Anda di halaman 1dari 37

‌FARMAKOLOGI DAN TERAPI DIET

PADA GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN SERTA ASUHAN
KEPERAWATAN PADA GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN : HEPATITIS
KELOMPOK 3
DEFINISI OBAT SISTEM PENCERNAAN

• Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem


gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi :
• Menerima makanan.
• Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang
disebut pencernaan) menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah.
• Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
KLASIFIKASI OBAT SISTEM PENCERNAAN

Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem


pencernaan diantaranya : Antitukak,
Antipasmodik, Antasida, Antiemetik ,
Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik,
Antidiare , Laksatif.
1. ANTITUKAK

Tujuan terapi tukak lambung ialah meringankan atau


menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi, abstruksi), dan
mencegah kambuh. Adapun pembagian dari antitukak contohnya
antasida. Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan rasa
terbakar di hulu hati karena hiperasiditas pada gastritis atau ulcer.
Disamping itu, antasida juga dapat mengikat atau mengubah derajat ionisasi
obat lain yang diberikan bersamaan sehingga dapat berpengaruh pada
absorbinya.
Berikut golongan obat Antitukak :
a. Transkuilier (Obat Penenang)
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan
mengobati tukak, obat ini mengurangi perangsangan vagal dan
menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi ansiolitik
klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan),
dipakai dalam mengobati tukak. Adapun golongan obat penenang :
Benzodiazepine, Buspirone, Hydroxyzen
2. ANTIPASMODIK

Antipasmodik merupakan golongan obat yang memiliki sifat sebagai


relaksan otot polos. Meskipun antipasmodik dapat mengurangi spasme
usus , tetapi penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak, sindrom
usus irritable dan penyakit divertikular hanya bermanfaat sebagai
penobatan tambahan. Antipasmodik obat yang digunakan untuk
mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare,
gastritis, tukak peptik dan sebagainya.
3. GASTRITIS/MAAG

GASTRITIS DIBEDAKAN MENJADI :


1) Gastritis bakterialis akibat infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri
yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).
2) Gastritis karena stress akut
3) Gastritis erosif kronis
4) Gastritis eosinofilik
5) Gastritis sel plasma
ANTIDIARE

Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air


besar.(Perubahan frekuensi & konsistensi) dari kondisi normal.
pengobatannya tergantung pada penyebabnya., dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Untuk membantu meringankan diare (difeknosilat, cosein,
paregoric atau loperamide)
2. Untuk membantu mengeraskan tinja (kaolin, pektin, dan
attapulgite aktif)
3. Jika diarenya berat/dehidrasi makan penderita perlu di rawat di RS
dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Contoh Antidiare :
a. Racecordil
b. Loperamide
c. Nifuroxazide
d. Dioctahedral
4. OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)

Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang


mengalami kesulitan buang air besar atau jarang buang air besar.
Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah
gabungan dari olah raga, makanan kaya serat. Sayur-sayuran, buah-
buahan dan gandum merupakan sumber serat yang baik.Golongan
obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah : Bulking agents,
pelunak tinja, minyak mineral, bahan osmotic, pencahar perangsang.
5. KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK
PROTEKTOR
Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan
saluran cerna tetapi lebih kepada fungsi hati dan empedu yang
bermasalah. Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk masalah
ini , seperti di bawah ini:
a. Ursodeoksikolat
b. AARC/asam amino rantai cabang
c. Chenodeoxycholic
d. Zat aktif lainnya
6. OBAT HEMOROID

Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung


pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir
yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan
wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar).
Wasir bisa terjadi karena mengeluarkan darah, terutama setelah
buang air besar, sehingga tinja mengandung darah atau terdapat
bercak darah di handuk ataupun tisu kamar mandi. Pengobatan
Hemoroid/Wasir biasanya, tidak membutuhkan pengobatan kecuali
bila menyebabkan gejala.
7. OBAT DIGESTAN

Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau


campurannya, berguna memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat
pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan.
Sediaan digestan :
a. Enzim pancreas
b. Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin & pankrelipase.
c. Pepsin
d. Empedu
8. ANTASIDA

Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk


menetralisir kelebihan asam lambung yg menyebabkan
timbulnya sakit maag.Tujuan pengobatan adalah menghilangkan
gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi
lebih lanjut.Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat
antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu : anti
hiperasiditas, anti kolinergik/anti muskarinik, analog
prostaglandin, pelindung mukosa, zat pembantu, dan penenang.
9. ANTIKOLINERGIK

Antikolinergik berfungsi memperlambat waktu pengosomgam


lambung, sehingga lebih sering dipakai untuk tukak duodenum
daripada tukak lambung.
DEFINISI DIET SALURAN PENCERNAAN

• Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya


(biasanya atas petunjuk dokter), berpantang atau menahan diri terhadap
makanan tertentu untuk kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makanan
untuk mengurangi berat badan atau karena penyakit. (Muda, 2003)
• Diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan. (Kim dan
Lennon, 2006)
• Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol
makananyangakan dimakan dengan tujuan untukmengurangi dan
mempertahankan berat badan. (Hawks, 2008)
GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN

1. Gastritis (Upper abdominal syndrome)


yang secara umum dikenal sebagai penyakit “maag” merupakan
gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Gejala-gejala
lain yang timbul antara lain gangguan menelan, eruktasi
(bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau pahit),
mual dan muntah, kembung (meteorismus), danlain-lain. Penderita
gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok
yaitu sikap depresi.
2. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower abdominal syndrome)
Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian
bawah ini juga biasanya di bawah pusat, diare atau obstipasi (semb
elit). Bila terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar berbentuk
seperti potlot atau tahi kambing (obstipasispastik).Faktor psikologis
yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan-harapan
untuk meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah
memberi banyak pada orang tersebut.
3. Aerofagi
Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa
rasa sakit perut dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini
dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang keras bertubi-tubi.
4. Mencret (Diare)
Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada
mukosa. Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare.
5. Heartburn
Heartburn adalah nyeri akut yang dirasakan di daerah epigastrium,
yang dirasakan dapat menyebar ke bagian lain dari dada atau lengan.
6. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan kronik esofagus. Kelainan ini
sering terjadi akibat refluks kronik isi lambung ke dalam
esofagus.
7. Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi adalah kelainan pada system pencernaan dengan
gejala mengalami pengerasan feses yang sulit untuk dibuang
yang dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya.
8. Wasir/Hemoroid
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik
(vena) di dalam anyaman pembuluh darah. Keluhan pertama
kali yaitu darah segar menetes setelah buang air besar (BAB).
DIET PADA PENYAKIT SALURAN
PENCERNAAN
1. Diet penyakit saluran cerna atas ; Diet disfagia, Diet pasca-
Hematemesis, Diet penyakit lambung.
2. Diet penyakit saluran cerna bawah ; Diet penyakit usus
inflamatorik, Penyakit diverticular,
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN
PENCERNAAN :
HEPATITIS
DEFINISI HEPATITIS

Hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis


dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilhan kumpulan
perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2002).
Menurut Williams & Wilkins (2012) hepatitis adalah infeksi dan
inflamasi yang disebabkan oleh virus. Dari beberapa pengertian di
atas dapat dikemukakan bahwa hepatitis (liver) adalah peradangan
atau infeksi yang terutama terjadi pada hati dan bisa disebabkan
oleh virus, bakteri, cedera atau toksik serta dapat menular.
ETIOLOGI HEPATITIS

Type A
• Metode transmisi
Fekal oral melalui orang lain
• Keparahan
Takikterik dan asimtomatik.
• Sumber virus
Darah, feses, saliva
• Inkubasi (hari)
15-49 hari, rata-rat 30 hari.
• Imunitas
Homologus
• Tanda dan gejala
Dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu.
- Fase praikterik : sakit kepala, malaise, fatigue, anoreksia, febris.
- Fase ikterik : urine yang berwarna gelap.
Type B
• Metode transmisi
Parentera 1 seksual, perinatal
• Keparahan

Parah
• Sumber virus

Darah, saliva, semen, sekresi vagina.


• Inkubasi (hari)
28-160 hari. Rata-rata 70-80 hari.
• Imunitas
Homologus
• Tanda dan gejala

Dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, dapat timbul artralgia, ruam.
Type C
• Metode transmisi
Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal.
• Keparahan
Menyebar luas, dapat berkembang sampai kronis.
• Sumber virus
Terutama melalui darah.
• Inkubasi (hari)
15- 160 hari rata-rata 50 hari.
• Imunitas
Serangan kedua homologus dapat menunjukan imunitas yang rendah atau infeksi oleh oleh agen
lain.
• Tanda dan gejala
Serupa dengan HBV, tidak begitu berat dan anikterik.
Type D
• Metode transmisi
Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type B.
• Keparahan
Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut.
• Sumber virus
Melalui darah.
• Inkubasi (hari)
21-140 hari, rata-rata 35 hari.
• Imunitas
Homologus
• Tanda dan gejala
Tidak diketahui.
Type E
• Metode transmisi

Fekal-oral.
• Keparahan

Sama dengan D.
• Sumber virus

Darah, saliva, feses.


• Inkubasi (hari)

15-65 hari. Rata-rata 42 hari.


• Imunitas

Tidak diketahui.
• Tanda dan gejala

Serupa dengan HAV, sangat berat pada wanita yang hamil.


Type G
• Metode transmisi
Kontak dengan darah yang terinfeksi virus HGV.
• Keparahan
Mirip dengan virus hepatitis C.
• Sumber virus
Darah.
• Inkubasi (hari)
15-160 hari. Rata-rata 70-80 hari.
• Imunitas
Tidak diketahui.
• Tanda dan gejala
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20% dari penderita hepatitis C juga
menderita hepatitis ini.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian : Biodata (identitas klien dan orangtua/saudara


kandung), Keluhan utama, Riwayat kesehatan (kesehatan
sekarang, kesehatan dahulu dan kesehatan keluarag), Data
dasar pengkajian pada pasien dengan penyakit hepatitis
(aktifitas, sirkulasi, eliminasi, makanan dan cairan,
neurosensory, kenyamanan, keamanan, seksualitas).
2. Diagnosa (gangguan nutrisi, resiko kekurangan cairan, nyeri
yang berhubungan dengan inflamasi hati).
3. Intervensi
NO NANDA NOC NIC
1. Risiko gangguan Noc : Nic :
pemenuhan Nutritional status : food Nutrition Manajement
kebutuhan nutrisi and fluid intake. 1. kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan Kriteria Hasil : 2. kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tubuh b/d intake 1. Adanya menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang tidak nutrisi yang dibutuhkan pasien.
adekuat akibat mual
peningkatan berat 3. Anjurkan pasien untuk
dan nafsu makan yang badan sesuai meningkatkan protein dan Vit C
menurun dengan tujuan 4. Yakinkan diet yang dimakan
2. Berat badan ideal mengandung tinggi serat untuk
sesuai dengan mencegah konstipasi
5. Ajarkan pasien bagaimana
tinggi badan membuat catatan makanan
3. Mampu harian.
mengidentifikasi 6. Monitor jumlah nutrisi dan
kebutuhan nutrisi kandungan kalori.
4. Tidak terjadi 7. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
penurunan berat dibutuhkan
badan yang
berarti
Nutrition Monitoring
1. Berat badan pasien dalam
batas normal
2. Monitor adanya penurunan
berat badan
3. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
4. Monitor turgor kulit
5. Monitor kekeringan, rambut
kusam dan mudah patah
6. Monitor mual dan muntah
7. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb dan kadar
Ht.
8. Monitor pucat, kemerahan
dan kekeringan jaringan
konjungtiva.
9. Catat adanya edema
hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas
oral.
2. Nyeri Noc : Nic :
berhubunga 1. Pain level Pain Manajement
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
n dengan 2. Pain control komprehensif termasuk lokasi,
proses 3. Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
patologis Kriteria Hasil kualitas dan factor presipitasi
penyakit 4. Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri ketidaknyamanan
3. Kurangi factor presipitasi nyeri
5. Mampu mengenali 4. Pilih dan lakukan penangangan nyeri
nyeri (skala, (farmakologi, nonfarmakologi dan
intensitas, frekuensi interpersonal)
dan tanda nyeri) 5. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
6. Menyatakan rasa menentukan intervensi
6. Ajarkan tentang Teknik non
nyaman setelah nyeri farmakologi
berkurang 7. Berikan analgetik untuk mengurangi
7. Tanda vital dalam nyeri
rentang normal 8. Evaluasi keefektifan control nyeri
9. Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
1.Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
2.Cek instruksidokter tentang
jenis obat, dosis dan
frekuensi.
3.Cek riwayat alergi
4.Pilih analgesic yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesic ketika
pemberian lebih dari satu.
5.Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
6.Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesic pertama kali
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai