PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1995).
Carpenito 2000, Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu
beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain.
Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan
klien sendiri, lingkungan, termasuk orang lain dan barang-barang (Maramis, 2004).
B. Faktor Predisposisi
Menurut Townsend (1996) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
tentang faktor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Teori Biologik
a. Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen sistem neurologis mempunyai
implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat implus agresif. Sistem limbik
sangat terlibat dalam memnstimulus timbulnya perilaku bermusuhan dan
respons agresif.
b. Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996) menyatakan
bahwa berbagai neurtransmiter (epinefrin, norepinefrin, dopamine, asetilkolon,
dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi dan menghambat implus
agresif. Peningkatan hormon androgen dan norepinefrin serta penurunan
serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan serebrospinal merupakan faktor
predisposisi penting yang menyebabkan timbulnya perilaku agresif pada
seseorang.
c. Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku termasuk sangat erat kaitannya
dengan genetik termasuk genetik tipe karotipe XYY, yang umumnya dimiliki
oleh penghuni penjara perilaku tindakan kriminal (narapidana).
d. Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai gangguan
serebral, tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus temporal), trauma otak,
penyakit ensefalitis, epilepsi lobus temporal) terbukti berpengaruh terhadap
perilaku agresif dan tindak kekerasan.
2. Teori Psikologik
a. Teori psikoanalatik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhina kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri yang rendah.
b. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari,
individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku kekerasan lebih
cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-
anak tanpa faktor predisposisi biologik.
3. Teori Sosialkultural
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku kekerasan
sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan faktor
predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
C. Faktor Prestisipasi
1. Internal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunnya
percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol, dan lain-lain
2. Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis, dan
lain-lain.
D. Rentang Respons Marah
Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang
dimanifestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut merupakan suatu bentuk
komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu. Orang yang mengalami
kemarahan sebenarnya ingin menyampaikan pesan bahwa ia “tidak setuju,
tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituruti atau diremehkan”. Rentang
respons kemarahan individu dimulai dari respons normal (asertif) sampaipada respons
sangat tidak normal (maladaptif).
1. Masalah keperawatan
Masalah yang mungkin muncul:
a. Perilaku kekerasan
b. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
d. Harga diri rendah kronis
e. Isolasi sosial
f. Berduka disfungsional
g. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
h. Koping keluarga inefektif
2. Data Yang Perlu Dikaji
Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji
Perilaku kekerasan Subjektif
Klien mengancam
Klien mengumpat dengan kata-kata kotor
Klien mengatakan dendam dan jengkel
Klien mengatakan ingin berkelahi
Klien menyalahkan dan menuntut
Klien meremehkan
Objektif
Mata melotot/pandangan tajam
Tangan mengepal
Rahang mengatup
Wajah memerah dan tegang
Postur tubuh kaku
Suara keras
3. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
4. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Rencana tindakan keperawatan untuk klien
Strategi pelaksanaan 1 (SP.1) untuk klien
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan serta akibat
perilaku kekerasan
b. Latihan cara fisik I
c. Tarik nafas dalm
d. Masukan dalam jadwal harian pasien
Strategi pelaksanaan 2 (SP.2) untuk klien
a. Evalusi kegiatan yang lalu (SP.1)
b. Latihan cara fisik II
c. Pukul kasur/bantal
d. Masukan dalam jadwal harian pasien
Strategi pelaksanaan 3 (SP.3) untuk klien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1,2)
b. Latih secara sosial/verbal
c. Menolak dengan baik
d. Meminta dengan baik
e. Mengungkapkan dengan baik
f. Masukan dalam jadwal harian pasien
Strategi pelaksanaan 4 (SP.4) untuk klien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1,2,3)
b. Latih secara spiritual
- Berdo’a
- Shalat
c. Masukan dalam jadwal harian pasien
Strategi pelaksanaan 5 (SP.5) untuk klien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1,2,3, dan 4)
b. Latih patuh obat
- Minum obat secara tertaur dengan prinsip 5B
- Susun jadwal minum obat secara teratur
c. Masukan dalam jadwal harian pasien
Tindakan keperawatan untuk klien
a. Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di
masa lalu dan saat ini.
b. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
c. Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan,
baik kekerasan fisik, psikologis, sosial, spiritual maupun intelektual.
d. Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan
pada saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
e. Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku
marahnya.
f. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan baik secara
fisik (pukul kasur atau bantal serta tarik napas dalam), obat-obatan, sosial atau
verbal (dengan mengungkapkan kemarahannya secara asertif), ataupun spiritual
(shalat atau berdoa sesuai keyakinan klien).
Masalah Keperawatan : klien tidak punya keluarga yang memiliki gangguan jiwa
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD:117/71 mmHg N:93 x/menit S: 36,5 C P: 24x/menit
2. Ukur : TB: 166 cm BB: 63 kg
3. Keluhan fisik Ya √ Tidak
Jelaskan : klien mempunyai delapan bersaudara, klien satu rumah dengan ibu kandung dan dua
kakak laki – lakinya.
Masalah Keperawatan :_________________________________________________
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
klien mengatakan menyukai semua anggota tubuh yang klien miliki.
b. Identitas :
Klien mengatakan puas menjadi seorang laki – laki
c. Peran :
klien mengatakan peseran sebagai anak 8 bersaudara memiliki kakak 5 dan adik
2 dulu bekerja sebagai proyekan.
d. Ideal diri :
klien mengatakan ingin cepat pulang ingin ketemu dengan ibu dirumah dan
saudara – saudaranya.
e. Harga diri :
Klien megatakan mungkin keluarga jarang menjenguk karena malu saya ada
dirumah sakit jiwa.
Masalah Keperawatan :___________________________________
I. STATUS MENTAL
1. Penampilan
√ Tidak rap i Penggunaan pakaian Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasanya
Jelaskan : klien terlihat tidak rapih saat dikaji belum mandi, kerah baju tidak sesuai
Masalah Keperawatan :___________________________________
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap √ Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : saat dikaji cara ngomong klien tidak jelas (cadel)
Masalah Keperawatan :___________________________________
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang √ Gelisah Agitas
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan :klien tampak gelisah dan memaikan jari tangannya
Masalah Keperawatan :___________________________________
4. Alam Perasaan
√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan : saat dilakukannya pengkajian klien tampak sedih
Masalah Keperawatan :___________________________________
5. Afek
Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai
Jelaskan : saat dilakukannya pengkajian emosi klien tampak labil
Masalah Keperawatan :___________________________________
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
√ Kontak mata kurang Defensif √ Curiga
Jelaskan : saat dilakukannya pengkajian kontak mata kurang dan ada rasa curiga
Masalah Keperawatan :___________________________________
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidung
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :___________________________________
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas Blocking √ Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : saat dilakukannya pengkajian klien menggulang pembicaraan “kapan
pulang”
Masalah Keperawatan :___________________________________
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yg terkait Pikiran magis
Waham
√ Agama Somatik Kebesaran √ Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : klien mempunyai rasa curiga saat di kaji dan klien juga mengatakan
“gatau kenapa kalau lagi ngobrol bawaannya curiga terus”
Masalah Keperawatan :___________________________________
Disorientasi
√ Waktu √ Tempat Orang
Jelaskan : klien mengalami disorentasi orang.
Masalah Keperawatan :___________________________________
11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
jangka panjang jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan :klien mengalami gangguan daya ingat janga panjang, klien hanya ingat
kegiatan dihari itu saja.
Masalah Keperawatan :___________________________________
ANALISA DATA
Data Masalah
Subjektif Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan mudah
tersinggung, pikiran kosong
tidak ingat apa – apa
- Klien lupa tidak kontrol 1
bulan
Objektif
- Klien mudah tersinggung
- Emosi klien labil
Subjektif Waham
- Klien mengatakan “gatau
kenapa kalau lagi ngobrol
dengan orang lain
bawaanya curiga”
Objektif
-
SP.4
o Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP.1, 2
& 3)
o Latih secara
spiritual :
- Berdoa
- Sholat
- Masukan
dalam jadwal
harian pasien
SP.5
o Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP.1, 2,
3 & 4)
o Latih patuh obat
- Minum obat
secara teratur
dengan prinsip
5B
- Susun jadwal
minum obat
secara teratur
- Masukan
dalam jadwal
harian pasien
2. Waham Pasien mampu : Setelah pertemuan SP 1
- berorientasi pasien dapat - identifikasi
h
kepada memenuhi kebutuhan
realita secara kebutuhannya pasien
bertahap - bicarakan
- mampu konteks realita
berinteraksi (tidak
dengan orang mendukung
lain dan atau
lingkungan membantah
- menggunaka waham pasien)
n obat - latihan pasien
dengan 6 untuk
benar memenuhi
kebutuhannya
- masukan dalam
jadwal harian
pasien
Setelah pertemuan, SP 2
pasien mampu : - evaluasi
- menyebutkan kegiatan yang
kagiatan yang lalu SP 1
sudah - identifikasi
dilakukan potensi /
- mampu kemampuan
menyebutkan yang dimiliki
serta memilih - pilih dan latih
kemampuan potensi
yang dimiliki kemmapuan
yang dimiliki
- masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
Setelah pertemuan, - evaluasi
pasien dapat kegiatan yang
menyebutkan lalu SP1 dan
kegiatan yang sudah SP2
dilakukan kegiatan - pilih
yang sudah dilakukan kemampuan
dan mampu memilih yang dapat
kemampuan lain yang dilakukan
dimiliki - pilih dan
potensi
kemmapuan
yang dimiliki
- masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
IX. IMPLEMENTASI
No Diagnosa Tindakan Evaluasi
1. Resiko prilaku Mengidentifikasi S : klien mengatakan
kekerasan penyebab, tanda dan penyebab , tanda dan
gejala perilaku
gejala matah
kekerasan
Melatih cara fisik 1
Melatih tarik nafas O : klien tampak lelah
dalam
Memasukan dalam
A : RPK
jadwal harian
pasien
P : lanjutkan SP 2
2. Resiko prilaku Mengevaluasi S : klien mengatakan
kekerasan kegiatan yang lalu tenang setelah latihan fisik
SP 1 memukul bantal
Melatih cara fisik 2 O : klien tampak tenang
Mlatih pukul kasur/ A : RPK
bantal P : lanjutkan SP 3
Memasukan dalam
jadwal herian
paisen
3. Resiko prilaku Mengevaluasi S: klien mengatakan
kekerasan SP1 dan SP2 perasaan mulai tenang
Melatih secara O: klien tampak lebih
sosial/verbal kooperaif
Melatih menolak A: RPK
dengan baik P: lanjutkan SP 4
Melatih meminta
dengan baik
Melatih
mengungkapkan
dengan baik
Memasukan
jadwal harian
pasien
4. Resiko prilaku Mengevaluasi
kekerasan kegiatan yang
lalu SP1,SP2,dan
SP3
Melatih secara
spiritual
Memasukan
dalam jadwal
harian pasien
5. Resiko prilaku Mengevaluasi
kekerasan kegiatan yang
lalu
SP1,SP2,SP3,dan
SP4
Melatih patuh
minum obat
Melatih minum
obat secara
teratur dengan
prinsip 5B
Menysus jadwal
minum obat
secara teratur
Memasukan
dalam jadwal
harian pasien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DO:
- saat dilakuka pengkajian emosi klien masih labil
- klien sering beralih saat berbicara
DS:
- Klien mengatakan sudah dua kali masuk rumah sakit
- Klien mengatakan lupa tidak kontrol 1 bulan
2. Diagnisa keperawatan
- Resiko prilaku kekerasan
3. Tujuan keperawatan
Membatu klien untuk melatih cara meminta, menolak dan mengungkapkan dengan
baik.
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi sp 1,dan 2
b. Latihan secara sosila dan verbal
c. Menolak dengan baik
d. Menerima dengan baik
e. Mengungkapkan dengan baik
2. Fase kerja
“sekarang bapak jika rasa marah disalurkan dengan cara tarik nafas dalam dan
memukul bantal atau kasur, setelah perasaannya lega kita berbicara kepada orang
yang membuat kita marah dengan baik, ada beberapa contoh nih pak yaitu,
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata – kata kotor atau kasar. Contohnya seperti “maaf...boleh minta
uang buat beli roti? Coba contohkan pak. Ya bagus!
b. Menolak dengan baik, contoh nya bila bapak ada yang nyuruh dan bapak tidak
ingin melakukannya bapa bisa lakukan ini “ maaf tidak bisa, sedang ada kegiatan
yang lain.
c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal, katakan : saya jadi ingin marah dengan perkataan itu, tetapi tidak dengan
nada tinggi dan mengancam. Coba bapak praktekan. Ya, Bagus pak!
3. Fase terminasi
a. Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang dengan saya ?
b. Objektif : coba pak ulangi lagi yang kita pelajari tadi apa saja ?