Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik >140
( Definisi) mmHg dan/atau diastolik >90 mmHg yang menjadi masalah karena
meningkatnya prevalensi.
2. Anamnesis Hasil Anamnesis (Subjective)
Anamnesis dilakukan untuk menanyakan:
a. Riwayat perinatal dan keluarga
b. Riwayat asupan makan
c. Riwayat aktifitas fisik
d. Riwayat psikososial
e. Riwayat penggunaan obat-obatan dan faktor lingkungan
f. Keluhan hipertensi antara lain: Sakit atau nyeri kepala, Gelisah, Jantung
berdebar-debar, Pusing, Leher kaku,Penglihatan kabur, Rasa sakit di dada
g. Keluhan tidak spesifik antara lain kepala tidak nyaman, mudah lelah
dan impotensi.

3. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dilakukan:


1) Pengukuran tinggi dan berat badan,
2) Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu)
4) Tanda/gejala deteksi dini komplikasi kerusakan organ target akibat
hipertensi (pemeriksaan neurologis dan status kognitif, inspeksi dan
auskultasi jantung)
4. Kriteria Diagnosis Diagnosis Klinis
Hipertensi esensial pada orang dewasa memiliki klasifikasi sebagaimana
yang dijelaskan pada tabel 5 berikut ini :

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik


Optimal < 120 mmHg dan < 80 mm Hg
Normal 120-129 mmHg dan/ 80-84 mmHg
atau
Normal Tinggi 130-139 mmHg dan/ 85-89 mmHg
atau

Hipertensi derajat 1 140-159 mmHg dan/ 90-99 mmHg


atau

Hipertensi derajat 2 160-179 mmHg dan/ 100-109 mmHg


atau

Hipertensi derajat 3 ≥ 180 mmHg dan/ ≥ 110 mmHg


atau

Hipertensi ≥ 140 mmHg dan < 90 mmHg


terisolasi
5. Diagnosis Kerja Hipertensi
6. Diagnosis Banding 1. White collar hypertension,
2. Nyeri akibat tekanan intraserebral,
3. Ensefalitis,
4. Hipertensi sekunder (terutama bila hipertensi ditemukan pada usia
sangat muda atau lanjut usia),
5. Hiperaldostreonisme,
6. Koartio aorta,
7. Stenosis arteri renal,
8. Penyakit ginjal kronik,
9. Penyakit Katup aorta,
10. Cushing syndrome,
11. Hipertiroid
7. Pemeriksaan Pemeriksaan Hypertension Mediated Organ Damage (HMOD) merujuk pada
Penunjang perubahan struktural dan fungsional arteri pada organ (jantung, pembuluh
darah, otak, mata, dan ginjal)
Penapisan Dasar HMOD
Penapisan Dasar HMOD Indikasi dan Interpretasi
EKG 12 -lead Penapisan LVH dan kelainan
direkomendasikan pada kardiak lainnya, serta
usia 40 tahun ke atas mendokumentasikan denyut
jantung dan irama jantung
Kriteria LVH:
Sokolow-Lyon: SV1 + RV5 > 35 mm
Gelombang R di aVL  11 mm
Cormell Voltage: SV3 + RaVL > 28
mm (laki-laki)
> 20 mm (perempuan)
Profil Lipid Darah Untuk deteksi kemungkinan
(Kolesterol total) dislipidemia yang merupakan
direkomendasikan pada faktor terjadinya aterosklerosis
usia 40 tahun ke atas pada pembuluh darah

8. Tata Laksana Penatalaksanaan


Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup
dan terapi farmakologis.
 Modifikasi gaya hidup meliputi :
Modifikasi Rekomendasi Rerata
penurunan
TDS
Penurunan berat Jaga berat badan ideal (BMI: 5 – 20
badan 18,5 - 24,9 kg/m2) mmHg/ 10 kg
Dietary Approaches Diet kaya buah, sayuran, produk 8 – 14 mmHg
to Stop rendah lemak dengan jumlah
Hypertension lemak total dan lemak jenuh
(DASH) yang rendah
Pembatasan Kurangi hingga <100 mmol per 2 – 8 mmHg
asupan natrium hari (2.0 g natrium atau 6.5 g
natrium klorida atau 1 sendok
teh garam perhari)
Aktivitas fisik Aktivitas fisik aerobik yang 4 – 9 mmHg
aerobic teratur (mis: jalan cepat) 30
menit sehari, hampir setiap hari
dalam seminggu
Stop alkohol 2 – 4 mmHg
Tata laksana medikamentosa pada pasien hipertensi merupakan upaya
untuk menurunkan tekanan darah secara efektif dan efisien, meskipun
demikian pemberian obat antihipertensi bukan selalu merupakan langkah
pertama dalam tata laksana hipertensi. Evaluasi intervensi gaya hidup dan
pengobatan dilakukan dalam 4-6 minggu.
Alur panduan Inisiasi terapi obat sesuai dengan klasifikasi hipertensi
dewasa

Keterangan:
ACEi = angiotensin-converting enzyme inhibitor;
ARB = angiotensin receptor blocker;
CCB = calcium channel blocker;
MI = Myocardial infarction

Strategi Pengobatan pada Hipertensi Tanpa Komplikasi


Strategi pengobatan berbasis bukti yang paling efektif untuk
meningkatkan kontrol TD adalah:
a. penggunaan pengobatan kombinasi terutama dalam konteks target TD
yang lebih rendah;
b. dianjurkan penggunaan terapi Single Pill Combination (SPC) untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan; dan
c. mengikuti algoritma terapi dengan menggunakan terapi SPC sebagai
terapi awal, kecuali pada pasien dengan TD dalam kisaran tinggi-normal
dan pada pasien lanjut usia yang renta (frail).
Strategi Pengobatan pada Hipertensi Tanpa Komplikasi

Pertimbangkan
Terapi Initial ACEi atau ARB + CCB terapi tunggal pada
Kombinasi 2 atau diuretik hipertensi derajat 1
risiko rendah
TDS<150mmHg
atau usia sangat
Langkah II ACEi atau ARB + CCB
tua >80 tahun atau
Kombinasi tiga Obat + diuretik
ringkih

Langkah III Hipertensi resisten Pertimbangkan


Kombinasi tiga obat + Tambah Spironolakton merujuk untuk
Spironolakton atau (25-50 mg 1x/hari) atau evaluasi lebih
obat lain diuretic lain, alfa bloker lanjut
atau beta bloker

9. Edukasi 1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-
obatan yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk
mengontrol tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk
menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja
tiap-tiap obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali
minum sehari.
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.
Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga
kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang
disarankan meskipun tak ada gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan
pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara
teratur. Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan
atau minimal 1 tahun sekali.

Edukasi individu dan keluarga tentang pola hidup sehat untuk mencegah
dan mengontrol hipertensi, antara lain :
a) Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak (DASH)
b) Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
c) Gaya hidup aktif / olahraga.
d) Stop merokok
e) Membatasi konsumsi alkohol.

10. Prognosis Umumnya bonam apabila terkontrol

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat A/B/C/D


Rekomendasi
13. Telaah Klinis 1. SMF PENYAKIT DALAM
2. SMF SARAF
14. Indikator Kriteria terkontrol
1. Tekanan darah <140/90 mmHg pada pasien tanpa komplikasi
2. Tekanan darah <130/80 mmHg pada pasien hipertensi dengan
diabetes atau penyakit ginjal.
Kriteria rujukan :
1. Time:
a. Tidak tercapainya target tekanan darah dalam 3 bulan dengan
antihipertensi tunggal/kombinasi
b. Hipertensi Krisis
c. Hipertensi Resistensi
d. Tekanan darah sistolik >140 mmHg, atau diastolik >90 mmHg
dalam 3 bulan berturut-turut
2. Age:
a. Hipertensi pada lansia
3. Comorbidity
a. Pasien yang disertai dengan dislipidemia, anemia, infeksi, TB
paru atau lainnya
b. Kehamilan dan gagal jantung
c. Hipertensi Sekunder
d. Hipertensi yang disertai dengan aritmia
4. Complication:
a. Gagal jantung
b. Retinopati
c. Hipertensi dengan kerusakan organ target
15. Kepustakaan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1936/2022 tentang Perubahan atas Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama

Anda mungkin juga menyukai