Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PEMERIKSAAN PENUNJANG

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Disusun Oleh:
RYAN ADITYA
2114401086
D3 KEPERAWATAN REGULER 2
1. Pemeriksaan diagnostic Pada gangguan Pemeriksaan Labolatrium Pada gangguan
Oksigenisasi Oksigenisasi
- Inspeksi (pengamatan):  Pemeriksaan penunjang pada pasien
Pada tahapan ini, pemeriksaan bisa dilakukan dengan CHF yaitu dengan
melihat bentuk dan ukuran dada, warna kulit di area  dilakukan EKG,
dada, serta cara bernapas dan penggunaan otot-otot  Skan jantung,
dada.  kateterisasi jantung,
 rontgen dada,
- Palpasi (perabaan)  enzim hepar,
Pada palpasi dada,  elektrolit,
akan merasakan perbedaan tekstur di area dada.  oksimetri nadi,
Misalnya bila tulang dada teraba lunak, cekung, atau  AGD,
menonjol, bisa dicurigai adanya patah tulang iga. Dan  BUN dan albumin.
jika tekstur seperti busa pada dinding dada, yang
dikenal dengan istilah krepitasi. Ini menandakan adanya
udara di bawah kulit.
- Perkusi (ketukan)
Perkusi dada dapat dilakukan dengan mengetuk jari
pada sejumlah area di permukaan dada maupun
punggung atas. Bunyi dari ketukan ini bisa menandakan
kondisi organ di bawahnya
- Auskultasi (Pendengaran)
Auskultasi adalah metode pemeriksaan untuk
mendengarkan bunyi dari dalam tubuh dengan
menempelkan stetoskop di area tertentu. Pemeriksaan
bunyi jantung dilakukan pada dada sebelah kiri,
sedangkan pemeriksaan bunyi paru-paru dilakukan pada
seluruh bagian dada.
2. Pemeriksaan diagnostic Pada gangguan nutrisi Pemeriksaan labolatorium Pada gangguan
nutrisi
Gangguan Nutrisi Pemeriksaan penunjang untuk malnutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses digunakan untuk menilai kondisi pasien saat
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau ini dan menentukan penyebab terjadinya
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas malnutrisi tersebut. Di sisi lain, pemeriksaan
penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. penunjang ini juga dapat bermanfaat untuk
Masalah Gangguan Nutrisi dalam Tubuh: menyingkirkan atau menegakkan penyakit lain
1. Kekurangan nutrisi yang mungkin terjadi bersamaan dengan
2. Kelebihan nutrisi malnutrisi.
3. Obesitas
4. Malnutrisi Jenis imobilitas antara lain:
5. Diabetes mellitus 1. Imobilitas fisik
6. Hipertensi 2. Imobilitas intelektual
7. Penyakit jantung koroner 3. Imobilitas emosional
8. Kanker 4. Imobilisasi sosial
Pemeriksaan Gangguan Nutrisi :
1. Status Gizi
2. Perubahan Area Tubuh

3. Pemeriksaan diagnostic Pada gangguan Pemeriksaan labolatorium Pada gangguan


Eliminasi Eliminasi
Eliminasi merupakan kebutuhan dalam manusia Eliminasi merupakan proses
yang esensial dan berperan dalam menentukan pembuangan sisa-sisa metabolisme
kelangsungan hidup manusia. Eliminasi tubuh baik yang berupa urin maupun
dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis fekal. Eliminasi urin normalnya adalah
melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme. pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi
Secara garis besar, sisa metabolisme tersebut dari plasma darah di glomerolus. Dari
terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang 180 liter darah yang masuk ke ginjal
berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai untuk di filterisasi, hanya 1-2 liter saja
feces (nondigestible waste) serta sampah yang dapat berupa urin sebagian besar
metabolisme yang dibuang baik bersama feses hasil filterisasi akan di serap kembali di
ataupun melalui saluran lain seperti urine, CO2, tubulus ginjal untuk di manfaatkan oleh
nitrogen, dan H2O. tubuh.
CIRI-CIRI URINE NORMAL
- Pemeriksaan fisik: a. Jumlah dalam 24 jam ± 1.500
cc, bergantung pada banyaknya
1. Abdomen asupan cairan
Kaji dengan cermat adanya b. Berwarna orange bening, pucat
pembesaran, distensi kandung kemih, tanpa endapan
pembesaran ginjal, nyeri tekan pada c. Berbau tajam
kandung kemih. d. Sedikit asam (pH rata-rata 6)
2. Genetalia
Kaji kebersihan daerah genetalia. - Tes diagnostik
3. Urine 1. Pemeriksaan urine
Kaji karakteristikurine klien, Hal yang perlu dikaji meliputi
Bandingkan dengan urine normal. warna, bau, frekuensi kejernihan.
2. Tes darah
Pemeriksaan meliputi BUN,
bersihan kreatinin, nitrogen non protein.
4. Pemeriksaan diagnostic Pada gangguan Pemeriksaan labolatorium Pada gangguan
Rasa aman dan nyaman Rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman dapat dipandang Pemeriksaan Penunjang
dari fisik, sosial, lingkungan. Pada segi fisik dapat kita 1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang
lihat salah satunya karena nyeri. Pengalamana nyeri apabila ada nyeri tekan di abdomen
pada seseorang berbeda-beda Nyeri merupakan 2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau
perasaan yang tidak nyaman, baik ringan maupun organ dalam yang abnormal
berat. Arthur C.Curton 1993 dalam pseio 2010 3. Pemeriksaan laboratorium sebagai data
mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme penunjang pemeriksaan fisik lainnya
proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan yag sedang 4. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui
rusak, menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk adanya pembuluh darah yang pecah di otak
menghilangkan rasa nyeri. 5. Gangguan Sensori
Sensori adalah stimulus atau rangsangan yang
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri datang dari dalam maupun luar tubuh. Stimulus
dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ
alasan yang paling umum orang mencari sensori ( panca indera).
perawatan kesehatan. Perawat menggunakan
berbagai macam intervensi/tindakan untuk
dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri
tersebut dan mengembalikan kenyamanan
klien. Nyeri dapat diekspresikan melalui
menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku.
Dengan demikian perawat harus memberikan
perawatan secara komprehensif untuk
mengatasi nyeri
5. Pemeriksaan diagnostic Pada gangguan Pemeriksaan labolatorium Pada gangguan
Sensori Sensori
Pemeriksaan fisik: Stimulus sensori mencapai organ sensori dan
1. Penglihatan menghasilkan reaksi yang segera atau informasi
- Minta pasien untuk membaca koran atau majalah. tersebut saat itu disimpan ke otak untuk digunakan
- Ukur ketajaman visual dengan grafik snellen chart dimasa depan. Sistem saraf harus utuh agar stimulus
2. Pendengaran sensori mencapai pusat otak yang sesuai dan agar
- Lakukan tes suara bisik atau garpu tala individu menerima sensai.Setelah menginterpretasi
- Kaji persepsi klien gangguanakan kemampuan makna sensasi, maka orang dapat bereaksi terhadap
pendengaran dan riwayat tinnitus. stimulus tersebut. Empat komponen penting pada
- Observasi pasien yang berbincang-bincang dengan sensori, yaitu:
orang lain 1. Stimulus (rangsangan)
3, Sentuhan Penuh 2. Reseptor
- Kaji kesensitifan klien terhadap sentuhan cahaya 3. Konduksi
atau temperature 4. Persepsi
- Periksa kemampuan klien untuk membedakan
antara stimulus tajam dengan stimulus
4. Penciuman
- Minta klien untuk menutup matanya dan
identifikasi beberapa bau yang tidak mengiritasi
seperti kopi, vanilla,dll.
5. Rasa
- Minta klien untuk mencotohkan dan membedakan
rasa yang berbeda misalnya lemon, gula, garam.

6. Pemeriksaan diagnostic Pada gangguan Pemeriksaan labolatorium Pada gangguan


Istirahat Istirahat
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya 1. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari
tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak dengan 50% REM dan 1 siklus tidur rata-rata 45-60
beraktivitas tetapi juga kondisi yg membutuhkan menit.
ketenangan. Namun tidak berarti tidak melakukan 2. Bayi (s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14
aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau jam/hari dengan 20-30% REM dan tidur sepanjang
berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk malam.
istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak 3. Todler (1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari
beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat dengan 25% REM dan tidur sepanjang malam +
begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian tidur siang.
merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh 4. Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20%REM.
karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam 5. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5%
menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman REM.
untuk beristirahat bagi klien/pasien. 6. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5%
REM.
7. Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20%REM.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi 8. Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25%
seseorang dapat beristirahat, diantaranya yaitu : REM.
9. Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20%
a. Merasa segala sesuatu berjalan normal. REM dan sering sulit tidur.
b. Merasa diterima. 10. Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25%
c. Merasa diri mengerti apa yang sedang REM dan sering sulit tidur.
berlangsung. MASALAH-MASALAH YANG TERJADI PADA
d. Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan. SAAT TIDUR.
e. Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas 1. Insomnia.
yang berguna. 2. Narkolepsi
f. Mengetahui bahwa mereka akan mendapat 3. Somnabulisme(Tidur Berjalan)
pertolongan bila membutuhkannya. 4. Nocturia
5. Apnea
6. Delirium
7. Sehubungan dengan gangguan penyakit
seperti pain, anxiety dan dispneu.
8. Nightmares dan Night terrors (mimpi
buruk).
9. Tidur Dan Stadium Penyakit

7. Pemeriksaan diagnostic Pada gangguan Pemeriksaan labolatorium Pada gangguan


Aktifitas Aktifitas
Hal hal yang mempengaryhi gangguan pada aktifitas Karakteristik fisik individu yang sehat adalah
Menurut Andri & Wahid, 2016 faktor-faktor yang adanya kemampuan melakukan aktifitas untuk
mempengaruhi aktivitas adalah sebagai berikut : memenuhi kebutuhan misalnya berdiri, berjalan,
dan bekerja. Aktifitas adalah suatu energi atau
1) Tingkat perkembangan tubuh keadaan untuk bergerak untuk memenuhi
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan kebutuhan hidup. Kemampuan aktifitas seseorang
mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. dipengaruhi oleh adekuatnya siatem persyarafan,
otot dan tulang, atau sendi. (Tarwoto dan
2) Keadaan fisik Tarwonah, 2010). System tubuh yang berperan
cacat tubuh, dan mobilisasi akan mempengaruhi dalam aktifitas antara lain:
pergerakan tubuh. 1. Sistem Persyarafan
2. Otot
3) Keadaan nutrisi 3. Sendi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan 4. Tulang(Rangka)
pada otot, dan obesitas dapat menyebabkan
pergerakan menjadi kurang bebas.

4) Kelemahan neuromuscular dan skeletal


Adanya postur abnormal seperti scoliosis, lordosis,
dan kifosis dapat berpengaruh terhadap pergerakan.

5) Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan
aktivitas bila dibandingkan dengan petani atau buruh.

Anda mungkin juga menyukai