Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PSIKOSOSIAL

“KECEMASAN”

Dosen Pengampu :

STASE KEPERAWATAN JIWA

Denny Ricky, S. Kep., Ners, M. Kep, Sp. KMB

Disusun oleh :

Mada Pasalli Saludung (2153014)

Profesi Ners Sec. A

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. DEFINISI KECEMASAN
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik. Ansietas di alami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart
& Laraia). Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif,
dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas
merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan
keadaan khawatir. Gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan
tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan
kesehatan. Ansietas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap
stimulus yang mengancam dan objeknya jelas (Dalami, 2009).

B. FAKTOR PREDISPOSISI
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah:
1. Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide, ego dan
Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang, sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.
Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu segera
diatasi.
2. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan juga dengan
trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan harga diri
rendah biasanya sangat mudah mengalami ansietas berat
3. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Kajian biologis
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di perkirakan
turut berperan dalam mengatur ansietas.
C. FAKTOR PRESIPITASI
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya
kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan seharihari.
 Sumber Internal, Internal, meliputi meliputi kegagalan kegagalan mekanisme
mekanisme fisiologis fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan
biologis normal (misalnya : hamil).
 Sumber Eksternal, Eksternal, meliputi meliputi paparan paparan terhadap
terhadap infeksi infeksi virus dan bakteri, bakteri, polutan polutan lingkungan,
lingkungan, kecelakaan, kecelakaan, kekurangan kekurangan nutrisi, nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan integritas
fungsi sosial.
 Sumber Internal Internal : kesulitan kesulitan dalam berhubungan berhubungan
interpersonal interpersonal di rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap
peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam
harga diri.
 Sumber Eksternal Eksternal : kehilangan kehilangan orang yang dicintai, dicintai,
perceraian, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial
budaya.
D. TANDA DAN GEJALA
Berikut ini adalah tanda dan gejala kecemasan:
 Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan fikirannya sendiri dan mudah tersinggung
 Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut
 Pasien mengatakan takut bila sendiri atau dikeramaian banyak orang
 Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan
 Gangguan konsetrasi dan daya ingat
 Adanya keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang belakang,
pendengaran berdering atau jantung berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan sepertidiare, mual dan tidak nafsu makan, sering berkemih atau sakit
kepala
E. TINGKAT KECEMASAN
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.
Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Respon fisiologi:
 Sesekali napas pendek
 Nadi dan tekanan darah naik
 Gejala ringan pada lambung
 Muka berkerut dan bibir bergetar
Respon kognitif:
 Lapang persepsi melebar
 Mampu menerima rangsangan yang kompleks
 Konsentrasi pada masalah
 Menjelaskan masalah secara efektif
Respon Perilaku dan Emosi:
 Tidak dapat duduk tenang
 Tremor halus pada tangan
 Suara kadang-kadang meninggi
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih
memfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
Respon Fisiologi:
 Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
 Mulut kering
 Anorexia
 Diare/konstipasi
 Gelisah
Respon Kognitif:
 Lapang persepsi menyempit
 Rangsang luar tidak mampu diterima
 Berfokus pada apa yang menjadi perhatian
Respon Perilaku dan Emosi:
 Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
 Bicara banyak dan lebih cepat
 Susah tidur
 Perasaan tidak aman
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi
berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian
pada area lain.
Respon Fisiologi:
 Sering napas pendek
 Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
 Berkeringat dan sakit kepala
 Penglihatn kabur
 Ketegangan
Respon Kognitif:
 Lapang persepsi sangat sempit
 Tidak mampu menyelesaikan masalah
ResponPerilaku dan Emosi:
 Perasaan ancaman meningkat
 Verbalisasi cepat
 Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah
terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-
apa walaupun telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
 Napas pendek
 Rasa tercekik dan palpitasi
 Sakit dada
 Pucat
 Hipotensi
 Koordinasi motorik rendah
Respon Kognitif:
 Lapang persepsi sangat sempit
 Tidak dapat berpikir logis
Respon Perilaku dan Emosi:
 Agitasi, mengamuk dan marah
 Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
 Kehilangan kendali atau kontrol diri
 Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia adalah:
 Sistem Kardiovaskuler
o Palpitasi
o Jantung berdebar
o Tekanan darah meningkat
o Denyut nadi menurun
o Rasa mau pingsan
 Sistem respirasi
o Napas cepat
o Pernapasan dangkal
o Rasa tertekan pada dada
o Pembengkakan pada tenggorokan
o Rasa tercekik
o Terengah-engah
 Sistem kardiovaskuler
o Peningkatan reflex
o Reaksi kejutan
o Insomnia
o Ketakutan
o Gelisah
o Wajah tegang
o Kelemahn secara umum
o Gerakan lambat
o Gerakan yang janggal
 Sistem Gastrointestinal
o Kehilangan nafsu makan
o Menolak makanan
o Perasaan dangkal
o Rasa tidak nyaman pada abdominal
o Rasa terbakar pada jantung
o Diare
 Sistem Perkemihan
o Inkontensia urine
o Sering miksi
 Sistem integument
o Rasa terbakar
o Berkeringat banyak di telapak tangan
o Gatal-gatal
o Perasaan panas atau dingin pada kulit
o Muka pucat
o Berkeringat seluruh tubuh
Respon perilaku kognitif:
 Perilaku : Gelisah, Ketegangan fisik, Tremor, Gugup bicara cepat, Tidak ada
koordinasi, Kecenderungan untuk celaka, Menarik diri, Menghindar, dan
Terhambat melakukan aktifitas
 Kognitif : Gangguan perhatian, Konsentrasi hilang, Pelupa, Salah tafsir, Adanya
bloking pada fikiran, Bingung, Rasa khawatir yang berlebihan, Kehilangan
penilaian objektifitas, Takut akan kehilangan kembali, dan Takut berlebihan
F. RENTANG RESPON KECEMASAN

G. INDIKATOR TINGKAT KECEMASAN

Tingkat Kecemasan
Kategori
Ringan Sedang Berat Panik
Perubahan Semakin sering Tremor dan Komunikasi sulit Komunikasi
verbalisasi bertanya perubahan nada dipahami mungkin tidak
suara dapat dipahami
Perubahan Gelisah ringan Tremor, Peningkatan Peningkatan
aktivitas kedutan wajah, aktivitas motoric, aktivitas motorik
motorik dan gemetar ketidakmampuan
untuk relaks
Perubahan Mengantuk Peningkatan Ekspresi wajah Respon tidak
persepsi dan ketegangan otot ketakutan dapat diprediksi
perhatian
Perubahan Peningkatan Focus perhatian Ketidakmampuan Gemetar,
respirasi dan perasaan gelisah menyempit untuk focus atau koordinasi
sirkulasi dan waspada berkonsentrasi, motoric buruk
mudah distrkasi
Perubahan lain Penggunan Mampu Kemampuan Persepsi
belajar untuk berfokus tetapi belajar sangat mengalamu
beradaptasi. tidak perhatian terganggu. distorsi atau
pada hal-hal melebih-lebihkan
tertentu.
Tidak ada Kemampuan Takikardia Ketidakmampuan
belajar sedikit hiperventilasi untuk belajar
mengalami atau berfungsi
gangguan
Tidak ada Kecepatan Sakit kepala, Dyspnea,
napas dan lambung, mual palpitasi,
jantung sedikit tersedak nyeri
meningkat. dada atau
Gejala gaster tertekan. Firasat
ringan (mulas) akan ditimpa
musibah
parestesia,
berkeringat

H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Seperti telah anda pelajari pada mata kuliah yang lain. Proses keperawatan dimulai dari
pengkajian. Berikut ini adalah sebagian contoh komunikasi yang dapat anda gunakan
pada metode wawancara untuk mengetahui adanya kecemasan. Untuk mengetahui tanda
dan gejala kecemasan dapat ditemukan dengan Wawancara, melalui bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
a. Coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu,
b. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan pada saat memikirkan masalah yang
dialami,
c. Apakah ada keluhan lain yang dirasakan?
d. Apakah keluhan tersebut mengganggu aktivitas atau kegiatan sehari-hari?
Selain wawancara anda dapat menggunakan metode observasi untuk mengetahui tanda
dan gejala kecemasan yang dapat ditemukan melalui observasiadalah sebagai berikut:
a. Ekspresi wajar terlihat tenang,
b. Rentang perhatian menyempit,
c. Perubahan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas
pendek,
d. Gerakan tersentak-sentak, meremas-remas tangan dan
e. Tampak bicara banyak dan lebih cepat.

No Data Masalah
Subjektif : Pasien merasa tegang dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
1. Objektif : Tampak memotivasi dan kreatifitas Kecemasan Ringan
mengingat
Tampak terpacu untuk menyelesaikan masalah
Subjektif :
 Pasien merasa tidak dapat memikirkan hal
lain, selain dirinya
2.  Pasien mengatakan minta tolong untuk Kecemasan Berat
menyelesaikan masalahnya.
Objektif : Perlu mengarahkan untuk melakukan tugas
yang lain

2. Pohon Masalah
Setelah anda melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien kecemasan,
selanjutnya buatlah phon masalah. Pohon masalah akan membantu dan mempermudah
anda untuk menegakkan diagnosa keperawatan utama (Core Problem).

3. Diagnosa Keperawatan
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data. Selanjurnya anda harus
menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawtan berdasarkan analisis data
adalah: Kecemasan

4. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan keperawatan. Adapun tindakan
keperawatan pada individu yang mengalami kecemasan adalah:
Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Pasien dapat menegenal kecemasan
b. Pasien dapat mengatasi kecemasan melalui latihan relaksasi
c. Pasien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi
kecemasan.
d. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun
Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya.saya sangat yakin anda sudah sangat menguasai
dan anda mampu menerapkan teknik komunikasi terapeutik, karena kemampuan
komunikasi terapeutik adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh
seorang perawat. Untuk memperdalam penguasaan komunikasi terapeutik, lakukan
latihan bersama teman anda.
b. Membantu pasien mengenal kecemasan. Gunakanlah leaflet/lembar balik untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada individu yang mengalami kecemasan.
Buatlah leafle/lembar balik semenarik dan sekomunikatif mungkin, sehingga tujuan
anda untuk mengenal kecemasan kepada individu tercapai.
c. Mengajarkanberbagai teknik relaksasi dan distraksi, seperti: Teknik Nafas Dalam,
Teknik Relaksasi Otot Progresif, dan Teknik Hipnotis 5 Jari. Lakukanlah latihan
teknik-teknik relaksasi tersebut dengan teman anda, sebelum anda melakukan kepada
pasien.

5. Evaluasi Keperawatan
Untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah anda lakukan, maka
lakukanlah evaluasi. Keberhasilan tindakan keperawatan dapat dinilai jika individu
mampu:
a. Mengenal kecemasan
b. Mengatasi kecemasan melalui latihan relaksasi:tarik nafas dalam dan distraksi
lima jari
c. Memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi
kecemasan.
d. Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah disusun
6. Pendokumentasian
Perlu Anda ingat bahwa dokumentasi Asuhan Keperawatan dilakukan pada setiap
tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan (implementasi) keperawatan,
dan evaluasi keperawtan. Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan
pada pasien dengan kecemasan.

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl.......bulan....tahun.....pkl....... S: Pasien
Data:  Pasien melatih menarik nafas
Data pasien dan kemampuan selama 3 kali sehari
 Pasien mengatakan tidak nafsu  Membiasakan berdoa dan cara
makan, dan tidak bisa tidur dengan spiritual lain
nyenyak dan sering terbangun pada  Mengajak anggota keluarga yang
malam hari serta sering mimpi lain untuk bercakap-cakap, bila
buruk pasien sendirian
 Pasien mengatakan jantung sering
berdebar-debar, nafas terasa sesak, S: Keluarga
tangan dan kaki dingin ketika  Keluarga mengatakan anaknya
memikirkan masalahnya sudah tenang dan dapat
Kemampuan pasien melakukan kegiatan sesuai
 Pasien mengatakan bila jantung jadwal
berdebar-debar tarik nafas panjang  Keluarga mengatakan senang
dan berdoa dapat membimbing dan merawat
 Bila sulit tidur pasien mengatakan anaknya
membayangkan hal-hal yang indah  Keluarga mengatakan akan terus
dan membaca buku atau memotivasi anaknya untuk
mendengarkan music melakukan sesuai jadwal.
 Pasien mampu mendemonstrasikan
cara tarik nafas dalam dengan O: Pasien
benar  Pasien koopertif, tampak tenang,
Data kemampuan keluarga kecemasan berkurang.
 Keluarga mengatakan belum
mengetahui cara menurunkan atau O: Keluarga
menghilangkan kecemasan  Keluarga tampak melatih dan
 Keluarga belum mengetahui cara membimbing pasien dalam
merawat pasien dengan kecemasan menurunkan tingkat kecemasan
 Keluarga memantu pasien minum  Keluarga kooperatif
obat
Diagnosa Keperawatan A:
KECEMASAN Kecemasan masih ada
Intervensi Keperawatan: Pasien mampu menurunkan kecemasan
Tindakan Ke Pasien dengan cara berdoa, tarik nafas dalam
 Evaluasi kegiatan pasien dalam dan bercakap-cakap,
menurunkan kecemasan dengan
tarik nafas dalam dan berdoa. P:
 Beri Pujian P untuk pasien
 Memasukkan pada jadwal kegiatan Pasien berlatih menurunkan tingkat
untuk latihan mengurangi kecemasan dengan tarik nafas, secara
spiritual dan afirmasi (3 kali per hari)
kecemasan yaitu teknik nafas
dalam, hipnosis lima jari dan P. Keluarga
relaksasi otot progresif, Memotivasi dan membimbing sesuai
mendengarkan musik dan berdoa. dengan jadwal dan minum obat.
 Mengevaluasi tanda dan gejala
kecemasan
Tindakan Ke Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam
membantu menurunkan tingkat
kecemasan pasien
 Beri pujian.
 Bimbing dan motivasi keluarga
untuk mengingatkan pasien
melakukan latihan cara
menurunkan asietas sesuai jadwal
yang telah disepakati.
Rencana Tindak Lanjut:
Pasien
 Melakukan latihan menurunkan
tingkat kecemasan
Keluarga
 Memotivasi dan membimbing
pasien untuk menurunkan
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Erita, Sri Hununwidiastuti, dan Hasian Leniwita. 2019. Buku Materi Pembelajaran Keperawatan
Jiwa. Jakarta. BPP.UKI (http://repository.uki.ac.id/2703/1/BMPKEPERAWATANJIWA.pdf)
Efendi, Hasim. 2018. Asuhan Keperawatan Jiwa Psikososial “Kecemasan”. Surabaya.
(https://id.scribd.com/document/403728330/ASKEP-PSIKOSOSIAL-ANSIETAS-docx)
Herdman, T.H. (2012). NANDA Internatinal Nursing Diagnoses Definition and Classfication,
2012-2014. Oxford Wiley-Blackwell
Keliat, B. A., (2011) Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN –Basic Course)
Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai