Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT


GAGAL JANTUNG

DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 4 )
NOR KAMARIAH
SINTYA PERMATA DEVI
SITI FATIMAH
WENNY WIDYASARI
YONGGA IRANDA PUTRA PRADANA

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang
terletak dalam mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki
fungsi utama sebagai pemompa darah. Jantung merupakan salah satu organ
yang tidak pernah beristirahat Dalam keadaan fisiologis, pembentukan
rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan
menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika
rangsang irama ini mengalami gangguan dalam pembentukannya dan
penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan pada kinerja jantung.
Gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan
utama yang dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, jantung
mempunyai suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri. Pada zaman
modern ini. Angka kejadian penyakit jantung semakin meningkat. Baik di
Negara maju maupun berkembang, penyebab yang sering ditemukan adalah
gaya hidup misalnya, diet yang salah, stress, kondisi lingkungan yang buruk,
kurang olahraga, kurang istirahat dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu
banyak mengkonsumsi junk food yang notabene banyak mengandung
kolesterol jahat, yang berujung pada kegagalan jantung. Apalagi ditambah
dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor tinggi, kurang olahraga,
dan istirahat, maka resiko untuk terkena penyakit jantung akan semakin tinggi.
Berbagai macam penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner,
infark miokard akut, hipertensi yang semuanya berujung pada gagal jantung.
Hal ini sangat membahayakan bagi kehidupan seseorang, sehingga
untuk mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera mendapat perawatan
medis di rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian gagal jantung?
b. Apa etiologi dari gagal jantung?
c. Apa manifestasi klinik dari gagal jantung?
d. Bagaimana pathway penyakit gagal jantung?
e. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian gagal jantung
b. Untuk mengetahui etiologi dari gagal jantung
c. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari gagal jantung
d. Untuk mengetahui pathway penyakit gagal jantung
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan
“Heart Failure atau Cardiac Failure”, merupakan suatu keadaan darurat medis
dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya
tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan
fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Braundwald )
Jadi gagal jantung adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac
output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh) sedangkan tekanan
pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi, mekanisme yang mendasar
tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat kontraktilitas jantung yang
berkurang dan vetrikel tidak mampu memompa keluar darah sebanyak yang
masuk selama diastole. Hal ini menyebabkan volume diastolic akhir
ventrikel secara progresif bertambah. Hal yang terjadi sebagai akibat akhir
dari gangguan jantung ini adalah jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan
oksigen pada sebagi organ.

2.2 Etiologi
Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan
peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu sehingga volume diastolic
akhir meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang optimumnya.
Penyebab tersering adalah cedera pada jantung itu sendiri yang memulai
siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Akibat
buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi akumulasi volume darah
di ventrikel. Penyebab gagal jantung yang terdapat di jantung antara lain :
a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik
c. Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga
menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.
d. Beban volume berlebihan pembebanan diastolic
preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel akan
menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel
meninggi. Prinsip Frank Starling ; curah jantung mula-mula akan
meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila
beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka curah
jantung justru akan menurun kembali.
e. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang
berlebihan. Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi
kemampuan daya kerja jantung di mana jantung sudah bekerja
maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah
jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan sirkulasi tubuh.
f. Gangguan pengisian (hambatan input).
Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke
dalam ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan
menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah
jantung menurun.
g. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis
koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
h. Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.
i. Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertropi serabut otot jantung.
j. Peradangan dan Penyakit Miokardium
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
k. Penyakit jantung
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade
perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
l. Faktor sistemik
Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan
peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen
ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.

2.3 Manifestasi Klinik


a. Gagal jantung kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadi yaitu :
1) Dispnea
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnu. Beberapa pasien dapat
mengalami ortopnu pada malam hari yang dinamakan Paroksimal
Nokturnal Dispnea (PND)
2) Batuk
3) Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi
karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan
insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
4) Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat
kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi
dengan baik.

b. Gagal jantung kanan


1) Kongestif jaringan perifer dan viseral.
2) Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,
penambahan berat badan
3) Hepatomegali. Dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas
abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar.
4) Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
dalam rongga abdomen
5) Nokturia
6) Kelemahan.
2.4 Pathway
KIRI
Hipetensi dan penyakit jantung
Katup mitra/defek katup

Ventrikel kiri gagal memopa

Mekanisme kompensasi mengalami kegagalan

Penikatan volume darah sisa (EDV\preload

Penuruana kapasitas isi ventirkel

Hipertrofi atrium kirin dan terjadi bendungan darah


(tekanan atrium kiri tinggi)

Bendungan dan peningkatan tekanan pada vena pulmonalis

Peningkatan beban sistolik pada ventrikel kanan

KANAN
Ventrikel kanan gagal memopa

CO atrium kanak menurun dan tekanan akhir diastolik meningkat


(bendungan dan peningkatan tekanan atrium kanan)

Bendungan vena sistemik dan peningkatan tekanan atrium vena cava

Hambatan arus balik vena dan menimbulkan bendungan sistemik

KIRI DAN KANAN


Ventrikel kirin dan kanan gagal memopa

CONGESTIE HEART FAILURE


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan


a. Pengkajian Primer
1) Airway
Batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan,
oksigen.
2) Breathing
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal
3) Circulation
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit
katub jantung, anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantun
g, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer
berkurang, perubahan dalam denyutannadi juguralis, warna kulit,
kebiruan punggung, kuku pucatatau sianosis, hepar ada pembesaran,
bunyi nafas kraklesatau ronchi, oedema
b. Pengkajian Sekunder
1) Aktifitas/istirahat
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispneasaat
istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah
saat beraktifitas.
2) Integritas ego
Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
3) Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih
padamalam hari, diare/ konstipasi
4) Makanana/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan.
Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan
diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll
5) Hygiene
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
6) Neurosensori
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan
mudahtersinggung
7) Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah.
8) Interaksi social
Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan

c. Pemeriksaan Fisik
1) Evaluasi status jantung : berat badan, tinggi badan, kelemahan,
toleransi aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/iktus kordis,
tekanan darah, mean arterial preasure, bunyi jantung, denyut jantung,
pulsus alternans, Gallop’s murmur, Obstruktif Idiopathic Hypertrophic
Sub-Aorti Stenosis (IHSS)
2) Respirasi : dispnea, orthopnea, PND, suara napas tambahan (ronkhi,
rales, wheezing)
3) Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4) Evaluasi faktor stres : menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/takut
yang kronis.
5) Palpasi abdomen : hepatomegali, splenomegali, asites
6) Konjungtiva pucat, sklera ikterik.
7) Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, susu akral dingin, diaforesis,
warna kulit pucat, dan pitting edema.
d. Penatalaksanaan Medis
Farmakologi
Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi
( Prosesnya)
Obat ini bekerja denga untuk
cara menghambat mengurangi
penerapan hilangnya
garam(natrm) berlebih pasien atau konsumen yang
menderita penyakit addison kalium yang
dalam tubuh dan
Spironolacton keluar melaui
menjaga kadar kalium dan hiperkalemia tidak bisa
dalam darah agar tidak memakai obat ini. urin.
terlalu rendah,sehingga
tekanan darah dapat
ditekan.
Obat furosemid tidak boleh untuk
digunakan pada keaadan : mengatasi
Sebagai obat lini  Penderita yang diketahui penumpukan
pertama pada keadaan memiliki riwayat alergi cairan dan
edema yang disebabkan atau hipersensitif terhadap pembengkakan
oleh penyakit gagal furosemid. pada tubuh.
Furosemide
jantung kongestif,  Penderita yang sedang
mengalami anuria atau
penyakit sirosis hati,
tidak bisa buang air kecil
dan penyakit ginjal
 Pederita yang sedang
serta sindrom nefrotik. hamil karena dapat
memberikn efek buruk
pada janin
Carvedilol tidak boleh golongan beta
dikonsumsi jika Anda blockers yang
memiliki kondisi berikut: berfungsi
 Asma bronkial sebagai
 Kedua atau ketiga derajat pembokir
obat golongan blok AV kinerja zat-zat
penghambat beta yang  bradikardia berat tanpa alat natural tertenu
digunakan untuk pacu jantung permanen seperti
Carvedilol
mengatasi tekanan  gagal jantung epinefrin
darah tinggi, angina, dekompensasi atau syok dalam jantung
dan gagal jantung kardiogenik yang dan pembuluh
membutuhkan terapi darah anda.
inotropik IV
 gangguan hati berat
 hipersensitivitas
 sindrom sakit sinus
digunakan
untuk
mengobati
beberapa jenis
penyakit,
seperti
hipertensi atau
tekanan darah
obat bisoprolol bisa
tinggi, angina
diberikan pada pasien Para penderita asma atau
pektoris,
atau konsumen yang bronkopasme tidak bisa
Bisoprolol aritmia, dan
memiliki masalah menggunakan obat bisoprolol
gagal jantung.
tekanan darah tinggi kecuali dalam situasi tertentu
Bisoprolol bek
atau hipertensi.
erja
dengan carame
ngurangi
frekuensi detak
jantung dan
tekanan otot
jantung saat
berkontraksi.
untuk
mengobati
gagal
jantung.Digoxi
n menurunkan
digunakan untuk
ketegangan
penyakit gagal jantung tidak dianjurkan pada pasien
Digoxin jantung dan
kongestif akut dan infrak miokard akut.
membantu
kronik
agar denyut
jantung tetap
normal,
teratur, dan
kuat
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium Darah
Hemoglobin 13,9 g/dl (normal 13-16 g/dl)
Leukosit 8700 u/l (normal 5.000-10.000 u/l)
Hematokrit 43% (normal 40-48%)
Trombosit 201.000/ul (normal 150.000-400.000 u/l)
Ureum 42 mg/dl (normal 10-50 mg/dl)
Creatinine 1,0 mg/dl (normal 0,5-1,5 mg/dl)
GDS 183 mg/dl (normal < 200 mg/dl)
2) EKG

Tanpa mengetahui riwayat penyakit pasien ini sebelumnya, kita bisa


menduga bahwa pasien ini merupakan penderita Hypertensive Heart
Disease. Dari gambaran EKG ini, tampak tanda pembesaran ventrikel
kiri (LVH). Terdapat beberapa kriteria yang dapat kita gunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya LVH, salah satu kriteria yang paling
sering digunakan adalah krietria Sokolow-Lyon; yaitu : Tinggi
gelombang S di Lead V1 ditambah dalamnya gelombang R di lead
V5/V6 > 3,5mV.
3) Foto Thorax
3.2 Analisa Data
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
DS :
Klien mengatakan sesak 3 hari, saat
beraktivitas, nyeri pada dadanya dan
nyeri ulu hati, klien mengatakan
mempunyai riwayat penyempitan
jantung dan teratur minum obat
DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Kesadaran composmentis
3. Hasil TTV :
a. TD : 110/60 mmHg
Penurunan perfusi jaringan
b. N : 109x/m
1 berhubungan dengan
c. R : 30 x/m
menurunnya curah jantung
d. T : 36,1OC
4. Tampak klien memegangi
dadanya sebelah kiri
5. Posisi duduk klien fowler,
disanggah 2-3 bantal
6. Capirally refill kanan 3 detik,
kiri 2 detik
7. Tampak klien pucat dan
berkeringat
8. Gambaran foto thorax adalah
pembesaran jantung
3.3 Diagnosa
a. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnyacurah
jantung, hipoksemiajaringan, asidosis, thrombus atauemboli.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret.
c. Kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan
perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air
d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru,
hepatomegali, splenomegal

3.4 Intervensi
a. Diagnosa : Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya
curah jantung, hipoksemiajaringan, asidosis, thrombus atau emboli.
Intervensi :
- Monitor frekuensi dan irama jantung
- Observasi perubahan status mental
- Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa
- Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
- Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasif
- Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Missal EKG,elektrolit, GDA
(PaO2, PaCO2 dan saturasi O2), dan pemeriksaan oksigen

b. Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan


penumpukan secret.
Intervensi :
- Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan ototBantu
pernafasan.
- Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak adanya bunyi
nafas dan adanya bunyi tambahan missal krakles, ronchic.
- Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mempertahankan jalannafas
misal batuk, penghisapan lenderd.
- Tinggikan kepala / mpat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
c. Diagnosa : Kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan
penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan te
kanan hidrostatik atau penurunan protein
Intervensi :
- masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran, sifatkonsentrasi,
hitung keseimbangan cairan
- Observasi adanya oedema dependenc.
- Timbang BB tiap harid.
- Pertahankan masukan cairan 2000 ml/24 jam dalam
toleransikardiovaskulere.
- Kolaborasi : pemberian diit rendah natrium, berikan diuretic
d. Diagnosa : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
volume paru
Intervensi :
- Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan kespansi dada
- Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas
- Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafastambahan
- Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman
mungkin.
- Kolaborasi pemberian oksigen dan pemeriksaan GDA
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gagal jantung merupakan gagal serambi kiri dan kanan jantung
mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti
pulmonal dan sitemik. Penyebab dari gagal jantung adalah disritmia,
malfungsi katup, abnormalitas otot jantung, ruptur miokard. Dari beberapa
penyebab diatas akan menyebabkan beban kerja janung meningkat lalu
otomatis akan menyebabkan terjadinya gangguan dalam tubuh, seperti gagal
popa jantung kanan dan kiri dan akan menimbulkan masalah-masalah
keperawatan.
Manifestasi klinis pada gagal jantung terdapat dua bagian yang pertama
pada gagal pompa jantung kiri (Dispnu, batuk, kegelisahan dan kecemasan,
mudah lelah), yang kedua gagal pompa jantung kanan (Kongestif jaringan
perifer dan visceral, edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya
edema pitting, penambahan berat badan, hepatomegali. Dan nyeri tekan pada
kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar,
anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen, nokturia, kelemahan). Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada gagal jantung seperti Elektro kardiogram (EKG), skan jantung,
Sonogram (ekocardiogram, ekokardiogram dopple), kateterisasi jantung,
enzim hepar, rongent dada, elektrolit, oksimetri nadi, analisa gas darah
(AGD), blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin, pemeriksaan tiroid.

4.2 Saran
Kerjasama dengan klien dan keluarga tetap dipertahankan dan ditingkatkan
agar asuhan keperawatan yang diberikan pada klien akan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Wajan Juni Udjianti, S.Kep.,ETN . 2010 . Keperawatan Kardiovaskular .


Jakarta : Salemba Medika
Puji Miftakhulya . 2014 . Makalah Gadar Klien Dengan CHF . pada :
https://www.academia.edu/9997690/ . diakses pada 07/04/2019 . pada jam :
20.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai