Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

TINJAUAN TEORI

I.1 Definisi
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal
terhadap stress psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti bagi individu.
Kecemasan sering digambarkan sebagai perasaan yang tidak pasti, ragu-ragu,
tidak berdaya, gelisah, kekhawatiran, tidak tentram yang sering disertai keluhan
fisik.

Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual


terhadap stimulus dan objek jelas, sedangkan cemas merupakan respon emosional
terhadap penilaian. Menurut Sigmund Freud kecemasan merupakan ketegangan
dalam diri sendiritanpa onjek yang jelas, objek tidak disadari dan berkaitan
dengan kehilangan self image. Kecemasan timbul karena ancaman terhadap self
image/esteem oleh orang yang terdekat. Pada dewasa oleh karena prestige dan
martabat diri terhadap ancaman dari orang lain. Menurut Cook and Fontaine
kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang terjadi sebagai respon pada takut
terjadi perlukaan tubuh atas kehilangan sesuatu yang bernilai.

Kecemasan merupakan kekuatan yang mempengaruhi hubungan


interpersonal, suatu respon terhadap bahaya yang tidak diketahui yang muncul
bila ada hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan. Kecemasan dapat sebagai
alarm tubuh untuk melindungi diri, dikomunikasikan secar interpersonal dan
,erupakan tanda ancaman yang dapat berhubungan dengan isolasi, kehilangan,
gangguan identitas, hukuman dan hubungan interpersonal.

I.2 Rentang Respon Kecemasan


Rentang kecemasan berfluktuasi antara respon adaptif antisipasi dan yang
maladaptif yaitu panik.

1
 Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatukan
dengan lingkungan.
 Cemas Ringan
Ketegangan ringan, penginderaan lebih tajam dan menyiapkan diri
untuk bertindak.
 Cemas Sedang
Keadaan lebih waspada dan lebih tegang, lapangan persepsi menyempit
dan tidak mampu memusatkan pada factor/ peristiwa yang penting baginya.
 Cemas Berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil, tidak
memikirkan yang luas, tidak mampu membuat kaitan dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
 Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir tidak
teratur, perilaku tidak tepat dan agitasi/hipersktif.

I.3 Sumber Kecemasan


1. Ancaman internal dan eksternal terhadap ego (S. Freud)
Adanya gangguan pemenuhan kebutuhan dasar, makan, minum,
seksual.
2. Ancaman terhadap keamanan interpersonal dan harga diri (Sullivan)
a. Tidak menemukan integritas diri
b. Tidak menemukan prestige
c. Tidak memperoleh aktualisasi diri
d. Malu/tidak kesesuaian antara pandangan diri dan lingkungan nyata.

I.4 Gejala-Gejala Kecemasan


1. Respon Fisiologis
a. Kardiavaskuler
- Palpitasi
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meningkat
- Rasa mau pingsan
- Tekanan darah menurun, nadi menurun
b. Respirasi
- Nafas cepat
- Pernafasan dangkal
- Rasa tertekan pada dada dan tercekik
- Terengah-engah
c. Neuromuskuler
- Peningkatan refleks
- Peningkatan rangsangan kejut
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Gelisah
- Wajah tegang
- Kelemahan secara umum
d. Gastrointestinal
- Kehilangan nafsu makan
- Menolak makanan
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium
- Nausea, diare
e. Saluran Kemih
- Tidak dapat menahan BAB
- Tidak dapat menahan BAK
- Nyeri saat BAK
f. Integument
- Rasa terbakar pada wajah
- Berkeringat setempat (telapak tangan)
- Gatal-gatal
- Perasaan panas dan dingin pada kulit
- Muka pucat
- Berkeringat seluruh tubuh
2. Respon perilaku
- Gelisah
- Ketegangan fisik
- Tremor
- Gugup
- Bicara cepat
- Tidak ada koordinasi
- Kecenderungan mendapat cidera
- Menarik diri
- Menghindar
- Hiperventilasi
- Melarikan diri dari masalah
3. Respon Kognitif
- Perhatian terganggu
- Konsentrasi hilang
- Pelupa
- Salah penilaian
- Blocking
- Menurunnya lahan persepsi
- Kreatifitas menurun
- Produktifitas menurun
- Bingung
- Sangat waspada
- Hilang objektifitas
- Takut kecelakaan dan mati
4. Respon Afektif
- Mudah terganggu
- Tidak sabar
- Tegang
- Takut berlebihan
- Teror
- Gugup yang luar biasa
- Nervous

I.5 Karakteristik Tingkat Kecemasan


1. Cemas Ringan
a. Tingkah laku
- Duduk dengan tenang, posisi relaks
- Isi pembicaraan tepat dan normal
b. Afektif
- Kurang perhatian
- Nyaman dan aman
c. Kognitif
- Mampu konsentrasi
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- Nadi meningkat
- Gejala ringan pada lambung
2. Cemas Sedang
a. Tingkah laku
- Tremor halus pada tangan
- Tidak dapat duduk dengan tenang
- Banyak bicara dan intonasi cepat
- Tekanan suara meningkat secara intermitten
b. Afektif
- Perhatian terhadap apa yang terjadi
- Khawatir, nervous
c. Kognitif
- Lapangan persepsi menyempit
- Kurang mampu memusatkan perhatian pada factor yang
penting
- Kurang sadar pada detail disekitar yang berkaitan
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- HR meningkat
- Mulut kering
- Anoreksia
- Diare, konstipasi
- Tidak mampu relaks
- Susah tidur
3. Cemas berat
a. Tingkat laku
- Pergerakan menyentak saat gunakan tangan
- Banyak bicara
- Kecepatan bicara meningkat cepat
- Tekanan meningkat, volume suara keras
b. Afektif
- Tidak adekuat, tidak aman
- Merasa tidak berguna
- Takut terhadap apa yang terjadi
- Emosi masih dapat dikontrol
c. Kognitif
- Lapangan persepsi sangat sempit
- Tidak mampu membuat kaitan
- Tidak mampu membuat masalah secara luas
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- Nausea
- Gelisah respon terkejut berlebihan
- Ekspresi ketakutan
- Badan bergetar
4. Panik
a. Tingkah laku
- Tidak mampu mengendalikan motoric
- Kasar
- Aktifitas yang dilakukan tidak bertujuan
- Pembicaraan sulit dimengerti
- Suara melengking, berteriak
b. Afektif
- Merasa kaget, terjebak, ditakuti, terror
c. Kognitif
- Persepsi menyempit
- Berpikir tidak teratur
- Sulit membuat keputusan dan penilaian
d. Fisiologis
- Nafas pendek
- Rasa tercekik/tersumbat
- Nyeri dada
- Gerak involunter
- Tubuh bergetar
- Ekspresi wajah mengerikan
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

II.1 Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
Menurut struat dan laraia(1998)terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas diantara sebagai berikut :
1. Faktor Biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepinereseptor
membantu mengatur ansietas .Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
halnya dengan endorphin.Ansietas disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseoran untuk mengatasi stressor.
2. Faktor Psikologis
a) Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian-id dan superego.Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan
oleh norma-norma budaya seseorang.Ego atau aku berfungsi
menegahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi
ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b) Pandangan interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal.Ansietas berhubungan dengan perkembangan
trauma,seperti perpisahan dan kehilangan yan menimbulkan
kelemahan spesifik.Orang yang mengalami harga diri rendah
terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c) Pandangan perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang menganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.Pakar perilaku menganggap
sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dalam untuk
menghadapi kepedihan.Individu yang terbiasa dengan kehidupan
dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.
3. Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga,ada
tumpan tindih dalam gangguan ansietas yakni antara gangguan ansietas
dengan depresi ,faktor ekonomi dan latar belakang pendidikan
berpengaruh terjadinya ansietas.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi berikut :
1. Ancaman terhadap integeritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang dan menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancama terhadap system diri seseorang dapat membahayakan
identitas harga diri,dan fungsi social yang terintegerasi seseorang.
c. Sumber Koping
Individu mengatasi ansietas dengan menggerakkan sumber koping di
lingkungan.
d. Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme
koping yaitu sebagai berikut:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan
situasi stress,misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.Menarik diri untuk
memindahkan dari sumber stress.Kompromi untuk mengganti tujuan
atau mengorbankan kebutuhan personal.
2. Mekanisme pertahanan ego mambantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang,tetapi berlangsung tidak sadar,melibatkan penipuan diri,
distorsi realitas,dan bersifat maladaptif.
II.2 Diagnosis
a. Resiko tinggi kekesaran
b. Cemas berat
c. Gangguan komunikasi verbal

II.3 Rencana Imtervensi


 Tujuan Umum : Klien akan mengurangi ansietasnya dari
tingkat ringan hingga panik.
 Tujuan khusus :
Klien mampu untuk :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Melakukan aktifitas sehari-hari.
c. Mengekspresikan dan mengidentifikasi tentang kecemasannya.
d. Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansietas.
e. Meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya.
f. Klien terlindung dari bahaya.
 Ansietas ringan

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Ansietas  Tidak nyaman.  Gerakan tidak tenang


ringan adalah  Gelisah.  Perhatikan tanda peningkatan ansietas
ansietas  Insomnia ringan  Bantu klien menyalurkan energi
normal dimana  Perubahan nafsu secara konstruktif
motivasi makan ringan  Gunakan obat bila perlu
individu pada  Peka  Dorong pemecahan masalah
keseharian
 Pengulangan  Berikan informasi akurat dan fuktual
dalam batas
pertanyaan  Sadari penggunaan mekanisme
kemampuan
 Perilaku mencari pertahanan
untuk
perhatian  Bantu dalam mengidentifikasi
melakukan dan
 Peningkatan keterampilan koping yang berhasil
memecahkan
kewaspadaan  Pertahankan cara yang tenang dan
masalah yang
meningkat.  Peningkatan tidak terburu
persepsi pemecahan Ajarkan latihan dan tehnik relaksasi
masalah
 Mudah marah.

 Ansietas Sedang

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Ansietas sedang  Perkembangan dari  Pertahankan sikap tidak tergesa-gesa,


adalah cemas ansietas ringan tenang bila berurusan dengan klien
yang  Perhatian terpilih  Bicara dengan sikap tenang, tegas
mempengaruhi dari lingkungan meyakinkan
pengetahuan  Konsentrasi hanya  Gunakan kalimat yang pendek dan
baru dengan pada tugas-tugas sederhana
penyempitan individu  Hindari menjadi cemas, marah, dan
lapangan  Suara bergetar melawan
persepsi  Ketidaknyamanan  Dengarkan klien
sehngga jumlah waktu yang  Berikan kontak fisik dengan
individu digunakan menyentuh lengan dan tangan klien
kehilangan  Takipnea  Anjurkan klien menggunakan tehnik
pegangan tetapi
 Takikardia relaksasi
dapat mengikuti
 Perubahan dalam  Ajak klien untuk mengungkapkan
pengarahan
nada suara perasaannya
orang lain.
 Gemetaran  Bantu klien mengenali dan menamai
 Peningkatan ansietasnya
ketegangan otot
 Menggigit kuku,
memukul-mukulkan
jari,
menggoyangkan
kaki dan
mengetukkan jari
kaki

 Ansietas Berat

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Pada ansietas  Perasaan terancam  Isolasi klien dalam


berat  Ketegangan otot yang berlebihan lingkungan yang
lapangan  Diaforesis aman dan tenang
persepsi  Perubahan pernapasan  Biarkan perawatan
menjadi dan kontak sering
 Napas panjang
sangat sampai konstan
 Hiperventilasi
menurun.  Berikan obat-obatan
 Dispnea
Individu klien melakukan hal
 Pusing
cenderung untuk dirinya
 Perubahan gastrointestinalis
memikirkan sendiri
 Mual muntah
hal yang  Observasi adanya
 Rasa terbakar pada ulu hati
sangat kecil tanda-tanda
saja dan  Sendawa
peningkatan agitasi.
mengabaikan  Anoreksia
 Jangan mennyentuh
hal yang lain.  Diare atau konstipasi
klien tanpa permisi
Individu  Perubahan kardivaskuler
 Yakinkan klien
tidak mampu  Takikardia bahwa dia aman
berfikir  Palpitasi  Kaji keamanan
realistis dan  Rasa tidak nyaman pada prekokardia dalam lingkungan
membutuhka  Berkurangnya jarak persepsi secara sekitarnya
n banyak berat
pengarahan,  Ketidakmampuan untuk
untuk dapat berkonsentrasi
memusatkan
pada daerah  Rasa terbakar
lain.  Kesulitan dan ketidaktepatan
pengungkapan
 Aktivitas yang tidak berguna
 Bermusuhan

 Panik

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Adalah  Hiperaktif / imobilitasi berat  Tetap bersama klien ;


tingkat  Rasa terisolasi yang ekstrim minta bantuan
dimana  Kehilangan desintegrasi  Jika mungkin
individu kepribadian hilangkan beberapa
berada pada  Sangat goncang dan otot-otot stressor fisik dan
bahaya tegang psikologisdari
terhadap diri  Ketidakmampuan untuk lingkungan
sendiri dan berkomunikasi dengan kalimat  Bicara dengan tenang,
orang lain yang lengkap sikap meyakinkan,
serta dapat menggunakan nada
 Distori persepsi dan penilaian
menjadi diam suara yang rendah
yang tidak realistis terhadap
atau  Katakan pada klien
lingkungan dan ancaman
menyerang bahwa anda (staf) tidak
 Perilaku kacau dalam usaha
dengan cara akan membahayakan
melarikan diri
kacau. dirinya sendiri atau
 Menyerang
orang lain
 Isolasikan klien pada
daerah yang aman dan
nyaman
 Lanjut dengan
perawatan ansietas
berat

II.4 Evaluasi
1. Menyebutkan penyebab ansietas
2. Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas
3. Menyebutkan perilaku terkait ansietas
4. Melakukan teknik pengalihan situasi,yaitu tarik nafas dalam ,relaksasi
otot,dan teknik lima jari.
5. Keluarga menyebutkan pengertian ansietas.
6. Keluarga menyebutkan tanda dan gejala ansietas.
7. Keluarga mengajarkan ke pasien teknik pengalihan situasi ,tarik nafas
dalam,relaksasi otot,dan teknik lima jari.
DAFTAR PUSTAKA
 Azizah, L. M. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA.
Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

 Townsend, M. C. (2002). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri


Rencana Asuhan dan Medikasi Psikotropik. ECG.

 Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta :


Balai    Penerbit FKUI

 Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen,


Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Yogyakarta :
Penerbit MocoMedia

Anda mungkin juga menyukai