Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGHANTAR

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

3
A. Pengertian Mood

Perasaan suasana hati yang mewarnai seluruh kehidupan psikis seseorang dan
mempengaruhi seseorang dalam wakyu yang lama.Misalnya sesorang yang sedih,malas
untuk berkomunikasi,makan,bekerja, dan sebagainya.

1.Menurut Stuart Laraia dalam psychiatric Nursing(1998:349);

‘’Prolonged emotional state that influences the person’s whole personality andlife func-
tioning. It pertain to prevailing and pervanding emotion and is syynonmous with
termfeeling state and emotion.Like other aspect of personality,emotion or moods serve
adaptive role.The four adaptive functions of emotions are social communication,physic-
ological arousal,subjective awareness and psychodynamic defense.’’

(keadaan emosionalyang memanjang yang mempengaruhi seluruh kepribadian individu


dan fungsi kehidupanya. Hal ini berhubungan dengan emosi dan memiliki pengertian yang
sama dengan keadaan perasaan atau emosi.Seperti aspek aspek lain dalam
kepribadian,emosi atau mood berperan dalam proses adaptasi.Ada empat fungsi adaptasi
dari emosi,yaitu sebagai bentuk komunikasi social,merangsang fungsi fisologis,kesadaran
secara subjektif,dan mekanisme pertahanan psikodinamis.)

2.Menurut john w.santrock dalam pyschalogy the science of mind and


Behavior(1991:490);

‘’Mood disorder are psychological disorder characterized by wide emotional


swings,ranging from deep alternate with mania,as in bipolar di sorder.’’(Gangguan alam
perasaan adalah kelainan psikologis yang ditandai meluasnya irama emosional
seseorang,mulai dari rentang depresi sampai gembira yang berlebihan(euphoria),dan gerak
yang berlebihan(agitation).Depresi dapat terjadi secara tunggal dalam bentuk mayor
depresi atau dalam bentuk lain seperti mania sebagai gangguan tipe Bipolar.)

3.Menurut patricia D.Barry dalam Mental Health and Mental IIness(998:302):

“The affective mental disorders include those mental condition that cause change in a
person’s mood(also know as affect) or emotional state for prolonged period of time the
changed emotional stsate for proiongged period of time.tge changed emotional state may

4
be depression ,elation,or combinatiaon occurring in alternate cycles.’’(Gangguan mental
efektif (gangguan alam perasaan) meliputi kondisi mental yang menyebabkan perubahan
alam prasaan seseorang(yang dikenal dengan efek) atau keadaan emosional dalam periode
waktu yang panjang.perubahan keadaan emosional tersebut dapat berupa
depresi.kegembiraan atau kombinasi dari berbagai siklus(tipe).

B. Rentang Respon Emosi

Emotional Reaksi Supresi Supresi reaksi Manila atau


responsive kehilangan kehilangan depresi
yang wajar yang
memanjang

Rentang respon emosi seseorang yang normal bergerak secara dinamis.tidak merupakan
suatu titk ang statis dan tetap. Dinamisasi tersebut di pengarui oleh berbagai factor seperti
organ bilogis,psikoedukator,sosiokultural. Pada klien yang mengalami gangguan alam
perasaan, reaksinya cenderung menetap dan memanjang. Tetapi hal tersebut juga sangat
tergantung pada tipe gangguan alam perasaannya. Apakah tipe manik depresif, atau
kombinasi dari keduannya.rentang respon emosi bergerak dari emotional responsive
sampai maia/depresi dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Responsive : klien lebih terbuka,menyadari perasaanya,dapat berpartisipasi dengan


dunia internal(memahami harapan dirinya) dan dunia eksternal(memahami harapan
orang lain).
2. Reaksi kehilangan yang wajar : klien merasa bersedih,kegiatan sehari-hari klien
berhenti (misalnya bekerja, sekolah), pikiran dan perasaan klien berfokus pada diri
sendiri tetapi semua hal tersebut berlangsung sementara.
3. Supresi : merupakan tahap awal dimana coping individu termasuk
maladaptive,klien menyangkal perasaannya sendiri, klien berusaha menekan atau

5
mengalihkan perhatiannya terhadap lingkungan.apabila fase ini berlangsung terus
menerus(memanjang) maka hal tersebut dapat menggangu individu.
4. Depresi : Gangguan alam perasaan yang di tadai dengan perasaan sedih yang
berlebihan, murung, tidak bersemangat, perasaan tidak berharga, merasa kosong,
putus harapan,selalu merasa dirinya gagal,tidak berminat terhadap ADL sampai ada
ide bunuh diri.
C. Tipe Gangguan Alam Perasaan

Secara garis besar tipe gangguan alam perasaan dibagi menjadi : mood episode, depressive
disorder dan bipolar disorders.

1. Mood episode
a. Mayor depressive episode
Untuk diagnosis kelompok ini, ada atau lebih gejala-gejala yang ditampilkan selama
periode 2 minggu dan menampilkan perubahan fungsi dari fungsi sebelumnya paling
sedikit dari gejala tersebut adalah salah satu dari 2 hal berikut :
1) Perasaan depresif
2) Kehilangan ketertarikan terhadap kesenangan (pleasure)

Tanda-tandanya secara lengkap yaitu adalah :

a) Perasaan depresif lebih banyak dalam sehari, hampir setiap hari yang
diindikasikan berdasarkan data subyektif atau hasil observasi
b) Menurunnya minta secara nyata terhadap kesenangan,hampir semua aktivitas
dalam sehari, atau hampir setiap hari
c) Kehilangan berat badan yang berarti meskipun tidak diet
d) Kesulitan tidur (insomnia) atau tidur yang berlebihan (hypersomnia)
e) Terjadi peningkatan aktivitas psikomotor (psychomotor agitation) atau
perlambatan motoric (retardation) hampir setiap hari
f) Kelelahan atau kehilangan energy hampir setiap hari
g) Perasaan-perasaan tidak berharga atau berlebihan atau perasaan berdosa yang
berlebihan hampir setiap hari

6
h) Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, atau perasaan ragu-
ragu hampir setiap hari
i) Terus menerus berpikir tentang kematian , berulangnya ide-ide untuk bunuh
diri tanpa perencanaan yang jelas, atau percobaan bunuh diri dengan
perencanaan untuk pelaksanaan bunuh dirinya
b. Manic episode
Episode manik ditandai dengan periode gangguan yang nyata dan peningkatan secara
menetap, meluap-luap atau mood yang mudah terangsang (irritable) selama 1 minggu
(atau beberapa periode dirumah sakit juga penting). Selama periode gangguan 3 atau lebih
gejala-gejala berikut telah menetap dan telah tampak dalam tingkat yang berarti :
1) Melambung harga diri atau Grandiosity
2) Menurunnya kebutuhan untuk tidur
3) Lebih banyak bicara dibanding biasanya atau adanya dorongan yang kuat
untuk berbicara
4) Ide yang meloncat ( flight of ideas)atau pengalaman subjektif bahwa ia
berpikir meloncat
5) Perhatian yang mudah teralih (distractibility)
6) Peningkatan dalam perilaku yang bertujuan atau agitasi psikomotor
7) Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang
berpotensi untuk mengakibatkan cedera
Pada saat episode manik dimulai, penampilan klien menjadi meningkat , tidak rapi,
lebih cepat secara fisik, dalam intelektual , dan emosional. Klien menjadi meningkat
dalam aktivitas (restless) dan agresif. Aspek id terlihat berlebihan, dan aspek super ego
cenderung dilanggar. Klien berpikir cepat sehingga ia mudah teralih perhatiannya
(distractibility). Hal ini menyebabkan adanya ide – ide yang meloncat (flight of ideas).
Mood klien menjadi gembira yang berlebihan (euphoria) dan berganti menjadi exaltation
( gembira berlebihan disertai hiperaktivitas motoric) dan akhirnya mencapai puncaknya
menjadi gelisah dan sangat gaduh. Klien dalam keadaan ini tidur dan makan sangat
sedikit, kehilangan berat badan secara cepat ia dapat memukul apa saja apabila dicegah
menjadi marah.

7
c. Tipe lainnya (other)
Tipe lain dari episode mood meliputi mixed episode dan hypomanic episode. Pada
mixed episode, kriterianya merupakan perpaduan antara manic episode dan mayor
depressive episode . sedangkan pada hypomanic episode secara jelas menunjukkan
meningkatnya mood yang berbeda dari mood non depressive yang biasa tetapi tidak
dikelompokkan menjadi episode manik.
2. Depressive disorder
a. Mayor depressive disorders
Mayor depressive disorders dapat berupa episode berulang atau episode tunggal. Hal
ini juga dapat meniliki gambarak khusus seperti adanya penampilan diam melamun
(catatonic) atau melankolik menyertai kejadia post partum.
Klien yang mengalami mayor depressive berbicara menjadi lambat, berhenti berbicara
(halting), cemas dank lien menjadi menyalahkan diri sendiri. Pada tipe episode depresif
gerakan klien menjadi lambat , lambat untuk duduk dikursi, kaku (rocking back) , suara
mengerang yang sedih (moaning dejectdly) dan lebih banyak duduk dilantai atau tempat
tidur. Klien secara langsung bersikap agresi kedalam dirinya sendiri dan kadang-kadang
menyalahkan diri sendiri, perasaan berdosa,dan bersalah didunianya. Kesengsaraan secara
mendalam, selanjutnya setelah periode ini klien dapatmencoba bunuh diri.
b. Dysthymic disorder
Dalam diagnostic and statistical manual of mental disorders , kondisi kelompok ini
dikenal dengan depresi neurosis ( neurotic depression) . Kondisi ini ditandai dengan mood
yang terdepresi dalam sebagian besar hari. Dua atau lebih gejala depresi dapat ditampilkan
yaitu:
1) Menurunnya nafsu makan (poor appetite)
2) Kelelahan yang sangat (low energy level or fatigue),
3) Susah tidur atau tidur berlebihan (insomnia or excessive sleeping)
4) Harga diri rendah (low self esteem)
5) Kesulitan konsentrasi atau kesulitan membuat keputusan ( poor concentration or
difficulty making decision) dan perasaan putus harapan (feeling hopelessness).

8
3. Bipolar disorders
a. Bipolar disorders
Klien dengan tipe bipolar mendemonstrasikan kekuatan (strong), meluap-luap
(exaggregated) dan menggambarkan siklus irama mood (cyclid mood swings). Pada semua
orang normal subjek mengalami tingkat irama mood secara dinamis dan moderate. Bentuk
yang ditemukan dalam tipe gangguan mental ini adalah kapanpun mengalami keadaan
meluap-luap (exaggregated) selama waktu satu minggu atau waktu satu bulan. Kejadian
tersebut bersifat lambat tetapi secara bertahap meningkat dalam emosi dan aktivitas sampai
klimaks menjadi gaduh gelisah (frenzy). Selanjutnya terjadi penurunan secara lambat
dalam aktivitasnya menuju kearah perilaku normal lagi. Selanjutnya klien akan memulai
lagi siklus hypoaktivitas , disertai depresi.
b. Cyclothymic disorders
Individu dengan kelainan Cyclothymic cenderung untuk mengalami irama mood
diantara exhilarataion dan depression (keriangan dan depresif). Bagaimanapun ia akan
mengalami manic depressive psychosis pada situasi kehidupan yang penuh
stress(stressfull) dan beberapa kasus terjadi penyebab yang tidak jelas(change in brain
chemistry have been postulated).
D. FACTOR PREDISPOSISI GANGGUAN MOOD

Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan yang parah. Teori ini
menunjukan rentang faktor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam
kombinasi.

1. Genetic Factor
Factor genetic dianggap mempengaruhi transmisi gangguan afektif melalui riwayat
keluarga atau keturunan. Hal ini disepakati bahwa factor keturunan dan lingkungan
memegang peranan penting dalam beberapa gangguan mood. Gangguan tipe bipolar dan
mayor depressive terjadi pada keluarga, tetapi fakta menunjukkan bahwa yang diturunkan
adalah tipe bipolar, dengan kecendurengan sebagai berikut :
- Salah satu orang tua menderita ganagguan mood tipe bipolar, kecenderungan terjadi 25%
pada anak.

9
- Dua orang tua menderita gangguan mood tipe bipolar, kecenderungan terjadi 50-75% pada
anaknya.
- Satu monozygote kembar mengalami bipolar : 40-70% kecenderungannya terjadi pada
kembarannya.
- Satu dizygote kembar mengalami bipolar, kecenderungan 20% terjadi pada saudara
kambarannya.
- Satu orangtua mengalami kelainan tipe depresif, 10-13% kecenderungan terjadi pada
anaknya.
2. Agression Turned Inward Theory
Teori agresif menyerang ke dalam menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan
marah yang ditujukan kepada diri sendiri. Menurut Sigmund freud depresi adalah agresi yang
diarahkan pada diri sendiri sebagai bagian dari nafsu bawaan yang bersifat merusak ( instic
agresif). Untuk beberapa alasan tidak secara langsung diarahkan pada objek yang nyata atau
objek yang berhubungan serta di tandai perasaan berdosa atau bersalah. Prosesnya terjadi
akibat kehilangan atau perasaan ambivalen terhadap objek yang sangat di cintai. Klien merasa
marah dan mencintai yang terjadi sercara bersamaan dan hal ini tidak mampu untuk
mengekspresikan kemarahannya sebab dianggap tidak tepat dan tidak rasional. Misalnya : dia
marah pada kekasihnya yang diketahui memiliki kekasih selain dirinya. Dia ungkapkan
kemarahannya kepada diri sendiri karena timbul perasaan ambivalen pada kekasihnya , yaitu
perasaan membenci sekaligus mencintai. Bila hal tersebut dianggap sebagai pemecah masalah
yang adaptif maka seterusnya dia akan menggunakan koping tersebut yang sebenarnya
bersikap destruktif.
3. Object Loss Theory
Teori kehilangan objek merujuk pada perpisahan traumatic individu dengan benda atau
seseorang yang sangat berarti dalam fase membutuhkan seseorang yang memberikan rasa
nyaman untuk kelengkapan (attachment). Dua isu penting dalam teori ini adalah : kehilangan
dalam masa kanak-kanak sebagai factor predisposisi terjadinya depresi pada masa dewasa dan
perpisahan dalam kehidupan setelah dewasa yang menjadi factor pencetus terjadinya stress.
Fakta untuk model ini pertama kali dilaporkan oleh spitz yang mendeskripsikan reaksi
perpisahan bayi dari ibunya saat usia 6 sampai 12 bulan. Reaksi tersebut adalah sebagai
berikut : kekhawatiran (apprehension), menangis, menarik diri, gerakan psikomotor yang

10
lambat, sedih, dan patah hati , pingsan, kesulitan tidur, tidak nafsu makan, keterlambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Sindroma ini dikenal dengan Analytic Depression.
4. Personality Organization Theory
Teori organisasi kepribadian menguraikan bagaimana konsep diri yang negative dan harga
diri rendah mempengaruhi system keyakinan dan penilaian seseorang terhadap Stressor.
Andangan lain depresi adalah memfokuskan pada variabel utama dari psikososial yaitu harga
diri rendah. Konsep diri klien menjadi isu pokok. Ketika mengekspresikan kesedihan hati atau
depresi atau over kompensasi. Gambaran harga diri yang terancam seringkali memperlihatkan
manic atau hippomanic episode. Ancaman terhadap harga diri menimbulkan penampilan
peran yang miskin, merasakan tingkat yang rendah fungsi kehidupan sehari-hari dan
hilangnya identitas diri secara jelas.
5. Cognitive Model
Model cognitive menyatakan bahwa depresi merupakan masalah cognitive yang
didominasi oleh evaluasi negative seseorang terhadap dirinya sendiri, dunia seseorang dan
masa depannya. Berdasarkna teori ini adanya kejadian yang merugikan, sebagai contoh :
seorang suami mengatakan “ia meninggalkan saya karena saya tidak mampu mencintainya”,
tanpa mempertimbangkan alternative lainnya sebagai penyebab, misalnya kepribadiannya
yang tidak cocok , istrinya memilki masalah tersendiri, atau perubahan perasaan istrinya
terhadap suami. Ia selalu memfokuskan pada kekurangan pribadinya, ia hanya dapat berfikir
tentang dirinya secara negative dan tidak mencoba memahami kemampuannya , prestasinya,
dan atribut-atribut yang ada pada dirinya. Kesimpulan dalam teori ini adalah klien depresi di
dominasi oleh sikap pesimis.
6. Learned Helplessness Model
Model ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukan bahwa semata-mata trauma
menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap
hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia mengulang respon yang adaptif.
Orang ini percaya bahwa tidak seorang pun yang dapat membantunya, dan tidak seorang pun
dapat melakukan sesuatu untuknya. Keyakinan yang negative tersebut menyebabkan dia putus
harapan, bersikap pasif, dan ketidakmampuan untuk bersikap asertif pada dirinya dan orang
lain.
7. Behavioral Model

11
Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar social yang mengasumsi bahwa
penyebab depresi terletak pada ukurannya keinginan positif dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Depresi berkaitan dengan interaksi antara perilaku individu dengan lingkungan.
Teori ini memandang bahwa individu memiliki kemampuan untuk memeriksa dan
mempertimbangkan perilakunya. Mereka bukan hanya melakukan reaksi dari factor internal.
Mereka menyeleksi, mengorganisir, menstransformasikan stimulus yang datang pada dirinya.
Individu tidak dipandang sebagai objek yang tidak berdaya yang dikendalikan lingkungan.
Tetapi tidak juga bebas dari pengaruh linkungan dan melakukan apa saja yang mereka pilih
antar individu dengan lingkungan memiliki pengaruh yang bermakna antar satu dengan vang
lainnya. Konsep reinforcement sangat penting dalam pandangan tentang depresi. Interaksi
positif antara individu dengan lingkungan menyediakan reinforcement yang positif.
Kurangnya reinforcement yang positif dari lingkungan menyebabkan kesedihan. Asumsi
kunci dari model ini adalah rendahnya jumlah reinforcement positif dari lingkungan
merupakan factor pendukung terjadinya perilaku depressive.
8. Biological Model
Model biologic menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa
depresi, termasuk defisiensi katekolamin, disfusing endokrin, hipersekresi kortisol, dan
variasi periodic dalam irama biologis. Abnormalitas yang signifikan dapat dilihat ketika
terjadi depresi. Termasuk didalamnya kelainan dalam elektrolit, khususnya sodium dan
kolium. Perubahan dalam neurofisiologis, kegagalan fungsi regulasi otonom dari aktivitas
system saraf seperti adrenokortikal, tiroid, perubahan gonad, perubahan dalam
neurotransmitter seperti katekolamin, nerophinephrin, dan epinephrine.
9. Masalah Dalam Bounding And Attachment Dan Genetic
Gangguan ikatan antara ibu dan anak pada usia dini, sangat penting dalam terjadinya
keadaan patologis pada perkembangan kepribadian di kemudian hari. Bila seorang ibu
menderita depresi, maka peran dan fungsinya sebagai ibu akan terganggu, yang
mengakibatkan relasi patologik pada anak. Pengalaman pada awal pertama kehidupan masa
kanak-kanak yang menimbulkan trauma psikis, dapat membentuk kepribadian yang rentan
untuk mengalami depresi. mengapa R lebih rentan atau mempunyai resiko yang lebih besar
untuk mengalami depresi dibandingkan anak-anak lainnya ? karena sebenarnya banyak yang
mendapat perlakuan lebih buruk dari R (pernah di permalukan atau dikecewakan oleh guru

12
dan teman-teman di sekolah), tetapi mereka tidak sampai depresi. Bila R menjadi depresi,
tentu ada sesuatu yang membuatnya jadi rentan.

Selain hal tersebut yang tidak boleh dilupakan adalah factor genetic. Depresi lebih bnayak
dijumpai pada seseorang dengan kepribadian tertentu, sedangkan kepribadian banyak
ditentuka oleh genetic. Pada keluarga yang salah satu orang tuanya mengalami depresi akan
berpulang 10-15% untuk memiliki anak yang menderita depresi dikemudian hari. Disisi lain
meskipun anak tidak mempunyai riwayat depresi secara genetic, anak-anak akan belajar
meniru perilaku depresi dari orangtuanya. Seorang yang sehat kepribadian dan jiwanya, bisa
saja menderita depresi apabila yang besangkutan tidak mampu menanggulangi stressor
psikososial yang dialami.
E. Gejala gangguan mood depresi
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan(afektif,mood) yang
di tandai kemurungan,kesedihan,kelesuan,kehilangan gairah hidup,tidak ada
semangat,dan merasa tidak berdaya,perasaan bersalah atau berdosa,tidak berguna dan
putus asa.Gejala lain yang sering menyertai gangguan mood adalah:
1. Sulit konsentrasi dan daya ingat menurun.
2. Nafsu makan dan berat badan menurun.
3. Gangguan tidur(sulit tidur atau tidur berlebihan0 di sertai mimpi-mimpi yang tidak
menyenangkan ,misalnya mimpi orang yang sudah meninggal.
4. Agitas atau retardasi motoric( gelisah atau perlambatan gerakan motorik.
5. Hilang perasaan senang,semangat,dan minat,meninggalkan hobi.
6. Kreatifitas dan peoduktifitas menurun.
7. Gangguan seksual(libido menurun).
8. Pikiran-pikiran tengtang kematian dan bunuh diri.

Bila seseorang lebih rentan untuk menderita depresi dibandingkan orang lain,bisanya
yang bersangkutan mempunyai corak kepribadian sendiri(diri kepribadian depresif),
dengan ciri-ciri:

a. Mereka sukar untuk merasa bahagia,mudah cemas,gelisah dah khawatir,irri


table,tegang dan agitatif.

13
b. Mereka yang kurang percaya diri,rendah diri,mudah mengalah dan lebih senang
berdamai untuk menghindari konflik atau konfrontasi,merasa gagal dalam usaha atau
sekolah,lamban ,lemah,lesu atau sering mengeluh sakit ini dan itu.
c. Pengendalian dorongan dan implus terlalu kuat menarik diri,lebih sukar
menyisih,sulit ambil keputusan,enggan bicara,pendiam dan pemalu,menjaga jarak dan
menghindari keterlibatan dengan orang lain.
d. Suka mencela,mengkritik.menyalahkan orang lain atau menggunakan mekanisme
pertahanan penyangkalan.

Untuk mengetahui masalah yang berhubungan dengan kerentanan remaja mengalami


depresi dan bunuh diri,telah dilakukan penelitian terhadap 39.000 remaja.dari penelitian
tersebut ditemukan bahwa kemurungan,kelesuan yang melumpuhkan,rasa
ditolak,keputusasaan,depresi dan bunuh diri telah bergeser,da dimulai pada usia yang
semakin lama semakin dini,selain itu diketahui pula bahwa meningkatnya kasus depresi
dan bunur diri di masyarakat,erat kaitanyya dengn situasi
krisis(politik,social,ekonomi,dan moral),pengangguran ,kemiskinan,persaingan yang
keras dan kriminalitas.dalam beberapa decade terakhir ini telah terjadi erosi besar-
besaran terhadap keluarga inti.semakin hari semakin sedikit waktu yang disediakan orang
tua untuk anak,berlipat ganda angka perceraian,semakin jarang keluarga ada dirumah dan
semakin banyak keluarga yang “menjalankan”sikap tidak peduli terhadap kebutuhan
tumbuh kembang anak remaja.

Salah satu gejala dari gangguan depresi adalah bunuh diri(suicide),sebanyak 40%
penderita depresi menpunyai ide untuk bunuh diri,dan hanya lebih kurang 15% saja yang
sukses melakukannya.angka bunuh diri pada remaja AS dalam satu tahun antara 1,7-5,9%
dan untuk selama hidup antara 3.0-7,1%.Diperkirakan 12% dari kematian pada kelompok
anak dan remaja di AS di sebabkan karena bunuh diri.Di Indonesia kasus bunuh diri pada
anak belum di ketahui besar angkanya.

F. Askep gangguan alam perasaan

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai