1301-1212-0655
Preceptor:
NitaArisanti, dr., M.Sc., CMFM
Ati Sarasati, dr.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHG
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHG.
Menjadi penyebab kematian terbesar kedua
setelah stroke
Salah satu jenis penyakit “Sillent Kiler” / tanpa
tanda dan gejala yang khas.
Merupakan penyakit yang akan diderita
seumur hidup oleh pasien.
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Hipertensi Primer (essensial)
Merupakan bagian terbesar (90%) dari penderita
hipertensi.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti hipertensi
ini namun diduga karena faktor genetik.
Hipertensi Sekunder
Merupakan hipertensi yang disebabkan sekunder dari
penyakit lain.
Kelainan ginjal: glomerulonefritis akut, glomerulonefritis
kronis, pyelonefritis kronis, penyempitan arteri renalis.
Kelainan hormon: diabetes mellitus, pil KB, tumor adrenal.
Kelainan neurologis: polineuritis, polimyelitis
Lain-lain: obat-obatan, preeklampsi.
Evaluasi pasien hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis
tentang keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit
keluarga, pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang.
Anamnesis meliputi:
lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah
indikasi adanya hipertensi sekunder
• keluarga dengan riwayat penyakit ginjal (ginjal polikistik)
• adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri,
pemakaian obat-obat analgesik dan obat bahan lain
• berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi
(feokromositoma)
• lemah otot dan tetani (aldosteronisme)
Adopt DASH eating Consume a diet rich in fruits, vegetables, and 8-14 mm Hg
Plan low-fat dairy products with a reduced
content of saturated and total fat
Not at Goal BP
(<140/90 mm Hg or <130/80 mm Hg for Those With Diabetes
Or Chronic Kidney Disease)
Not at Goal BP
Jantung
Target Gagal Organ Peny.Jantung Koroner
Ginjal Pembesaran Jantung kiri
Gagal Jintang Gagal Jantung
Kerusakan tergantung pada:
• seberapa tinggi tekanan
darah
Peripheral arterial disease
• Berapa lama tidak
terkontrol dan tertangani
Hipertensi merupakan salah satu keadaan yang sering
dijumpai oleh dokter umum.
Hipertensi merupakan penyakit yang sangat erat
hubungannya dengan pola hidup pasien.
Berdasarkan pengukuran tekanan darah, prevalensi
hipertensi di Indonesia adalah 32,2%, sedangkan prevalensi
hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan
dan atau riwayat minum obat hanya 7,8% atau hanya 24,2%
dari kasus hipertensi di masyarakat. Berarti 75,8% kasus
hipertensi di Indonesia belum terdiagnosis dan terjangkau
pelayanan kesehatan.
Faktor risiko hipertensi di Indonesia adalah umur, pria,
pendidikan rendah, kebiasaan merokok, konsumsi minuman
berkafein >1 kali per hari, konsumsi alkohol, kurang
aktivitas fisik, obesitas dan obesitas abdominal.
Rahajeng,E; Tuminah, S. Prevalensi
Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Majalah Kedokteran
Indonesia, Volume: 59, Nomor: 12,
Desember 2009.
Jeannette, E; Samuel, C;
Evelyn,L.Current Diagnosis &
Treatment in Family Medicine 2nd
Edition.
Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 74 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Jalan Buton Dalam No.14,
RT/RW 01/03
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Penghasilan : Rp 250.000
KeluhanUtama: Kontrol Rutin Hipertensi
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan tujuan untuk kontrol rutin hipertensi. Yang mana
sejak 5 tahun yang lalu pasien dijadwalkan kontrol rutin hipertensi setiap
2 minggu sekali di puskesmas Tamblong. Pada awalnya pasien pertama
kali mengetahui menderita hipertensi ketika berobat ke dokter praktek
pribadi dengan keluhan nyeri pinggang sekitar 5 tahun yang lalu. sampai
saat ini keluhan nyeri pinggangnya sudah tidak ada, tapi hipertensinya
masih ada. Pasien terkadang merasa aneh menderita hipertensi, karena
pasien tidak merasa mengeluhkan apa-apa.
Setelah hampir 5 tahun kontrol hipertensi, pasien mengeluhkan
tensinya yang tidak kunjung turun. Bahkan tensinya relatif stabil sekitar
160/90 atau 180/90. pasien sudah mengetahui untuk tidak mengonsumsi
makanan asin yang mengandung garam atau bumbu masakan, namun
pasien mengakui hal ini sulit untuk ditinggalkan dengan alasan ekonomi
pasien yang pas-pasan dan tidak menentu.
Untuk sekarang ini pasien datang ke puskesmas dengan harapan bisa
sembuh dari hipertensinya dan mendapatkan obat yang bagus dari
puskesmas. Untuk keluhannya ini pasien tidak mengkhawatirkan apa-apa,
karena pasien tidak mengeluhkan gejala apapun.
Riwayat Penyakit Terdahulu
• Pasien pernah sakit punggung yang sekarang keluhannya
sudah jarang dirasakan lagi.
• Pasien juga pernah sakit di kedua lututnya, tapi sekarang
keluhannya tidak terlalu mengganggu.
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi, sesak, penyakit liver,
penyakit jantung, ginjal, kencing manis, TBC dan penyakit
lainnya.
Keluarga Trubus, 29 September 2013
LEGENDA :
Ekstrimitas
Akral hangat
CRT < 2 detik
Hipertensi Primer Stage II
EKG
Aspek personal
• Alasan kedatangan : kontrol hipertensi
• Harapan : tensinya turun
• Kekhawatiran :-
Aspek klinik : Hipertensi Primer Stage II
Aspek risiko internal : pasien bisa dikatakan hidup
sendirian dan kesepian, pasien terkadang suka
kepikiran kenapa dia tidak bisa punya anak, pasien
memiliki beban pikiran karena penghasilannya yang
pas-pasan.
Aspek risiko eksternal : suami pasien poligami, pasien
tinggal di kawasan padat penduduk.
Farmakologis
• Captopril 12,5 mg tab 3x1
• Hctz 1 x 1
Non Farmakologis
• Istirahat dan banyak minum air putih minimal 8
gelas sehari.
• Makan teratur 3x/hari dengan gizi seimbang
dan makanan rendah garam.
• Olahraga statis
• Kontrol kembali bila obat sudah mau habis.
No Nama Status kesehatan Skrining Konseling Imunisasi Profilaksis
1 Ny.PE 74
Thn IRT P IRT SD Hipertensi
2 Tn. T, 77Thn Kepala
TIDAK
Rumah L SMP Hipertensi
BEKERJA
Tangga
Kepemilikan rumah : Milik Sendiri
Daerah perumahan : Padat bersih
Lantai rumah : tembok plester
Atap rumah : Genteng
Dinding rumah: Tembok
Cat dinding rumah : Cat
Luas tanah : 45 m2
Luas Bangunan : 35 m2
Jumlah kamar : 2
Dapur : Ada
Cerobong asap : Tidak ada
Jumlah jendela sebagai pencahayaan : 3
buah jendela berukuran 80 x 120 cm
Jumlah jendela sebagai ventilasi : 1
berukuran 60 x 40 cm, 1 berukuran 100 x
60 cm.
Sumber air bersih : Sumur gali.
Sumber pencemaran air < 10 m : Tidak.
Air untuk kebutuhan rumah tangga
seperti mandi, nyuci diperoleh dengan
mudah sepanjang tahun.
Kualitas fisik air minum : Baik, diperoleh
dari air ledeng tetangga.
Pengolahan air sebelum diminum:
dimasak.
Tempat penampungan air minum: botol
air minum, dan teko.
Penampungan air limbah: Langsung ke
got dengan saluran terbuka.
Tempat pembuangan sampah diluar :
Tempat sampah terbuka dan diambil
oleh petugas kebersihan.
Bahan bakar untuk memasak: gas/LPG.
Memelihara ternak : tidak.
Puskesmas UPT Tamblong
Waktu tempuh: 30 menit dengan berjalan
kaki.
Angkutan umum : Tersedia.
Tarif pelayanan :
Pelayanan yang diberikan : lumayan,
namun terkadang ada petugas
puskesmas yang mencibir.
Kondisi fisik rumah cukup baik dan
cukup luas, namu terkesan kurang bersih,
ventilasi dan pencahayaan cukup
tersedia.
Sumber air bersih baik dan dimasak.
Tanggal Hasil Intervensi
Tindak lanjut Mengenali klien dan kelurga dengan lebih dekat.
1 Mengetahui lingkungan rumah.
Pemeriksaan fisik bangunan.
Edukasi penyakit dan faktor risiko
Konseling aktivitas fisik, gizi, pola makan
Tindak lanjut Follow up keadaan dan keluhan pasien
2 Evaluasi gizi, pola makan,
Konseling ketaatan meminum obat
Tindak lanjut
3
Beratbadan: 45 kg
Tinggi badan: 150 cm
IMT: 19,6 kg/m2 (Normal)
Riwayat Penyakit Gizi Pemeriksaan Fisik
• Hipertensi • dbn
Riwayat Penyakit di Diagnosis Status Gizi
Keluarga • Normal
-
Perubahan Berat Badan
• -
Kapasitas Fungsional
• Tidak ada gangguan
Aktivitas Fisik
• Ringan
No Waktu Jenis makanan Bahan Jumlah Kalori
makanan URT/berat