HIPERTENSI
STASE KEPERAWATAN GERONTIK
PUSKESMAS KEDUNGKANDANG
MALANG
DI SUSUN OLEH:
DEWI RAHMAWATI
201420461011056
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DEWI RAHMAWATI
201420461011056
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
Juni 2015
Pembimbing Lahan
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
DEFINISI
Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis. Tekanan darah yang selalu tinggi dapat
menyebabkan stroke, serangan jantung, gagal juantung dan
aneurisma arterial dan penyebab utama gagal ginjal kronis 1
Menurut WHO tahun 1999, batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah (sistole 140, diastole 90 mmHg) dan
tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan
pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia
pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih
dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.2
Hipertensi dengan peningkatan tekanan systole tanpa disertai
peningkatan tekanan diastole lebih sering pada lansia, sedangkan
hipertensi peningkatan tekanan diastole tannpa disertai peningkatan
tekanan systole lebih sering terdapat pada dewasa muda.
II.
ETIOLOGI
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a.
b.
III.
KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi menurut WHO (1999)
Klasifikasi
Normal tensi
Hipertensi
Sistolik (mmHg)
< 140
140 159
Diastolic (mmHg)
<90
90 99
ringan/tingkat 1
Hipertensi
160 179
100 109
sedang/tingkat 2
Hipertensi berat/tingkat
180
110
3
Hipertensi menurut kelompok umur berbeda
Kelompok usia
Normal (mmHg)
Hipertensi (mmHg)
Bayi
80/40
90/60
Anak (7 11 th)
100/60
120/80
Remaja (12 17 th)
115/70
130/80
Dewasa (20 45 th)
120-125/75-80
135/90
Dewasa (45 65 th)
135-140/85
140/90 160/95
Dewasa (> 65 th)
150/85
160/95
Menurut dr. Jan tambayong, 1999. (patofisiologi untuk keperawatan)
IV.
PATOFISIOLOGI
Terlampir
V.
MANIFESTASI KLINIS
a. Pemeriksaan fisik jarang dijumpai selain peningkatan tekanan
darah, dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti
perdarahan, exudat, penyempitan pembuluh darah dan pada
kasus hypertensi berat dapat ditemukan edema pupil.
FAKTOR RESIKO
Yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah
a. Faktor genetik : adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih
banyak dijumpai pada penderita kembar monozoit daripada
heterozigot
b. Jenis kelamin : pada umumnyua insiden pada pria lebih tinggi
dari pada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua,
insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas
65 tahun isiden pada wanita lebih tinggi.
c. Usia: insiden hipertensi makin meningkat dengan bertambahnya
usia. Hipertensi pada yang berusia < 35 th dengan jelas
menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian dini.
d. Ras: hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua
kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya
lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitaspasien pria
hitam dengan diastole 115 atau lebih 3,3 kali lebih tinggi
daripada pria berkulit putih dan 5,6 kali bagi wanita putih.
e. Pola hidup : faktor seperti pendidikan, penghasilan dan faktor
p0ola hidup lain telah di teliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan
rendah, tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau
pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan
insidens hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas di pandang
sebagai faktor resiko utama, bila berat badan turun, tekanan
darahnya sering turun menjadi normal. Merokok dipandang
Kelompok
resiko A
Modifikasi
gaya hidup
Kelompok
resiko B
Modifikasi
gaya hidup
Kelompok
resiko C
Dengan obat
Modifikasi
gaya hidup
Modifikasi
gaya hidup
Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
darah,
c. Penyekat beta
d. Vasodilator
angiotensin
Efek samping : kemerahan kulit, gangguan
f. Adrenolitik
Alfa bloker
Beta Bloker
Mg)
Peningkatan aktivitas fisik
Penanganan psikologis
Olahraga yang teratur.
Pendidikan kesehatan, meliputi :
- Mengontrol tekanan darah
- Meningkatkan kepatuhan program pengobatan
- Meningkatkan support sosial
VIII. PENCEGAHAN
a. Pencegahan primer
Utamanya dianjurkan untuk orang-orang yang mempunyai faktor
resiko, yaitu dengan:
1 Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk
menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes
Mellitus, dan sebagainya.
2 Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
3 Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi
rendah garam.
4 Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui
menderita hipertensi berupa:
-
IX.
Batasi aktivitas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum
memulai terapi yang bertujuan menentukan adanya kerusakan
organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.
Pemerikasaan yang di lakukan :
a. Urinalisa darah perifer dan kimia darah lengkap (kalium,
natrium, kreatinin, kolesterol NDL) : adanya darah, protein,
glukosa dalam urin untuk mengidentifikasi fungsi renal atau DM
b. H6 untuk menilai viskositas dan indicator faktor resiko seperti
anemia
c. BUN kreatinin : untuk menilai adanya perfusi / faal renal
d. Gula darah atau glukosa serum hiperglesemia akibat dari
peningkatan katekolamin
e. Kadar kolesterol trigliserida : untuk menilai adanya indikasi
predisposisi pembentukan plaquetheromatus
f. Kadar serum aldosteron : menilai adanya aldosteronisme primer
g. Pemeriksaan tiroid T3 + T4 : menilai adanya hipertiroidisme
yang berkonstribusi terhadap vasokonstriksi hipertensi
h. Uric Acid : mengetahui adanya hiperoricemia yang merupakan
implikasi faktor resiko hipertensi
X.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi tidak terkontrol adalah
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KONSUMSI GARAM
Petunjuk Penggunaan Garam untuk Penderita hipertensi. Untuk
penderita hipertensi terdapat 3 diet:
a. Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi berat
dianjurkan untuk tidak menambahkan garam dapur dalam
makanan.
b. Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi
sedang (100-114 mmHg). Garam dianjurkan sendok the garam
dapur.
c. Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi
ringan (diastole kurang dari 100 mmHg), garam dapur
dianjurkan sendok teh.
DAFTAR PUSTAKA