoprolol bisa
tinggi, angina
diberikan pada pasien Para penderita asma atau
pektoris,
atau konsumen yang bronkopasme tidak bisa
Bisoprolol aritmia, dan
memiliki masalah menggunakan obat bisoprolol
gagal jantung.
tekanan darah tinggi kecuali dalam situasi tertentu
Bisoprolol bek
atau hipertensi.
erja
dengan carame
ngurangi
frekuensi detak
jantung dan
tekanan otot
jantung saat
berkontraksi.
untuk
mengobati
gagal
jantung.Digoxi
n menurunkan
digunakan untuk
ketegangan
penyakit gagal jantung tidak dianjurkan pada pasien
Digoxin jantung dan
kongestif akut dan infrak miokard akut.
membantu
kronik
agar denyut
jantung tetap
normal,
teratur, dan
kuat
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium Darah
Hemoglobin 13,9 g/dl (normal 13-16 g/dl)
Leukosit 8700 u/l (normal 5.000-10.000 u/l)
Hematokrit 43% (normal 40-48%)
Trombosit 201.000/ul (normal 150.000-400.000 u/l)
Ureum 42 mg/dl (normal 10-50 mg/dl)
Creatinine 1,0 mg/dl (normal 0,5-1,5 mg/dl)
GDS 183 mg/dl (normal < 200 mg/dl)
2) EKG
3.4 Intervensi
a. Diagnosa : Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya
curah jantung, hipoksemiajaringan, asidosis, thrombus atau emboli.
Intervensi :
- Monitor frekuensi dan irama jantung
- Observasi perubahan status mental
- Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa
- Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
- Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasif
- Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Missal EKG,elektrolit, GDA
(PaO2, PaCO2 dan saturasi O2), dan pemeriksaan oksigen
4.1 Kesimpulan
Gagal jantung merupakan gagal serambi kiri dan kanan jantung
mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti
pulmonal dan sitemik. Penyebab dari gagal jantung adalah disritmia,
malfungsi katup, abnormalitas otot jantung, ruptur miokard. Dari beberapa
penyebab diatas akan menyebabkan beban kerja janung meningkat lalu
otomatis akan menyebabkan terjadinya gangguan dalam tubuh, seperti gagal
popa jantung kanan dan kiri dan akan menimbulkan masalah-masalah
keperawatan.
Manifestasi klinis pada gagal jantung terdapat dua bagian yang pertama
pada gagal pompa jantung kiri (Dispnu, batuk, kegelisahan dan kecemasan,
mudah lelah), yang kedua gagal pompa jantung kanan (Kongestif jaringan
perifer dan visceral, edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya
edema pitting, penambahan berat badan, hepatomegali. Dan nyeri tekan pada
kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar,
anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen, nokturia, kelemahan). Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada gagal jantung seperti Elektro kardiogram (EKG), skan jantung,
Sonogram (ekocardiogram, ekokardiogram dopple), kateterisasi jantung,
enzim hepar, rongent dada, elektrolit, oksimetri nadi, analisa gas darah
(AGD), blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin, pemeriksaan tiroid.
4.2 Saran
Kerjasama dengan klien dan keluarga tetap dipertahankan dan ditingkatkan
agar asuhan keperawatan yang diberikan pada klien akan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA