Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

D DENGAN GANGGUAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG


MERAK RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Diajukan untuk memenuhi tugas Klinik Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Profesi
Ners
Yang diampu oleh ibu Vita Lucya,Ners.,M.Kep

Disusun oleh :
Mutiarawati
320056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
BANDUNG 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

1. Masalah Utama
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi
2. Proses Terjadinya Masalah
A. Definisi
Menurut Cook dan Fontaine (1987) perubahan persepsi sensori:
halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan persepsi sensori, seperti palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidungan. Klien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, perubahan
persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang
sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi semua sistem
penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau
pengecapan).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
perubahan pada pola stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara
internal dan ekternal) disertai dengan suatu pengurangan berlebih-
lebihan atau kelainan berespons terhadap stimulus (Towsend, 1998).
Halusinasi merupakan gangguan penyerapan/persepsi panca
indra tanpa adanya rangsangan dari luar. Gangguan ini dapat terjadi
pada sistem penginderaan pada saat kesadaran individu tersebut penuh
dan baik. Maksudna rangsangan tersebut dari luar dan dari individu
sendiri. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang
tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat
dibuktikan (Wilson, 1983).
Teori yang menjelaskan halusinasi (Stuart dan Sundeen, 1995)
a. Teori biokimia
Terjadinya sebagai respons metabolisme stres yang mengakibatkan
terlepasnya zat halusinogenik neurotik (buffofenon dan
dimethytransferase).
b. Teori psikoanalisis
Merupakan respons pertahanan ego untuk melawan rangsangan
dari luar yang mengancam dan ditekan untuk muncul dalam alam
sadar.
Jenis halusinasi serta Data Objektif dan Subjektif

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Halusinasi Dengar a. Bicara atau tertawa a. Mendengar suara-suara
(klien mendengar sendiri atau kegaduhan
suara/bunyi yang tidak b. Marah-marah tanpa b. Mendengar suara yang
ada hubungannya sebab mengajak bercakap-
dengan stimulus yang c. Mendekatkan telinga cakap
nyata/lingkungan kearah tertentu c. Mendengar suara
d. Menutup telinga menyuruh melaukan
sesuatu yang berbahaya
Halusinasi a. Menunjuk-nunjuk ke Melihat bayangan, sinar,
Penglihatan arah tertentu bentuk geomentris, kartun,
(Klien melihat b. Ketakutan pada sesuatu melihat hantu, atau monster
gambaran yang yang tidak jelas
jelas/samar terhadap
adanya stimulus yang
nyata dari lingkungan
dan orang lain tidak
melihatnya
Halusinasi a. Mengendus-endus Membaui bau-bauan seperti
Penciuman seperti sedang bau darah, urine, feses, dan
(Klien mencium suatu membaui bau-bauan terkadang bau-bau tersebut
bau yang muncul dari tertentu menyenangkan bagi klien
sumber tertentu tanpa b. Menutup hidung
stimulus yang nyata
Halusinasi a. Sering meludah Merasakan rasa seperti
Pengecapan b. Muntah darah, urine, atau feses
(Klien merasakan
sesuatu yang tidak
nyata, biasanya,
merasakan rasa
makanan yang tidak
enak)
Halusinasi perabaan Mengaruk-garuk a. Mengatakan ada
(Klien merasakan permukaan kulit serangga di permukaan
sesuatu pada kulitnya kulit
tanpa ada stimulus b. Merasa seperti tersengat
yang nyata) listrik
Halusinasi Kinestik Memegang kakinya yang Mengatakan bandanya
(Klien merasakan dianggapnya bergerak melayang di udara
dalam suatu ruangan sendiri
atau anggota
badannya bergerak
Halusinasi Viseral Memegang badannya yang Mengatakan perutnya
(Perasaan tertentu dianggapnya berubah mengecil setelah minum
timbul dalam bentuk dan tidak normal soft drink
tubuhnya) seperti biasanya

B. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon


Maladaptif

 Pikiran logis  Distorsi pikiran  Gangguan


 Presepsi actual  Ilusi proses pikir
 Emosi konsisten  Reaksi emosi  Halusinasi
 Perilaku sosial  Perilaku yang  Perilaku
 Berhubungan tidak biasa organisasi
sosial  Menarik diri  Isolasi sosial
C. Proses Halusinasi
1. Fase Pertama
Pasien merasa senang karena seperti ada yang mengajak bicara
atau melihat sesuatu. Pasien menikmati kondisinya.
2. Fase Kedua
Pasien mulai merasa terganggu. Pengalaman sensori menjijikan
dan menakutkan. Pasien mulai lepas kendali dan mungkin
mencoba untuk mengendalikan jarak dirinya dengan sumber yang
dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda tanda sistem saraf
otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda tanda vital
(denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah), kadang
menyalahkan orang lain, mulai merasa cemas.
3. Fase Ketiga
Pasien sulit membedakan yang benar-benar ada dan yang berupa
bayangan, bahkan pasien sudah dikuasai oleh halusinasinya. Pasien
berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi
danmenyerah pada halusinasi tersebut. Disini pasien sukar
berhubungan dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu
mematuhi perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi yang
sangat menegankan terutama jika akan berhubungan ddengan
orang lain, pasien mulai marah-marah.
4. Fase Keempat
Tingkat berat. Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi. Disini terjadi perilaku kekerasan,
agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon lebih dari 1 orang.
Kondisi klien sangat membahayakan.
D. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Faktor
predisposisi dapat meliputi:
1. Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan.
2. Faktor Sosialkultural
Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang
merasa disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian di
lingkungan yang membesarkannya.
3. Faktor biokimia
Mempunai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika
seseorang mengalami stress yang berlebihan, maka di dalam
tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethtranferase
(DMP).
4. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran
ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan
mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir
pada gangguan orientasi realitas.
5. Faktor Genetik
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi
hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
E. Faktor prestisipasi
Faktor prestisipasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi
ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan,
seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak
berkomunikasi objek yang ada dilingkungan, dan juga suasana sepi
terisolasi sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut
dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh
mengeluarkan zat halusinogenik.
F. Tanda dan Gejala
1. Bicara, senyum, tertawa sendiri
2. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup
(mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata.
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
6. Sikap curiga dan saling bermusuhan.
7. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.
8. Menarik diri menghindar dari orang lain.
9. Sulit membuat keputusan.
10. Ketakutan.
11. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti
pakaian, berhias yang rapi.
12. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
13. Menyalahkan diri atau orang lain.
14. Muka marah kadang pucat.
15. Ekspresi wajah tegang.
16. Tekanan darah meningkat.
17. Nafas terengah-engah.
18. Nadi cepat
19. Banyak keringat.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul:
a. Risiko Tinggi perilaku kekerasan
b. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
c. Isolasi sosial
d. Harga Diri Rendah
4. Data yang Perlu Dikaji
Masalah Data yang perlu dikaji
Keperawatan
Perubahan Subjektif
Persepsi  Klien mengatakan mendengar sesuatu
Sensori :  Klien mengatakan melihat bayangan putih
Halusinasi  Klien mengatakan dirinya seperti disengat listrik
 Klien mencium bau-bauan yang tidak sedap,
seperti feses
 Klien mengatakan kepalanya melayang diudara
 Klien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatu
yang berbeda pada dirinya
Objektif
 Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat
dikaji
 Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
 Berhenti bicara di tengah-tengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu
 Disorientasi
 Konsentrasi rendah
 Pikiran cepat berubah-ubah
 Kekacauan alur pikiran

5. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Persepi Sensori : Halusinasi
6. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Rencana Tindakan Keperawatan untuk Klien
 Tujuan/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien:
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi
b. Mengidentifikasi isi halusinasi
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respons klien terhadap halusinasi
g. Menganjurkan menghardik halusinasi
h. Menganjurkan klien memasukkan car menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan harian
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk klien
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan
kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan klien dirumah)
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
Strategi pelaksanaan 4 (SP 4) untuk klien
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat
secara teratur
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegaiatan
harian
 Tindakan keperawatan untuk klien
a. Membantu klien mengenali halusinasi
Diskusi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
membant klien mengenali halusinasinya. Perawat dapat
berdiskusi dengan klien terkait isi halusinasi (apa ang didengar
atau dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadina
halusinasi yang menyebabkan halusinasi muncul
(komunikasinya sama dengan pengkajian diatas).
b. Melatih klien mengontrol halusinasi
Perawat dapat melatih empat cara dalam mengendalikan
halusinasi pada klien. Keempat cara tersebut sudah terbukti
mampu mengontrol halusinasi seseorang. Keempat cara tersebut
adalah menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang
lain, melakukan aktivitas yang terjadwal, dan mengonsumsi obat
secara teratur.
2. Rencana Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien
 Tujuan/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi yang
dialami klien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat klien halusinasi

Strategi Pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga


a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien halusinasi
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat klien halusinasi
 Tindakan Keperawatan untuk keluarga klien
Pendidikan kesehatan kepada keluarga dapat dilakukan
melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah menjelaskan tentang
masalah yang dialami oleh klien dan pentingnya nilai keluarga
untuk mendukung klien. Tahap kedua adalah melatih keluarga
untuk merawat klien, dan tahap ketiga yaitu melatih keluarga klien
untuk merawat klien secara langsung. Informasi yang perlu
disampaikan kepada keluarga meliputi pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami oleh klien, tanda dan gejala halusinasi,
proses terjadinya halusinasi, cara merawat klien halusinasi (cara
bekomunikasi, pemberian obat, dan pemberian aktivitas kepada
klien), serta sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa
dijangkau.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN GANGGUAN JIWA
HALUSINASI DI RUANG MERAK

RUANG RAWAT : Ruang Merak TANGGAL DI RAWAT : 06/03/21


A. Identitas Klien
Inisial : Tn. D Tanggal Pengkajian : 20 maret 2021
Umur : 48 tahun RM No. : 080918
Infroman : keluarga
B. Alasan Masuk
Ada bisikan yang mengancam membuat cemas dan takut, perasaan tidak tenang
jadi sering mengamuk merusak benda – benda dirumah , pada tanggal 6 maret 2021
klien dengan keluhan utama membawa senjata tajam mau menusuk dan leher pake
golok.

C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
√ Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil
3.
Pelaku/usi Korban/usia Saksi/usia
a
Aniaya fisik √
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga

Jelaskan No. 1,2.3 : klien saat dirumah mengalami pembawaan senjata


tajam yang ingin ditusukan ke perut dan leher menggunakan golok
Masalah Keperawatan : resiko bunuh diri.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: klien
mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : -
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien mengatakan cerai
dengan istri.

Masalah Keperawatan : -
D. Fisik
1. Tanda Vital : TD: 127/80 mmHg N:98 x/menit S: 36,7oC
P:22 x/menit
2. Ukur : TB: - cm BB: - Kg
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : klien mengatakn tidak ada keluahn fisik untuk saat ini.
Masalah keperawatan : -
E. Psikososial
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri : klien mengatakn dari ujung kepala sampai ujung
kaki, klien menyukai semua anggota tubuhnya karena terlihat
sempurna dan tidak ada yang cacat
b. Identitas : klien mengatakan puas sebagai seorang laki - laki
c. Peran :klien mengatakan berperan sebagai ayah anak 1
d. Ideal Diri : klien ingin cepat pulang ingin ketemu dengan
anaknya
e. Harga diri :klien mengatakan hubungan dengan orang
dirumah baik, lalu dengan tengangga kadang di hargai gadang tidak
dihargai.
Masalah keperawatan: -
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang sangat berarti dalam
hidupnya adalah anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien mengatakan
hanya sebagai warga/masyarakat biasa
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :klien mengatakan
ngobrol seperlunya saja mau dengan keluarga atau tetangga. Selama
dirumah sakit juga klien tampak sendiri jangan ikut ngobrol dengan
teman sekaranya.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam.
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan dirumah suka menjalankan
sholat 5 waktu kadang berjamaah di masjid untuk sholat jumat,
namum setelah di rumah sakit tidak pernah sbolat jumat.
Masalah keperawatan: -
F. Status Mental
1. Penampilan
Penggunaan Cara berpakaian
√ Rapih Tidak rapih Pakaian tidak tidak seperti
sesuai biasanya
Jelaskan : Pasien nampak memakai pakaian sesuai dan rapih.
Masalah keperawatan : -
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis √ Lambat Membisu Tidak mampu
memulai
pembicaraan
Jelaskan : saat dilaksanakannya pengkajian klien menjawab sangat
lambat kadang pertanyaan dapat di ulang beberapa kali.
Masalah keperawatan : -
3. Aktivitas motorik
√ Lesu Tegang √ Gelisah Agitas

Tik Grimasen Tremor Kompulsif


Jelaskan : klien tampak lesu saat dilaksanakannya pengkajian dan
terlihat gelisah.
Masalah keperawatan : -
4. Alam perasaan
Gembira
√ Sedih Ketakutan Putus asa √ Khawatir
berlebihan
Jelaskan : saat dilakukannya pengkajian klien tampak sedih dan
khawatir.
Masalah keperawatan :-
5. Afek
Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai
Jelaskan : ketika dilakukan pengkajian klien tampak labil sering
menjawab bingung dan tidak tahu.
Masalah keperawatan :-
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang √ Defensif Curiga
Masalah keperawatan : -
7. Persepsi
Pendengara
Penglihatan Perabaan Pengecapan Penghidung
n√
Jelaskan : ketika pengkajian halusinasi terdapat halusinasi pendengaran
dan klien mengatakan”ada yang menganam sampai buat gelisah”.
Masalah keperawatan :-
8. Proses pikir
√ Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi

Flight of ideas Blocking Persevarasi


Jelaskan : -
Masalah keperawatan :-
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yg terkait Pikiran magis
Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga


Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : saat dikaji klien tidak ada gangguan waham.
Masalah keperawatan :
10. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Tupor
Diorientasi

Waktu Tempat Orang


Jelaskan : kesadaran klien tampak bingung, dan tidak mengalami
disorientasi waktu, orang dan tempat.
Masalah keperawatan :
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : klien tidak mengalami gangguan pada memori.
Masalah keperawatan :-
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tidak mampu Tidak mampu
Mudah beralih
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan : saat diberikan pertanyaan berhitung klien menjawab semua
pertanyaan dengan benar.
Masalah keperawatan :
13. Kemampuan penilaian
√ Gangguan ringan Gangguan bermakna
Masalah keperawatan : -
14. Daya tilik diri
√ Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :klien mengingkari terhadap penyakitnya yang dialami”
Masalah keperawatan :-
G. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
√ Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB/BAK
√ Bantuan minimal
Bantuan total
3. Mandi
√ Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
√ Bantuan minimal
Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
√ Tidur siang lama Tidak tentu
√ Tidur malam lama 20.00 s/d 05.00
Tidak ada aktivitas
selama dirumah sakit,
Aktivitas sebelum/sesudah tidur
Namun jika dirumah
bantu – bantu dulu
6. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal
Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan √
Sistem dukungan
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian √
Pengaturan keuangan
9. Aktivitas di luar rumah
Ya Tidak
Belajar
Transportasi
Lain-lain √
Masalah Keperawatan:-
H. Mekanime Koping
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyesuaikan
Reaksi lambat/berlebih
masalah
Teknik relaksasi Bekerja berlebih
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga √ Mencederai diri
lainnya lainnya
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
√ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik:
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik:
Masalah pendidikan, spesifik:
Masalah pekerjaan, spesifik:
Masalah perumahan, spesifik:
Masalah ekonomi, spesifik:
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik:
Masalah lainnya, spesifik:
Masalah Keperawatan : isolasi sosial

J. Pengetahuan Kurang Tentang


√ Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya:
Masalah Keperawatan :-
ANALISA DATA

Data Masalah
Subjektif: Halusinasi
Klien mengatakan ada bisikan yang
mengancam membuat perasaan tidak tenang
membut cemas

Objektif:
- Klien terlihat bingung
- Klien tampak gelisah
- Proses pembicara klien lambat

Subjektif: Resiko bonurh diri


Keluarga klien mengatakan klien mambawa
senjata tajam untuk menusuk perut dan leher
pake golok.

Objektif:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak takut

Subjektif: Isolasi sosial


Klien mngatakan jika komunikasi dengan
keluarga atau tetangga hanya seperlunya

Objektif:
- Klien terlihat sering diem di bad sendiri
- Klien jarang ngobrol diruangan atau di
kamar.

K. Aspek Medik
Diagnosa medik : Schizoaffective disorders
L. Daftar Masalah Keperawatan
1. Halusinasi
2. Resiko Bunuh Diri
3. Isolasi sosial
M. Daftar Diagnosis Keperawatan
1. Halusinasi
2. Resiko Bunuh Diri
3. Isolasi sosial
N. Rencana Keperawatan
No Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1. Halusinasi Pasien mampu : Setelah 1x pertemuan, pasien Bantu pasien mengenal halusinasi :
- Mengendalikan dapat menyebutkan : - Isi
halusinasi yang - Isi waktu, frekuensi, - Waktu terjadinya
dialaminya situasi pencetus, - Frekuensi
- Mengontrol perasaan - Situasi pencetus
halusinasinya - Mampu - Perasaan saat terjadi
- Mengikuti program memperagakan cara halusinasi
pengobatan secara dalam mengontrol Latih mengontrol halusinasi dengan
optimal halusinasi cara menghardik :
Tahapan tindakannya meliputi :
- Jelaskan cara menghardik
halusinasi
- Peragakan cara menghardik
- Minta pasien memperagakan
ulang
- Pantau penerapan cara ini, beri
penguatan perilaku pasien
- Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah 2x pertemuan, pasien SP 2
mampu: - Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan lalu SP 1
kegiatan yang sudak - Latih berbicara/bercakap
dilakukan dengan orang lain saat
- Memperagakan cara halusinasi muncul
bercakap – cakap - Masukan dalam jadwal
dengan orang lain kegiatan pasien
Setelah 3x pertemuan, pasien SP 3
mampu: - Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan lalu SP 1 dan 2
kegitana yang sudah - Latih kegiatan agar
dilakukan dan halusinasi tidak muncul
- Membuat jadwal Tahapannya :
kegiatan sehari –hari - Jelaskan pentingnya
dan mampu aktivitas yang teratur
memperagakannya untuk mengatasi halusinasi
- Diskusikan aktivitas yang
bisa dilakukan oleh paien
- Latih pasien melakukan
aktivitas sehari – haro
sesuai dengan aktifitas
yang telah dilatih (dari
bangun tidur sampai tidur
malam)
Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan,
berikan penguatan terhadap prilaku
pasien yang (+)
Setelah 4x pertemua, SP 4
pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutka lalu (SP 1,2, & 3)
n kegiatan - Tanyakan program
yang sudah pengobatan
dilakuakan - Jelaskan pentingnya
- Menyebutka penggunaan obat pada
n manfaat gangguan jiwa
dari - Jelaskan akibat bila tidak
program digunakan sesuai program
pengobatan - Jelaskan akibat bila putus
obat
- Jelaskan cara
mendapatkan obat/berobat
- Jelaskan pengobatan (5B)
- Latih pasien minum obat
- Masukan jadwal harian
pasien.

2. Resiko Bunuh Pasien tetap aman dan selamat Setelah 1x pertemuan, pasien SP 1
Diri mampu : - Mengidentifikasi benda –
- Mengidentifikasi neda yang dapat
benda – benda yang membahayakan pasien
dapat mampu - Amankan benda – benda
mengendalikan yang dapat
dorongan bunuh diri membahayakan pasien
- Lakukan kontrak
treatment
- Ajarkan cara
mengendalikan dorongan
bunuh diri
- Latihan cara
mengendalikan dorongan
bunuh diri
Setelah dilakukan 2x pertemuan, SP 2
pasien mampu :
- Mengidentifikasi - Identifikasi aspek positif
aspek positif dan - Dorong pasien untuk
mampu menghargai
diri sendri sebagai berfikir positf terhadap
individu yang diri
berharga - Dorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
Setelah 3x petemua, pasien SP 3
mampu: - Identifikasi pola koping
- Mengidentifikasi yang bisa diterapkan
pola koping yang pasien
konstruktif dan - Nilai pola koping yang bisa
mampu dilakukan
menerapkannya - Indentifikasi pola koping
yang konstruktif
- Anjurkan pasien
menerapkan pola koping
yang konstruktif dalam
kegiatan harian

Setelah 4x pertemua, pasien SP 4


mampu: - Buat rencana masa depan
- Membuat rencana yang realistis bersama
masa depan yang pasien
realitis dan mampu - Identifikasi cara mencapai
melakukan kegiatan rencana masa depan yang
realistis
- Beri dorongan pasien
melakukan kegiatan
dalam rangka meraih
masa depan yang realistis
3. Isolasi sosial Pasien mampu : Setelah 1x pertemuan, pasien SP.1
- Menyadari penyebab isolasi mampu :
1. Identifikasi penyebab
social - Membina hubungan saling
- Siapa yang satu rumah dengan
- Berinteraksi dengan orang lain percaya
pasien?
- Menyadari penyebab isolasi
- Siapa yang dekat dengan pasien?
social
Apa sebabnya?
- Keuntungan dan kerugian
- Siapa yang tidak dekat dengan
berinteraksi dengan orang
pasien? Apa sebabnya?
lain
- Tanyakan keuntungan dan
- Melakukan interaksi dengan
kerugian berinteraksi dengan
orang lain secara bertahap orang lain
- Tanyakan pendapat pasien
tentang kebiasaan berinteraksi
dengan orang lain
- Tanyakan apa yang
menyebabkan pasien tidak
ingin berinteraksi dengan
orang lain
- Diskusikan keuntungan bila
pasien memiliki banyak teman
dan bergaul akrab dengan
mereka
- Diskusikan kerugian bila pasien
hanya mengurung diri dan tidak
bergaul dengan orang lain
- Jelaskan pengaruh isolasi
social terhadap kesehatan fisik
pasien
2. Latih berkenalan
- Jelaskan kepada klien cara
berinteraksi dengan orang lain
- Berikan contoh cara berinteraksi
dengan orang lain
- Beri kesempatan pasien
mempraktekan cara berinteraksi
dengan orang lain yang dilakukan
di hadapan perawat
- Mulailah bantu pasien
berinteraksi dengan satu
teman/ anggota keluarga
- Bila pasien sudah menunjukan
kemajuan, tingkatkan jumlah
- interaksi dengan 2, 3, 4 orang dan
seterusnya
- Beri pujian untuk setiap
kemajuan interaksi yang
telah dilakukan oleh pasien
- Siap mendengarkan ekspresi
perasaan pasien setelah
berinteraksi dengan orang
lain, mungkin pasien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya, beri dorongan
terus menerus agar pasien
tetap semangat
meningkatkan interaksinya
3. Masukan jadwal kegiatan pasien
SP.2
1. Evaluasi SP1
2. Latih berhubungan social secara
bertahap
3. Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP.3
1. Evaluasi SP1 & 2
2. Latih cara berkenalan dengan 2
orang atau lebih
3. Masukan jadwal kegiatan pasien
O. Implementasi
NO HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
Halusinasi
1. Sabtu, 20 maret 2021 Mengudentifikasi halusinasi : S : klien mengungkapkan isi, waktu, frekuensi,
- Isi situasi pencetus, dan perasaan saat halusinasi
10 : 30 - Waktu muncul
- Frekuensi
- Situasi pencetus O : klien tampak kooperatif saat dilakukan
- Perasaan saat terjadi halusinasi intervensi
Melatih mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik : A : Halusinasi
- Menjelaskan cara menghardik
halusinasi P : Lanjutkan Intervensi
- Memperagakan cara menghardik
- Meminta pasien memperagakan
ulang
- Memantau penerapan cara ini,
berikan penguatan perilaku pasien
- Memasukan dalam jadwal kegiatan
pasien
2. Sabtu, 20 maret 2021 - Mengevaluasi kegiatan yang lalu SP S : klien mengatakan sekarang jadi tahu
15 : 00 1 bagaimana cara mengatasi halusinasi saat muncul
- Melatih berbicara/ bercakap cakap
dengan orang saat halusinasi O : klien tampak tenang
muncul
- Memasukan dalam jadwal kegiatan A : Halusinasi
pasien
P : lanjutkan intervensi
3. Minggu, 21 maret 2021 - Mengevaluasi kegiatan yang lali SP 1 S: klien mengatakan merasa tenang
11: 00 dan SP 2
- Melatih kegiatan agar halusinasi O : klien tampak tenang
tidak muncul
Tahapannya : A: Halusinasi
- Menjelaskan pentingnya aktivitas
yang teratur untuk mengatasi P : lanjutkan Intervensi
halusinasi
- Mendiskusikan aktivitas yang biasa
dilakukan oleh pasien
- Melatih pasien melakukan aktivitas
- Menyusun jadwal aktivitas sehari –
hari sesuaidengan aktivitas yang
telah dilatih (dari bangun tidur
sampai malam)
Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan,
berikan penguatan terhadap perilaku pasien
yang (+)
4. Minggu, 21 mater 2021 - Mengevaluasi kegiatan yang lalu SP S : klien mengatakan jadi tau cara minum obat
14 : 00 1, SP2, dan SP 3 yang bener
- Menanyakan program pengobatan
- Menjelaskan pentingnya O : klien lebih kooperatif dan tenang
penggunaan obat pada gangguan
jiwa A : halusinasi
- Menjelaskan akibat bila tidak
digunakan sesuai program P : intervensi selsai
- Jelaskan akibat bila putus obat
- Menjelaskan cara mendapatkan
obat/berobat
- Menjelaskan pengobatan 5B
- Melatih pasien minum obat
- Memasukan dalam jadwal harian
pasien
Lampiran

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(SPTK)

Nama Mahasiswa : Mutiarawati


Nama Pasien/Ruangan :Tn. D/ Ruang Merak
No. Medrek : 080918
Hari/Tanggal/jam : sabtu 20 Maret 2021 10:30
Hari/Pertemuan : ke – 1
Fase : fase kerja SP 1 Halusinasi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan suka mendengar suara ancaram
- Klien mengatakan sering gelisah dan takut
- Klien mengatakan sering merusak benda – benda di rumah
DO:

- Klien baru pertama kali masuk rumah sakit jiwa


- Klien terlihat bingung
- Klien tampak gelisah
- Proses pembicara klien lambat

2. Diagnisa keperawatan
- Halusinasi Pendengaran penglihatan

3. Tujuan keperawatan
Membantu klien untuk menghardik halusinasi pendengaran dan penglihatan

4. Tindakan keperawatan
Bantu pasien mengenal halusinasi :

- Isi
- Waktu terjadinya
- Frekuensi
- Situasi pencetus
- Perasaan saat terjadi halusinasi
Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik :
Tahapan tindakannya meliputi :
- Jelaskan cara menghardik halusinasi
- Peragakan cara menghardik
- Minta pasien memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien
- Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi pak, masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana kabarnya bapak hari ini ? bagaimana tidurnya semalam ?
c. Kontrak
Topik :bagaimana pak, jika kita komunikasi terapeutik tentang suara dan
sesuatu yang dilihat oleh bapak tetapi tidak ada wujudnya? Apakah bapak
bersedia ?
Waktu : mau berapa menit pak ? bagaimana pak jika 10 menit ?
Tempat : mungkin disini saja ya pak untuk tempatnya?

2. Fase kerja
“apakah bapak mendengar suara tanpa wujud ? apa yang bapak lakukan?
“Apakah bapak melihat sesuatu yang tidak ada wujudnya atau bayangan? Seperti
apa pak kelihatannya?
“Waktunya kapan saja pak saat mendengar atau melihat sesuatu? Atau ada waktu
– waktu tertentu?
“saat apa pak paling sering bapak melihat sesuatu atau mendengar sesuatu?
“Berapa kali dalam 1 harinya pak?
“Pada keadaan apa pak saat mendengar sesuatu atau melihat sesuatu?apakah
sedang sendiri,melamun,atau beraktifitas?
“Perasaannya bagaimana pak saat mendengar atau melihat sesuatu?
“Lalu apa yang bapak lakukan saat melihat dan mendengar sesuatu?
“Apakah denga n cara itu suara sesuatu atau melihat sesuatu dapat hilang ?
Bagaimana pak kalau kita belajar cara untuk mencegah suara – suara atau
bayangan agar tidak muncul?”
“disini ada empat cara untuk mencegah suara – suara itu muncul”
“yaitu ada cara menghardik suara tersebut, yang ke dua ada cara bercakap – cakap
dengan orang lain, ke tiga ada kegiatan yang sudah terjadwal, keempat ada patuh
obat.” Bagaimana kita belajar satu dulu untuk cara menghardik?
Caranya seperti ini ya pak.”
a. Saat suara itu muncul, langsung bapak lakukan seperti ini “tutup mata, tutup
telinga, yakinkan dalam hati bahwa itu suara palsu tidak nyata, begitu bisa di
ulang – ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi” “coba pak lakukan lagi
oleh bapak! Nah bagus pak! Coba nanti bapak bisa lakukan dengan mandiri ya
jika suara sesuatu itu muncul lagi.
b. Saat bapak melihat bayangan atau melihat tanpa wujud bapak bisa lakukan
seperti ini “langsung bilang pergi saya tidak mau melihat......sana pergi.....
kamu palsu. Coba peragakan lagi oleh bapak bagaimana! Naah....begitu bagus,
bapak sudah bisa.

3. Fase terminasi
a. Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah latihan menghardik dengan
saya ?
b. Objektif : coba pak ulangi lagi yang kita pelajari tadi apa saja ?

c. Rencana tindakan lanjut


“ sekarang bapak sudah mengerti bagaimana cara menghardik saat muncul
suara atau melihat yang tidak ada wujudnya,kita masukan kedalam kegiatan
harian, besok kita akan ketemu lagi untuk melatih cara yang ke 2.
Topik : latihan ke 2 itu bercakap – cakap dengan orang lain ya pak.
Waktu : kira – kira waktunya mau kapan ?
Tempat : tempatnya mau dimana pak ?
Tujuan : “untuk mencegah munculnya suara dan bayangan yang tidak ada
wujudnya, mungkin cukup sekian ya pak untuk hari ini. Sampai jumpa”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)

Nama Mahasiswa : Mutiarawati


Nama Pasien/Ruangan :Tn. D/ Ruang Merak
No. Medrek : 080918
Hari/Tanggal/jam : Sabtu, 20 Maret 2021 15:00
Hari/Pertemuan : ke – 2
Fase : fase kerja SP 2 Halusinasi

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan suka mendengar suara ancaram
- Klien mengatakan sering gelisah dan takut
- Klien mengatakan sering merusak benda – benda di rumah
DO:

- Klien baru pertama kali masuk rumah sakit jiwa


- Klien terlihat bingung
- Klien tampak gelisah
- Proses pembicara klien lambat
2. Diagnosa keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan keperawatan
Membantu klien untuk bercakap – cakap dengan orang lain atau teman 1 kamar
saat halusinasi datang
4. Tindakan keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu SP 1
- Latih berbicara / bercakap – cakap dengan orang lain saat halusinasi muncul
- Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak, masih ingat dengan saya ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan pak D hari ini ? apakah halusiasinya masih muncul ?
apakah bapak telah melakukan cara yang telah kita lakukan kemarin untuk
menghilangkan suara – suara dan penglihatan yang menggangu? Coba
sekarang praktekkan cara menghardik suara – suara, lalu cara menghardik
penglihatan.

c. Kontrak
Topik: baik pak D, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan diskusi cara
kedua yaitu bercakap – cakap dengan orang lain, apakah bapak bersedia ?
Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang – bincang selama 15 menit ?
Tempat : Kita berbincang – bincang di ruang periksa dokter ya pak.

2. Fase kerja
“caranya adalah jika pak D mulai mendengat suara – suara atau melihat langsung
saja pak D cari teman untuk di ajak berbicara . minta teman pak D berbicara
dengan pak D, contohnya begini “ tolong berbicara dengan saya, saya mulai
melihat dan mendengar yang aneh aneh, ayo kita ngobrol!. Atau pak D bisa minta
bantuan kepada petugas di ruangan contohnya “ ibu/bapak tolong ajang ngobrol
saya, saya mulai mendengar dan melihat yang naeh – aneh, coba pak praktekan!
Bagus sekali.
3. Fase terminasi
Sujektif : bagaimana perasaan pak D setelah berlatih tentang bercakap – cakap
dengan orang lain ?
Objektif : jadi sudah berapa kali kita latih dan mengobrol ?coba sebutkan apa saja!
Ya bagus sekali pak D masih ingat kita masukan ya ke jadwal kegiatan ya pak.
Nanati siang kita ketemu lagi ya pak untuk latihan ke tiga yaitu melakukan
kegitana yang sudah di jadwalkan, jangan lupa setelah ini pak D bisa lakukan
secara mandiri.
Besok kita ketemu mau
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)

Nama Mahasiswa : Mutiarawati


Nama Pasien/Ruangan :Tn. D/ Ruang Merak
No. Medrek : 080918
Hari/Tanggal :minggu 21 Maret 2021 11:00
Hari/Pertemuan : ke - 3
Fase : fase kerja SP 3 Halusinasi

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan suka mendengar suara ancaram
- Klien mengatakan sering gelisah dan takut
- Klien mengatakan sering merusak benda – benda di rumah
DO:

- Klien baru pertama kali masuk rumah sakit jiwa


- Klien terlihat bingung
- Klien tampak gelisah
- Proses pembicara klien lambat
2. Diagnosa keperawatan
Halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Tujuan keperawatan
Membatu kluen untuk dapat melakukan kegiatan yang sudah terjadwalkan
4. Tindakan keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu SP 1 dan SP 2
- Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
Tahapannya :
o Jelaskan pentingnya aktivitas yang bisa dilakukan oleh pasien
o Latih pasien melakukan aktifitas
o Susun jadwal aktifitas sehari – hari sesuai dengan aktifitas yang telah
dilatih (dari bangun tidur samai malam)
- Pantau pelaksanaan jandwal kegiatan, berikan pengutan terhadap prilaku
pasien yang (+)
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak , masih ingat dengan saya ?
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini ?
Apakah masih ingat dengan janji kita kemarin?
c. Kontrak :
Topik : kemarin kita sudah jaji akan membicarakan mengenai cara mengatasi
suara – suara yang menganggu, melatih bercakap – cakap dengan otrang lain
saat suara – suara muncul, dan menyusun aktifitas bapak sehari – hari.
Waktu dan tempat : mau berapak lama pak waktunya ? tempatnya disini aja ya
pak ?
2. Fase kerja
“apa saja yang biasa pak D lakukan ? setelah dirumah sakit ini kegiatan bapak apa
saja ? waah lumayan banyak ya pak kegiatannya juga di rumah sakit ini, nah
kgiatan itu semua fungsinya untuk mencegah terjadinya halusinasi, jadi saat
muncul halusinasi bapak bisa lakuka kegiatan didalam kamar, misalnya beresin
tempat tidur itu juga bisa pak jadi kegiatan bapak lalu menonton TV, kita susun ya
pak kegiatan bapak dari pagi samapai malam. Biar bapak ada kegiatan ya.
3. Fase terminasi
Bagaimana pak perasaanya setelah melakukan komunikasi terapeutik ?
Ya, alahmdulillah ya pak sekarang bapak punya kegiatan, coba pak sebutkan
kembali apa saja yang kita diskusikan ? ya, betul pak kita masukan ya ke jadwal
harian bapak.
Nanti siang kita ketemu lagi pak untuk temanya patuh dalam obat, bersedia tidak
pak ? waktunya jam 2 kita ketemu lagi ya pak dan tempatnya disini lagi ya?
Mungkincukup sekian dulu pak, silahkan pak jika mau istirahat.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)

Nama Mahasiswa : Mutiarawati


Nama Pasien/Ruangan :Tn. D/ Ruang Merak
No. Medrek : 080918
Hari/Tanggal : Minggu 22 Maret 2021 14:00
Hari/Pertemuan : ke – 4
Fase : fase kerja SP 4 Halusinasi

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan suka mendengar suara ancaram
- Klien mengatakan sering gelisah dan takut
- Klien mengatakan sering merusak benda – benda di rumah
DO:

- Klien baru pertama kali masuk rumah sakit jiwa


- Klien terlihat bingung
- Klien tampak gelisah
- Proses pembicara klien lambat
2. Diagnosa keperawatan
Halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Tujuan keperawatan
Membatu klien untuk patuh terhadap obat
4. Tindakan keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu SP 1, SP 2, dan SP 3
- Tanyakan program pengobatan
- Jelaskan pentingnya pengunaan obat pada gangguan jiwa
- Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
- Jelaskan akibat putus obat
- Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
- Jelaskan pengobatan (5B)
- Latih pasien minum obat
- Masukan jadwal hatian pasien
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang pak, masih kenal dengan saya ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaanya siang ini? Makan siangnya gimana ?
Masih ingat tidak pak kita akan melakukan komunikasi terapeutik tentang
apa ?
c. Kontrak
Mau berapa menit nih pak ? oh iyah, gimana kalau 20 menit ?
Temaptnya disini saja ya.
2. Fase kerja
Bapak, apakah setelah minum obat terus menerus efek atau pengaruhnya buat
bapak? Apakah suara – suara yang bapak dengar masih ada apa berkurang atau
hilang pak ? pak , minum obat itu begitu pentingnya supaya suara – suara yang
bapak dengar dan mengganggu bapak selama ini tidak muncul lagi. Apa bapak tau
berapa jenis obat yang baoak minum ? bapak tau apa saja manfaatnya dari obat itu
? iyah betul sekali supaya bapak cepat sembuh ya.
Nanti bapak jangan sampai putus obat ya, bapak harus kontrolkan lagi ke dokter
sebab kalau putus obat nanti penyakit bapak akan kambu lagi dan tidak akan
sembuh.
Nanti kalau saat bapak minum obat harus dengan cara yang 5B yaitu, benar obat,
benar pasien, benar waktu, benar dosis, dan benar cara, agar tidak ada efek
samping yang lainnya.
3. Fase terminasi
Bagaimana perasaanya pak D setelah berbincang – bincang dengan saya ?
Coba ulangi oleh pak D manfaat minum obat itu apa ? yah bener!
Baik pak saya harap bapak minum obat dengan benar ya dan patuh agar penyakit
bapak tidak kambu lagi, mungkin cukupkan saja ya untuk hari ini pak,
wasalamu’alaikum pak!

Anda mungkin juga menyukai