Anda di halaman 1dari 29

PASIEN SAFETY

PADA PELAYANAN HOME CARE

Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., M.H


CONTEN ....
1. Pengertian pasien safety
2. Komponen pasien safety
3. Masalah – masalah yang berhubungan dengan
pastien safety di rumah
4. Tindakan yang berhubungan dengan pasien
safety
PENGERTIAN
Suatu tindakan yang ditujukan untuk melindungi
pasien dari ancaman yang yang timbul sebagai
dampak dari ketidakmampuan pasien mengontrol
faktor-faktor yang dapat menurunkan derajat
kesehatannya.
KOMPONEN PASIEN SAFETY DI RUMAH

 Kekurangan Nutrisi
Penghitungan kecukupan nutrisi sangat penting
untuk mengetahui kecukupan asupan untuk
klien.
BB
 IMT = ---------------------------

TB2 (dalam meter)


 Jika IMT < 20 % dari IMT maka digolongkan
mengalami gangguan nutrisi. Cara lain untuk
mengetahui kekurangan nutrisi dapat dilihat
dari rendahnya kadar albumin pasien. Kadar
normal > 3,2 mg/dl.
FAKTOR RISIKO TERHADAP KEAMANAN PASIEN DALAM
PELAYANAN HOME CARE
1. Ketidakmampuan pasien melakukan pemenuhan cairan dan
nutrisi sendiri
2. Keterbatasan melalukan mobilisasi
3. Keterbatasan ambulasi
4. Ketidakmampuan melakukan personal hygiene
5. Penurunan system imun
6. Komplikasi dari penyakit
7. Penggunaan alat-alat perawatan ( iv-line, kateter, sonde)
8. Tempat tinggal yang tidak mendukung
9. Ketidakmampuan mengontrol urin dan fecal
10. Penekanan
11.Penularan penyakit dari pengunjung
12. Ruangan yang kurang layak (ventilasi kurang, lembab, cahaya
kurang)
13.Disorientasi waktu dan ruang
14.Tekanan mental dan frustasi
15.Kesalahan dalam pemberian obat
16.yang tidak standar
Tindakan yang harus dilakukan :
 Hitung kebutuhan nutrisi pasien dengan
mempertimbangkan penyakit dan kebutuhan nutrisi sesuai
dengan umur, aktivitas dan tumbuh kembang pasien.
 Kerjasama dengan nutritionis untuk melakukan
penghitungan jumlah dan membuat susunan menú untuk
pasien.
 Pertimbangkan pemberian makanan sesuai selera pasien
 Untuk pasien diabetes mellitus pertimbangkan pemberian
diet bebas dengan control insulin khususnya pada pasien
lanjut usia.
 Penyajian makan sesuai kebiasaan dan kesukaan pasien
 Motivasi pasien untuk makan
 Jelasakan fungsi makanan untuk kesembuhan pasien
 Berikan makan dalam kondisi hangat dan porsi kecil tetapi
sering
KEKURANGAN CAIRAN
 Kekurangan cairan terjadi akibat tidak adanya
keinginan pasien untuk minum karena alasan mual,
lupa dan tidak haus.
 Secara normal kebutuhan cairan tubuh manusia
berkisar antara 30-50 cc/kg berat badan dalam sehari.
 Penghitungan kebutuhan cairan dilakukan dengan
mengitung Berat Badan dikalikan 30-50 cc/24 jam.
 Cara yang harus dilakukan untuk memenuhi cairan
tubuh pasien adalah
1. Menghitung secara cermat kebutuhan cairan pasien
dalam 24 jam
2. Jangan menggantikan air putih dengan minuman
lain.
3. Berikan pasien minum dengan suhu air sesuai
kesukaan pasien
4. Berikan minum air putih pagi hari sebelum
berkumur 200-400 cc
5. Berikan minum air putih sedikit tetapi sering
6. Berikan makanan yang dalam bentuk cair
7. Jika cairan tidak bisa masuk pertimbangkan
pemberian cairan dengan IV-Line.
JATUH

 Jatuh pada pasien home care bisa terjadi akibat


tempat tidur pasien yang tidak layak, set pengaman
yang tidak baik atau pasien yang gelisah. Jatuh bisa
terjadi akibat pasien yang mengalami gangguan
keseimbangan, gangguan fungsi alat gerak,
keterbatasan penglihatan, lantai yang licin, kamar
mandi yang jauh, dan keteledoran perawat.
 Jatuh dapat mengakibatkan berbagai masalah baru,
seperti cedera, fraktur dan trauma yang
mengakibatkan pasien malas bergerak
MENCEGAH
TERJADINYA JATUH PADA PASIEN ADALAH:

1. Gunakan alat pengamanan tempat tidur


2. Dampingi pasien yang gelisah
3. Bantu pasien BAB,BAK
4. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan pasien
5. Setting ruangan agar lantainya tidak licin, terang
dan lengkapi dengan pegangan.
6. Jangan biarkan pasien malam hari di rumah/kamar
sendiri
7. Pantau keseimbangan dan kemampuan alat gerak
pasien
DEKUBITUS
 Dekubitus atau luka akibat tekanan merupakan
masalah safety yang cukup serius.
 Kerusakan integritas kulit akibat tekanan yang terus
menerus pada sisi tubuh yang sama dapat
mengakibatkan gangguan sirkulasi, hipoksia jaringan
dan kematian sel yang berkahir pada timbulnya luka
dari yang ringan berupa warna kemerahan hingga
terjadi ulkus
RISIKO DEKUBITUS

1. Pasien tidak sadar


2. Lansia
3. Kurus
4. Kurang mobilisasi
5. BAB dab BAK yang tidak terkontrol
6. Tempat tidur yang lembab
7. Tempat tidur yang kotor
TINDAKAN PERAWATAN UNTUK MENCEGAH
DEKUBITUS

1. Massage dengan lotion/minyak kelapa pada daerah


yang tertekan
2. Seka daerah yang berisiko dekubitus dengan air
hangat
3. Miring kanan/kiri setiap 2 jam
4. Perbaiki status gizi pasien
5. Bantu BAB dan BAK secara teratur
6. Bersihkan tempat tidur
7. Ganti linen secara teratur
8. Gunakan kasur air atau kasur udara
PENYAKIT AKIBAT PERSONAL HIGIENE YANG
KURANG

 Menjaga kebersihan diri merupakan tindakan yang


paling penting dalam perawatan pasien dirumah,
terutama pada pasien-pasien yang ketergantungann
penuh (total care).
DAMPAK DARI PERSONAL HYGIENE YANG
TIDAK OPTIMAL

 Stomatitis
 Oral Candidiasis

 Serumen

 Smegma dan vaginitis

 Luka akibat garukan

 Selulitis

 Kutu

 Bau mulut

 Kulit terasa gatal

 Dermatitis
TINDAKAN PERSONAL HYGIENE
YANG HARUS DILAKUKAN DALAM
HOME CARE

 Oral hygiene 2 kali sehari


 Memandikan pasien 2 kali sehari

 Mencuci rambut setiap 3 hari sekali

 Membersihkan serumen 1 minggu sekali

 Membersihkan vulva dan preputium setiap hari

 Potong rambu setiap bulan

 Potong kuku setiap minggu

 Khusus penderita diabetes mellitus dilakukan


perawatan kaki setiap hari
INFEKSI SILANG
 Masalah penting yang menjadi perhatian utama
dalam perawatan pasien. Infeksi silang terjadi akibat
penyebaran kuman dari lingkungan kepada pasien.
 Secara umum bila dibandingkan dengan di rumah
sakit, risiko terjadi infeksi nasokomial
pasien yang dirawat dirumah lebih sedikit bila
dibandingkan dengan dirumah sakit
MANIFESTASI INFEKSI NASOKOMIAL DI PADA
PASIEN HOME CARE
 Suhu tubuh naik febris tidak turun dengan pemberian
antipiretik
 Warna kemerahan dilokus infeks

 Bengkak

 Nyeri

 Infeksi saluran kecing pada pengguna kateter

 Plebitis pada pengguna IV-line

 Pnemonia pada pasien berbaring lama

 Selulilitis
Tindakan perawatan sangat diperlukan dalam upaya mencegah terjadinya infeksi silang. Tindakan
tersebut meliputi:
 Cuci tangan sebelum ke pasien, sebelum menyentuh tubuh pasien, setelah melakukan suatu
tindakan, setelah menyentuh tubuh pasien dan setelah meninggalkan ruangan pasien.
 Cuci tangan dilakukan dengan air mengalir atau bahan cuci tangan berbasis alcohol.
 Gunakan prosedur septic-aseptik pada pasien
 Gunakan Alat Pelindung Diri sesuai kondisi pasien
 JIka perawat/care giver sedang sakit dan berisiko menularkan sebaiknya tidak kontak dengan
pasien
 Perbaiki status gizi pasien
 Lakukan perawatan chateter dan infus setiap hari
 Ganti selang kateter setiap minggu
 Ganti IV-line setiap 3 hari.
 Untuk pasien yang rentan batasi pengunjung. Gunakan pakaian khusus pengunjung
 Gunakan handshoen untuk tindakan yang berisiko kontak dengan mukosa, darah dan cairan tubuh
pasien.
 Cegah pnemonia dengan cara sebagai berikut
 a) Latih nafas dalam, b) Latih batuk efektif, c) Latihan meniup balon, d) Lakukan massage pada
titik paru dan tenggorokan, e) Hindari minum atau makan dengan posisi tidur, f) Monitoring suara
nafas dan batuk pasien
 Observasi dahak pasien
TINDAKAN UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI
NASOKOMIAL
 Pasien memiliki ruangan tersendiri

 Bersihkan ruangan pasien setiap hari

 Bersihkan bekas darah dan cairan dengan cairan hypoclocit


10 %
 Keluarga harus menggunakan sarung tangan yang tidak
steril tetapi disposibel saat menolong pasien BAB, BAK
makan dan minum.
 Pisahkan plastic penyimpanan bahan sisa perawatan dan
buatkan tempat penyimpanan jarum dan benda tajam.
 Simpan makanan yang tidak terpakai di lemari pendingin

 Hubungi dokter penanggungjawab jika ada pasien diare.


PERALATAN YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK
MENCEGAH INFEKSI
NASOKOMIAL
 Alat Perlindungan Diri (APD)
a. Sarung tangan disposable baik steril maupun non steril
b. Sarung tangan tebal
c. Desinfektan
d. Masker
e. Sabun cair
f. Kertas tissue
g. Plastik tempat menyimpan sisa-sisa perawatan
h. Alat penampung benda runcing yang tidak robek
i. iAlat penyimpan bahan-bahan lab
j. Cairan steril
 Uniform yang harus diganti setiap shif jaga
 Imunisasi untuk tenaga perawatan
KONTRAKTUR DAN ATROFI
 Kontraktur : sebuah istilah yang menjelaskan
terjadinya kekakuan pada otot dan sendi sebagai
dampak dari kurangnya aktivitas yang menggunakan
otot atau sendi. Kontraktur bisa terjadi pada semua
bagian otot dan sendi terutama pada alat gerak yang
sehari-harinya aktif.
 atrofi : mengecilnya otot akibat berkurangnya massa
otot.
 Pengurangan massa otot terjadi akibat kurangnya
latihan
BAGIAN-BAGIAN TUBUH YANG BERISIKO
MENGALAMI
KONTRAKTUR DAN ATROPI
 Leher

 Pinggang

 Paha

 Lengan atas

 Siku

 Lutut

 Pergelangan tangan dan kaki

 Jari-jari tangan dan kaki

 Otot tangan dan kaki


CARA-CARA MENCEGAH KONTRAKTUR DAN
ATROPI OTOT
 Latihan Range of Motion (ROM) 2 kali sehari.

 Hindari bagian tubuh berada pada posisi yang sama

 Motivasi pasien untuk bergerak

 Massage otot-otot 2 kali sehari

 Kolaborasi melakukan stimulasi dengan TENS


MEDICATION ERROR
 Medication Error merupakan tindakan yang sangat
berisiko mengancam selamatan pasien.
 Medikation error terjadi akibat kesalahan diagnosis,
kesalahan pemilihan obat, reaksinalergi obat, efek
samping obat, dosis yang tidak sesuai, cara pemberian
yang salah serta waktu pemberian yang tidak sesuai
waktunya.
TEKNIK UNTUK MENGHINDARI MEDICATION
ERROR
 Pastikan 5 benar ( orang, obat, dosis, cara pemberian
(route), waktu pemberian
 Tanyakan riwayat alergi obat
 Tanyakan riwayat gastritis, gangguan hepar dan ginjal
 Lakukan skin test untuk obat-obat injeksi baru
 Observasi reaksi obat
 Pantau efek samping obat ( lambung, hepar dan ginjal)
 Bicarakan jika reaksi obat tidak yang diaharapka
 Kolaborasi untuk penggantian dan atau perubahan dosis
dan cara pemberian
 Selalu siapkan obat-obat emergency dalam home care kit
perawat
PERCOBAAN BUNUH DIRI
 Perhatianterbesar yang harus dilakukan pada pasien
kronis, pasien terstigma dan pasien yang mengalami
depresi adalah perilaku percobaan bunuh diri.
 Bunuh diri adalah salah satu upaya melarikan diri
sebagai bentuk ketidakmampuan pasien dalam
menghadapi kondisi sakitnya.
 Percobaan bunuh diri dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain menjatuhkan diri dari
kamar lantai tinggi, menggantung diri, menyetrum
diri dengan listrik, meminum obat yang melebihi
dosis, memotong nadi atau bagian vital tubuh lainnya
dengan pisau, pecahan botol atau kuku dan
membenturkan kepala di tembok.
UPAYA UNTUK MENCEGAH PERCOBAAN BUNUH
DIRI
 Jauhkan benda tajam dari jangkauan pasien
 Potong kuku pasien
 Jangan menempatkan tali, kain panjang di dekat
pasien
 Pasang pengaman tempat tidur
 Kunci pintu atau jendela jika sudara tidak yakin bisa
mengawasi
 Jauhkan obat dari jangkauan pasien
 Sebaiknya pasien ditempatkan di kamar lantai bawah
 Berikan dukungan moral dan spiritual serta
kehangatan
 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai