H
DENGAN GANGGUAN RESIKO PRILAKU KEKERASAN DI RUANG MERAK
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
Diajukan untuk memenuhi tugas Klinik Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Profesi Ners
Yang diampu oleh ibu Vita Lucya,Ners.,M.Kep
Disusun oleh :
Mutiarawati
320056
PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1995).
Carpenito 2000, Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu
beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain.
Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan
klien sendiri, lingkungan, termasuk orang lain dan barang-barang (Maramis,
2004).
B. Faktor Predisposisi
Menurut Townsend (1996) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
tentang faktor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Teori Biologik
a. Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen sistem neurologis
mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat implus
agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam memnstimulus timbulnya
perilaku bermusuhan dan respons agresif.
b. Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996)
menyatakan bahwa berbagai neurtransmiter (epinefrin, norepinefrin,
dopamine, asetilkolon, dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi
dan menghambat implus agresif. Peningkatan hormon androgen dan
norepinefrin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan
serebrospinal merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan
timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
c. Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku termasuk sangat erat
kaitannya dengan genetik termasuk genetik tipe karotipe XYY, yang
umumnya dimiliki oleh penghuni penjara perilaku tindakan kriminal
(narapidana).
d. Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai
gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus
temporal), trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsi lobus temporal)
terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.
2. Teori Psikologik
a. Teori psikoanalatik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhina
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego
dan membuat konsep diri yang rendah.
b. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang
dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku
kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal
dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi biologik.
3. Teori Sosialkultural
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku
kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan
faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
C. Faktor Prestisipasi
1. Internal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan,
menurunnya percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol, dan lain-lain
2. Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis,
dan lain-lain.
D. Rentang Respons Marah
Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan kemarahan
yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut merupakan suatu
bentuk komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu. Orang yang
mengalami kemarahan sebenarnya ingin menyampaikan pesan bahwa ia “tidak
setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituruti atau
diremehkan”. Rentang respons kemarahan individu dimulai dari respons normal
(asertif) sampaipada respons sangat tidak normal (maladaptif).
1. Masalah keperawatan
Masalah yang mungkin muncul:
a. Perilaku kekerasan
b. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
d. Harga diri rendah kronis
e. Isolasi sosial
f. Berduka disfungsional
g. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
h. Koping keluarga inefektif
2. Data Yang Perlu Dikaji
Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji
Perilaku kekerasan Subjektif
Klien mengancam
Klien mengumpat dengan kata-kata
kotor
Klien mengatakan dendam dan jengkel
Klien mengatakan ingin berkelahi
Klien menyalahkan dan menuntut
Klien meremehkan
Objektif
Mata melotot/pandangan tajam
Tangan mengepal
Rahang mengatup
Wajah memerah dan tegang
Postur tubuh kaku
Suara keras
3. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
4. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Rencana tindakan keperawatan untuk klien
Strategi pelaksanaan 1 (SP.1) untuk klien
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan serta akibat
perilaku kekerasan
b. Latihan cara fisik I
c. Tarik nafas dalm
d. Masukan dalam jadwal harian pasien
Strategi pelaksanaan 2 (SP.2) untuk klien
a. Evalusi kegiatan yang lalu (SP.1)
b. Latihan cara fisik II
c. Pukul kasur/bantal
d. Masukan dalam jadwal harian pasien
Strategi pelaksanaan 3 (SP.3) untuk klien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1,2)
b. Latih secara sosial/verbal
c. Menolak dengan baik
d. Meminta dengan baik
e. Mengungkapkan dengan baik
f. Masukan dalam jadwal harian pasien
Strategi pelaksanaan 4 (SP.4) untuk klien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1,2,3)
b. Latih secara spiritual
- Berdo’a
- Shalat
c. Masukan dalam jadwal harian pasien
Strategi pelaksanaan 5 (SP.5) untuk klien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1,2,3, dan 4)
b. Latih patuh obat
- Minum obat secara tertaur dengan prinsip 5B
- Susun jadwal minum obat secara teratur
c. Masukan dalam jadwal harian pasien
Tindakan keperawatan untuk klien
a. Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di
masa lalu dan saat ini.
b. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
c. Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku
kekerasan, baik kekerasan fisik, psikologis, sosial, spiritual maupun
intelektual.
d. Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan
pada saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
e. Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku
marahnya.
f. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan baik
secara fisik (pukul kasur atau bantal serta tarik napas dalam), obat-obatan,
sosial atau verbal (dengan mengungkapkan kemarahannya secara asertif),
ataupun spiritual (shalat atau berdoa sesuai keyakinan klien).
2. Perilaku tindakan kekerasan keperawatan untuk keluarga
Strategi pelaksanaan 1 (SP.1) untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala perilaku yang dialami klien
beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat klien perilaku kekerasan.
Strategi pelaksanaan 2 (SP.2) untuk keluarga
a. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien perilaku kekerasan.
b. Melatih keluarga melakuka cara merawat klien perilaku kekerasan
Strategi pelaksanaan 3 (SP.3) untuk klien
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat.
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Diskusikan bersama keluarga masalah yang dirasakan kelurga dalam
merawat klien.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan meliputi
penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul, serta akibat dari perilaku
tersebut.
c. Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan.
d. Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien agar melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat.
e. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada klien bila anggota
keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
f. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila klien
menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan.
g. Diskusikan bersama keluarga klien kondisi-kondisi klien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang
lain.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.H DI RUANG MERAH
________________________________________________
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Hubungan Keluarga Gejala Riwayat
pengobatan/perawatan
_______________________ ______________
____________________________
_______________________ ______________
____________________________
Masalah Keperawatan : klien tidak punya keluarga yang memiliki gangguan jiwa
Masalah Keperawatan
:_________________________________________________
_________________________________________________
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD:117/71 mmHg N:93 x/menit S: 36,5 C P: 24x/menit
2. Ukur : TB: 166 cm BB: 63 kg
3. Keluhan fisik Ya √ Tidak
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : klien mempunyai delapan bersaudara, klien satu rumah dengan ibu kandung dan
dua kakak laki – lakinya.
Masalah Keperawatan :_________________________________________________
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
klien mengatakan menyukai semua anggota tubuh yang klien miliki.
b. Identitas :
Klien mengatakan puas menjadi seorang laki – laki
c. Peran :
klien mengatakan peseran sebagai anak 8 bersaudara memiliki kakak 5 dan
adik 2 dulu bekerja sebagai proyekan.
d. Ideal diri :
klien mengatakan ingin cepat pulang ingin ketemu dengan ibu dirumah dan
saudara – saudaranya.
e. Harga diri :
Klien megatakan mungkin keluarga jarang menjenguk karena malu saya ada
dirumah sakit jiwa.
Masalah Keperawatan :___________________________________
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap √ Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : saat dikaji cara ngomong klien tidak jelas (cadel)
Masalah Keperawatan :___________________________________
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang √ Gelisah Agitas
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan :klien tampak gelisah dan memaikan jari tangannya
Masalah Keperawatan :___________________________________
4. Alam Perasaan
√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan : saat dilakukannya pengkajian klien tampak sedih
Masalah Keperawatan :___________________________________
5. Afek
Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai
Jelaskan : saat dilakukannya pengkajian emosi klien tampak labil
Masalah Keperawatan :___________________________________
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidung
Jelaskan : sudah tidak ada halusinasi pendengaran
Masalah Keperawatan :___________________________________
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas Blocking √ Pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : saat dilakukannya pengkajian klien menggulang pembicaraan “kapan
pulang”
Masalah Keperawatan :___________________________________
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yg terkait Pikiran magis
Waham
√ Agama Somatik Kebesaran √ Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : klien mempunyai rasa curiga saat di kaji dan klien juga mengatakan
“gatau kenapa kalau lagi ngobrol bawaannya curiga terus”
Masalah Keperawatan :___________________________________
11. Memori
√ Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
jangka panjang jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan :klien mengalami gangguan daya ingat janga panjang, klien hanya ingat
kegiatan dihari itu saja.
Masalah Keperawatan :___________________________________
Data Masalah
Subjektif Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan mudah
tersinggung, pikiran kosong
tidak ingat apa – apa
- Klien lupa tidak kontrol 1
bulan
Objektif
- Klien mudah tersinggung
- Emosi klien labil
Subjektif Waham
- Klien mengatakan “gatau
kenapa kalau lagi ngobrol
dengan orang lain
bawaanya curiga”
Objektif
-
Setelah 1x pertemuan,
pasien mampu :
o Menyebutkan SP.3
o Evaluasi kegiatan
kegiatan yang
yang lalu (SP.1 &
sudah dilakukan
2)
Memperagakan
cara spiritual o Latih secara social/
verbal
o Menolak dengan
baik
o Meminta dengan
baik
o Mengungkapkan
dengan baik
o Masukan dalam
jadwal harian
pasien
SP.4
o Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP.1, 2
& 3)
o Latih secara
spiritual :
- Berdoa
- Sholat
- Masukan
dalam jadwal
harian pasien
SP.5
o Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP.1, 2,
3 & 4)
o Latih patuh obat
- Minum obat
secara teratur
dengan prinsip
5B
- Susun jadwal
minum obat
secara teratur
- Masukan
dalam jadwal
harian pasien
2. Waham Pasien mampu : Setelah pertemuan SP 1
pasien dapat
h - berorientasi - identifikasi
memenuhi
kepada kebutuhannya kebutuhan
realita secara pasien
bertahap - bicarakan
- mampu konteks realita
berinteraksi (tidak
dengan orang mendukung
lain dan atau
lingkungan membantah
- menggunaka waham pasien)
n obat - latihan pasien
dengan 6 untuk
benar memenuhi
kebutuhannya
- masukan dalam
jadwal harian
pasien
Setelah pertemuan, SP 2
pasien mampu : - evaluasi
kegiatan yang
- menyebutkan lalu SP 1
kagiatan yang - identifikasi
sudah potensi /
dilakukan kemampuan
- mampu yang dimiliki
menyebutkan - pilih dan latih
serta memilih potensi
kemampuan kemmapuan
yang dimiliki yang dimiliki
- masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
- evaluasi
Setelah pertemuan, kegiatan yang
pasien dapat lalu SP1 dan
menyebutkan SP2
kegiatan yang sudah
- pilih
dilakukan kegiatan
kemampuan
yang sudah dilakukan
yang dapat
dan mampu memilih
dilakukan
kemampuan lain yang
- pilih dan
dimiliki
potensi
kemmapuan
yang dimiliki
- masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
IX. IMPLEMENTASI
No Diagnosa Tindakan Evaluasi
1. Resiko prilaku Mengidentifikasi S : klien mengatakan
kekerasan penyebab, tanda dan penyebab , tanda dan
gejala perilaku
gejala matah
kekerasan
Melatih cara fisik 1
Melatih tarik nafas O : klien tampak lelah
dalam
Memasukan dalam
A : RPK
jadwal harian
pasien
P : lanjutkan SP 2
2. Resiko prilaku Mengevaluasi S : klien mengatakan
kekerasan kegiatan yang lalu tenang setelah latihan fisik
SP 1 memukul bantal
Melatih cara fisik 2 O : klien tampak tenang
Mlatih pukul kasur/ A : RPK
bantal P : lanjutkan SP 3
Memasukan dalam
jadwal herian
paisen
3. Resiko prilaku Mengevaluasi S: klien mengatakan
kekerasan SP1 dan SP2 perasaan mulai tenang
Melatih secara O: klien tampak lebih
sosial/verbal kooperaif
Melatih menolak A: RPK
dengan baik P: lanjutkan SP 4
Melatih meminta
dengan baik
Melatih
mengungkapkan
dengan baik
Memasukan
jadwal harian
pasien
4. Resiko prilaku Mengevaluasi S : klien mengatakan
kekerasan kegiatan yang tenang
lalu SP1,SP2,dan O : klien kooperatif
SP3 A : RPK
Melatih secara P lanjutkan SP 5
spiritual
Memasukan
dalam jadwal
harian pasien
5. Resiko prilaku Mengevaluasi S : klien mengatakan
kekerasan kegiatan yang sengan karena mau pulang
lalu O : klien tampak tenang
SP1,SP2,SP3,dan A : RPK
SP4 P : intervensi selsai
Melatih patuh
minum obat
Melatih minum
obat secara
teratur dengan
prinsip 5B
Menysus jadwal
minum obat
secara teratur
Memasukan
dalam jadwal
harian pasien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DO:
- saat dilakuka pengkajian emosi klien masih labil
- klien sering beralih saat berbicara
DS:
2. Diagnisa keperawatan
- Resiko prilaku kekerasan
3. Tujuan keperawatan
Mengidentifikasi penyebab marah dan melakukan latihan fisik 1 dengan cara tarik
nafas dalam
4. Tindakan keperawatan
- Identifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan
- Latih cara fisik 1
- Tarik napas dalam
- Masukan dalam jadwal harian pasien
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamu’alaikum pak bagaimana kabarnya? Semalam tidurnya bagaimana
pak ?
b. Evaluasi/validasi
Kemarin kita sudah bertemu ya untuk pengkajian, dan hari ini kita ketemu
lagi unttuk mendiskusikan penyebab marah terhadap bapak, apakah bapak
besedia ?
c. Kontrak
“kira – kira kita mau berapa menit nih pak untuk komunikasi terapeutik hari
ini ? okey...sepakat ya 10 menit.
2. Fase kerja
“apa yang penyebabkan bapak marah ? saat bapak marah bagaimana perasaanya ?
lalu apa yang bapak lakukan saat marah ? apakah ada manfaatnya jika itu
dilakukan ?”
“nah sekarang kita diskusi nih pak ada beberaoa cara untuk mengontrol marah
yang petama ada tarik nafas dalam, yang ke dua ada memukul bantal, ketiga
meminta menolak dan mengungkapkan dengan baik, ke empat ada spiritual atau
cara berdoa, yang ke lima patuh obat.”
“kita coba satu dlu ya pak .... degan cara tarik nafas dalam,, coba pak tarik nafas
dalam tahan lalu sembuskan lewat mulut,,, coba lakukan mandiri pak! Yaa..
bagus, bisa ya bapak lakukan secara mandiri saat rasa marahnya muncul lagi.
3. Fase terminasi
a. Objektif
Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan tarik nafas dalam ?
b. Subjektif
Coba lakukan lagi pak bagaimana tarik nafas dalam ? yaaa.. bagus
dilakukknya sampai kapan pak ?
c. Rencana tindak lanjut
“sekarang bapak bisa ya mengontrol marah dengan cara tarik nafas
dalam,nanti saat rasa marah muncul bapak bisa lakukan secara mandiri lalu
masukan dalam catatan kegiatan harian bapak lanjutkan lagi untuk melatih
yang kedua.
d. Kontrak yang akan datang
“bagaimana pak jika kita ketemu lagi setelah makan siang untuk mengatasi
marah dengan melatih fisik dua yaitu memukul bantal, setuju tidak pak?
“sepakat ya pak setlah makan siang? Tempatnya di sini lagi ya pak.
Tujuannya agar bapakn dapat mengontrol marah dengan cara tidak nyakiti diri
sediri dan orang lain. Munkin sekarang dicukupkan dulu yak pak nnti siang
kita ketemu lagi. Wasaalamu’alaikum
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
Nama Mahasiswa : Mutiarawati
Nama Pasien/Ruangan :Tn. H/ Ruang Merak
No. Medrek :-
Hari/Tanggal : Selasa 16 Maret 2021
Hari/Pertemuan : ke – 2
Fase : fase kerja SP 2 RPK
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DO:
- saat dilakuka pengkajian emosi klien masih labil
- klien sering beralih saat berbicara
DS:
2. Fase kerja
“coba pak nanti jika rasa marah atau rasa kesal datang bapak bisa lakukan cara
tarik nafas dalam dan memukul bantal contohnya, pukul bantal tiga kali atau
sampai rasa marah bapak mereda atau hilang, coba pak lakukan! Ya bagus...!
bapak bisa ya, nanti bapak jangan samapi marah merusak lingkungan dan
menyakitin orang lain ya”
3. Fase terminasi
“Bagaimana pak perasaanya setelah latihan memukul bantal? “ya bisa jadi
tenang, amarahnya hilang”
“nah coba pak tadi kita melakukan apa saja ? “
“sekarang bapak sudah tahu ya caranya mengontrol marah dengan cara tarik
nafas dalam dan memukul bantal. Di coba ya pak dengan mandiri jika rasa
marah timbul lalu masukan kedalam catetan kegiatan, besok kita ketemu lagi
ya untuk melatih cara meminta dengan baik, menolak dengan baik, dan
mengungkapkan rasa marah gimana setuju tidak pak ? mungkin besok kita
ketemu pulang bapak dari ruang ya ? ya sudah munkin di cukupkan dulu ya
pak untuk hari ini, sampai jumpak besok pak!”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
No. Medrek :-
Hari/Pertemuan : ke – 3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DO:
- saat dilakuka pengkajian emosi klien masih labil
- klien sering beralih saat berbicara
DS:
2. Diagnisa keperawatan
- Resiko prilaku kekerasan
3. Tujuan keperawatan
Membatu klien untuk melatih cara meminta, menolak dan mengungkapkan
dengan baik.
4. Tindakan keperawatan
- Evaluasi sp 1,dan 2
- Latihan secara sosila dan verbal
- Menolak dengan baik
- Menerima dengan baik
- Mengungkapkan dengan baik
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi pak, masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana kabarnya bapak hari ini ? bagaimana sarapannya ?
c. Kontrak
Topik : pagi ini kita akan membicarakan bagaimana cara mengatasi atau
mengontrol marah, apakah bapak bersedia ?
Waktu : mau berapa menit pak ?
Tempat : mau dimana pak tempatnya ?
2. Fase kerja
“sekarang bapak jika rasa marah disalurkan dengan cara tarik nafas dalam dan
memukul bantal atau kasur, setelah perasaannya lega kita berbicara kepada orang
yang membuat kita marah dengan baik, ada beberapa contoh nih pak yaitu,
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata – kata kotor atau kasar. Contohnya seperti “maaf...boleh
minta uang buat beli roti? Coba contohkan pak. Ya bagus!
b. Menolak dengan baik, contoh nya bila bapak ada yang nyuruh dan bapak tidak
ingin melakukannya bapa bisa lakukan ini “ maaf tidak bisa, sedang ada
kegiatan yang lain.
c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal, katakan : saya jadi ingin marah dengan perkataan itu, tetapi tidak
dengan nada tinggi dan mengancam. Coba bapak praktekan. Ya, Bagus pak!
3. Fase terminasi
a. Subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang dengan
saya ?
b. Objektif : coba pak ulangi lagi yang kita pelajari tadi apa saja ?
c. Rencana tindakan lanjut
“ sekarang bapak sudah mengerti bagaimana cara meminta, menolak dan
mengungkapkan perasaan kesal dengan baik ? jika sedang mengalami seperti
ini bapak bisa melakukannya sendiri dan jangan lupa masukan ke catatan
kegiatan ini dalam jadwal harian bapak dan melanjutkan kegiatan yang baru
lagi untuk besok.
d. Kontrak yang akan datang
Topik : bagaimana kalau besok kita latihan lagi untuk mengatasi marah
dengan cara berdoa, setuju tidak pak ?
Waktu : kira – kira waktunya mau kapan ?
Tempat : tempatnya mau dimana pak ?
Tujuan : “agar bapak dapat menyalurkan atau mengendalikan rasa marah,
mungkin cukup sekian ya pak untuk hari ini. Sampai jumpa”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
No. Medrek :-
Hari/Pertemuan : ke – 4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
- saat dilakuka pengkajian emosi klien masih labil
- klien sering beralih saat berbicara
DO:
(SPTK)
No. Medrek :-
Hari/Pertemuan : ke – 5
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DO:
- saat dilakuka pengkajian emosi klien masih labil
- klien sering beralih saat berbicara
DS: