Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama)


Gangguan sensori persepsi: halusinasi

II. Proses terjadinya masalah


Seseorang yang memiliki riwayat masa lalu dengan mendapat atau melihat perilaku
kekerasan dari orang tua, teman, saudara kandung, orang lain, atau mengalami pembullyan
fisik maupun verbal dari orang tua, teman, saudara kandung, orang lain yang dapat
mengakibatkan seseorang menjadi mempunyai masalah harga diri rendah lalu seseorang
tersebut tidak memiliki keberanian untuk bersosialisasi atau sering menonton film yang
menakutkan hingga pada akhirnya seseorang memiliki gangguan persepsi halusinasi yang
memiliki peluang seseorang tersebut mempunyai resiko perilaku kekerasan

III. A. Pohon masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan persepsi
sensori: halusinasi

Isolasi sosial

Gangguan konsep diri:


Harga diri rendah
B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
I. Pengkajian
Proses terjadinya halusinasi pada klien akan dijelaskan dengan
menggunakan konsep stress adaptasi stuart (2013) yang meliputi stressor dari
faktor predisposisi dan prepistasi
1. Faktor predisposisi
Hal hal yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi:
a. Faktor biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi faktor
herediter gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri, riwayat
penyakit atau trauma kepala dan riwayat penggunaan NAPZA,
skizoprenia
b. Faktor psikologis
Pada klien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan adanya
kegagalan berulang, individu korban kekerasan, kurangnya kasih
sayang, atau overprotektif
c. Sosiobudaya dan lingkungan
Klien dengan halusinasi di dapatkan sosial ekonomi rendah,
riwayat penolakan lingkungan, tingkat pendidikan rendah dan
kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri) serta
tidak bekerja
2. Faktor presipitasi
Stressor presipitasi pada klien dengan halusinasi ditemukan adanya
riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis, atau kelainan struktur otak,
kekerasan dalam keluarga atau adanya kegagalan kegagalan dalam hidup,
kemiskinan, atau adanya aturan atau tuntutan pada keluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien atau konflik antar
masyarakat
3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap klien serta
ungkapan klien:
a. Data subjectif
Berdasarkan data subjektif, klien dengan gangguan sensori
persepsi halusinasi mengatakan bahwa klien:
1. Mendengar suara suara atau kegaduhan
2. Mendengar suara yang mengajak bercakap cakap
3. Mendengar suara yang menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya
4. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu atau monster
5. Mencium bau buan, seperti bau darah, urin, feses, kadang
kadang bau itu menyenangkan
6. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
7. Merasa takut atau senang dengan halusinasinya
b. Data Objektif
Berdasarkan data objektif, klien dengan gangguan halusinasi
melakukan hal hal berikut:
1. Bicara atau tertawa sendiri
2. Marah marah tanpa sebab
3. Mengarahkan telinga ke arah tertentu
4. Menutup telinga
5. Menunjuk nunjuk kearah tertentu
6. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
7. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau bauan tertentu
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
11. Menggaruk garuk permukaan kulit
4. Mengkaji jenis halusinasi
Ada beberapa jenis halusinasi pada klien gangguan jiwa, yaitu: 70%
halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan. 10% halusinasi
penghidu, pengecapan dan perabaan. Pengkajian dapat dilakukan dengan
mengobservasi perilaku klien dan menanyakan secara verbal apa yang
sedang dialamioleh klien. Halusinasi diklasifikasikan menjadi lima jenis,
yaitu: halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, halusinasi
penghidu, halusinasi pengecapan, halusinasi perabaan. Data objektif dikaji
dengan cara mengobservasi perilaku klien sedangkan data subjektif dikaji
melalui wawancara.
Jenis halusinasi Data Objectif Data Subjectif
Halusinasi 1. Mengarahkan telinga 1. Mendegar suara atau
dengar/ suara ke sumber suara bunyi gaduh
(auditory 2. Marah marah tanpa 2. Mendengar suara yang
-hearing voices sebab yang jelas menyuruh untuk
of sounds 3. Bicara atau tertawa melakukan sesuatu
hallucinations) sendiri yang berbahaya
4. Menutup telinga 3. Mendengar suara yang
mengajak bercakap
cakap
4. Mendengar suara
orang yang sudah
meninggal
Halusinasi 1. Ketakutan pada 1. Melihat makhluk
penglihatan sesuatu atau objek tertentu, bayangan,
(visiual yang dilihat seseorang yang sudah
hallucinations) 2. Tatapan mata menuju meninggal, sesuatu
tempat tertentu yang menakutkan
3. Menunjuk kearah seperti hantu atau
tertentu cahaya
Halusinasi 1. Adanya tindakan 1. Klien seperti sedang
pengecapan mengecap sesuatu, merasakan makanan
(gustotary gerakan mengunyah, atau rasa tertentu,
hallucinations) sering meludah, atau atau mengunyah
muntah sesuatu
Halusinasi 1. Adanya gerakan 1. Mencium bau dari
penghidung cuping hidung karena bau bauan tertentu
(olfactory mencium sesuatu atau seperti bau mayat,
hallucinations) mengarahkan hidung masakan, feses, bayi
ketempat tertentu atau parfum
2. Klien sering
mengatakan bahwa ia
mencium bau
3. Halusinasi penciuman
sering menyertai
klien yang mengidap
penyakit demensia,
kejang atau penyakit
serebrobvaskuler
Halusinasi 1. Menggaruk garuk 1. Klien mengatakan
perabaan permukaan kulit ada sesuatu yang
(tacticle 2. Klien terlihat menatap menggerayangi
hallucinations) tubuhnya dan terlihat tubuh, seperti
merasakan sesuatu serangga, tangan, atau
yang aneh seputar makhluk halus
tubuhnya 2. Merasakan sesuatu
dipermukaan kulit
seperti rasa yang
panas, dan dingin
atau rasa tersengat
aliran listrik

5. Mengkaji Waktu
Hal yang perlu dikaji ialah waktu frekuensi dan situasi saat
munculnya halusinasi yang dialami oleh klien. Hal tersebut dilakukan
untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi.
Selain itu, pengkajian tersebut digunakan untuk menghindari situasi yang
menyebabkan munculnya halusinasi, sehingga klien tidak larut dengan
halusinasinya. Pengetahuan tentang frekuensi terjadinya halusinasi dapat
dijadikan landasan perencanaan frekuensi tindakan untuk mencegah
terjadinya halusinasi

“apakah bapak/ ibu mendengar atau melihat sesuatu?”


“apakah pengalaman ini terus terusan terjadi atau sekali waktu saja?
“kapan bapak/ibu mengalami hal itu?”
“ berapa kali bapak/ibu mengalami hal itu?”
“pada keadaan apa terdengar suara itu? Apakah pada waktu sendiri?”
“bagus pak/ ibu, sudah mau menceritakan semua ini”

6. Mengkaji respon terhadap halusinasi


Dalam tujuannya untuk mengetahui dampak halusinasi pada klien
dan respon klien ketika halusinasi itu muncul, perawat dapat menanyakan
kepada klien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul.
Perawat dapat menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat klie.
Selain itu, perawat dapat mengobservasi dampak halusinasi terhadap klien
jika gangguan tersebut muncul

Peragakan percakapan berikut untuk mengkaji respons klien pada


halusinasi:
“apa yang bapak/ibu rasakan jika suara itu muncul?”
”apa yang bapak/ibu lakukan jika mengalami halusinasi?”
Jika klien senang dengan halusinasinya :
“bagaimana kegiatan ibu/ bapak sehari hari? Apakah terganggu? “
Jika klien takut dengan halusinasinya:
“apa yang bapak/ibu lakukan, apakah berhasil suara suara itu hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara cara untuk mencegah suara suara
itu muncul?”
7. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan dengan halusinasi, meliputi:
a. Regresi
Regresi berhubungan dengan proses informasi dan upaya yang
digunakan untuk menanggulangi ansietas. Energi yang tersisa untuk
aktivitas sehari – hari tinggal sedikit, sehingga klien menjadi malas
untuk melakukan kegiatan sehari hari
b. Proteksi
Dalam hal ini, klien mencoba menjelaskan ganguuan persepsi
dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain tau suatu
benda.
c. Menarik diri
Klien sulit mempercayai orang lain.dan asyik dengan stimulus i
nternal .
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien

IV. Diagnosa keperawatan


Gangguan sensori persepsi: halusinasi

V. Rencana tindakan keperawatan


Rencana tindakan keperawatan pasien dengan diagnosa halusinasi
Diagnosis PERENCANAAN
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperawata
TUM: Setelah dilakukan 3x Bina hubungan saling Hubungan saling
n
Klien tidak asuhan keperawatan percaya dengan percaya
mencedari diri diharapkan Klien mengungkapkan prinsip merupakan dasar
Gangguan
sendiri mampu menunjukan terapeutik: untuk
persepsi
tanda – tanda percaya a. Ucapkan salam memperlancar
sensori:
TUK 1 kepada perawat terapeutik, sapa klien interaksi yang
Halusinasi
1, Klien dapat melalui: dengan ramah, baik selanjutnya akan
pendengaran
membina a. Ekspresi wajah verbal maupun non dilakukan
hubungan saling cerah, tersenyum verbal
percaya b. Mau berkenalan b. Berjabat tangan
c. Ada kontak mata dengan klien
d. Bersedia c. Perkenalkan diri
menceritakan dengan sopan
perasaannya d. Tanyakan nama
e. Bersedia lengkap klien dan
mengungkapkan nama panggilan yang
masalah disukai klein
e. Jelaskan tujuan
pertemuan
f. Buat kontrak topik,
waktu, dan temapt
setiap kali pertemuan
g. Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien apa
adanya
h. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatian kebutuhan
dasar
TUK 2 Setelah dilakukan 3 Bantu klien mengenal
1. Klien dapat kali asuhan halusinasinya
mengenal keperawatan 1. Adakan kontak
halusinasiny diharapkan klien sering dan singkat
a mampu: secara bertahap
a. Menyebutkan 2. Observasi tingkah
waktu timbulnya laku klien yang
halusinasi terkait dengan
b. Menyebutkan isi halusinasinya: bicara
halusinasi dan tertawa tanpa
c. Menyebutkan stimulus, dan
frekuensi timbulnya memandang ke kana,
halusinasi ke kiri, kedepan
seolah olah ada
teman yang
berbicara
3. Bantu klien
mengenal
halusinaasinya
dengan cara:
a. Jika menemukan
klien sedang
berhalusinasi:
Tanyakan apakah
ada suara yang di
dengarnya
b. Jika klien
menjawab ada,
lanjutkan: apa
yang dikatakan
suara itu?
c. Katakan bahwa
perawat percaya
klien dapat
mendengar suara
itu, namun
perawat sendiri
tidak
mendengarnya
(katakan dengan
nada bersahabat)
d. Katakan bahwa
klien yang lain
juga sama seperti
klien
e. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
Setelah dilakukan 3 Bantu klien untuk Pengetahuan
kali asuhan mengungkapkan tentang waktu,
keperawatan bagaimana perasannya isi, dan
diharapkan klien terhadap halusinasi frekuensi
mampu tersebut munculnya
a. Klien dapat 1. Diskusikan dengan halusinasi dapat
mengungkapkan klien: mempermudah
bagaimana a. Situasi yang perawat
perasannya menimbulkan
terhadap halusinasi atau tidak
tersebut menimbulkan
halusinasi (jika
sendiri, jengkel,
atau sedih)
b. Waktu dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi (pagi,
siang, sore,
malam, terus
menerus atau
sewaktu waktu)
2. Diskusikan dengan
klien tentang apa
yang dirasakannya Mengidentifikasi
jika terjadi pengaruh
halusinasi (marah, halusinasi pada
takut, senang, sedih) klien
3. Beri kesempatan
pada klien untuk
mengungkapkan
perasannya

TUK 3: Setelah dilakukan 3 1.1 Bersama klien, 1.1 Usaha untuk


Klien dapat kali asuhan identifikasikan memutus
mengontrol keperawatan, tindakan yang halusinasi
halusinasinya diharapkan klien dilakukan jika sehingga tidak
mampu terjadi halusinasi halusinasi tidak
1. Klien dapat (tidur, marah, muncul kembali
menyebutkan menyibukkan diri) 1.2 Penguatan
tindakan yang 1.2 Diskusikan manfaat (reinforcement)
biasanya dilakukan dan cara yang dapat
untuk digunakan klien, meingkatkan
mengendalikan jika bermanfaat, harga diri klien
halusinasinya puji klien
2. Klien dapat 2.1 diskusikan dengan 2.1 Memberikan
menyebutkan cara klien cara baru alternatif pilihan
baru mengontrol mengontrol untuk
halusinasi halusinasinya : mengontrol
3. Klien dapat a. menghardik/ halusinasi
mendemonstrasika mengusir/ tidak
n cara menghardik/ memperdulikan
mengusir / tidak b. bercakap cakap
memperdulikan dengan orang
halusinasinya lain jika
4. Klien dapat halusinasi
mengikuti aktivitas muncul
kelompok c. melakukan
5. Klien dapat kegiatam sehari
mendemonstrasika hari
n kepatuhan minum 3.1 beri contoh cara
obat untuk menghardik 3.1
mencegah halusinasi : ”pergi Meningkatkan
halusinasi saya tidak pengetahuan
mendengar kamu, klien dalam
saya mau bercakap memutus
dengan ssuter” halusinasi
3.2 beri pujian atas 3.2 Harga diri
keberhasilan klien klien meningkat
3.3 minta klien 3.3 Memberi
mengikuti contoh kesempatan
yang diberikan dan klien untuk
minta klien mencoba cara
mengulangi yang telah
dipilih
3.4 susun jadwal 3.4
latihan klien dan Memudahkan
minta klien untuk klien dalam
mengisi jadwal mengendalikan
(self-evaluation) halusinasi
4.1 anjurkan klien 4.1 Stimulasi
untuk mengikuti persepsi dapat
terapi aktivitas mengurangi
kelompok, perubahan
orientasi interprestasi
realita,stimulasi realita akibat
persepsi adanya
halusinasi
5.1 Dengan
5.1 klien dapat mengetahui
menyebutkan jenis, prinsip
dosis dan waktu penggunaan
minum obat serta obat, maka
manfaat obat kemandirian
tersebut klien dalam hal
pengobatan
dapat
ditingkatkan
5.2 dengan
5.2 Diskusikan dengan menyebutkan
klien jenis obat dosis, frekuensi,
yang diminum cara, klien
(nama, warna dan melaksanakan
besarnya) waktu progam
minum obat pengbatan

5.3 Menilai
5.3 Diskusikan proses kemampuan
minum obat : klien dalam
a. Klien meminta pengobatannya
obat kepada sendiri
perawat (jika
dirumah sakit),
kepada keluarga
(jika dirumah)
b. Klien
memeriksa
sesuai dosisnya
c. Klien minum
obat pada waktu
yang tepat
5.4 Anjurkan klien 5.4 Dengan
untuk bicara dengan mengetahui efek
dokter mengenai samping , klien
manfaat dan efek akan tahu apa
samping obat yang yang harus
dirasakan dilakukan
setelah obat
diminum
TUK 4 1. Keluarga mampu 1.1 diskusikan dengan Untuk
Kelurga dapat menyebutkan keluarga (pada saat meningkatkan
merawat klien pengertian, tanda, berkunjung/pada pengetahuan
dirumah dan dan tindakan untuk saat kunjungan seputar
menjadi sitem mengendalikan rumah: halusinasi dan
pendukung yang halusinasi klien a. gejala halusinasi perawatannya
efektif untuk yang dialami pada pihak
klien klien keluarga
b. cara yang dapat
dilakukan klien
dan keluarga
untuk
memutuskan
halusinasi
c. cara merawat
anggota anggota
keluarga dengan
gangguan
halusinasi
dirumah: beri
kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan bersama,
berpergian
bersama, jika
klien sedang
sendiri dirumah,
lakukan kontak
dengan via
telepon
2. keluarga dapat 2.1 diskusikan dengan Dengan
menyebutkan jenis, keluarga tentang menyebutkan
dosis, waktu jenis, dosis, waktu dosis, frekuensi,
pemberian, manfaat pemberian, manfaat dan caranya,
serta efek samping dan efek samping keluarga
obat obat melaksanakan
progam
pengobatan
3.1 Anjurkan kepada Dengan
keluarga untuk mengetahui efek
diskusi dengan samping,
dokter tentang keluarga akan
manfaat dan efek tahu apa yang
samping obat harus dilakukan
setelah minum
obat

Anda mungkin juga menyukai