Anda di halaman 1dari 57

Adi Zufron Pringadi

1301-1212-0655

Preceptor:
NitaArisanti, dr., M.Sc., CMFM
Ati Sarasati, dr.
 Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHG
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHG.
 Menjadi penyebab kematian terbesar kedua
setelah stroke
 Salah satu jenis penyakit “Sillent Kiler” / tanpa
tanda dan gejala yang khas.
 Merupakan penyakit yang akan diderita
seumur hidup oleh pasien.
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Hipertensi Primer (essensial)
 Merupakan bagian terbesar (90%) dari penderita
hipertensi.
 Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti hipertensi
ini namun diduga karena faktor genetik.
Hipertensi Sekunder
 Merupakan hipertensi yang disebabkan sekunder dari
penyakit lain.
 Kelainan ginjal: glomerulonefritis akut, glomerulonefritis
kronis, pyelonefritis kronis, penyempitan arteri renalis.
 Kelainan hormon: diabetes mellitus, pil KB, tumor adrenal.
 Kelainan neurologis: polineuritis, polimyelitis
 Lain-lain: obat-obatan, preeklampsi.
Evaluasi pasien hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis
tentang keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit
keluarga, pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang.
 Anamnesis meliputi:
 lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah
 indikasi adanya hipertensi sekunder
• keluarga dengan riwayat penyakit ginjal (ginjal polikistik)
• adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri,
pemakaian obat-obat analgesik dan obat bahan lain
• berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi
(feokromositoma)
• lemah otot dan tetani (aldosteronisme)

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 5
 faktor-faktor risiko
 gejala kerusakan organ
• otak dan mata: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan,
transient ischemic attacks, defisit sensoris atau motoris
• jantung: palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak kaki
• ginjal: haus, poliuria, nokturia, hematuri
• arteri perifer: ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten
 pengobatan antihipertensi sebelumnya
 faktor-faktor pribadi, keluarga dan lingkungan

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 6
Pemeriksaan penunjang pasien
hipertensi terdiri dari:
 test darah rutin
 glukosa darah (sebaiknya
puasa)
 kolesterol total serum
 kolesterol LDL dan HDL serum
 trigliserida serum (puasa)
 asam urat serum
 kreatinin serum
 kalium serum
 urinalisis (uji carik celup serta
sedimen urin)
 elektrokardiogram

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 7
Beberapa pedoman penanganan hipertensi
menganjurkan test lain seperti:
 ekokardiogram
 USG karotis (dan femoral)
 C-reactive protein
 mikroalbuminuria atau perbandingan
albumin/kreatinin urin
 proteinuria kuantitatif (jika uji carik positif)
 funduskopi (pada hipertensi berat)

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 8
 Targettekanan darah yang berhubungan
dengan penyakit kardiovaskular adalah 140/90
nnHg. Namun, pada penyakit diabetes atau
penyakit ginjal target tekanan darah kurang
dari 130/80 mmHg.

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 9
• weight reduction
• sodium restriction
• dietary fat modification
• exercise
• alcohol restriction
• caffeine restriction
• relaxation techniques
• potassium supplementation

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 10
Approximate Systolic BP
Modification Recommendation Reduction, Range

Weight reduction Maintain normal body weight 5-20 mm Hg/10-Kg


(BMI, 18.5-24.9) weight loss

Adopt DASH eating Consume a diet rich in fruits, vegetables, and 8-14 mm Hg
Plan low-fat dairy products with a reduced
content of saturated and total fat

Dietary sodium Reduce dietary sodium intake to no more 2-8 mm Hg


reduction than 100 mEg/L (2.4 g sodium or 6 g
sodium chloride)

Physical activity Engage in regular aerobic physical activity 4-9 mm Hg


such as brisk walking (at least 30 minutes
per day, most days of the week)

Moderation of alcohol Limit consumption to no more than 2 drnks 2-4 mm Hg


consumption per day (1 oz or 30mL ethanol (eg. 24 oz
beer, 10 oz wine, or 3 oz 80-proof
whiskey) in most men and no more than
1 drink per day in women and
lighter-weight persons
Lifestyle Modification

Not at Goal BP
(<140/90 mm Hg or <130/80 mm Hg for Those With Diabetes
Or Chronic Kidney Disease)

Initial Drug Choices

Hypertension Without Hypertension With


Compelling Indications Compelling Indications

Stage 1 Hypertension Stage 2 Hypertension Drug(s) for the


(systolic BP 140-159 mm Hg (systolic BP 160 mm Hg Compelling indication
Or Diastolic BP 90-99 mm Hg) Or Diastolic BP 100 mm Hg)
Other antihypertensive drugs
Thiazide type diuretics for most 2-Drug combination for most (diuretics, ACE inhibitor, ARB, -
blocker, CCB) as Needed
may consider ACE inhibitor, ARB, (usually thiazide - type diuretic
-blocker, CCB, or Combination and ACE inhibitor or ARB or
-blocker, CCB)

Not at Goal BP

Optimize Dosages or Add Additional Drugs Until Goal BP is Achieved


Consider Consultation With HypertensionSpecialist
Jenis-jenis obat anti hipertensi yang biasa digunakan
antara lain :
 Thiazide diuretics
 Loop diuretics
 Potassium-sparing diuretics
 Aldosterone-receptor blockers
 β-blockers
 β-blockers with intrinsic sympathomimetic activity
 combined α- and β-blockers
 ACE inhibitors
 Angiotensin II antagonists
 Calcium channel blockers-non-dihydropyridines
 Calcium channel blockers dihydropyridines
 α-blockers
 Central α2-agonists and other centrally acting
drugs
 Direct vasodilators

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 13
Jenis-jenis obat antihipertensi kombinasi
 ACE inhibitors and CCBs
 ACE inhibitors and diuretics
 ARBs and diuretics
 β-blockers and diuretics
 alpha-blocker and beta-blocker

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 14
Pemantauan
 Pasien yang telah mulai mendapat pengobatan harus
datang kembali untuk evaluasi lanjutan dan
pengaturan dosis obat sampai pengaturan tekanan
darah tercapai. Setalah tekanan darah tercapai dan
stabil, kunjungan selanjutnya dengan interval 3-6
bulan, tetapi frekuensi kunjungan ini juga ditentukan
oleh ada tidaknya komorbiditas seperti gagal jantung,
diabetes, dan pemeriksaan laboratorium yang
dibutuhkan.

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 15
Penyebab hipertensi resisten :
1. pengukuran tekanan darah yang tidak benar
2. dosis belum memadai
3. ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat
antihipertensi
4. ketidakpatuhan pasien dalam memperbaiki pola hidup
5. kelebihan volume cairan tubuh :
• asupan garam berlebih
• terapi diuretic tidak cukup
• penurunan fungsi ginjal berjalan progresif
6. adanya terapi lain :
• masih menggunakan bahan/obat yang meningkatkan
tekanan darah
• adanya obat lain yang mempengaruhi atau berinteraksi
dengan kerja obat antihipertensi
• adanya penyebab hipertensi lain/sekunder

add footer here (go to view menu and choose 4/21/2018


header) 16
Mata Otak
retinopathy stroke

Jantung
Target Gagal Organ Peny.Jantung Koroner
Ginjal Pembesaran Jantung kiri
Gagal Jintang Gagal Jantung
Kerusakan tergantung pada:
• seberapa tinggi tekanan
darah
Peripheral arterial disease
• Berapa lama tidak
terkontrol dan tertangani
 Hipertensi merupakan salah satu keadaan yang sering
dijumpai oleh dokter umum.
 Hipertensi merupakan penyakit yang sangat erat
hubungannya dengan pola hidup pasien.
 Berdasarkan pengukuran tekanan darah, prevalensi
hipertensi di Indonesia adalah 32,2%, sedangkan prevalensi
hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan
dan atau riwayat minum obat hanya 7,8% atau hanya 24,2%
dari kasus hipertensi di masyarakat. Berarti 75,8% kasus
hipertensi di Indonesia belum terdiagnosis dan terjangkau
pelayanan kesehatan.
 Faktor risiko hipertensi di Indonesia adalah umur, pria,
pendidikan rendah, kebiasaan merokok, konsumsi minuman
berkafein >1 kali per hari, konsumsi alkohol, kurang
aktivitas fisik, obesitas dan obesitas abdominal.
 Rahajeng,E; Tuminah, S. Prevalensi
Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Majalah Kedokteran
Indonesia, Volume: 59, Nomor: 12,
Desember 2009.
 Jeannette, E; Samuel, C;
Evelyn,L.Current Diagnosis &
Treatment in Family Medicine 2nd
Edition.
Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 74 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Jalan Buton Dalam No.14,
RT/RW 01/03
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Penghasilan : Rp 250.000
 KeluhanUtama: Kontrol Rutin Hipertensi
 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan tujuan untuk kontrol rutin hipertensi. Yang mana
sejak 5 tahun yang lalu pasien dijadwalkan kontrol rutin hipertensi setiap
2 minggu sekali di puskesmas Tamblong. Pada awalnya pasien pertama
kali mengetahui menderita hipertensi ketika berobat ke dokter praktek
pribadi dengan keluhan nyeri pinggang sekitar 5 tahun yang lalu. sampai
saat ini keluhan nyeri pinggangnya sudah tidak ada, tapi hipertensinya
masih ada. Pasien terkadang merasa aneh menderita hipertensi, karena
pasien tidak merasa mengeluhkan apa-apa.
Setelah hampir 5 tahun kontrol hipertensi, pasien mengeluhkan
tensinya yang tidak kunjung turun. Bahkan tensinya relatif stabil sekitar
160/90 atau 180/90. pasien sudah mengetahui untuk tidak mengonsumsi
makanan asin yang mengandung garam atau bumbu masakan, namun
pasien mengakui hal ini sulit untuk ditinggalkan dengan alasan ekonomi
pasien yang pas-pasan dan tidak menentu.
Untuk sekarang ini pasien datang ke puskesmas dengan harapan bisa
sembuh dari hipertensinya dan mendapatkan obat yang bagus dari
puskesmas. Untuk keluhannya ini pasien tidak mengkhawatirkan apa-apa,
karena pasien tidak mengeluhkan gejala apapun.
 Riwayat Penyakit Terdahulu
• Pasien pernah sakit punggung yang sekarang keluhannya
sudah jarang dirasakan lagi.
• Pasien juga pernah sakit di kedua lututnya, tapi sekarang
keluhannya tidak terlalu mengganggu.
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi, sesak, penyakit liver,
penyakit jantung, ginjal, kencing manis, TBC dan penyakit
lainnya.
Keluarga Trubus, 29 September 2013

D;1992 D;1990 D;2001 D;2005

NY. X 61 thn TN. T, 77 thn NY. E, 74 thn D;2007


M1; 1954 D;2000

1971 M2;1978 TN.E, 35 thn NY. S, 33 thn


1999

TN. A 40 thn NY. S 35 thn D;1965


DIFTERI

LEGENDA :

hipertensi meninggal M1= menikah ke 1 cerai


M2= menikah ke 2
 BentukKeluarga : Keluarga Extended
 Tahapan Siklus Keluarga : -
 Pendapatan tetap pasien sebesar Rp 250.000/bulan yang didapat
dari menyewakan kamar ke keponakannya. Suaminya terkadang
memberi uang dan terkadang tidak memberi uang.
 Meskipun hisup bersama keluarga keponakannya, tapi pasien lebih
sering hidup sendiri dalam menjalani masa tuanya. Karena pintu
kamar yang disewakan berada terpisah dengan rumah pasien.
 Pasien sering mengeluhkan ketakutan dan kesepian, terutama
ketika suaminya tidak ada dirumah.
 Namun, tidak ada konflik antara pasien dengan suami ataupun istri
muda suami, begitupun dengan keluarga keponakannya yang
tinggal serumah.
APGAR
N Pernyataan Selalu/ Sering Kadang- Jarang/ tidak
o (2) kadang/ (0)
Pernah (1)
1. Saya puas karena saya dapat 1
kembali pada keluarga saya jika
saya menghadapi masalah
2. Saya puas dengan cara keluarga 1
saya membahas serta membagi
masalah dengan saya
3. Saya puas bahwa keluarga saya 1
menerima dan mendukung
keinginan saya melaksanakan
kegiatan dan ataupun arah hidup
yang baru
4. Saya puas dengan cara-cara 1
keluarga saya menyatakan rasa
kasih sayang dan menanggapi
emosi.
5. Saya puas dengan cara-cara 1
keluarga saya membagi waktu
bersama
 Family APGAR score : 5 (Fungsi keluarganya sedang)
 SCREEM
• Social Interaction: komunikasi dengan kerabat dekat, tetangga, dan
masyarakat di lingkungan sekitar rumah baik.
• Cultural pride : Pasien merupakan orang Sunda. Pasien tidak begitu kental
dengan kebudayaan daerahnya dan dari budayanya tidak ada kebiasaan
yang membahayakan kesehatan.
• Religion : Agama Islam yang dianut pasien dapat memberikan kepuasan
secara spiritual
• Economic stability : Kebutuhan harian dapat terpenuhi seadanya,
terkadang pasien mengalami kesulitan keuangan ketika suaminya tidak
memberi uang. Karena pendapatannya yang 250 ribu itu harus pasien
pakai untuk membayar listrik dan telepon ditambah uang makan.
• Education : Pendidikan pasien kurang, karena hanya lulusan sekolah dasar,
dan pasien tidak memiliki keterampilan khusus yang lain. Tapi cukup
untuk memahami dan memecahkan masalah apabila diberikan informasi
yang memadai.
• Medical health : terdapat sarana kesehatan yang dapat diakses pasien
sekeluarga.
 Pasien
• Faktor risiko usia yang sudah lansia.
• Pasien tinggal di daerah padat bersih.
• Pasien tidak mempunyai keturunan yang hidup,
dan terkadang pasien suka merenung sendiri,
kesepian.
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital :
• Tekanan darah : 160/90 mmHg
• Nadi : 96x/menit
• Suhu : 36,7 0C
• RR : 24x/menit
 Status Gizi
• BB : 45 kg
• TB : 150 cm
• BMI : 19,6 (Normal)
 Rambut : terdapat kerontokan
 Sklera : tidak ikterik
 Konjungtiva : tidak anemik
 Telinga : tidak ada sekret
 Hidung : sekret (-), Pernapasan
cuping hidung (-)
 Mulut : Faring hiperemis (-).
Tonsil T1-T1 hiperemis (-) , Detritus (-),
Crypta (-).
 Leher : KGB tidak teraba membesar,
Retraksi suprasternal (-)
 Paru-paru
• Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris,
Retraksi intercostal(-),
• Palpasi :VF kiri = kanan, tidak terdapat
massa
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi : VBS kiri = kanan, rh(-), wh(-)
 Jantung
• Bunyi jantung murni reguler
• S1 dan S2 normal, S3 dan S4 (-), murmur (-)
Abdomen
 Datar dan lembut
 Bising usus (+) normal
 Hepar dan lien tidak teraba
 Ruang traube kosong

Ekstrimitas
 Akral hangat
 CRT < 2 detik
 Hipertensi Primer Stage II
 EKG
 Aspek personal
• Alasan kedatangan : kontrol hipertensi
• Harapan : tensinya turun
• Kekhawatiran :-
 Aspek klinik : Hipertensi Primer Stage II
 Aspek risiko internal : pasien bisa dikatakan hidup
sendirian dan kesepian, pasien terkadang suka
kepikiran kenapa dia tidak bisa punya anak, pasien
memiliki beban pikiran karena penghasilannya yang
pas-pasan.
 Aspek risiko eksternal : suami pasien poligami, pasien
tinggal di kawasan padat penduduk.
 Farmakologis
• Captopril 12,5 mg tab 3x1
• Hctz 1 x 1
 Non Farmakologis
• Istirahat dan banyak minum air putih minimal 8
gelas sehari.
• Makan teratur 3x/hari dengan gizi seimbang
dan makanan rendah garam.
• Olahraga statis
• Kontrol kembali bila obat sudah mau habis.
No Nama Status kesehatan Skrining Konseling Imunisasi Profilaksis

1 Ny.PE 74 Hipertensi EKG •Pola makan yang sehat dengan Calsium


Thn gizi seimbang dan rendah
garam,
•Olahraga statis teratur,
•Pencegahan penularan
penyakit(cuci tangan)
•SADARI
•Pencegahan cedera
2 Tn. T, 77 thn Hipertensi EKG •Pola makan yang sehat dengan Kalsium
gizi seimbang dan rendah
garam,
•Olahraga statis teratur,
•Pencegahan penularan
penyakit(cuci tangan)
•Pencegahan cedera
Kedudukan Jenis Masalah medis
No Nama Pekerjaan Pendidikan
di keluarga kelamin dan biopsikososial

1 Ny.PE 74
Thn IRT P IRT SD Hipertensi
2 Tn. T, 77Thn Kepala
TIDAK
Rumah L SMP Hipertensi
BEKERJA
Tangga
 Kepemilikan rumah : Milik Sendiri
 Daerah perumahan : Padat bersih
 Lantai rumah : tembok plester
 Atap rumah : Genteng
 Dinding rumah: Tembok
 Cat dinding rumah : Cat
 Luas tanah : 45 m2
 Luas Bangunan : 35 m2
 Jumlah kamar : 2
 Dapur : Ada
 Cerobong asap : Tidak ada
 Jumlah jendela sebagai pencahayaan : 3
buah jendela berukuran 80 x 120 cm
 Jumlah jendela sebagai ventilasi : 1
berukuran 60 x 40 cm, 1 berukuran 100 x
60 cm.
 Sumber air bersih : Sumur gali.
 Sumber pencemaran air < 10 m : Tidak.
 Air untuk kebutuhan rumah tangga
seperti mandi, nyuci diperoleh dengan
mudah sepanjang tahun.
 Kualitas fisik air minum : Baik, diperoleh
dari air ledeng tetangga.
 Pengolahan air sebelum diminum:
dimasak.
 Tempat penampungan air minum: botol
air minum, dan teko.
 Penampungan air limbah: Langsung ke
got dengan saluran terbuka.
 Tempat pembuangan sampah diluar :
Tempat sampah terbuka dan diambil
oleh petugas kebersihan.
 Bahan bakar untuk memasak: gas/LPG.
 Memelihara ternak : tidak.
 Puskesmas UPT Tamblong
 Waktu tempuh: 30 menit dengan berjalan
kaki.
 Angkutan umum : Tersedia.
 Tarif pelayanan :
 Pelayanan yang diberikan : lumayan,
namun terkadang ada petugas
puskesmas yang mencibir.
 Kondisi fisik rumah cukup baik dan
cukup luas, namu terkesan kurang bersih,
ventilasi dan pencahayaan cukup
tersedia.
 Sumber air bersih baik dan dimasak.
Tanggal Hasil Intervensi
Tindak lanjut Mengenali klien dan kelurga dengan lebih dekat.
1 Mengetahui lingkungan rumah.
Pemeriksaan fisik bangunan.
Edukasi penyakit dan faktor risiko
Konseling aktivitas fisik, gizi, pola makan
Tindak lanjut Follow up keadaan dan keluhan pasien
2 Evaluasi gizi, pola makan,
Konseling ketaatan meminum obat

Tindak lanjut
3
 Beratbadan: 45 kg
 Tinggi badan: 150 cm
 IMT: 19,6 kg/m2 (Normal)
 Riwayat Penyakit Gizi  Pemeriksaan Fisik
• Hipertensi • dbn
 Riwayat Penyakit di  Diagnosis Status Gizi
Keluarga • Normal
-
 Perubahan Berat Badan
• -
 Kapasitas Fungsional
• Tidak ada gangguan
 Aktivitas Fisik
• Ringan
No Waktu Jenis makanan Bahan Jumlah Kalori
makanan URT/berat

1 07.00 Energen 1 gelas (130) 130

2 13.00 Nasi + 3 bala – Nasi, minyak, 1 mangkok nasi 520


bala tepung, wortel, (250), 3 potong
kol bala-bala (270)
3 19.00 Nasi + ceplok Nasi, minyak, 1 mangkok nasi 400
telor telor (250), 1 ceplok
telor (150)
TOTAL 1050
 BB ideal: (155-100) x 90% : 45 kg
 BB pasien : 45 kg
 30 kkal x 45 = 1350 kkal
 Komposisi
• Protein 0,8 gr x 45 x 4 = 144 kkal
• Lemak (25% x 1350 ) = 337,5 kkal
• Karbohidrat : 1350 – (144+337,5) = 868,5 kkal
 Jenis nutrien spesifik:
• Nutrien yang dianjurkan: makanan seimbang terdapat
karbohidrat, protein dan rendah lemak serta tinggi serat
dalam jumlah yang cukup.
• Nutrien yang tidak dianjurkan: makanan yang
mengandung tinggi garam
 Konsistensiyang dianjurkan : Padat
 Pengolahan : direbus atau dikukus
 Pemberian oral
 Frekuensi yang dianjurkan 3 kali
sehari dengan 2 selingan diantaranya
berupa buah.
Kalori
Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan Jumlah URT/berat
(kkal)
Nasi ¾ gelas 175
Ayam tanpa kulit 2 potong sedang 150
07.00 Nasi ayam sayur
Sayur A (oyong) 1 sayuran 0
minyak 1 minyak 50
Teh manis 1 gula 50
Kacang hijau, gula,
10.00 Bubur kacang hijau 1 porsi 225
santan
nasi 1 ½ gelas 350
Nasi ikan tempe ikan 1 potong sedang 125
13.00
sayur Tempe 2 potong sedang 75
Sayur B (lodeh) 2 sayuran 50
pisang 1 potong 75
16.00 Buah pepaya 2 potong besar 150
Nasi ¾ gelas 175
Ikan 1 potong sedang 125
19.00 Nasi ikan tahu sayur
Tahu 2 biji besar 150
Sayur B 1 sayuran 25
Minyak 1 minyak 50
buah jeruk 75

TOTAL KALORI 2025


 Aktivitas fisik dan olahraga merupakan
aktivitas yang melibatkan anggota gerak
tubuh
 Aktivitas fisik dan olehraga memberi
banyak manfaat terutama untuk fungsi
kardiovaskular.
 Aktivitas yang disarankan untuk NY. E
adalah olahraga statis. Minimal
dilaksanakan 3 kali dalam seminggu
selama 30 menit
 Pasien
jarang berolahraga.
 Rekomendasi aktivitas fisik:
• Hindari gaya hidup inaktif
• Frekuensi: minimal 3x dalam seminggu
• Intensitas: ringan
 Hitungnadi dengan rumus (220-usia) x
60% untuk batas minimal dan x 70%
untuk batas maksimal
• Durasi minimal 30 menit
• Tipe: anerobik atau aerob
• Contoh jenis olahraga:
 Jalan santai
 Peregangan
 Senam
 Lee Gan G. Twenty common symptoms
2007. Singapore: Department of Community,
Occupational and Family Medicine National
University of Singapore; 2007.
 Lee Gan G. A Primer on Family Medicine
Practice, Singapore: Department of
Community, Occupational and Family
Medicine National University of Singapore;
2004.
 http://emedicine.medscape.com/article/22
7820

Anda mungkin juga menyukai