GANGGUAN PSIKOSOSIAL
“KECEMASAN”
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
B. FAKTOR PREDISPOSISI
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah:
1. Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide, ego dan
Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang, sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.
Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu segera
diatasi.
2. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan juga dengan
trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan harga diri
rendah biasanya sangat mudah mengalami ansietas berat
3. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Kajian biologis
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di perkirakan
turut berperan dalam mengatur ansietas.
C. FAKTOR PRESIPITASI
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya
kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan seharihari.
Sumber Internal, Internal, meliputi meliputi kegagalan kegagalan mekanisme
mekanisme fisiologis fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan
biologis normal (misalnya : hamil).
Sumber Eksternal, Eksternal, meliputi meliputi paparan paparan terhadap
terhadap infeksi infeksi virus dan bakteri, bakteri, polutan polutan lingkungan,
lingkungan, kecelakaan, kecelakaan, kekurangan kekurangan nutrisi, nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan integritas
fungsi sosial.
Sumber Internal Internal : kesulitan kesulitan dalam berhubungan berhubungan
interpersonal interpersonal di rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap
peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam
harga diri.
Sumber Eksternal Eksternal : kehilangan kehilangan orang yang dicintai, dicintai,
perceraian, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial
budaya.
D. TANDA DAN GEJALA
Berikut ini adalah tanda dan gejala kecemasan:
Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan fikirannya sendiri dan mudah tersinggung
Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut
Pasien mengatakan takut bila sendiri atau dikeramaian banyak orang
Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan
Gangguan konsetrasi dan daya ingat
Adanya keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang belakang,
pendengaran berdering atau jantung berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan sepertidiare, mual dan tidak nafsu makan, sering berkemih atau sakit
kepala
E. TINGKAT KECEMASAN
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.
Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Respon fisiologi:
Sesekali napas pendek
Nadi dan tekanan darah naik
Gejala ringan pada lambung
Muka berkerut dan bibir bergetar
Respon kognitif:
Lapang persepsi melebar
Mampu menerima rangsangan yang kompleks
Konsentrasi pada masalah
Menjelaskan masalah secara efektif
Respon Perilaku dan Emosi:
Tidak dapat duduk tenang
Tremor halus pada tangan
Suara kadang-kadang meninggi
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih
memfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
Respon Fisiologi:
Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
Mulut kering
Anorexia
Diare/konstipasi
Gelisah
Respon Kognitif:
Lapang persepsi menyempit
Rangsang luar tidak mampu diterima
Berfokus pada apa yang menjadi perhatian
Respon Perilaku dan Emosi:
Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
Bicara banyak dan lebih cepat
Susah tidur
Perasaan tidak aman
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi
berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian
pada area lain.
Respon Fisiologi:
Sering napas pendek
Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
Berkeringat dan sakit kepala
Penglihatn kabur
Ketegangan
Respon Kognitif:
Lapang persepsi sangat sempit
Tidak mampu menyelesaikan masalah
ResponPerilaku dan Emosi:
Perasaan ancaman meningkat
Verbalisasi cepat
Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah
terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-
apa walaupun telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
Napas pendek
Rasa tercekik dan palpitasi
Sakit dada
Pucat
Hipotensi
Koordinasi motorik rendah
Respon Kognitif:
Lapang persepsi sangat sempit
Tidak dapat berpikir logis
Respon Perilaku dan Emosi:
Agitasi, mengamuk dan marah
Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
Kehilangan kendali atau kontrol diri
Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia adalah:
Sistem Kardiovaskuler
o Palpitasi
o Jantung berdebar
o Tekanan darah meningkat
o Denyut nadi menurun
o Rasa mau pingsan
Sistem respirasi
o Napas cepat
o Pernapasan dangkal
o Rasa tertekan pada dada
o Pembengkakan pada tenggorokan
o Rasa tercekik
o Terengah-engah
Sistem kardiovaskuler
o Peningkatan reflex
o Reaksi kejutan
o Insomnia
o Ketakutan
o Gelisah
o Wajah tegang
o Kelemahn secara umum
o Gerakan lambat
o Gerakan yang janggal
Sistem Gastrointestinal
o Kehilangan nafsu makan
o Menolak makanan
o Perasaan dangkal
o Rasa tidak nyaman pada abdominal
o Rasa terbakar pada jantung
o Diare
Sistem Perkemihan
o Inkontensia urine
o Sering miksi
Sistem integument
o Rasa terbakar
o Berkeringat banyak di telapak tangan
o Gatal-gatal
o Perasaan panas atau dingin pada kulit
o Muka pucat
o Berkeringat seluruh tubuh
Respon perilaku kognitif:
Perilaku : Gelisah, Ketegangan fisik, Tremor, Gugup bicara cepat, Tidak ada
koordinasi, Kecenderungan untuk celaka, Menarik diri, Menghindar, dan
Terhambat melakukan aktifitas
Kognitif : Gangguan perhatian, Konsentrasi hilang, Pelupa, Salah tafsir, Adanya
bloking pada fikiran, Bingung, Rasa khawatir yang berlebihan, Kehilangan
penilaian objektifitas, Takut akan kehilangan kembali, dan Takut berlebihan
F. RENTANG RESPON KECEMASAN
Tingkat Kecemasan
Kategori
Ringan Sedang Berat Panik
Perubahan Semakin sering Tremor dan Komunikasi sulit Komunikasi
verbalisasi bertanya perubahan nada dipahami mungkin tidak
suara dapat dipahami
Perubahan Gelisah ringan Tremor, Peningkatan Peningkatan
aktivitas kedutan wajah, aktivitas motoric, aktivitas motorik
motorik dan gemetar ketidakmampuan
untuk relaks
Perubahan Mengantuk Peningkatan Ekspresi wajah Respon tidak
persepsi dan ketegangan otot ketakutan dapat diprediksi
perhatian
Perubahan Peningkatan Focus perhatian Ketidakmampuan Gemetar,
respirasi dan perasaan gelisah menyempit untuk focus atau koordinasi
sirkulasi dan waspada berkonsentrasi, motoric buruk
mudah distrkasi
Perubahan lain Penggunan Mampu Kemampuan Persepsi
belajar untuk berfokus tetapi belajar sangat mengalamu
beradaptasi. tidak perhatian terganggu. distorsi atau
pada hal-hal melebih-lebihkan
tertentu.
Tidak ada Kemampuan Takikardia Ketidakmampuan
belajar sedikit hiperventilasi untuk belajar
mengalami atau berfungsi
gangguan
Tidak ada Kecepatan Sakit kepala, Dyspnea,
napas dan lambung, mual palpitasi,
jantung sedikit tersedak nyeri
meningkat. dada atau
Gejala gaster tertekan. Firasat
ringan (mulas) akan ditimpa
musibah
parestesia,
berkeringat
No Data Masalah
Subjektif : Pasien merasa tegang dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
1. Objektif : Tampak memotivasi dan kreatifitas Kecemasan Ringan
mengingat
Tampak terpacu untuk menyelesaikan masalah
Subjektif :
Pasien merasa tidak dapat memikirkan hal
lain, selain dirinya
2. Pasien mengatakan minta tolong untuk Kecemasan Berat
menyelesaikan masalahnya.
Objektif : Perlu mengarahkan untuk melakukan tugas
yang lain
2. Pohon Masalah
Setelah anda melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien kecemasan,
selanjutnya buatlah phon masalah. Pohon masalah akan membantu dan mempermudah
anda untuk menegakkan diagnosa keperawatan utama (Core Problem).
3. Diagnosa Keperawatan
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data. Selanjurnya anda harus
menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawtan berdasarkan analisis data
adalah: Kecemasan
5. Evaluasi Keperawatan
Untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah anda lakukan, maka
lakukanlah evaluasi. Keberhasilan tindakan keperawatan dapat dinilai jika individu
mampu:
a. Mengenal kecemasan
b. Mengatasi kecemasan melalui latihan relaksasi:tarik nafas dalam dan distraksi
lima jari
c. Memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi
kecemasan.
d. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun
6. Pendokumentasian
Perlu Anda ingat bahwa dokumentasi Asuhan Keperawatan dilakukan pada setiap
tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan (implementasi) keperawatan,
dan evaluasi keperawtan. Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan
pada pasien dengan kecemasan.
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl.......bulan....tahun.....pkl....... S: Pasien
Data: Pasien melatih menarik nafas
Data pasien dan kemampuan selama 3 kali sehari
Pasien mengatakan tidak nafsu Membiasakan berdoa dan cara
makan, dan tidak bisa tidur dengan spiritual lain
nyenyak dan sering terbangun pada Mengajak anggota keluarga yang
malam hari serta sering mimpi lain untuk bercakap-cakap, bila
buruk pasien sendirian
Pasien mengatakan jantung sering
berdebar-debar, nafas terasa sesak, S: Keluarga
tangan dan kaki dingin ketika Keluarga mengatakan anaknya
memikirkan masalahnya sudah tenang dan dapat
Kemampuan pasien melakukan kegiatan sesuai
Pasien mengatakan bila jantung jadwal
berdebar-debar tarik nafas panjang Keluarga mengatakan senang
dan berdoa dapat membimbing dan merawat
Bila sulit tidur pasien mengatakan anaknya
membayangkan hal-hal yang indah Keluarga mengatakan akan terus
dan membaca buku atau memotivasi anaknya untuk
mendengarkan music melakukan sesuai jadwal.
Pasien mampu mendemonstrasikan
cara tarik nafas dalam dengan O: Pasien
benar Pasien koopertif, tampak tenang,
Data kemampuan keluarga kecemasan berkurang.
Keluarga mengatakan belum
mengetahui cara menurunkan atau O: Keluarga
menghilangkan kecemasan Keluarga tampak melatih dan
Keluarga belum mengetahui cara membimbing pasien dalam
merawat pasien dengan kecemasan menurunkan tingkat kecemasan
Keluarga memantu pasien minum Keluarga kooperatif
obat
Diagnosa Keperawatan A:
KECEMASAN Kecemasan masih ada
Intervensi Keperawatan: Pasien mampu menurunkan kecemasan
Tindakan Ke Pasien dengan cara berdoa, tarik nafas dalam
Evaluasi kegiatan pasien dalam dan bercakap-cakap,
menurunkan kecemasan dengan
tarik nafas dalam dan berdoa. P:
Beri Pujian P untuk pasien
Memasukkan pada jadwal kegiatan Pasien berlatih menurunkan tingkat
untuk latihan mengurangi kecemasan dengan tarik nafas, secara
spiritual dan afirmasi (3 kali per hari)
kecemasan yaitu teknik nafas
dalam, hipnosis lima jari dan P. Keluarga
relaksasi otot progresif, Memotivasi dan membimbing sesuai
mendengarkan musik dan berdoa. dengan jadwal dan minum obat.
Mengevaluasi tanda dan gejala
kecemasan
Tindakan Ke Keluarga
Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membantu menurunkan tingkat
kecemasan pasien
Beri pujian.
Bimbing dan motivasi keluarga
untuk mengingatkan pasien
melakukan latihan cara
menurunkan asietas sesuai jadwal
yang telah disepakati.
Rencana Tindak Lanjut:
Pasien
Melakukan latihan menurunkan
tingkat kecemasan
Keluarga
Memotivasi dan membimbing
pasien untuk menurunkan
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Erita, Sri Hununwidiastuti, dan Hasian Leniwita. 2019. Buku Materi Pembelajaran Keperawatan
Jiwa. Jakarta. BPP.UKI (http://repository.uki.ac.id/2703/1/BMPKEPERAWATANJIWA.pdf)
Efendi, Hasim. 2018. Asuhan Keperawatan Jiwa Psikososial “Kecemasan”. Surabaya.
(https://id.scribd.com/document/403728330/ASKEP-PSIKOSOSIAL-ANSIETAS-docx)
Herdman, T.H. (2012). NANDA Internatinal Nursing Diagnoses Definition and Classfication,
2012-2014. Oxford Wiley-Blackwell
Keliat, B. A., (2011) Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN –Basic Course)
Jakarta EGC