Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Bandar Lampung
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus ( masalah utama )


Ansietas

II. Proses Terjadinya Masalah

Definisi
Ansietas adalah perasaan ketakutan yang tidak memiliki penyebab yang jelas dan tidak didukung oleh situasi,kecemasan
dapat dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan perasaan yang mendalam menyebabkan masalah kejiwaan
dan berkembangan dalam jangka panjang (Pardede, Simanjuntak & Manulu, 2020). Kecemasan merupakan suatu respon
psikologis maupun fisiologis individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang
dianggap mengancam (Hulu & Pardede, 2016).Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada
rasa takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya (Pardede &
Simangunsong, 2020) Ansietas merupakan keadaan emosi dan pengalaman subjektif individu. Keduanya adalah energi dan
tidak dapat diamati secara langsung. Seorang perawat menilai pasien ansietas berdsarkan perilaku tertentu. Penting untuk
diingat bahwa ansietas adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Ansietas adalah dasar kondisi manusia dan memberikan
peringatan berharga. Bahkan kapsitas untuk menjadi ansietas diperlukan untuk bertahan hidup. Selain itu, seseorang dapat
tumbuh dari ansietas jika seseorang berhasil berhadapan, berkaitan dengan, dan belajar dari menciptakan pengalaman
ansieatas. (Stuart, 2016). Ansietas adalah suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi
bahaya dan merupak sinyal yang membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan menghadapi ancaman. Pengaruh
tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi dalam kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
psikologis. Salah satu dampak psikologis yaitu ansietas atau kecemasan (Sutejo, 2018).

Tingkat Ansietas Menurut (Stuart, 2016) mengidentifikasi tingkat ansietas dengan penjelasan efeknya, yaitu : 1. Ansietas
Ringan Terjadi pada saat ada ketegangan dalam hidup sehari-hari. Selama ini seseorang waspada dan lapang tersepsi
meningkat, kemampuan seseorang untuk melihat, medengar, dan menangkap dari sebelumnya. Jenis ansietas ini dapat
memotivasi belajar, menghasilkan pertumbuhan, dan meningkatkan kreativitas. 2. Ansietas Sedang Terjadi ketika
seseorang hanya berfokus pada hal yang penting saja dan lapang persepsi menyempit. Sehingga kurang dalam melihat,
mendengar, dan menangkap. Seseorang memblokir area tertentu tetapi masih mampu mengikuti perintah jika diarahkan
untuk melakukannya. 3. Ansietas Berat Terjadi ditandai dengan penurunan yang signifikan dilapang persepsi. Ansietas
jenis ini cenderung memfokuskan pada hal detail dan tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk
mengurangi ansietas dan banyak arahan yag dibutuhkan untuk focus pada area lain. 4. Panik Panik dikaitkan dengan rasa
takut dan terror. Pada sebagian orang yang mengalami kepanikan tidak dapat melakukan hal-hal bahkan dengan arahan.
Gejala panic yang sering muncul adalah peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan untuk berhubungan dnegan
orang lain, persepsi yang menyempit dan kehilangn pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak dapat bertahan
tanpa batas waktu, karena tidak kompatibel dengan kehidupan. Kondisi panic yang berkepanjangan akan mengakibatkan
kelelahan dan kematian, tetapi panic dapat diobati dengan aman dan efekti
Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas (Waryuningsih,2021) :
a. Teori Psikoanalitik Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, ID dan superego. ID
mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya

b. Teori Interpersonal Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga menimbulkan
kelemahan spesifik.Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.

c. Teori Perilaku Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan
dininya dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.

d. Kajian Keluarga Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. e. Kajian Biologis Menunjukkan
bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas penghambat
dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang
mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

2. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2
kategori (Pratiwi, Widianti & Solehati, 2017):

a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya
kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari- hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
seseorang.

Penilaian terhadap stressor


Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung
melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensitas perilaku akan meningkat
sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan.

Respon Fisiologis Terhadap Ansietas


Sistem Tubuh Respons
Kardiovaskuler  Palpitasi.
 Jantung berdebar.
 Tekanan darah meningkat dan denyut nadi menurun.
 Rasa mau pingsan dan pada akhirnya pingsan.

Pernafasan  Napas cepat.


 Pernapasan dangkal.
 Rasa tertekan pada dada.
 Pembengkakan pada tenggorokan.
 Rasa tercekik.
 Terengah-engah.
Neuromuskular  Peningkatan reflek.
 Reaksi kejutan.
 Insomnia.
 Ketakutan.

 Gelisah.
 Wajah tegang.
 Kelemahan secara umum.
 Gerakan lambat.
 Gerakan yang janggal.
Gastrointestinal  Kehilangan nafsu makan.
 Menolak makan.
 Perasaan dangkal.
 Rasa tidak nyaman pada abdominal.
 Rasa terbakar pada jantung.
 Nausea.
 Diare.
Perkemihan  Tidak dapat menahan kencing.
 Sering kencing.
Kulit  Rasa terbakar pada mukosa.
 Berkeringat banyak pada telapak tangan.
 Gatal-gatal.
 Perasaan panas atau dingin pada kulit.
 Muka pucat dan bekeringat diseluruh tubuh.

Respon kognitif

Sistem Respons
Perilaku  Gelisah.
 Ketegangan fisik.
 Tremor.
 Gugup.
 Bicara cepat.
 Tidak ada koordinasi.
 Kecenderungan untuk celaka.
 Menarik diri.
 Menghindar.
 Terhambat melakukan aktifitas.
Kognitif  Gangguan perhatian.
 Konsentrasi hilang.
 Pelupa.
 Salah tafsir.
 Adanya bloking pada pikiran.
 Menurunnya lahan persepsi.
 Kreatif dan produktif menurun.
 Bingung.
 Khawatir yang berlebihan.
 Hilang menilai objektifitas.
 Takut akan kehilangan kendali.
 Takut yang berlebihan.
Afektif  Mudah terganggu.
 Tidak sabar.
 Gelisah.
 Tegang.
 Nerveus.
 Ketakutan.
 Alarm.
 Tremor.
 Gugup.
 Gelisah
Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping tersebut di lingkungan. Sumber
koping tersebut sebagai modal ekonomok, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya
dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang
berhasil(Sulastri, Trilianto & Ermaneti,2019).

Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan
ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Ansietas
tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa yang serius.Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis mekanisme
koping(Sumoked, Wowiling& Rompas, 2019) :

a. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara
realitis tuntutan situasi stress.

b. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar
dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif terhadap
stress.
A.Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
NO DATA MASALAH

1 Subjektif Ansietas
1. klien merasa bingung
2. klien merasa khawatir dengan akibat
3. klien mengatakan sulit berkonsentrasi

objektif

1. klien tampak gelisah.

2. Klien tampak tegang.

3. Klien sulit tidur

2 Subjektif Gangguan citra tubuh

1. Mengungkapkan kekacauan/kehilangan bagian tubuh

Objektif

2. Kehilangan bagian tubuh

3. Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang

3 Subjektif Harga diri rendah

1. Menilai diri negatif (mis. tidak berguna, tidak

tertolong)

2. Merasa malu/bersalah

3. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri

4. Melebih-lebihkan penilaian positif tentang diri sendiri

Objektif

1. Berbicara pelan dan lirih

2. Menolak berinteraksi dengan orang lain

3. Berjalan menunduk

4. Postur tubuh menunduk


………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………
………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………………………
B.Pohon Masalah

Harga diri rendah

Ansietas

Gangguan citra tubuh

III. Diagnosa Keperawatan

A. ansietas
B. gangguan citra tubuh
C. harga diri rendah
IV. Strategi Pelaksanaan tindakan keperawatan (Individu, Keluarga dan kelompok)

A. Individu

Sp 1 membina hubungan saling percaya,mengenal penyebab kecemasan


Sp 2 melatih klien relaksasi napas dalam
Sp 3 melatih teknik 5 jari untuk pasien cemas
Sp 4 melatih relaksasi progresif 1 dan 2 untuk pasien dengan cemas

B. Keluarga

Sp 1 mendiskusikan masalah yang di rasakan dalam merawat pasien kecemasan


Sp 2 memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah kecemasan,mengenal
penyebab kecemasan,mengenal cara merawat pasien dengan kcemasan
Sp 3 melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan masalah kecemasan.
Sp 4 membuat perencanaan ulang bersama keluarga

V. Daftar Pustaka

Pardede, J. A., Hulu, D. E. S. P., & Sirait, A. (2021). Tingkat Kecemasan Menurun
Setelah Diberikan Terapi Hipnotis Lima Jari pada Pasien Preoperatif. Jurnal
Keperawatan, 13(1), 265-272. 12. Pardede, J. A., & Tarigan, I. (2020). The Anxiety
Level of Mother Presectio Caesar with Benson’s Relaxation Therapy. Jendela Nursing
Journal (Jnj), 4(1), 20-28.https://doi.org/10.31983/jnj.v4i1.5801 13. Pardede, J. A., &
Simangunsong, M. M. (2020). Family Support With The Level of Preschool Children
Anxiety in the Intravenous Installation. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan
Perawat Nasional Indonesia, 8(3), 223-234. 14. Riyadi & Purwanto. 2019. Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu 15. Stuart. Gail. W, Keliat. Budi. Anna,&
Pasaribu. Jesika.(2016). Keperawatan Keseha111tan Jiwa : Indonesia : Elsever.

Anda mungkin juga menyukai