Anda di halaman 1dari 27

HIPERTENSI

Kelompok 6

Agus Barkah
Firman fahmi
Mia Hikmawati. P
Muhammad Ali Zulfi
Nadya Maulida
DEFINISI
Hipertensi merupakan gangguan sistem
peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah di atas nilai normal.

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis


Kardiovaskular Indonesia, th 2015 :
Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang.
Prevalensi Tahun
2025

Pengidap Hipertensi di Dunia 1.56 billion


kasus
hipertensi
didunia.
77.9 juta Jumlah orang Amerika dewasa
mengidap hipertensi(1 dari 3 orang)
pada tahun 2015

970 juta
Jumlah kasus hipertensi diseluruh dunia

$47.5 Biaya akibat hipertensi yang


dikeluarkan pemerintah Amerika per
tahun
Alabama Pharmacy Association, Summer 2015, Continuing
Education
Bagaimana di Indonesia?
Prevalensi berdasarkan pengukuran tekanan darah

Batas ambang
sistole ≥ 140
mmHg,
diastole ≥ 90
mmHg

Sumber : Riskesdas 2007, Riskesdas 2013, Balitbangkes, Kemenkes


Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 th ke
atas th 2007 di indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi
dikalimantan selatan (31,6%) dan terendah di papua barat (20,1%). Sedangkan jika dibandingkan
dengan th 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%). Penurunan ini bisa
terjadi bisa karna berbagai macam faktor. Masyarakat yang mulai sadar terhadap hipertensi / alat
pengukur tensi yg berbeda.
Etiologi
• Primary/Essential HTN
• Genetic factors
90 • Cannot be cured, but it can be
controlled with appropriate therapy
%
• Secondary HTN

10 • Caused by a medical condition or


medication
%
Patofisiologi
Faktor Resiko
Meliputi :
1. Berat Badan
2. Usia
3. Genetik
4. Merokok
5. Konsumsi garam
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis akibat hipertensi dapat muncul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun.
Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri
kepala saat terjagayang kadang-kadang disertai mual
dan muntah akibat peningkatan tekanan darah
intrakranium, penglihatan kabur akibat kerusakan
retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan
susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada
malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan
filtrasi glomerolus, edema dependen akibatpeningkatan
tekanan kapiler.
Komplikasi Hipertensi
• Stroke
• Penyakit jantung koroner
• Retinopati
• Gagal Ginjal
Klasifikasi Hipertensi
Menurut JNC

Katagori Kekanan Sistol Tekanan Diastol


(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 <85
Normal tinggi 130 – 139 85-89
Tahap 1 Hipertensi 140-159 90-99
(Ringan)
Tahap 2 Hipertensi 160-179 100-109
(Sedang)
Tahap 3 Hipertensi 180-209 110-119
(Parah)
Tahap 4 Hipertensi >209 >119
(Sangat Parah)
Klasifikasi Hipertensi
Menurut WHO

Tekanan Darah (mmHg) Katagori


<140/90 Normal
140/90-160/95 Hipertensi Perbatasan
>160/95 Hipertensi Pasti
terapi

Tujuan

Mengurangi morbiditas
dan kematian

Menghindari hipotensi dan ESO yang lain


serta mencegah kerusakan organ

Menurunkan tekanan darah


Penatalaksana terapi :
1. Terapi Non Farmakologi
Modifikasi Rekombinasi Kira-kira penurunan
tekanan darah range
Penurunan tekanan Pelihara berat badan normal (BM 18,5- 5-20 mmHg/10-kg
darah 24,9) penurunan BB
Adopsi pola makan Diet kaya dengan buah, sayur, 8-14 mmHg16
DASH dan produk susu rendah lemak
Aktifitas fisik Mengurangi diet sodium, tidak 2-4 mmHg
lebih dari 100meq/L (2,4 g
sodium atau 6 g sodium klorida
Pengurangan Limit minum alkohol tidak lebih dari 30 2-4 mmHg
konsumsi alkohol ml etanol (mis. 720 ml bir, 300 ml
wine)
2. Terapi Farmakologi
Prinsip dasar terapi farmakologi untuk
menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek
samping, yaitu :
1) Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal.
2) Berikan obat generik (non paten) bila sesuai dan
dapat mengurangi biaya.
3) Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien
mengenai terapi farmakologi.
4) Lakukan pemantauan efek samping obat secara
teratur
Obat antihipertensi
1. Diuretik
merupakan obat yang meningkatkan diuresis, diuretik
menurunkan volume cairan dengan menginhibisi tranpor
elektrolit ditubus ginjal, sehingga terjadi penurunan TD.
Contohnya: HCT, furosemid, spironolakton, manitol.
ES; semua diuretik mengganggu keseimbangan elektrolit
dan air, diuretik loop henble dan tiazid mengakibatkan
kehilangan kalium, dapat memperburuk toleransi
glukosa, meningkatkan kadar asam urat darah, diuretik
hemat kalium menyebabkan hiperkalemia.
kontra indikasi;
• Kecuali diuretik loop henle dan osmotik
kontra indikasi pada insupisiensi ginjal,
dengan batas laju filtrat glomerolus 30
mL/menit
• Diuretik hemat kalium kontra indikasi pada
hiperkalemia
2. Beta bloker
Merupakan obat lini pertama untuk
monoterapi hipertensi selain diuretik tiazid
dengan mekanisme menghambat reseptor beta
1 sehingga mengurangi denyut jantung.
Contoh: propanolol (non selektif), atenolol,
metoprolol (selektif)
ES; asma, gagal jantung, meningkatkan kadar
triliserida darah
3. ACE inhibitor
bekerja menghambat ACE yang mengubah
angiostensin 1 menjadi angiostensin 2 sehingga
tekanan darah perifer akan turun, sekresi aldosteron
akan turun, inhibitor ACE memperlambat penguraian
kinin yang bekerja untuk vasodilatasi. Contoh;
kaptopril, enalapril.
ES; batuk kering akibat peningkatan bradikinin.
kontra indikasi; pasien dg fungsi ginjal terbatas serta
selama kehamilan.
4. Antagonis reseptor angiostensin
Obat ini menurunkan tekanan darah dengan
memblok reseptor angiostensin, obat golongan
ini bekerja seperti golongan inhibitor ACE
tetapi tidak menyebabkan batuk kering karena
tidak mencegah degredasi bradikinin
Contoh obat : losartan, valsartan
5. Antagonis kalsium
golongan obat ini menghambat
masuknya ion kalsium melalui saluran kalsium
kedalm sel otot, sehingga menurunkan tahanan
perifer.
Contoh : amlodipin, nifedipin
ES : pusing, edema
6. Vaodilator otot polos
Obat ini bekerja pada arteri kecil dan
arteriol, tahanan perifer akan berkurang
sehingga tekanan darah turun, disamping itu
ssebagian senyawa juga menyebabkan dilatasi
pembuluh vena.
Contoh Obat : Dihedralazin, hidralazin
7. Obat yang bekerja central
Metildopa diubah dalam ujung sarap adrenalgik
menjadi tranmister palsu, metilnorepineprin a-
yang menstimulasi reseptor alfa 2 pada medula
dan menurunkan aliran simpatis
ES : menyebabkan rasa kantuk
Study Kasus
Tn. A berumur 56 tahun,dengan berat badan 90
kg dengan tinggi 160 cm dating ke klinik dengan
keluhan seminggu terakhir ini ia mengalami
sakit yang hebat di pinggang sebelah kirinya. Hasil
pemeriksaan laboratorium adalah tekanan darah adalah
180/110 mmHg, kadar kolestrol 230 mg/dL. Tn. A
adalahseorang perokok berat karena ia bekerja di klub
malam sebagai bartender dan juga minum alcohol
dalam jumlah yang tidak sedikit. sebelumnya Tn. A
belum pernah menggunakan terapi hipertensi.
Terapi non farmakologi
1. Mengurangi konsumsi rokok
2. Mengurangi konsumsi alkohol
3. Berolah raga
4. Mengurangi berat badan
5. Mengurangi konsusmsi lemak dan garam
6. Menjaga pola tidur
• Terapi Farmakologi
Pemberian obat captropil 12,5 mg
pemberian obat simvastatin
pemberian obat aspirin dosis 100 mg
SUMBER
1. JNC 8
2. WHO

Anda mungkin juga menyukai